Anda di halaman 1dari 28

KONSEP MANAJEMEN STRATEGI

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Pada Mata Kuliah:  Administrasi Kebijakan Kesehatan
Dosen Pengampu: Masdalena, M. Kes

Disusun Oleh:

Kelompok 5

1. ALAN WIDYA AHMADA NIM 2103050


2. ELVIRA DWI OKTARIYANI NIM 2103053
3. MUHAMMAD YUSUF NIM 2103057
4. TRI MARYANTI NIM 2103063

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Program Studi Promosi Kesehatan
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena
berkat Rahmat dan Hidayah-nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “KONSEP MANAJEMEN STRATEGI”.

Tidak lupa kami mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad SAW, selaku
nabi yang dipilih oleh Allah untuk membawa umat manusia dari zaman kebodohan
menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendaptkan referensi dari
berbagai jurnal sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari
semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan. Oleh karena itu, kami
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Untuk kedepannya semoga pembaca dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 03 Juli 2022

Penulis

Kelompok 5

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1

C. Tujuan Makalah...........................................................................................................................2

D. Manfaat Makalah........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3

A. Pengertian Manajemen Strategi...............................................................................................3

B. Proses Manajemen Strategi..................................................................................................6

C. Konsep Manajemen Strategi.....................................................................................................17

D. Tipe-tipe Manajemen Strategi..............................................................................................18

E. Manfaat dan Resiko Manajemen Strategi................................................................................19

BAB III PENUTUP..................................................................................................................................22

A. Kesimpulan..............................................................................................................................22

B. Saran........................................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam bidang ekonomi khususnya di lingkungan bisnis yang mengembangkan


manajemen secara teoritis dan praktis, Manajemen Strategi telah cukup lama dikenal dan
dikembangkan. Berbeda dengan di lingkungan organisasi non profit, khususnya bidang
pendidikan, kehadiran Manajemen Strategi pada dasarnya merupakan suatu paradigma baru.
Sebagai paradigma baru, jika diimplementasikan pada lingkungan organisasi pendidikan, tidak
mungkin dilakukan sebagai kegiatan pengambil alihan seluruh kegiatannya sebagaimana
dilaksanakan di lingkungan organisasi profit (bisnis), karena kedua organisasi tersebut satu
dengan yang lain berbeda dalam banyak aspek, terutama dari segi filsafat yang mendasarinya dan
tujuan yang hendak dicapai.

Pengimplementasian Manajemen Strategi di lingkungan organisasi bidang


bisnis didasari oleh falsafah yang berisi nilai – nilai persaingan bebas antar organisasi
bisnis sejenis, melalui pendayagunaan semua sumber yang dimiliki untuk mencapai
tujuan yang bersifat strategi. Tujuan tersebut adalah mempertahankan dan
mengembangkan eksistensi masing – masing untuk jangka waktu panjang, melalui
kemampuan meraih laba kompetitif secara berkelanjutan. Sedang organisasi pendidikan
didasari oleh filsafat yang berisi nilai – nilai pengabdian dan kemanusiaan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Perbedaan lain terletak pada pengorganisasian masing –
masing. Setiap organisasi profit memiliki otonomi dalam menjalankan manajemennya,
berupa kebebasan mewujudkan pengembangan organisasinya antara lain dengan memilih
pengimplementasian Manejemen Strategik atau manajemen lainnya yang dinilai terbaik.
Di organisasi non profit khususnya bidang pendidikan, organisasi ini diatur dengan
manajemen umum oleh pemerintah Pusat ataupunn daerah, yang secara berencana dan
sistematis telah menetapkan berbagai pengaturan yang mengikat dalam memilih dan
mengimplementasikan manajemennya.

Pada makalah kali ini, kami akan membahas mengenai “Konsep Manajemen
Strategi”. Kami mengambil materi dari beberapa sumber jurnal. Berikut isi dari makalah
kami.

B. RUMUSAN MASALAH

1
1. Apa pengertian manajemen strategi ?
2. Bagaimana proses manajemen strategi berlangsung?

3. Apa saja konsep manajemen strategi?


4. Apa saja tipe-tipe manajemen strategi?
5. Apa manfaat dan resiko manajemen strategi ?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Memahami tentang manajemen strategi
2. Mengetahui proses manajemen strategi berlangsung
3. Mengetahui konsep manajemen strategi
4. Mengetahui tipe-tipe manajemen strategi
5. Mengetahui manfaat dan resiko manajemen strategi

D. MANFAAT MAKALAH
1. Dapat menambah wawasan bagi pembaca
2. Menambah pengetahuan
3. Dapat menelaah pentingnya memahami sejarah manajemen strategi dan diterapkan
dalam kehidupan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN STRATEGI


