Disusun Oleh:
Kelompok 5
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena
berkat Rahmat dan Hidayah-nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “KONSEP MANAJEMEN STRATEGI”.
Tidak lupa kami mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad SAW, selaku
nabi yang dipilih oleh Allah untuk membawa umat manusia dari zaman kebodohan
menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendaptkan referensi dari
berbagai jurnal sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari
semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan. Oleh karena itu, kami
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Untuk kedepannya semoga pembaca dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
Kelompok 5
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. Tujuan Makalah...........................................................................................................................2
D. Manfaat Makalah........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Kesimpulan..............................................................................................................................22
B. Saran........................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada makalah kali ini, kami akan membahas mengenai “Konsep Manajemen
Strategi”. Kami mengambil materi dari beberapa sumber jurnal. Berikut isi dari makalah
kami.
B. RUMUSAN MASALAH
1
1. Apa pengertian manajemen strategi ?
2. Bagaimana proses manajemen strategi berlangsung?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Memahami tentang manajemen strategi
2. Mengetahui proses manajemen strategi berlangsung
3. Mengetahui konsep manajemen strategi
4. Mengetahui tipe-tipe manajemen strategi
5. Mengetahui manfaat dan resiko manajemen strategi
D. MANFAAT MAKALAH
1. Dapat menambah wawasan bagi pembaca
2. Menambah pengetahuan
3. Dapat menelaah pentingnya memahami sejarah manajemen strategi dan diterapkan
dalam kehidupan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
menyatakan bahwa kemampuan perusahaan menganalisis industri (eksternal)
akan membantu perusahaan menganalisis pesaing. Dengan memahami industri,
maka perusahaan mampu merespon persaingan dengan menggunakan strategi
generik yang sesuai. Konsep rantai nilai yang dikemukakan Porter (1985)
merupakan cara internal perusahaan untuk mengoptimalkan kemampuannya
untuk menghadapi persaingan. Analisis lima tekanan, pemilihan strategi generik
dan penggunaan konsep rantai nilai akan membantu perusahaan menghadapi
persaingan.
4
muncul guna mencapai tujuannya yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang
telah ditentukan”. Dari pengertian tersebut terdapat konsep yang secara relatif luas
dari pengertian pertama yang menekankan bahwa “manajemen strategi merupakan
usaha manajerial menumbuhkembangkan kekuatan organisasi”, yang mengharuskan
kepala sekolah dengan atau tanpa bantuan manajer bawahannya (Wakasek, Pembina
Osis, Kepala Tata Usaha), u ntuk mengenali aspek – aspek kekuatan organisasi yang
sesuai dengan misinya yang harus ditumbuhkembangkan guna mencapai tujuan
strategi yang telah ditetapkan. Untuk setiap peluang atau kesempatan yang terbuka
harus dimanfaatkan secara optimal.
Pengertian yang ketiga, Manajemen Strategi adalah “arus keputusan dan
tindakan yang mengarah pada pengembangan strategi yang efektif untuk membantu
mencapai tujuan organisasi”. Pengertian ini menekankan bahwa arus keputusan dari
para pimpinan dan tindakan berupa pelaksanaan keputusan, harus menghasilkan satu
atau lebih strategis, sehingga dapat memilih yang paling efektif atau yang paling
handal dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
Pengertian yang keempat, “manajemen strategi adalah perencanaan berskala
besar (disebut Perencanaan Strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan
yang jauh (disebut VISI), dan ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak
(keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi
berinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam usaha menghasilkan sesuatu
(Perencanaan Operasional) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi
pencapaian tujuan (disebut Tujuan Strategik) dan berbagai sasaran (Tujuan
Operasional) organisasi.” Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan bahwa
Manajemen Strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki
berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan
bergerak secara serentak ke arah yang sama pula. Komponen pertama adalah
Perencanaan Strategi dengan unsur – unsurnya yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan
Strategi organisasi. Sedang komponen kedua adalah Perencanaan Operasional
dengan unsur – unsurnya adalah Sasaran atau Tujuan Operasional, Pelaksanaan
Fungsi – fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan
dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan situasional, jaringan kerja Internal dan
eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.
