Anda di halaman 1dari 4

Aldila Kurnia Putri, S.Kep.,Ns.

NIP. 199209302022032005

LEARNING JOURNAL ADAPTIF DAN KOLABORATIF

a. Pengalaman Belajar Hari Ke 7


Hari ini saya mempelajari materi core value BerAKHLAK khususnya Adaptif dan Kolaboratif.
Pembelajaran kali ini kami lakukan secara Asynchronous atau belajar materi secara mandiri tanpa
bertatap muka dengan pembimbing. Selama pembelajaran Asynchronous kami mendapat tugas
individu dan tugas kelompok. Pembelajaran dapat dilakukan tanpa hambatan. Pembelajaran dapat
melalui media Modul yang diberikan selama MOOC maupun melalui pencarian google. Melalui
penugasan yang diberikan pembimbing, kami diharapkan mampu memahami dan menerapkan core
value Adaptif dan Kolaboratif pada masing-masing instansi tempat kami bekerja.

b. Ulasan dan Pemaknaan Materi Adaptif dan Kolaboratif


Materi Adaptif
Adaptif adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-
tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang berubah-ubah
(Robbins, 2003). Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan
hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan
demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan
tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Sejatinya tanpa
beradaptasi akan menyebabkan makhluk hidup tidak dapat mempertahankan diri dan musnah
pada akhirnya oleh perubahan lingkungan.
Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini juga berlaku bagi individu dan organisasi dalam
menjalankan fungsinya. Dalam hal ini organisasi maupun individu menghadapi permasalahan
yang sama, yaitu perubahan lingkungan yang konstan sehingga karakteristik adaptif dibutuhkan
baik sebagai bentuk mentalitas kolektif maupun individual. Banyak persoalan pelayanan publik
tidak dapat diselesaikan secara tuntas bukan karena persoalan kemampuanadaptabilitasnya yang
rendah, tetapi justru karena persoalan-persoalan kelembagaan dan kebijakan yang tidak
memberi ruang yang cukup untuk beradaptasi. Ini juga menjadi masalah klasik Ketika pegawai
pemerintah diharapkan untuk mampu beradaptasi dan melakukan perbaikan pelayanannamun
terbentur oleh aturan atau kebijakan yang membatasi. Fondasi organisasi adaptif dibentuk dari
tiga unsur dasar yaitu lanskap (landscape), Pembelajaran (learning), dan kepemimpinan
(leadership). Unsur lanskap terkiat dengan bagaimana memahami adanya kebutuhan organisasi
untuk beradaptasi dengan lingkungan strategis yang berubah secara konstan. Dinamika dalam
perubahan lingkungan strategis ini meliputi bagaimana memahami dunia yang kompleks,
memahami prinsip ketidakpastian, dan memahami lanskap bisnis. Organisasi adaptif esensinya
dalah organisasi yang terus melakukan perubahan, mengikuti perubahan lingkungan strategisnya.

Materi Kolaboratif
Irawan (2017) mengungkapkan bahwa “collaborative governance” sebagai sebuah proses
yang melibatkan norma Bersama dan interaksi saling menguntungkan antar actor governance.
Collaborative governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik.
Collaborative governance merupakan sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata Kelola
kolaboratif, serangkaian aktivitas Bersama dimana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi
dari berbagi tanggungjawab dan sumber daya. Pada collaborative governance pemilihan
kepemimpinan harus tepat yang mampu membantu mengarahkan klaboratif dengan cara yang
akan mempertahankan tata Kelola struktur horizontal sambal mendorong pembangunan
hubungan dan pembentukan ide.selain itu, kolaboratif juga harus memberikan kesempatan
kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama dalam menghasilkan
nilai tambah, serta menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya, WoG juga dikenal sebagai
pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait
dengan urusan-urusan yang relevan. WoG dipandang menunjukkan atau menjelaskan bagaimana
instansi pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama
dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.
c. Learning Journal Materi Adaptif dan Kolaboratif
Materi Adaptif
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di
dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan
keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan
kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya
dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasidapat berpkir kritis versus berpikir
kreatif. Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi dimana ASN memiliki
kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan dengan
lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang berkesinambungan. Dalam konteks budaya
organisasi, maka nilai adaptif tercermin dari kemampuan respon organisasi dalam mengadaptasi
perubahan. Budaya adaptif bisa menjadi penggerak organisasi dalam melakukan adaptasi
terhadap perubahan-perubahan internal maupun eksternal. Budaya menjadi faktor yang
memampukan organisasi dalam berkinerja secara cepat dan efektif.
Penerapan budaya adaptif dalam organisasi pemerintahan akan membawa konsekuensi
adanya perubahan dalam cara pandang, cara berpikir, mentalitas dan tradisi pelayanan publik
yang lebih mampu menghimbangi perubahan atau tuntutan jaman. Penerapan budaya adaptif
dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat
kepercayaan, perilaku tanggungjawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Adapun tokoh ASN
yang dapat dijadikan teladan dalam penerapan nilai Adaptif adalah Ridwan Kamil. Pada tahun
2021 Bpk. Ridwan Kamil dinobatkan sebagai The Most Adaptive Regional Leader oleh CNBC
Indonesia sebagai wujud apresiasi dan kinerja yang telah diraih para pelaku ekonomi dan dunia
usaha sepanjang tahun2021.

Materi Kolaboratif
Kolaborasi menjadi sangat penting di tengah tantangan global yang dihadapi saat ini.
Kolaborasi dapat diartikan sebagai kerja sama. Kolaborasi pemerintahan (Collaborative
Governance) dapat didefinisikan sebagai sebuah proses melibatkan norma bersama dan interkasi
saling menguntungkan antar aktor governance (Irawan, 2017). Mencakup kemitraan institusi
pemerintahan untuk pelayanan publik. Adapun beberapa faktor yang memepengaruhi
keberhasilan kolaborasi dalam konteks organisasi pemerintah yaitu kepercayaan, pembagian
kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen, formailsasi pada pencapaiankolaborasi
yang efisien efektifantara entias publik. Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang meyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan
Bersama dalam bidang pembangunan kebijakan, manajemen programdan pelayanan publik.
Nilai yang terakhir dari core value ASN BerAKHLAK adalah Kolaboratif. Nilai ini diperlukan
sebagai upaya dari pemecahan masalah bangsa ini, yang eloknya dilaksanakan dengan
membangun kerja sama yang sinergis baik antar sesama ASN maupun antar-
Kementerian/Lembaga. Memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi dan
terbuka dalam bekerja sama dapat menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya yang ada
secara efektif dan efisien untuk tujuan bersama. Salah satu contoh ASN yang dapat dijadikan
keteladanan dalam nilai Kolaboratif adalah Ridwan Kamil. Ridwan Kamil menyambut baik
kolaborasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan
Gorontalo tentang kemajuan birokrasi dan penataan pembangunan. Beliau mengatakan bahwa
kemajuansistem birokrasi dan penataan pembangunan dapat dilihat dari tiga hal.Pertama,
ekonomi dan infrastrukturnya baik. Kedua, Sumber Dyaa Manusi yang kompeten dan terampil.
Ketiga, reformasi birokrasi.

Anda mungkin juga menyukai