Kata strategi berasal dari bahasa Yunani strategos atau the art of general.
Umumnya strategi berkembang dari domain militer. Buku- buku militer umumnya
menggunakan kata strategi sebagai upaya untuk menaklukan musuh. Setiap peneliti,
akademisi, maupun praktisi mempunyai padangan serta arti yang berbeda tentang
strategi. Untuk memahami arti strategi, penulis mengemukakan beberapa arti
strategi.
1. Strategi sebagai cara untuk mencapai tujuan organisasi. Beberapa pendapat yang
sesuai dengan arti ini misalnya pendapat Thompson, Strickland, dan Gamble
(2006) yang menyatakan bahwa strategi perusahaan terdiri dari gerakan pesaing,
pendekatan bisnis yang digunakan manajer untuk meningkatkan pertumbuhan,
usaha untuk menarik dan memuaskan pelanggan, dan mencapai target yang telah
ditetapkan. Markides (2004) menyatakan bahwa proses untuk mengembangkan
strategi superior adalah bagian dari perencanaan, bagian dari trial dan error,
sampai perusahaan mendapatkan tujuannya. Mintzberg et al (1998) menyatakan
bahwa strategi adalah usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui
seperangkat perencanaan yang telah disusun secara formal oleh CEO.
2. Strategi didefinisikan sebagai competitive domain dalam organisasi. Secara
umum, strategi organisasi didefinisikan oleh pola-pola strategi yang dilakukan
oleh perusahaan. Minztberg et al (1998) menyatakan bahwa strategi sebagai pola
berarti strategi adalah perilaku yang konsisten dan mudah diprediksi berdasarkan
pola-pola yang telah dilakukan di masa lalu. Point yang ingin dikemukakan oleh
Minztberg et al (1998) adalah setiap kali manajer atau CEO melakukan sebuah
strategi yang relatif sama maka mereka dapat dikatakan melakukan strategi sebagai
sebuah pola.
3. Strategi sebagai respon terhadap peluang dan ancaman eksternal, dan kekuatan
dan kelemahan internal. Menurut pandangan ini strategi dipandang sebagai usaha
internal perusahaan dalam memandang kekuatan eksternal. Design school
Mintzberg et al (1998) merupakan bentuk konkrit dari pandangan ini. Penciptaan
strategi dihasilkan dari interaksi internal dan eksternal perusahaan, dan
implementasi strategi berasal dari proses penciptaan ini. Konsep Porter (1980)

3
menyatakan bahwa kemampuan perusahaan menganalisis industri (eksternal)
akan membantu perusahaan menganalisis pesaing. Dengan memahami industri,
maka perusahaan mampu merespon persaingan dengan menggunakan strategi
generik yang sesuai. Konsep rantai nilai yang dikemukakan Porter (1985)
merupakan cara internal perusahaan untuk mengoptimalkan kemampuannya
untuk menghadapi persaingan. Analisis lima tekanan, pemilihan strategi generik
dan penggunaan konsep rantai nilai akan membantu perusahaan menghadapi
persaingan.

Manajemen Strategi merupakan rangkaian dua perkataan terdiri dari kata


“Manajemen” dan “Strategi” yang masing – masing memiliki pengertian tersendiri,
yang setelah dirangkaikan menjadi satu terminologi berubah dengan memiliki
pengertian tersendiri pula. Menurut Hadari Nawawi (2005:148-149), pengertian
manajemen strategi ada 4 (empat). Pengertian pertama Manajemen Strategi adalah
“proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan
menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen
puncak dan dimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organiasasi,
untuk mencapai tujuannya”. Dari pengertian tersebut terdapat beberapa aspek yang
penting, antara lain: (a) Manajemen Strategi merupakan proses pengambilan
keputusan. (b) Keputusan yang ditetapkan bersifat mendasar dan menyeluruh yang
berarti berkenaan dengan aspek – aspek yang penting dalam kehidupan sebuah
organisasi, terutama tujuannya dan cara melaksanakan atau cara mencapainya. (c)
Pembuatan keputusan tersebut harus dilakukan atau sekurang – kurangnya
melibatkan pimpinan puncak (kepala sekolah), sebagai penanggung jawab utama
pada keberhasilan atau kegagalan organisasinya. (d) Pengimplementasian keputusan
tersebut sebagai strategi organisasi untuk mencapai tujuan strategiknya dilakukan
oleh seluruh jajaran organisasi (warga sekolah), seluruhnya harus mengetahui dan
menjalankan peranan sesuai wewenang dan tanggung jawab masing – masing. (e)
Keputusan yang ditetapkan manajemen puncak (kepala sekolah) harus
diimplementasikan oleh seluruh warga sekolah dalam bentuk kegiatan/ pelaksanaan
pekerjaan yang terarah pada tujuan strategi organisasi.
Pengertian manajemen strategi yang kedua adalah “usaha manajerial
menumbuhkembangkan kekuatan organisasi untuk mengeksploitasi peluang yang

4
muncul guna mencapai tujuannya yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang
telah ditentukan”. Dari pengertian tersebut terdapat konsep yang secara relatif luas
dari pengertian pertama yang menekankan bahwa “manajemen strategi merupakan
usaha manajerial menumbuhkembangkan kekuatan organisasi”, yang mengharuskan
kepala sekolah dengan atau tanpa bantuan manajer bawahannya (Wakasek, Pembina
Osis, Kepala Tata Usaha), u ntuk mengenali aspek – aspek kekuatan organisasi yang
sesuai dengan misinya yang harus ditumbuhkembangkan guna mencapai tujuan
strategi yang telah ditetapkan. Untuk setiap peluang atau kesempatan yang terbuka
harus dimanfaatkan secara optimal.
Pengertian yang ketiga, Manajemen Strategi adalah “arus keputusan dan
tindakan yang mengarah pada pengembangan strategi yang efektif untuk membantu
mencapai tujuan organisasi”. Pengertian ini menekankan bahwa arus keputusan dari
para pimpinan dan tindakan berupa pelaksanaan keputusan, harus menghasilkan satu
atau lebih strategis, sehingga dapat memilih yang paling efektif atau yang paling
handal dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
Pengertian yang keempat, “manajemen strategi adalah perencanaan berskala
besar (disebut Perencanaan Strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan
yang jauh (disebut VISI), dan ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak
(keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi
berinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam usaha menghasilkan sesuatu
(Perencanaan Operasional) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi
pencapaian tujuan (disebut Tujuan Strategik) dan berbagai sasaran (Tujuan
Operasional) organisasi.” Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan bahwa
Manajemen Strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki
berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan
bergerak secara serentak ke arah yang sama pula. Komponen pertama adalah
Perencanaan Strategi dengan unsur – unsurnya yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan
Strategi organisasi. Sedang komponen kedua adalah Perencanaan Operasional
dengan unsur – unsurnya adalah Sasaran atau Tujuan Operasional, Pelaksanaan
Fungsi – fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan
dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan situasional, jaringan kerja Internal dan
eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.
Setelah membaca beberapa pengertian diatas dapat kami simpulkan

