ABSTRAK
Metode bimbingan coaching merupakan cara untuk mencapai kinerja terbaik bagi individu
maupun organisasi. Coaching membuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerja.
Salah satu metode coaching yaitu dengna MOSCKA (Model Supervisi: Coaching
Keperawatan) Tujuan: efektifitas supervise keperawatan dengan MOSCKA (Model Supervisi:
Coaching Keperawatan) Metode: penelitian kuantitatif dengan rancangan quasy experimental
pre-post test control group dengan teknnk pengumpula sampel menggunakan consecutive
sampling Hasil: Hasil uji statistic Repeated Anova Supervisi Coaching Keperawatan
menunjukan p-value pada kelompok intervensi adalah 0,02 pada α=0,05 dan pada kelompok
kontrol adalah 0,50 pada α=0,0 Simpulan dan Saran: Terdapat perbedaan kemampan
coaching kepala ruang sebelum dan setelah dilakukan intervensi, Diharapkan penelitian ini
dapat memberikan kontribusi untuk bidang ilmu keperawatan khususnya adalah manajemen
keperawatan
Kata Kunci: Coaching, MOSCKA, Perawat
ABSTRACT
The coaching guidance method is a way to achieve the best performance for individuals and
organizations. Coaching unlocks one's potential to maximize performance. One of the coaching
methods is MOSCKA (Model Supervisi: Coaching Keperawatan) Objective: supervision
effectiveness with MOSCKA (Model Supervisi: Coaching Keperawatan) Method: quantitative
research with quasi experimental pre-post test control group design with sample collection
technique using consecutive sampling Results : The results of the Repeated Anova statistical
test for Nursing Coaching Supervision showed that the p-value in the intervention group was
0.02 at = 0.05 and in the control group was 0.50 at = 0.0. Conclusions and Suggestions:
There is a difference in the coaching ability of the head of the room before and After the
intervention, it is hoped that this research can contribute to the field of science, especially
management
Key word: Coaching, MOSCKA, Nurse
Page | 70
Jurnal Ilmiah Kesehatan 2020
Pendahuluan
Pengembangan sumber daya kinerja membangun budaya kepemimpinan
yang optimal dapat dilakukan dengan keperawatan dalam pelayanan klinis.(Serio
training, coaching, mentoring, IJ, 2014)
preceptorship.(Kok, 2015; Stephen Neale, Metode bimbingan coaching
2009) Manajemen sumber daya manusia merupakan cara untuk mencapai kinerja
keperawatan dikatakan baik apabila terbaik bagi individu maupun organisasi.
manajer/kepala ruang memiliki Coaching membuka potensi seseorang
kemampuan dalam melakukan untuk memaksimalkan kinerja.(Nurhayani,
pengawasan, pengarahan dan bimbingan 2011) Coaching tidak memberikan
serta memberikan perhatian secara penuh pengetahuan atau keterampilan baru
terhadap apa yang ditugaskan dan menjadi melainkan membantu coachee untuk
tanggung jawab staf. Pengembangan menerapkan pengetahuan, keterampilan
kepemimpinan klinis merupakan proses yang telah diperoleh dan pengalaman
berkelanjutan berorientasi pada intervensi sukses sebelumnya sehingga menampilkan
dan fokus kepada pelayanan. Coaching, kinerja terbaiknya. Sintesa hasil penelitian
mentoring serta pembelajaran aktif harus dicatat bahwa 96% coaching mampu
dikembangkan sebagai bentuk upaya meningkatkan kinerja individu dan 87%
bimbingan dan pengarahan.(Jonathan coaching mampu meningkatkan kinerja
Passmore, 2007; McNamara et al., 2014) organisasi(Stephen Neale, 2009).
Bimbingan dan pengarahan Whord Health Organization (WHO)
merupakan fungsi tugas yang melekat proses pemberian bimbingan pelayanan
dalam supervisi kepala ruang kepada staf dalam bidang keperawatan dengan
perawat. Coaching merupakan salah satu menggunakan metode coaching sebagai
cara manajer/kepala ruang dalam upaya peningkatan profesionalisme
melakukan supervisi.(Brinkert, 2011; perawat masih jarang dilakukan.