Setelah membaca beberapa pengertian diatas dapat kami simpulkan
5
manajemen strategi itu penting. Alasan pertama yang paling penting adalah bahwa
hal itu dapat membedakan seberapa baik kinerja perusahaan. Organisasi yang
menggunakan Manajemen Strategik mempunyai tingkat kinerja yang lebih tinggi
dan itu membuatnya cukup penting bagi para manajer. Alasan kedua, hal tersebut
penting berhubungan dengan fakta bahwa manager di semua jenis dan ukuran
organisasi terus menghadapi situasi yang berubah. Mereka menghadapi
ketidakpastian dengan menggunakan proses manajemen strategik untuk memeriksa
faktor-faktor yang relevan dan memutuskan tindakan apa yang akan diambil. Alasan
terakhir, manajemen merupakan hal yang penting karena organisasi bersifat
kompleks dan beragam. Setiap bagian harus bekerja untuk mencapai tujuan
organisasi.
Setiap organisasi pasti mempunyai visi,misi dan tujuan. Visi, misi dan tujuan ini
akan menentukan arah yang akan dituju oleh organisasi. Tanpa adanya visi,misi,
dan tujuan maka kinerja organisasi akan berjalan acak dan kurang jelas serta
mudah berubah dan diombangambingkan oleh situasi eksternal. Perubahan yang
tidak mempunyai visi, misi dan tujuan seringkali bertindak spontantitas dan
kurang sistematis seperti yang dilakukan oleh pedagang kecil hanya untuk
memperoleh sesuap nasi. Tentunya hal ini tidak boleh terjadi bagi suatu
organisasi bisnis (perusahaan) apalagi jika perusahaan tersebut boleh dikatakan
skala menengah dan atas.
Tujuan analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan memahami lingkungan
oraganisasi sehingga manajemen akan dapat melakukan reaksi secara tepat
terhadap setiap perubahan, selain itu agar manajemen mempunyai kemampuan
merespon berbagai isu kritis mengenai lingkungan yang mempunyai pengaruh
yang cukup kuat terhadap perusahaan. Lingkungan terdiri dari lingkungan
eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal berada di luar
perusahaan sedangkan lingkungan internal berada di dalam perusahaan.
Lingkungan eksternal: Memiliki dua variabel yakni peluang (opportunity) dan
6
acaman (threats) Terdiri dari dua bagian yaitu lingkungan tugas dan lingkungan
umum Lingkungan internal: Memiliki dua variabel yakni kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness). Mencakup semua unsur bisnis yang ada di dalam
perusahaan seperti struktur organisasi perusahaan, budaya perusahaan dan
sumber daya.
3. Merumuskan strategi
Analisa SWOT
7
suatu kerangka penganalisisan yang terintegrasi antara internal
perusahaan dan lingkungan eksternal, dengan membangun
pendekatan SWOT. Matriks SWOT dipilih karena merupakan alat
yang cepat, efektif dan efisien dalam menemukan kemungkinan-
kemungkinan yang berkaitan dengan pengembangan usaha,
pengambilan keputusan dan memperluas visi dan misi organisasi.
Matriks SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan dan peluang namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan dan ancaman.
8
perusahaan serta perusahaan serta kekuatan dan kelemahan
internal perusahaan
2) Menyusun strategi SO (Strength-Opportunity) dengan cara
menco-cokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang
eksternal.
3) Menyusun strategi WO (Weakness -Opportunity) dengan cara
menco- cokkan kelemahan-kelemahan in-ternal dan peluang-
peluang eks-ternal.
4) Menyusun strategi ST (Strength-Threat) dengan cara
mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-
ancaman eksternal.
5) Menyusun strategi WT (Weakness-Threat) dengan cara
mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-
ancaman eksternal.
Adapun tabel matriksnya dapat dilihat pada Tabel 2.1
9
Threats-T Strategi ST Strategi WT
Catatlah Gunakan Minimalkan
ancaman- kekuatan kelemahan
ancaman untuk dan hindari
eksternal yang menghindari ancaman
ada ancaman
Sumber : Artiprasetyo (2009)
b. Matriks IFE Dan Matriks EFE
1) Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Menurut Santoso (2013), matriks IFE ( Internal Factor Evaluation) adalah
alat perumusan strategi yang digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis, dan juga
menjadi landasan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan
diantara area tersebut, penilaian intuitif digunakan dalam pengembangan
matriks evaluasi faktor internal, sehingga tampilan ilmiahnya tidak boleh
ditafsirkan sebagai bukti bahwa teknik ini benar- benar tanpa celah.
Pemahaman yang menyeluruh mengenai faktor-faktor yang mencakup
didalamnya lebih penting daripada angka-angka yang ada.
