Anda di halaman 1dari 6

FORMULASI DAN POTENSI GARAM HIMALAYA (Salvia Microphylla)

SEBAGAI FACE MIST

Disusun oleh :

Aullya Syifa Nabila Puteri (07)

Devita Nur Rahma Putri Hartanto (10)

Kheysa Novelia Dhafa Ghaida (20)

Nabila Carlene (31)

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA DAERAH ISTIMEWA


YOGYAKARTA

SMA NEGERI 2 BANTUL

2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Kulit yang sehat memiliki lapisan pelindung alami yang terdiri dari air dan lipid atau sebum
(minyak alami kulit). Lapisan yang kuat ini melindungi kulit kita dari pencemaran lingkungan
dan juga mengurangi penguapan air yang berlebihan. Tapi, jika kulit kita tidak memiliki
kelembaban dan minyak lipid yang cukup, maka pelindung alami tersebut tidak dapat terbentuk.
Semua jenis kulit wajah membutuhkan pelembab wajah, sehingga menggunakan pelembab
sangat membantu untuk mencegah kulit kering dan bisa mengontrol produksi sebum yang
berlebihan. Pelembab wajah memiliki manfaat yaitu bisa mengontrol produksi sebum berlebih.
Hal ini dikarena saat kulit wajah kering, kulit akan mengirim sinyal ke tubuh. Tubuh pun akan
meminta bantuan kelenjar sebum di kulit wajah untuk memproduksi lebih banyak sebum atau
minyak alami untuk membantu kulit wajah tetap lembab. Akibatnya, kulit wajah akan semakin
berminyak. Namun, masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan pelembab wajah yang bagus,
karena kulit akan tetap terjaga kelembabannya sehingga produksi sebum di kulit wajah bisa
terkontrol dengan baik. Tidak menggunakan pelembab pada wajah dapat menyebabkan kulit
menjadi kering yang dimana kulit tidak memiliki kelembaban dan minyak lipid yang cukup.
Adapun yang menyebabkan kulit wajah menjadi kering yaitu disebabkan oleh faktor genetik,
kondisi cuaca, lingkungan, penyakit kulit (ruam-ruam, radang, dan lainnya), penyakit umum
(tipes, diabetes, malnutrisi, dan lainnya), atau pengobatan medis yang sedang dijalani.

Kulit yang dibiarkan kering dalam jangka waktu tertentu, dapat menimbulkan proses penuaan
berupa munculnya keriput semakin cepat terjadi. Menurut Whitney Bowe (2015) peradangan
kronis tingkat rendah terjadi ketika lapisan kulit bagian atas terganggu, seperti pada kulit kering.
Keadaan tersebut, akan menyebabkan kerusakan kolagen sehingga mempercepat penuaan.
Kolagen merupakan protein dalam tubuh manusia, yang pada kulit berfungsi antara lain
menjaga elastisitas dan kekenyalan. Dengan demikian perlunya menggunakan pelembab wajah
agar kulit wajah kita terjaga kesehatannya dan terhindar dari masalah-masalah kulit. Perawatan
kulit dapat dilakukan secara alami yaitu menggunakan Garam Himalaya.
Garam Himalaya adalah garam yang berasal dari Pegunungan Himalaya yang memiliki 80 jenis
mineral dan zat galian dalam bentuk yang seimbang untuk keperluan tubuh kita. Garam
Himalaya berbentuk kristal-kristal kecil berwarna merah. Selain berbeda warna dan bentuk,
perbedaan lainnya yaitu terletak pada proses pembuatannya. Garam dapur berasal dari air asin
laut yang mengalami penguapan dan menjadi berbentuk kristal-kristal garam. Setelah itu kristal
garam akan mengalami pemurnian untuk menyingkirkan mineral-mineral selain natrium klorida.
Sementara garam himalaya tidak melalui proses pemurnian sehingga dianggap lebih alamiah.
Garam himalaya mengandung sekitar 80 jenis mineral, antara lain zat besi, sulfur, magnesium,
kalsium, dan kalium. Kandungan magnesium lah yang dapat membantu melawan infeksi serta
melawan radang pada kulit. Bahkan garam Himalaya juga memiliki sifat anti septik alami yang
sangat baik mengatasi kulit berjerawat, tak hanya itu Garam Himalaya juga dapat dijadikan
Face Mist atau pelembab wajah karena Garam himalaya memiliki sifat antiinflamasi yang
mampu menenangkan kulit kemerahan akibat iritasi dan juga dapat membantu mempertahankan
kelembapan di lapisan kulit yang lebih dalam.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai
berikut:
1. Bagaimana proses pembuatan  Garam Himalaya sebagai pelembab kulit?
2. Bagaimana hasil dari penggunaan  Garam Himalaya sebagaipelembab kulit?
3. Apakah Garam Himalaya efektif untuk melembabkan kulit?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses pembuatan  Garam Himalaya sebagai pelembab kulit wajah
2. Untuk mengetahui hasil pembuatan Garam Himalaya sebagaipelembab kulit wajah
3. Untuk mengetahui keefektifan Garam Himalaya sebagai pelembab kulit wajah