Nursalam, 2012; Subramaniam, Silong, pelaksanaan bimbingan masih dilakukan
Uli, & Ismail, 2015; Vikki G Brock, 2008) secara massal melalui kegiatan seminar dan
Coaching merupakan metode bimbingan workshop serta proses belajar tradisional
terbaik dari manajer langsung dan diskusi yang menekankan penilaian pada informasi
terarah serta aktivitas bimbingan untuk apa yang sudah dipelajari.(Nurhayani,
belajar memecahkan masalah atau 2011)
melakukan tugas yang lebih baik serta
Page | 71
Jurnal Ilmiah Kesehatan 2020
Hasil
Page | 73
Jurnal Ilmiah Kesehatan 2020
Page | 74
Jurnal Ilmiah Kesehatan 2020
Pembahasan
Supervisi klinis merupakan sebuah proses Serio IJ, 2014) seoarang kepala ruang harus
profesional yang dilakukan oleh supervisor mempunyai kemampuan coaching untuk
melalui proses pengarahan, pembimbingan mengembangkan keterampilan praktik dan
dan evaluasi kepada supervisee secara terus kompetensi perawat sehingga
menerus sehingga tercapai kualitas meningkatkan kinerja individu dan
pelayanan yang optimal. Coaching salah organisasi. (Batson & Yoder, 2012;
satu metoda yang efektif dalam melakukan Chyntia, 2013; Donner & Wheeler, 2009;
pengarahan dan pembimbingan untuk Fielden et al., 2009)
meningkatkan kinerja.(Nurhayani, 2011;
metoda supervisi yang paling efektif
Peningkatan Kemampuan Supervisi dibandingkan metode mentoring dan
Coaching Keperawatan supervisi klasik.30 coaching merupakan
Tuntutan masyarakat akat pelayanan sebuah kompetensi yang harus dimiliki oleh
kesehatan terus berkembang. Dibutuhkan seorang manajer.
perubahan dan inovasi dari berbagai pihak Hasil penelitian menunjukan terdapat
untuk mendapatkan kualitas pelayanan peningkatan kemampuan coaching kepala
kesehatan sesuai harapan masyarakat. ruang sebelum dilakukan pelatihan dan
Menjadi tantangan tersendiri bagi pihak setelah dilakukan pelatihan dengan p-value
manajemen untuk mewujudkan hal ¬0,02 pada kelompok intervensi. Berbeda
tersebut. Upaya-upaya harus dioptimalisasi dengan kelompok kontrol hasil analisa
termasuk merubah metode dalam menunjukan tidak ada perubahan yang
melakukan supervisi sehingga mampu signifikan yaitu p-value 0,5 hal ini
meningkatkan kinerja baik individu menunjukan bahwa terdapat pengaruh
maupun organisasi. Coaching merupakan pelatihan coaching yang diberikan kepada
suatu cara dalam melakukan supervisi.27– kepala ruang.
30 dijelaskan bahwa coaching merupakan
Page | 75
Jurnal Ilmiah Kesehatan 2020
Penelitian dilakukan dengan tiga tahap bermakna yaitu p-value 0,182. Sesuai
pengukuran yaitu pengeukuran awal dengan teori perubahan dari Lewin yang
sebelum dilakukan pelatihan, pengukuran mengemukakan bahwa sesorang untuk
empat minggu setelah pelatihan dan bergerak kedalam keadaan yang baru
pengukuran delapan minggu setelah karena mempunyai cukup informasi
pelatihan seperti terlihat dalam tabel 16 dan mengetahu tahap-tahap untuk berubah akan
tabel 17 pada halaman 82 dan 83. Tabel 17 tetapi untuk mencapai proses pembekuan
menjelaskan perubahan pada setiap atau keseimbangan baru harus tetap dijaga
pengukuran hasil menunjukan bahwa agar tidak mengalami kemunduran atau
terdapat perubahan bermakna dalam tahap perkembangan semula yaitu dengan
meningkatkan kemampuan coaching cara pemberian umpan balik dan upaya
kepala ruang sebelum dan setelah pelatihan pembinaan secara terus-menerus.65
yaitu pada minggu keempat p-value 0,01 Terlihat dalam tabel 17 tidak terjadi
dengan minggu kedelapan p-value 0,01. perubahan menunjukan proses pembekuan
Seperti teori yag dikemukakan oleh Roger sesuai dengan teori Lewin tersebut hal ini
bahwa berubah akan dipengaruhi oleh harus tetap dijaga sehingga kemampuan
beberapa faktor yaitu pengetahuan, coaching kepala ruang tidak mengalami
persuasi, pengambilan keputusan serta penerunan seperti kondisi awal
konfirmasi.64 Hal ini menunjukan bahwa Pada pengukuran kelompok kontrol
pengetahuan yang diberikan melalui tidak ada perubahan yang bermakna ditiap
pelatihan merupakan hal penting dimana pengukuran. Hal ini menunjukan ada
pelatihan mampu meningkatkan perbedaan antara kelompok kontrol dan
produktifitas yang merupakan penentu kelompok intervensi. Kondisi ini
keberlangsungan organisasi.60 menguatkan hipotasa penelitian bahwa
Pengukuran yang dilakukan pada terjadi peningkatan kemampuan coaching
minngu keempat dan minggu kedelapan kepala ruang sebelum dan setelah dilakukan
tidak mempunyai perubahan yang pelatihan.
Simpulan 2. Terdapat perbedaan kemampan
1. Kemampuan coaching kepala ruang coaching kepala ruang sebelum dan
sebelum dilakukan pelatihan adalah setelah dilakukan intervensi dengan p-
12,5 setelah pelatihan 22,75. Tidak value 0,02
terjadi peningkatan kemampuan Saran
coaching pada kelompok kontrol
Page | 76
Jurnal Ilmiah Kesehatan 2020