5
manajemen strategi itu penting. Alasan pertama yang paling penting adalah bahwa
hal itu dapat membedakan seberapa baik kinerja perusahaan. Organisasi yang
menggunakan Manajemen Strategik mempunyai tingkat kinerja yang lebih tinggi
dan itu membuatnya cukup penting bagi para manajer. Alasan kedua, hal tersebut
penting berhubungan dengan fakta bahwa manager di semua jenis dan ukuran
organisasi terus menghadapi situasi yang berubah. Mereka menghadapi
ketidakpastian dengan menggunakan proses manajemen strategik untuk memeriksa
faktor-faktor yang relevan dan memutuskan tindakan apa yang akan diambil. Alasan
terakhir, manajemen merupakan hal yang penting karena organisasi bersifat
kompleks dan beragam. Setiap bagian harus bekerja untuk mencapai tujuan
organisasi.

B. PROSES MANAJEMEN STRATEGI

1. Menetapkan arah dan misi organisasi

Setiap organisasi pasti mempunyai visi,misi dan tujuan. Visi, misi dan tujuan ini
akan menentukan arah yang akan dituju oleh organisasi. Tanpa adanya visi,misi,
dan tujuan maka kinerja organisasi akan berjalan acak dan kurang jelas serta
mudah berubah dan diombangambingkan oleh situasi eksternal. Perubahan yang
tidak mempunyai visi, misi dan tujuan seringkali bertindak spontantitas dan
kurang sistematis seperti yang dilakukan oleh pedagang kecil hanya untuk
memperoleh sesuap nasi. Tentunya hal ini tidak boleh terjadi bagi suatu
organisasi bisnis (perusahaan) apalagi jika perusahaan tersebut boleh dikatakan
skala menengah dan atas.

2. Memahami lingkungan internal dan eksternal

Tujuan analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan memahami lingkungan
oraganisasi sehingga manajemen akan dapat melakukan reaksi secara tepat
terhadap setiap perubahan, selain itu agar manajemen mempunyai kemampuan
merespon berbagai isu kritis mengenai lingkungan yang mempunyai pengaruh
yang cukup kuat terhadap perusahaan. Lingkungan terdiri dari lingkungan
eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal berada di luar
perusahaan sedangkan lingkungan internal berada di dalam perusahaan.
Lingkungan eksternal: Memiliki dua variabel yakni peluang (opportunity) dan

6
acaman (threats) Terdiri dari dua bagian yaitu lingkungan tugas dan lingkungan
umum Lingkungan internal: Memiliki dua variabel yakni kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness). Mencakup semua unsur bisnis yang ada di dalam
perusahaan seperti struktur organisasi perusahaan, budaya perusahaan dan
sumber daya.

3. Merumuskan strategi

Formulasi strategi melibatkan penetapan serangkaian tindakan yang tepat guna


mencapai tujuan perusahaan. Formulasi strategi ini meliputi pengembangan misi
bisnis, analisa SWOT : mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal serta
mengukur dan menetapkan kelemahan dan kekuatan internal dan menetapkan
tujuan jangka panjang.

Analisa SWOT

SWOT merupakan singkatan dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan),


opportunity (peluang) dan threats (ancaman). Pendekatan ini mencoba
menyeimbangkan kekutaan dan kelemahan internal organisasi dengan peluang
dan ancaman lingkungan eksternal organisasi.

1) Kekuatan (strength): merupakan suatu kondisi, perusahaan mampu


melakukan semua tugasnya sangat baik (diatas rata-rata industri).

2) Kelemahan (weakness): merupakan suatu kondisi, perusahaan kurang


mampu melaksanakan tugasnya secara baik di karenakan sarana dan
prasarananya kurang mencukupi.

3) Peluang (opportunity): merupakan suatu potensi bisnis atau setiap peluang


dan kesempatan menguntungkan yang dapat diraih oleh perusahaan yang
masih belum di kuasai oleh pihak pesaing dan masih belum tersentuh oleh
pihak manapun.

4) Ancaman (threats): merupakan suatu keadaan, perusahaan mengalami


kesulitan yang disebabkan persaingan yang jika dibiarkan maka perusahaan
akan mengalami kesulitan dikemudiaan hari.

a. Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Aprilius, Pono, dan Munir (2018), matriks SWOT merupakan

7
suatu kerangka penganalisisan yang terintegrasi antara internal
perusahaan dan lingkungan eksternal, dengan membangun
pendekatan SWOT. Matriks SWOT dipilih karena merupakan alat
yang cepat, efektif dan efisien dalam menemukan kemungkinan-
kemungkinan yang berkaitan dengan pengembangan usaha,
pengambilan keputusan dan memperluas visi dan misi organisasi.
Matriks SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan dan peluang namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan dan ancaman.