D. Manfaat Penelitian
Pada bagian ini disampaikan manfaat atau kegunaan penelitian, terdiri atas:
1. Bagi peneliti
a. Dapat memperoleh pengetahuan tentang manfaat Garam Himalaya
b. Sebagai sarana peneliti untuk lebih mengetahui tentang manfaat Garam Himalaya untuk
kesehatan kulit wajah.
Bagi siswa/masyarakat
a. Sebagai pelembab wajah alami secara praktis dan efisien.
b. Dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang pemanfaatan
Garam Himalaya sebagai Face Mist/ pelembab wajah
2. Bagi Masyarakat
a. Dapat memberi dan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan
Garam Himalaya sebagai pelembab wajah.
b. Sebagai pelembab wajah alami yang aman
3. Bagi Farmasi
Dapat menambah referensi ilmiah bahwa garam Himalaya dapat digunakan sebagai
pelembab bibir

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori
1. Garam Himalaya
a. Sejarah Garam Himalaya
Garam Himalaya adalah garam yang berasal dari Pegunungan Himalaya. Berjuta-juta
tahun dahulu pegunungan itu telah ditenggelami oleh air laut. Kemudian terjadi proses
pengeringan dan selama proses pengeringan terjadi penyerapan tenaga. Proses ini
menyebabkan Garam mengandungi tenaga biofisika atau “bioenergy” yaitu pada getaran
8.7 hertz (sama dengan getaran tubuh mamalia). Elemen-elemen yang terkandung di
dalam Garam sama dengan kandungan mineral yang terdapat dalam tubuh kita dan
sebenarnya kandungan mineral seperti ini juga terkandung di dalam “Laut Primal” yaitu
laut pada zaman purba, laut yang ada sebelum munculnya kehidupan pra-sejarah. Satu
hal yang menakjubkan adalah bahwa tubuh kita mengandung kandungan garam seperti
kandungan garam yang ada pada Laut Primal. Tubuh kita juga mengandung jumlah
kepekatan garam yang sama dengan Laut Primal. Garam yang berwujud cairan di dalam
tubuh kita mengalir melalui saluran darah dan berguna untuk menyeimbangkan fungsi-
fungsi tubuh. Garam kristal Himalaya tidak melalui proses kimiawi apapun sehingga
tetap terjaga keasliannya. Setiap orang membutuhkan garam ini dan bisa juga digunakan
sebagai supplement mineral. Terdapat 80 jenis mineral dan zat galian dalam Garam
kristal Himalaya dalam bentuk yang seimbang untuk keperluan tubuh kita. Kristal
Garam Himalaya mudah diserap oleh sel dalam tubuh kita.

b. Kandungan Garam Himalaya


Garam Himalaya mengandung natrium klorida, mineral magnesium, kalsium, kalium,
fosfor, klorida, boron, yodium, seng, selenium, tembaga, zat besi dan mineral dalam
konsentrasi kecil.

c. Manfaat Garam Himalaya


Manfaat dari garam crystal gunung Himalaya diantaranya yaitu untuk mengatur kadar
air dalam tubuh, menyeimbangkan tingkat kadar gula darah dan membantu mengatasi
penuaan, berfungsi sebagai antihistamin alami yang kuat dan membantu mengatasi
sinus, menyeimbangkan kelebihan acid/asam dalam tubuh dan otak, membantu
regenerasi tenaga hydroelektrik dalam tubuh, membantu tidur nyenyak, mengatasi asma,
mengatasi kram otot, mengatasi osteoporosis, meningkatkan libido, mengatasi varises,
menstabilkan detak jantung yang tidak normal dan tekanan darah jadi seimbang,
mengatasi letih dan mengantuk.

2. Kulit Wajah
a. Pengertian Kulit Wajah
Kulit adalah organ terbesar pada tubuh manusia, Kulit merupakan lapisan pelindung
tubuh dari paparan polusi lingkungan, terutama kuit wajah yang sering terpapar oleh
sinar ultraviolet (UV). Struktur kulit terbagi menjadi tiga lapisan utama yaitu epidermis
sebagai bagian terluar, lapisan dermis yang berada di tengah, dan bagian terdalam yakni
hipodermis atau juga disebut subkutan.