Menurut Santoso (2013), Matriks IFE dapat dikembangkan dengan lima
tahap yaitu:
Tuliskan faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam
proses audit internal. Tuliskan kekuatan lebih dahulu dan
kemudian kelemahan. Buatlah sepesifik mungkin, gunakan
persentase, rasio, dan angka komparatif.
Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga
1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot
diberikan kepada masing- masing faktor mengindentifikasi
tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan
perusahaan dalam industri. Tanpa memandang apakah
faktor kunci itu adalah kekuatan dan kelemahan internal,
faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar
dalam kinerja organisasi harus diberikan bobot yang paling
tinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0.
Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor
10
untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut
menunjukkan kelemahan utama (peringkat=1) atau
kelemahan minor (peringkat=2), kekuatan minor (peringkat
=3), atau kekuatan utama (peringkat=4). Perhatikan bahwa
kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan
kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 atau 2.
Peringkat adalah berdasarkan perusahaan, di mana bobot di
langkah 2 adalah berdasarkan industri.
Kalikan antara bobot faktor dengan peringkat untuk
menentukan rata-rata terimbang untuk masing-masing
variabel.
Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing
variabel untuk menentukan total rata-rata tertimbang untuk
organisasi. Total rata-rata tertimbang di bawah 2,5
menggambarkan organisasi yang lemah secara internal,
sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan posisi
internal yang kuat. Contoh matriks IFE dapat dilihat pada
Tabel 2.2
Cara pengisian tabel 2.2 bobot dan rating dari penyebaran perhitungan
kuisoner kepada 3 penguji.
Cara perhitungan bobot nilai dari 3 penguji di rata- rata pada masing-
masing faktor setelah itu total rata-rata tersebut dijumlahkan. Rata-rata
masing faktor dibagi total rata-rata semua faktor. Sedangkan cara
perhitungan rating yaitu nilai dari 3 penguji dijumlahkan kemudian
dirata- rata.
Tabel 2.2 Contoh Matriks IFE
Faktor Internal Bobot Peringkat Skor
Kekuatan 1
2
Kelemahan 1
2
11
Total
Sumber: Santoso, 2013
12
strategi perusahaan. Oleh karena, peringkat tersebut
berbeda antara perusahaan, sementara bobot dilangkah
nomor 2 berbasis industri. Penting untuk diperhatikan
bahwa baik ancaman maupun peluang dapat menerima
peringkat 1,2,3, atau 4.
Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk
menentukan skor bobot.
Jumlahkan skor rata-rata untuk setiap variabel guna
menentukan skor bobot total organisasi.
Cara pengisian tabel 2.2 bobot dan rating dari penyebaran perhitungan
kuisoner kepada 3 penguji.
Cara perhitungan bobot nilai dari 3 penguji di rata- rata pada masing-
masing faktor setelah itu total rata-rata tersebut dijumlahkan. Rata-rata
masing faktor dibagi total rata-rata semua faktor. Sedangkan cara
perhitungan rating yaitu nilai dari 3 penguji dijumlahkan kemudian
dirata- rata. Contoh matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 2.3
bobot
Peluang
1
2
Ancaman
1
2
Total
Sumber: Santoso, 2013
c. Matriks IE
Setyorini, Effendi, dan Santoso (2016), Matriks ini bermanfaat
untuk memposisikan persahaan ke dalam matriks yang terdiri dari 9
13
sel. Matriks IE terdiri dari dua dimensi, yaitu total skor matriks IFE
pada sumbu X dan
Matriks EFE pada sumbu Y. Matriks ini dikelompokkan menjadi
tiga strategi utama yaitu:
(1) Grow and Build (Tumbuh dan Bina) berada dalam sel I, II atau
IV. Strategi yang cocok adalah intensif (penetrasi pasar, pengem-
bangan pasar, dan pengembangan produk) atau integrasi (integrasi
ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal).
(2) Hold and Maintain (Pertahankan dan Pelihara) mencangkup sel
III, V, atau sel VII. Strategi umum yang dipakai adalah penetrasi
pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar.
(3) Harvest and Devest (Panen atau Divestasi) mencangkup sel VI,
VIII, atau IX. Strategi yang dipakai adalah divestasi strategi
diversifikasi konglomerat, dan strategi likuidasi.