Menurut Santoso (2013), Matriks SWOT merupakan Matching tool


yang penting dalam mencari alternatif strategi. Ada empat tipe
strategi yang dapat dikembangkan dengan matriks SWOT, yaitu
sebagai berikut:
1. Strategi S-O (Strength-Opportunity) yaitu strategi yang
menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk mendapatkan
peluang-peluang yang ada di luar perusahaan.
2. Strategi W-O (Weaknesses-Opportunity) yaitu strategi yang
bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal
perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.
3. Strategi S-T (Strength-Threat) yaitu strategi ini perusahaan
berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari
ancaman-ancaman eksternal.
4. Strategi W-T (Weakness-Threat) yaitu stategi untuk bertahan
dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari
ancaman.

Setyorini, Effendi, dan Santoso (2016), Matriks SWOT ini


merupakan alat formulasi pengambilan keputusan untuk
menentukan strategi yang ditempuh berdasarkan logika untuk
memaksi-malkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman perusahaan. Tahapan
dalam menyusun matriks SWOT adalah sebagai berikut:
1) Menyusun daftar peluang dan dan ancaman eksternal

8
perusahaan serta perusahaan serta kekuatan dan kelemahan
internal perusahaan
2) Menyusun strategi SO (Strength-Opportunity) dengan cara
menco-cokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang
eksternal.
3) Menyusun strategi WO (Weakness -Opportunity) dengan cara
menco- cokkan kelemahan-kelemahan in-ternal dan peluang-
peluang eks-ternal.
4) Menyusun strategi ST (Strength-Threat) dengan cara
mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-
ancaman eksternal.
5) Menyusun strategi WT (Weakness-Threat) dengan cara
mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-
ancaman eksternal.
Adapun tabel matriksnya dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Contoh Matriks SWOT


Strengths-S Weaknesses- S
S Catatlah Catatlah
kekuatan- kelemahan-
O kekuatan kelemahan
internal internal
perusahaan perusahaan

Opportunities- O Strategi SO Strategi WO


Catatlah peluang- Gunakan Atasi
peluang kekuatan kelemahan
eksternal yang untuk dengan
ada memanfaatkan memanfaatkan
peluang peluang

9
Threats-T Strategi ST Strategi WT
Catatlah Gunakan Minimalkan
ancaman- kekuatan kelemahan
ancaman untuk dan hindari
eksternal yang menghindari ancaman
ada ancaman
Sumber : Artiprasetyo (2009)
b. Matriks IFE Dan Matriks EFE
1) Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Menurut Santoso (2013), matriks IFE ( Internal Factor Evaluation) adalah
alat perumusan strategi yang digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis, dan juga
menjadi landasan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan
diantara area tersebut, penilaian intuitif digunakan dalam pengembangan
matriks evaluasi faktor internal, sehingga tampilan ilmiahnya tidak boleh
ditafsirkan sebagai bukti bahwa teknik ini benar- benar tanpa celah.
Pemahaman yang menyeluruh mengenai faktor-faktor yang mencakup
didalamnya lebih penting daripada angka-angka yang ada.
Menurut Santoso (2013), Matriks IFE dapat dikembangkan dengan lima
tahap yaitu:
 Tuliskan faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam
proses audit internal. Tuliskan kekuatan lebih dahulu dan
kemudian kelemahan. Buatlah sepesifik mungkin, gunakan
persentase, rasio, dan angka komparatif.
 Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga
1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot
diberikan kepada masing- masing faktor mengindentifikasi
tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan
perusahaan dalam industri. Tanpa memandang apakah
faktor kunci itu adalah kekuatan dan kelemahan internal,
faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar
dalam kinerja organisasi harus diberikan bobot yang paling
tinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0.
 Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor

10
untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut
menunjukkan kelemahan utama (peringkat=1) atau
kelemahan minor (peringkat=2), kekuatan minor (peringkat
=3), atau kekuatan utama (peringkat=4). Perhatikan bahwa
kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan
kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 atau 2.
Peringkat adalah berdasarkan perusahaan, di mana bobot di
langkah 2 adalah berdasarkan industri.
 Kalikan antara bobot faktor dengan peringkat untuk
menentukan rata-rata terimbang untuk masing-masing
variabel.
 Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing
variabel untuk menentukan total rata-rata tertimbang untuk
organisasi. Total rata-rata tertimbang di bawah 2,5
menggambarkan organisasi yang lemah secara internal,
sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan posisi
internal yang kuat. Contoh matriks IFE dapat dilihat pada
Tabel 2.2

Cara pengisian tabel 2.2 bobot dan rating dari penyebaran perhitungan
kuisoner kepada 3 penguji.
Cara perhitungan bobot nilai dari 3 penguji di rata- rata pada masing-
masing faktor setelah itu total rata-rata tersebut dijumlahkan. Rata-rata
masing faktor dibagi total rata-rata semua faktor. Sedangkan cara
perhitungan rating yaitu nilai dari 3 penguji dijumlahkan kemudian
dirata- rata.
Tabel 2.2 Contoh Matriks IFE
Faktor Internal Bobot Peringkat Skor

Kekuatan 1
2

Kelemahan 1
2

11
Total
Sumber: Santoso, 2013

2) Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)