b. Jenis Kulit Wajah


1) Kulit Normal
Kelenjar minyak pada kulit normal mengeluarkan minyak (sebum) secara seimbang,
tidak berlebihan ataupun kekurangan. Ciri-ciri kulit normal adalah kulitnya lembut,
lembab, berembun, segar dan bercahaya, halus dan mulus, tanpa jerawat, elastis,
serta tidak terlihat minyak yang berlebihan dan tidak terlihat kering.
2) Kulit Berminyak
Kulit berminyak banyak dialami oleh wanita di daerah tropis. Karena pengaruh
hormonal. Penyebab kulit berminyak dikarenakan kelenjar minyak sangat produktif,
hingga tidak mampu mengontrol jumlah minyak yang harus dikeluarkan. Ini
dikeranakan dari faktor internal yaitu faktor ginetik dan faktoe hormonal. Dan faktor
eksternalnya disebabkan oleh udara panas atau lembab dan makanan yang
berminyak.
3) Kulit Kering
Kulit kering memliki kadar minyak yang sangat rendah dan cendrung sensitive,
sehingga terlihat kering karena kulit tidak mampu mempertahankan kelembabanya.
Ciri dari kulit adalah kulit terasa kaku seperti tertarik setelah mecuci muka dan akan
mereda setelah dilapisi dengan krim pelembab. Berbagai faktor yang menyebabkan
kulit menjadi kerning diantaranya: faktor genetik, kondisi struktur kulit, pola makan,
faktor lingkungan dan penyakit kulit.
4) Kulit Sensitive
Kulit sensitive biasanya lebih tipis dari jenis kulit lainnya sehingga sangat peka
terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan alergi. Pembuluh darah kapiler dan ujung
saraf pada kulit sensitif terletak sangat dekat dengan permukaan kulit. Warna
kemerahan pada kulit sensitif disebabkan alergi memicu pada pembuluh darah dan
memperbanyak aliran darah ke permukaan kulit.
5) Kulit kombinasi atau kulit campuran
Memiliki kulit kombinasi yaitu kulit kering-berminyak atau kulit normal-berminyak.
Kulit kombinasi terjadi jika kadar minyak pada wajah tidak merata. Pada bagian
tertentu kelenjar kaeringat sangat aktif sedangkan daerah lainnya tidak, karena itu
perawatan kulit kombinasi memerlukan perhatian khusus. Ciri-ciri diantaranya yaitu
kulit di daerah T berminyak sedangkan di daerah lain tergolong normal atau justru
kering atau juga sebaliknya. Di samping itu tekstur kulit sesuai jenisnya yakni di area
kulit berminyak akan terjadi penebalan dan di area normal atau kering akan lebih
tipis.

3. Permasalahan Kulit Wajah


Menurut Wirakusumah (2007) terdapat berbagai masalah atau gangguan yang dapat timbul
pada kulit. Beberapa masalah tersebut, antara lain :
a. Jerawat
Suatu keadaan dimana pori - pori kulit tersumbat sehingga menimbulkan kantung nanah
yang meradang. Beberapa penyebab jerawat antara lain, produksi minyak yang berlebih,
bakteri, kosmetik, dan bahkan stres.
b. Luka Bakar
Luka bakar merupakan sejenis cedera pada kulit yang dapat disebabkan oleh panas,
listrik, radiasi, zat kimia, dan gesekan.
c. Flek Hitam
Sinar ultraviolet dari sinar matahari dapat memicu pembentukan pigmen warna kulit
sehingga mengakibatkan timbulnya flek hitam pada bagian yang sering terpapar sinar
matahari.
d. Penuaan Dini
Ditandai dengan munculnya garis - garis halus atau kerutan pada kulit. Penuaan dini
biasanya terjadi pada kulit yang kering karena kadar minyak pada kulit untuk
melembabkan kulit sangat sedikit.

B. Penelitian yang Relevan


1. Rizqi dan Ghani Kamala Tahun 2018 melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh
Subtitusi Garam Dapur dengan Garam Himalaya terhadap Kualitas Telur Asin. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa subtitusi garam dapur dengan garam Himalaya pada uji pH,
kadar air, kadar garam, organoleptik dan warna kuning telur tidak memberikan pengaruh
perbedaan yang nyata (P>0,05).
2. Ahmad Cahyadi Tahun 2021 melakukan penelitian yang berjudul Mengapa Terbentuk
Garam di Tengah Daratan atau Pegunungan yang Tinggi?. Hasil penelitian menunjukan
bahwa Garam yang terbentuk di daratan atau pegunungan dibentuk dengan dua mekanisme,
yakni karena pengangkatan dasar laut oleh proses tektonik yang diikuti dengan terjebaknya
air laut dan proses evaporasi pada suatu tubuh perairan di lingkungan arid.
3. Herman dan Rolan Rusli tahun 2012 melakukan penelitian yang berjudul Analisis
Kandungan Garam Gunung Asal Krayan Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur. Hasil
penelitian menunjukan bahwa Berdasarkan hasil SSA telah diidentifikasi diperoleh
kandungan mineral antara lain: Na, K, Mg, Al, Cu, Zn, Fe, Ba, dan Sr. Dari hasil difraksi
sinar X terlihat bahwa puncak utama dari garam krayan tersebut menunjukkan puncak utama
untuk Kristal NaCl, dengan impurities antara lain KCl, CaCl2, MgCl2, dan AlCl3. Dari hasil
pengamatan SEM, bahwa morfologi SEM garam krayan memperlihatkan bentuk kristal
kubus yang merupakan bentuk dari Kristal NaCl dengan grup ruang Fm3m dan panjang kisi
kristal 5,620 Å.

C. Hipotesis
Prediksi Bahwa Garam Himalaya dapat dijadikan sebagai Face Mist karena melihat
kandungan-kandungan yang terdapat dalam Garam tersebut dapat mengatasi permasalahan
permasalahan kulit wajah.

Anda mungkin juga menyukai