Adapun tabel matrik IE dapat dilihat pada tabel 2.4 sebagai berikut:
IFE
Tinggi (3- Sedang (2- Rendah (1-
4,00) 2,99) 1,99)
Tinggi (3-
II III
4,00)
EFE
Sedang (2-
IV V VI
2,99)
Rendah
VII VIII IX
(1-1,99)
14
d. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Febrianti dan Susan (2014), QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
merupakan suatu teknik untuk mengidentifikasi alternatif strategi yang sesuai
atau terbaik bagi kondisi perusahaan. QSPM memiliki beberapa kelebihan
seperti serangkaian strateginya dapat diamati secara berurutan atau
bersamaan, membutuhkan para penyusun strategi untuk mengintegrasikan
faktor-faktor eksternal dan internal yang relevan ke dalam proses
pengambilan keputusan, menggaris bawahi hubungan-hubungan penting yang
dapat mempengaruhi keputusan-keputusan strategi, meningkatkan
probabilitas diperolehnya keputusan strategis akhir yang terbaik bagi
organisasi. Meskipun demikian, QSPM memiliki kelemahan berupa selalu
membutuhkan penilaian intuitif dan asumsi-asumsi para ahli.
Sedangkan menurut Putri, Astuti, dan Putri (2014), (Quantitative Strategic
Planning Matrix (QSPM) merupakan alat analisis dalam pengambilan
keputusan. Analisis QSPM memungkinan perusahaan untuk mengevaluasi
alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan internal dan
eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Matriks ini digunakan untuk
mengevaluasi dan memilih strategi terbaik yang paling cocok dengan
lingkungan eksternal dan internal. Alternatif strategi yang memiliki nilai total
terbesar pada matriks QSPM merupakan strategi yang paling baik.
Cara perhitungan metode QSPM adalah meletakkan bobot pada IFE maupun
EFE ke tabel QSPM. Nilai AS dari penilaian 3 penguji yang di rata-rata pada
masing-masing faktor. Nilai TAS berasal dari bobot yang dihasilkan nilai AS.
Tabel 2.5 Quantitative Strategic Planning Matrrix (QSPM)
No Key Factor Weight AS TAS
Oppoortunities
1
2
3
Theats
1
2
100
15
Strenght
1
2
3
Weakness
1
2
100
Total
Sumber: Nurhayati (2008)
Menurut Setyorini, Effendi, Santoso (2016), Analisis QSPM digunakan untuk
mengevaluasi strategi secara obyektif berdasarkan faktor faktor sukses utama
internal-eksternal yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya.
Sedangkan menurut baroto dan purbohadiningrat (2014) QSPM digunakan
untuk menentukan strategi mana yang akan dijadikan prioritas dalam
pemilihan alternatif strategi yang telah direkomendasikan melalui matriks
SWOT. Langkah penyusunan matriks QSPM sebagai berikut:
a) Membuat daftar peluang/ancaman eksternal dan
kekuatan/kelemahan internal kunci perusahaan pada kolom
kiri dalam QSPM. Informasi ini diperoleh dari matriks EFE
dan IFE.
b) Berikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan
eksternal (bobot yang diberikan sama dengan bobot pada
matriks EFE dan IFE).
c) Evaluasi matriks tahap 2 (pencocokkan) dan identifikasi
alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi
untuk dimplementasikan.
d) Tentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores-AS),
didefinisikan sebagai angka yang mengindikasikan daya tarik
relatif dari masingmasing strategi dalam set alternatif tertentu.
Nilai 1 = tidak menarik
Nilai 2 = agak menarik
Nilai 3 = cukup menarik
16
Nilai 4 = sangat menarik
Nilai Daya Tarik Total Attractive Score – TAS) diperoleh dengan mengalikan
bobot dengan attracttiveness scores.
4. Mengimplementasikan strategi
Selama penerapan strategi maka perlu melakukan evaluasi dan kontrol untuk
mengetahui usaha mana saja yang sudah sukses dan yang belum. Atau usaha
mana saja yang perlu diubah agar lebih efektif, dan lain sebagainya. Sehingga
bisa dipastikan dalam prosesnya bisa mencapai visi yang sudah ditetapkan.
17
Manajemen strategis didasarkan pada pemahaman organisasi yang jelas tentang misinya;
visinya untuk di mana ia ingin berada di masa depan; dan nilai-nilai yang akan memandu
tindakannya. Proses ini membutuhkan komitmen untuk perencanaan strategis, bagian dari
manajemen bisnis yang melibatkan kemampuan organisasi untuk menetapkan tujuan jangka
pendek dan jangka panjang.