Menurut Santoso (2013), matriks EFE ( Eksternal Factor Evaluation),
memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi
informasi ekonomi sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah,
hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks evaluasi faktor eksternal dapat
dikembangkan dalam lima langkah:
 Buat daftar faktor-faktor eksternal utama sebagaimana
yang disebutkan dalam proses audit eksternal. Masukan
beberapa faktor yang termasuk peluang dan ancaman yang
mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Daftar terlebih
dahulu peluangnya, kemudian ancamannya. Usahakan
untuk spesifik mungkin menggunakan persentase, rasio,
dan nilai komparatif jika dimungkinkan.
 Berikan pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar
dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting). Bobot
itu mengindikasikan signifikasi relatif dari suatu faktor
terhadap keberhasilan perusahaan. Peluang sering kali
diberi bobot tinggi dari ancaman, tetapi ancaman bisa
diberi bobot lebih tinggi terutama jika mereka sangat parah
atau mengancam. Bobot yang sesuai dapat ditentukan
dengan cara membandingkan pesaing berhasil dengan yang
tidak berhasil atau kegagalan pesaing atau melalui diskusi
untuk mencapai konsensus kelompok. Jumlah total seluruh
bobot yang diberikan pada faktor itu harus sama dengan
1,0.
 Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor eksternal
utama untuk menunjukkan beberapa efektif strategi
perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut,
diamana 4 = respon yang sangat bagus, 3 = responnya
diatas rata-rata, 2 = responnya rata-rata, 1 = responnya di
bawah rata-rata. Peringkat didasarkan pada keefektifan

12
strategi perusahaan. Oleh karena, peringkat tersebut
berbeda antara perusahaan, sementara bobot dilangkah
nomor 2 berbasis industri. Penting untuk diperhatikan
bahwa baik ancaman maupun peluang dapat menerima
peringkat 1,2,3, atau 4.
 Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk
menentukan skor bobot.
 Jumlahkan skor rata-rata untuk setiap variabel guna
menentukan skor bobot total organisasi.

Cara pengisian tabel 2.2 bobot dan rating dari penyebaran perhitungan
kuisoner kepada 3 penguji.
Cara perhitungan bobot nilai dari 3 penguji di rata- rata pada masing-
masing faktor setelah itu total rata-rata tersebut dijumlahkan. Rata-rata
masing faktor dibagi total rata-rata semua faktor. Sedangkan cara
perhitungan rating yaitu nilai dari 3 penguji dijumlahkan kemudian
dirata- rata. Contoh matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 2.3

Tabel 2.3 Contoh Matriks EFE


Faktor Eksternal Bobot Peringkat Skor

bobot
Peluang
1
2

Ancaman
1
2

Total
Sumber: Santoso, 2013

c. Matriks IE
Setyorini, Effendi, dan Santoso (2016), Matriks ini bermanfaat
untuk memposisikan persahaan ke dalam matriks yang terdiri dari 9

13
sel. Matriks IE terdiri dari dua dimensi, yaitu total skor matriks IFE
pada sumbu X dan
Matriks EFE pada sumbu Y. Matriks ini dikelompokkan menjadi
tiga strategi utama yaitu:
(1) Grow and Build (Tumbuh dan Bina) berada dalam sel I, II atau
IV. Strategi yang cocok adalah intensif (penetrasi pasar, pengem-
bangan pasar, dan pengembangan produk) atau integrasi (integrasi
ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal).
(2) Hold and Maintain (Pertahankan dan Pelihara) mencangkup sel
III, V, atau sel VII. Strategi umum yang dipakai adalah penetrasi
pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar.
(3) Harvest and Devest (Panen atau Divestasi) mencangkup sel VI,
VIII, atau IX. Strategi yang dipakai adalah divestasi strategi
diversifikasi konglomerat, dan strategi likuidasi.
Adapun tabel matrik IE dapat dilihat pada tabel 2.4 sebagai berikut:

Tabel 2.4 matrik IE

IFE
Tinggi (3- Sedang (2- Rendah (1-
4,00) 2,99) 1,99)
Tinggi (3-
II III
4,00)
EFE

Sedang (2-
IV V VI
2,99)
Rendah
VII VIII IX
(1-1,99)

Sumber: Putri, Retno, dan Putri,


2014

14
d. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Febrianti dan Susan (2014), QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
merupakan suatu teknik untuk mengidentifikasi alternatif strategi yang sesuai
atau terbaik bagi kondisi perusahaan. QSPM memiliki beberapa kelebihan
seperti serangkaian strateginya dapat diamati secara berurutan atau
bersamaan, membutuhkan para penyusun strategi untuk mengintegrasikan
faktor-faktor eksternal dan internal yang relevan ke dalam proses
pengambilan keputusan, menggaris bawahi hubungan-hubungan penting yang
dapat mempengaruhi keputusan-keputusan strategi, meningkatkan
probabilitas diperolehnya keputusan strategis akhir yang terbaik bagi
organisasi. Meskipun demikian, QSPM memiliki kelemahan berupa selalu
membutuhkan penilaian intuitif dan asumsi-asumsi para ahli.
Sedangkan menurut Putri, Astuti, dan Putri (2014), (Quantitative Strategic
Planning Matrix (QSPM) merupakan alat analisis dalam pengambilan
keputusan. Analisis QSPM memungkinan perusahaan untuk mengevaluasi
alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan internal dan
eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Matriks ini digunakan untuk
mengevaluasi dan memilih strategi terbaik yang paling cocok dengan
lingkungan eksternal dan internal. Alternatif strategi yang memiliki nilai total
terbesar pada matriks QSPM merupakan strategi yang paling baik.
Cara perhitungan metode QSPM adalah meletakkan bobot pada IFE maupun
EFE ke tabel QSPM. Nilai AS dari penilaian 3 penguji yang di rata-rata pada
masing-masing faktor. Nilai TAS berasal dari bobot yang dihasilkan nilai AS.
Tabel 2.5 Quantitative Strategic Planning Matrrix (QSPM)
No Key Factor Weight AS TAS
Oppoortunities
1
2
3
Theats
1
2
100

15
Strenght
1
2
3
Weakness
1
2
100
Total
Sumber: Nurhayati (2008)
Menurut Setyorini, Effendi, Santoso (2016), Analisis QSPM digunakan untuk
mengevaluasi strategi secara obyektif berdasarkan faktor faktor sukses utama
internal-eksternal yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya.
Sedangkan menurut baroto dan purbohadiningrat (2014) QSPM digunakan
untuk menentukan strategi mana yang akan dijadikan prioritas dalam
pemilihan alternatif strategi yang telah direkomendasikan melalui matriks
SWOT. Langkah penyusunan matriks QSPM sebagai berikut:
a) Membuat daftar peluang/ancaman eksternal dan
kekuatan/kelemahan internal kunci perusahaan pada kolom
kiri dalam QSPM. Informasi ini diperoleh dari matriks EFE
dan IFE.
b) Berikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan
eksternal (bobot yang diberikan sama dengan bobot pada
matriks EFE dan IFE).
c) Evaluasi matriks tahap 2 (pencocokkan) dan identifikasi
alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi
untuk dimplementasikan.
d) Tentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores-AS),
didefinisikan sebagai angka yang mengindikasikan daya tarik
relatif dari masingmasing strategi dalam set alternatif tertentu.
Nilai 1 = tidak menarik
Nilai 2 = agak menarik
Nilai 3 = cukup menarik

16
Nilai 4 = sangat menarik

Nilai Daya Tarik Total Attractive Score – TAS) diperoleh dengan mengalikan
bobot dengan attracttiveness scores.

4. Mengimplementasikan strategi

Didalam implementasi strategi, perusahaan diharapkan menetapkan atau


merumuskan tujuan perusahaan tahunan (annual objective of the business),
memikirkan dan merumuskan kebijakan, memotivasi karyawan serta
mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah di formulasikan dapat
dilaksanakan. Mengimplementasikan berarti menggerakkan para karyawan dan
manajer untuk menempatkan strategi yang telah formulasikan menjadi tindakan
nyata. Implementasi strategi memerlukan kinerja dan disiplin yang tinggi tetapi
juga diimbangi dengan imbalan yang memadai. Tantangan implementasi adalah
mengajak para manajer dan karyawan melalui organisasi agar mau bekerja
penuh kebanggaan dan antusias ke arah pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.

5. Mengevaluasi dan mengawasi strategi

Selama penerapan strategi maka perlu melakukan evaluasi dan kontrol untuk
mengetahui usaha mana saja yang sudah sukses dan yang belum. Atau usaha
mana saja yang perlu diubah agar lebih efektif, dan lain sebagainya. Sehingga
bisa dipastikan dalam prosesnya bisa mencapai visi yang sudah ditetapkan.

Evaluasi dan pengawasan strategi merupakan tahap terakhir di dalam proses


strategi. Pada dasarnya evaluasi strategi mencakup 3 hal, yaitu:
 Mereview faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar bagi strategi yang
sedang berlangsung,
 Mengukur kinerja yang telah dilakukan,

 Mengambil berbagai tindakan perbaikan. Evaluasi strategi sangat diperlukan


sebab keberhasilan perusahaan dewasa ini tidak menjadi jaminan keberhasilan
perusahaan di masa yang akan datang.

C. KONSEP MANAJEMEN STRATEGI

17
Manajemen strategis didasarkan pada pemahaman organisasi yang jelas tentang misinya;
visinya untuk di mana ia ingin berada di masa depan; dan nilai-nilai yang akan memandu
tindakannya. Proses ini membutuhkan komitmen untuk perencanaan strategis, bagian dari
manajemen bisnis yang melibatkan kemampuan organisasi untuk menetapkan tujuan jangka
pendek dan jangka panjang.
Perencanaan strategis juga mencakup perencanaan keputusan strategis, kegiatan, dan
alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Memiliki
proses yang ditetapkan untuk mengelola strategi akan membantu organisasi membuat
keputusan logis dan mengembangkan tujuan baru dengan cepat untuk mengimbangi
perkembangan teknologi, pasar, dan kondisi bisnis. Manajemen strategis dapat,
dengan demikian, membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif,
meningkatkan pangsa pasar dan merencanakan masa depannya.
Ilmuwan manajemen Kanada Henry Mintzberg menyimpulkan bahwa proses
manajemen strategis adalah hal dinamis. Dalam makalahnya tahun 1987, “The
Strategy Concept I: Five Ps for Strategi,” ia berpendapat “bidang manajemen
strategis tidak mampu mengandalkan satu definisi strategi.” Sebaliknya, ia
menjabarkan lima definisi strategi dan keterkaitannya:
o Plan (Rencana): Strategi sebagai tindakan yang secara sadar dimaksudkan untuk
menghadapi suatu situasi.
o Ploy (Taktik) : Strategi sebagai manuver untuk mengecoh pesaing, yang juga
bisa menjadi bagian dari rencana.
o Pattern (Pola): Strategi yang berasal dari konsistensi dalam perilaku, baik yang
dimaksudkan atau tidak dan yang dapat terlepas dari suatu rencana.
o Position (Posisi): Strategi sebagai kekuatan penengah atau kecocokan antara
organisasi dan lingkungan, yang dapat kompatibel dengan salah satu atau semua
P.
o Perspektif: Strategi sebagai konsep atau cara yang sudah tertanam dalam
memahami dunia – misalnya, penentu kecepatan yang agresif vs penggerak akhir
– yang dapat kompatibel dengan salah satu atau semua P.