Perencanaan strategis juga mencakup perencanaan keputusan strategis, kegiatan, dan
alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Memiliki
proses yang ditetapkan untuk mengelola strategi akan membantu organisasi membuat
keputusan logis dan mengembangkan tujuan baru dengan cepat untuk mengimbangi
perkembangan teknologi, pasar, dan kondisi bisnis. Manajemen strategis dapat,
dengan demikian, membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif,
meningkatkan pangsa pasar dan merencanakan masa depannya.
Ilmuwan manajemen Kanada Henry Mintzberg menyimpulkan bahwa proses
manajemen strategis adalah hal dinamis. Dalam makalahnya tahun 1987, “The
Strategy Concept I: Five Ps for Strategi,” ia berpendapat “bidang manajemen
strategis tidak mampu mengandalkan satu definisi strategi.” Sebaliknya, ia
menjabarkan lima definisi strategi dan keterkaitannya:
o Plan (Rencana): Strategi sebagai tindakan yang secara sadar dimaksudkan untuk
menghadapi suatu situasi.
o Ploy (Taktik) : Strategi sebagai manuver untuk mengecoh pesaing, yang juga
bisa menjadi bagian dari rencana.
o Pattern (Pola): Strategi yang berasal dari konsistensi dalam perilaku, baik yang
dimaksudkan atau tidak dan yang dapat terlepas dari suatu rencana.
o Position (Posisi): Strategi sebagai kekuatan penengah atau kecocokan antara
organisasi dan lingkungan, yang dapat kompatibel dengan salah satu atau semua
P.
o Perspektif: Strategi sebagai konsep atau cara yang sudah tertanam dalam
memahami dunia – misalnya, penentu kecepatan yang agresif vs penggerak akhir
– yang dapat kompatibel dengan salah satu atau semua P.
18
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat di lakukan oleh manajemen
dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi
pengembangan produk, strategi penerapan harga, startegiakuisisi,
strategi.pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya.
b) Strategi investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.Misalnya,
apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang angresif atau
berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan
kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi dan sebagainya.
c) Strategi bisnis
Strategi bisnis ini sering juga di sebut strategi bisnis secara fungsional karena
strategi ini berorientasi pada fungsi fungsi kegiatan manajemen, misalnya
strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, startegi distribusi,
strategi organisasi, dan strategi strategi yang berhubungan dengan keuangan.
19
Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif
Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam
lingkungan yang semakin beresiko.
Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan
untuk mencegah munculnya masalah di masa datang.
Keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih
memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
Aktifitas yang tumpang tindih akan berkurang
Menurut (UNASO, 2003) : Perencanaan strategis adalah proses penentuan: (1) apa
yang hendak dicapai oleh organisasi Anda; (2) bagaimana Anda akan
mengarahkan organisasi dan sumber daya untuk mencapai tujuan ini selama
beberapa bulan dan tahun.‟Pentingnya perencanaan strategis bagi pemerintah
sangat menonjol karena disanalah terlihat dengan jelas peranan dari pemerintah
dalam mengkoordinasikan semua unit kerja. Bryson (2007:5), meskipun terkesan
bahwa perencanaan strategis disusun untuk memperoleh laba.
Perencanaan strategis merupakan satu bagian yang penting karena dapat membantu
organisasi :
Berpikir secara strategis dan mengembangkan strategi – strategi yang efektif.
Memperjelas arah masa depan.
Menciptakan prioritas.
Membuat keputusan sekarang dengan mengingat konsekuensi masa depan.
Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi pembuatan
keputusan.
Menggunakan keleluasaan yang maksimum dalam bidang – bidang yang
berada di bawah kontrol organisasi.
Membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi.
Memecahkan masalah utama organisasi.
Menangani keadaan yang berubah dengan cepat secara efektif.
Membangun kerja kelompok dan keahlian.
2. Resiko Manajemen Strategi
Keterlibatan para manajer dalam proses perencanaan strategik akan menimbulkan
beberapa resiko yang perlu diperhitungkan sebelum melakukan proses manajemen
strategik, yaitu:
20
1. Waktu yang digunakan para manajer dalam proses manajemen strategik
mungkin mempunyai pengaruh negatif pada tanggung jawab operasional.
2. Apabila para pembuat strategi tidak dilibatkan secara langsung dalam
penerapannya maka mereka dapat mengelak tanggung jawab pribadi untuk
keputusan-keputusan yang diambil dalam proses perencanaan.
3. Akan timbul kekecewan dari para bawahan yang berpartisipasi dalam
penerapan strategi karena tidak tercap[ainya tujuan dan harapan mereka.