D. TIPE-TIPE MANAJEMEN STRATEGI


Pada prinsipnya strategi di kelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu, stategi
manajemen, strategi investasi dan strategy bisnis.
a) Strategi manajemen

18
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat di lakukan oleh manajemen
dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi
pengembangan produk, strategi penerapan harga, startegiakuisisi,
strategi.pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya.
b) Strategi investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.Misalnya,
apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang angresif atau
berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan
kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi dan sebagainya.
c) Strategi bisnis
Strategi bisnis ini sering juga di sebut strategi bisnis secara fungsional karena
strategi ini berorientasi pada fungsi fungsi kegiatan manajemen, misalnya
strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, startegi distribusi,
strategi organisasi, dan strategi strategi yang berhubungan dengan keuangan.

E. MANFAAT DAN RESIKO MANAJEMEN STRATEGI


1. Manfaat Manajemen Strategi
Adapun manfaat manajemen strategis menurut David (2011) adalah sebagai berikut:
“Manfaat utama dari manajemen strategis untuk membantu organisasi
merumuskan strategi-strategi yang lebih baik melalui penggunaan pendekatan
terhadap pilihan strategi yang lebih sistematis, logis dan rasional, dan komunikasi
adalah kunci bagi manajemen strategis yang berhasil.” Manajemen strategis
mampu memberikan berbagai keuntungan untuk perusahaan, baik keuntungan
keuangan maupun yang bukan keuntungan keuangan. Pada sisi keuangan,
manajemen strategis mengarahkan perusahaan dalam melakukan perbaikan dalam
bagian penjualan, dan laba. Pada sisi non keuangan, manajemen strategis
membantu perusahaan dalam meningkatkan produktivitas karyawan, menyadari
ancaman dan peluang bagi perusahaan dan kekuatan serta kelemahan dalam
perusahaan.
Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka menerapkan manajemen
strategik, yaitu:
 Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.
 Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.

19
 Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif
 Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam
lingkungan yang semakin beresiko.
 Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan
untuk mencegah munculnya masalah di masa datang.
 Keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih
memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
 Aktifitas yang tumpang tindih akan berkurang
Menurut (UNASO, 2003) : Perencanaan strategis adalah proses penentuan: (1) apa
yang hendak dicapai oleh organisasi Anda; (2) bagaimana Anda akan
mengarahkan organisasi dan sumber daya untuk mencapai tujuan ini selama
beberapa bulan dan tahun.‟Pentingnya perencanaan strategis bagi pemerintah
sangat menonjol karena disanalah terlihat dengan jelas peranan dari pemerintah
dalam mengkoordinasikan semua unit kerja. Bryson (2007:5), meskipun terkesan
bahwa perencanaan strategis disusun untuk memperoleh laba.
Perencanaan strategis merupakan satu bagian yang penting karena dapat membantu
organisasi :
 Berpikir secara strategis dan mengembangkan strategi – strategi yang efektif.
 Memperjelas arah masa depan.
 Menciptakan prioritas.
 Membuat keputusan sekarang dengan mengingat konsekuensi masa depan.
 Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi pembuatan
keputusan.
 Menggunakan keleluasaan yang maksimum dalam bidang – bidang yang
berada di bawah kontrol organisasi.
 Membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi.
 Memecahkan masalah utama organisasi.
 Menangani keadaan yang berubah dengan cepat secara efektif.
 Membangun kerja kelompok dan keahlian.
2. Resiko Manajemen Strategi
Keterlibatan para manajer dalam proses perencanaan strategik akan menimbulkan
beberapa resiko yang perlu diperhitungkan sebelum melakukan proses manajemen
strategik, yaitu:

20
1. Waktu yang digunakan para manajer dalam proses manajemen strategik
mungkin mempunyai pengaruh negatif pada tanggung jawab operasional.
2. Apabila para pembuat strategi tidak dilibatkan secara langsung dalam
penerapannya maka mereka dapat mengelak tanggung jawab pribadi untuk
keputusan-keputusan yang diambil dalam proses perencanaan.
3. Akan timbul kekecewan dari para bawahan yang berpartisipasi dalam
penerapan strategi karena tidak tercap[ainya tujuan dan harapan mereka.
Untuk mengatasi resiko-resiko tersebut para manajer perlu dilatih mengamankan atau
memperkecil timbulnya resiko dengan cara:
1. Melakukan penjadwalan kewajiban-kewajiban para manajer agar mereka
dapat mengalokasikan waktu yang lebih efisien.
2. Membatasi para manajer pada proses perencanaan untuk membuat janji-
janji mereka terhadap kinerja yang benar-benar dapat dilaksananakan oleh
mereka dan bawahannya.
3. Mengatisipasi dan menanggapi keinginan-keinginan bawahan, misalnya
usulan atau peningkatan dalam ganjaran.

21
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Manajemen strategi adalah perencanaan berskala besar (disebut Perencanaan Strategi)


yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut VISI), dan ditetapkan
sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil),
agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam usaha
menghasilkan sesuatu (Perencanaan Operasional) yang berkualitas, dengan diarahkan
pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut Tujuan Strategik) dan berbagai sasaran
(Tujuan Operasional) organisasi.”