Untuk mengatasi resiko-resiko tersebut para manajer perlu dilatih mengamankan atau
memperkecil timbulnya resiko dengan cara:
1. Melakukan penjadwalan kewajiban-kewajiban para manajer agar mereka
dapat mengalokasikan waktu yang lebih efisien.
2. Membatasi para manajer pada proses perencanaan untuk membuat janji-
janji mereka terhadap kinerja yang benar-benar dapat dilaksananakan oleh
mereka dan bawahannya.
3. Mengatisipasi dan menanggapi keinginan-keinginan bawahan, misalnya
usulan atau peningkatan dalam ganjaran.
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah membaca beberapa pengertian diatas dapat kami simpulkan manajemen strategi
itu penting. Alasan pertama yang paling penting adalah bahwa hal itu dapat
membedakan seberapa baik kinerja perusahaan. Organisasi yang menggunakan
Manajemen Strategik mempunyai tingkat kinerja yang lebih tinggi dan itu membuatnya
cukup penting bagi para manajer. Alasan kedua, hal tersebut penting berhubungan
dengan fakta bahwa manaer di semua jenis dan ukuran organisasi terus menghadapi
situasi yang berubah. Mereka menghadapi ketidakpastian dengan menggunakan proes
manajemen strategik untuk mmeriksa faktor- faktor yang relevan dan memeutuskan
tindakan apa yang kan diambil. Alasan terakhir, manajemen merupakan hal yang
penting karena organisasi bersifat kompleks dan beragam. Setiap bagian harus
bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.
22
B. SARAN
Selama ini pelayanan kesehatan dirasa masih kurang memberikan kepuasan kepada
penerima pelayanan kesehatan, oleh sebab itu sangat diperlukan sekali pengaturan
manajemen strategi yang baik sehingga dapat meningkatkan kepuasan kepada penerima
pelayanan kesehatan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Rangkuti, Fredy, “Strategi promosi yang kreatif dan Analisis Kasus Intergrated Marketing
Communication, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009, hal. 6.
http://modernis.co/manajemen-strategi-prespektif-islam-dalam-perusahaan/24/04/2020 diaskes
pada pukul 23.40 tanggal 12 september 2021.
24
Soal
1. Sebutkan komponen apa saja yang harus ada dalam Manajemen Strategik
a. Perencanaan, Pengorganisasian, Pengkoordinasian, Pengawasan
b. Strategik Korporat, Stratejik Bisnis Unit
c. Strengthening, Weakness, Oppportunity, Threathen.
d. Analisis Lingkungan Bisnis, Analisis Profil Perusahaan, Strategi Bisnis yang diperlukan,
Visi dan Misi
Jawaban:
d. Analisis Lingkungan Bisnis, Analisis Profil Perusahaan, Strategi Bisnis yang diperlukan,
Visi dan Misi
Menurut Fred R. David proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahapan, yaitu,
memformulasikan strategi, mengimplementasikan strategi dan mengevaluasi strategi.
1. Tahap memformulasikan strategi antara lain menetapkan visi dan misi, mengidentifikasi
peluang dan tantangan yang dihadapi organisasi dari sudut pandang eksternal, menetapkan
kelemahan dan keunggulan yang dimiliki organisasi dari sudut pandang internal, menyusun
rencana jangka panjang, membuat strategi-strategi alternatif dan memilih strategi tertentu
yang akan dicapai.
2. Tahap mengimplementasikan strategi memerlukan suatu keputusan dari pihak yang
berwenang dalam mengambil keputusan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat
kebijakan, memotivasi pegawai, dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki sehingga
strategi yang sudah diformulasikan dapat dilaksanakan. Pada tahap ini dilakukan
pengembangan strategi pendukung budaya, merencanakan struktur organisasi yang efektif,
mengatur ulang usaha pemasaran yang dilakukan, mempersiapkan budget, mengembangkan
dan utilisasi sistem informasi serta menghubungkan kompensasi karyawan terhadap kinerja
organisasi. Mengimplementasikan strategi sering disebut sebagai“action stage” dari
manajemen strategis. Pengimplementasian strategi memiliki maksud memobilisasi para
pegawai dan manajer untuk menterjemahkan strategi yang sudah diformulasikan menjadi
aksi.
3. Tahap mengevaluasi strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis. Para manajer
sangat perlu untuk mengetahui ketika ada strategi yang sudah diformulasikan tidak berjalan
dengan baik. Evaluasi strategi memiliki tiga aktifitas yang fundamental, yaitu mereview
faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar untuk strategi saat ini, mengukur
performa dan mengambil langkah korektif.
25