Setelah membaca beberapa pengertian diatas dapat kami simpulkan manajemen strategi
itu penting. Alasan pertama yang paling penting adalah bahwa hal itu dapat
membedakan seberapa baik kinerja perusahaan. Organisasi yang menggunakan
Manajemen Strategik mempunyai tingkat kinerja yang lebih tinggi dan itu membuatnya
cukup penting bagi para manajer. Alasan kedua, hal tersebut penting berhubungan
dengan fakta bahwa manaer di semua jenis dan ukuran organisasi terus menghadapi
situasi yang berubah. Mereka menghadapi ketidakpastian dengan menggunakan proes
manajemen strategik untuk mmeriksa faktor- faktor yang relevan dan memeutuskan
tindakan apa yang kan diambil. Alasan terakhir, manajemen merupakan hal yang
penting karena organisasi bersifat kompleks dan beragam. Setiap bagian harus
bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.
22
B. SARAN

Selama ini pelayanan kesehatan dirasa masih kurang memberikan kepuasan kepada
penerima pelayanan kesehatan, oleh sebab itu sangat diperlukan sekali pengaturan
manajemen strategi yang baik sehingga dapat meningkatkan kepuasan kepada penerima
pelayanan kesehatan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Elnath Aldi, “UPAYA GENERALISASI KONSEP MANAJEMEN STRATEGIK”, JURNAL


ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOL.VI, NO. 2, OKTOBER 2015, Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya, hal.66-67.

Onny Juwono, “ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIK PERUSAHAAN WARALABA


(FRANCHISE) (STUDI KASUS DI RESTORAN CEPAT SAJI McDONALD’S)
PERIODE OKTOBER - DESEMBER 2011”, Jurnal Ekonomika dan Manajemen, hal. 9-
11.

Rangkuti, Fredy, “Strategi promosi yang kreatif dan Analisis Kasus Intergrated Marketing
Communication, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009, hal. 6.

Raymundus, “PERENCANAAN MANAJEMEN STRATEGIS DAN KEPUASAN


KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Kasus pada KRL Commuter Line
Bogor-Jakarta)”, Business Management Journal, Vol.14 (No. 2 ) : 75 - 153. Th. 2018,
Jakarta, hal: 141

Sujadi, “KONSEP MANAJEMEN STRATEGIK SEBAGAI PARADIGMA BARU DI


LINGKUNGAN ORGANISASI PENDIDIKAN”, JURNAL STIE SEMARANG, VOL 3,
NO 3, Edisi Oktober 2011, STIE Semarang, hal. 2-3.

http://asaraagama.com/manajemen/manajemen-strategis diakses pada pukul 23.0 tanggal 12


September 2021

http://modernis.co/manajemen-strategi-prespektif-islam-dalam-perusahaan/24/04/2020 diaskes
pada pukul 23.40 tanggal 12 september 2021.

24
Soal

1. Sebutkan komponen apa saja yang harus ada dalam Manajemen Strategik
a. Perencanaan, Pengorganisasian, Pengkoordinasian, Pengawasan
b. Strategik Korporat, Stratejik Bisnis Unit
c. Strengthening, Weakness, Oppportunity, Threathen.
d. Analisis Lingkungan Bisnis, Analisis Profil Perusahaan, Strategi Bisnis yang diperlukan,
Visi dan Misi

Jawaban:
d. Analisis Lingkungan Bisnis, Analisis Profil Perusahaan, Strategi Bisnis yang diperlukan,
Visi dan Misi

2. Bagaimana tahapan-tahapan dalam penyusunan strategi perusahaan?, dan siapa saja


yang terlibat dalam penyusunan strategi?

Menurut Fred R. David proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahapan, yaitu,
memformulasikan strategi, mengimplementasikan strategi dan mengevaluasi strategi.

1. Tahap memformulasikan strategi antara lain menetapkan visi dan misi, mengidentifikasi
peluang dan tantangan yang dihadapi organisasi dari sudut pandang eksternal, menetapkan
kelemahan dan keunggulan yang dimiliki organisasi dari sudut pandang internal, menyusun
rencana jangka panjang, membuat strategi-strategi alternatif dan memilih strategi tertentu
yang akan dicapai.
2. Tahap mengimplementasikan strategi memerlukan suatu keputusan dari pihak yang
berwenang dalam mengambil keputusan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat
kebijakan, memotivasi pegawai, dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki sehingga
strategi yang sudah diformulasikan dapat dilaksanakan. Pada tahap ini dilakukan
pengembangan strategi pendukung budaya, merencanakan struktur organisasi yang efektif,
mengatur ulang usaha pemasaran yang dilakukan, mempersiapkan budget, mengembangkan
dan utilisasi sistem informasi serta menghubungkan kompensasi karyawan terhadap kinerja
organisasi. Mengimplementasikan strategi sering disebut sebagai“action stage” dari
manajemen strategis. Pengimplementasian strategi memiliki maksud memobilisasi para
pegawai dan manajer untuk menterjemahkan strategi yang sudah diformulasikan menjadi
aksi.
3. Tahap mengevaluasi strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis. Para manajer
sangat perlu untuk mengetahui ketika ada strategi yang sudah diformulasikan tidak berjalan
dengan baik. Evaluasi strategi memiliki tiga aktifitas yang fundamental, yaitu mereview
faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar untuk strategi saat ini, mengukur
performa dan mengambil langkah korektif.

25

Anda mungkin juga menyukai