INVESTIGASI WABAH
Disusun oleh:
KELOMPOK 4
Dosen Pengampu:
YOGYAKARTA
2022
I. Pendahuluan
III. Tujuan PE
A. Tujuan Umum
Melakukan tindakan penanggulangan dan
pengendalian KLB DBD di Jakarta Barat.
B. Tujuan Khusus
1. Memastikan kebenaran kasus KLB DBD yang
dilaporkan dan luasnya penyebaran
2. Mengetahui kemungkinan kecenderungan terjadinya
penyebarluasan penyakit DBD di lokasi
3. Mengetahui gambaran situasi penyakit dan saran
alternatif pencegahan
4. Melakukan penanggulangan DBD di lokasi
IV. Metode PE
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
yang dilakukan untuk mengetahui persebaran serta
prevalensi kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah
Jakarta Barat dari tahun 2015-2019.
C. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berasal
dari pelaporan rutin kasus DBD yang ada pada website
surveilans dinas kesehatan DKI.
D. Pengolahan Data dan Analisis Data
Hasil analisis data dan pengolahan data dilakukan
secara deskriptif lalu menguraikan hasil interpretasi dari
pengolahan data yang dilakukan berupa gambar diagram,
grafik kolom dan grafik garis.
45% laki-laki
55% perempuan
Gambar 1. Distribusi Kasus DBD Berdasarkan Jenis Kelamin di Jakarta Barat Tahun 2019
Gambar 3. Distribusi Frekuensi Kasus DBD Berdasarkan Tempat Tinggal pada Tahun 2019 di
Jakarta Barat
4000
3500
Frekuensi (Kasus) 3000
2500
2000 1567
1351
1500
1000
500 1 17
0
2015 2016 2017 2018 2019
Waktu (Tahun)
1200
Frekuensi (Kasus)
1000
800
600
400
200
0
Des
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov
s
min 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
max 297 132 172 214 232 160 114 87 75 92 87 178
diamati 424 797 956 636 602 349 144 68 57 69 71 100
Waktu (Bulan)
Gambar 5. Pola Maximum Minimum Kasus DBD di Jakarta Barat Tahun 2015-2018 Dibandingkan
dengan Tahun 2019
IX. Dampak
Sampai saat penyakit Arbovirus, khususnya DBD ini masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak
sosial maupun ekonomi (Alligood,M.R., Tomey, A.M. 2010).
Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan
kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan
berkurangnya usia harapan hidup masyarakat. Dampak ekonomi
langsung adalah biaya pengobatan yang cukup mahal, sedangkan
dampak tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja dan biaya lain
yang dikeluarkan selain pengobatan seperti transportasi dan
akomodasi selama perawatan di rumah sakit.
X. Kesimpulan, Saran, dan Rekomendasi
A. Kesimpulan
1. Telah terjadi KLB di Jakarta Barat pada periode tahun
2015-2019 dengan jumlah kasus DBD sebanyak 4273
kasus.
2. Distribusi kasus DBD di Jakarta Barat berdasarkan
tempat tinggal paling banyak ditemukan di Kecamatan
Kali Deres yaitu sebanyak 1224 kasus.
3. Faktor risiko terjadinya KLB berhubungan dengan
peran vektor dalam penyebaran penyakit yang banyak
ditemukan pada musim hujan ketika munculnya
banyak genangan air yang menjadi tempat perindukan
nyamuk, mobilitas dan kepadatan penduduk, dan
perilaku masyarakat.
4. Kegiatan penanggulangan yang telah dilakukan yaitu
dengan upaya pencegahan dan pengendalian
terhadap penularan DBD untuk mencegah gigitan
nyamuk aedes aegypti melalui kegiatan PSN 3M Plus,
larvasida dan fogging, sehingga penularan DBD dapat
dicegah atau dikurangi.
B. Saran
1. Tingkatkan SKD terhadap penyakit-penyakit yang
berpotensi terjadinya Kejadian Luar Biasa sehingga
peningkatan kasus bisa cepat terdeteksi sedini
mungkin.
2. Pembasmian sarang nyamuk atau wadah tempat
berkembang biaknya nyamuk aedes di setiap tempat.
3. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat sangat dibutuhkan
dalam upaya memberikan pengetahuan dan
pemahaman kepada masyarakat dalam mencegah
terjadinya penyakit dan juga kematian.
C. Rekomendasi
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan
melakukan sosialisasi dan penyuluhan terkait
penularan penyakit DBD, seperti faktor risiko yang
dapat menyebabkan tingginya kasus DBD.
2. Mengembangkan dan memanfaatkan teknologi yang
tepat dalam melakukan upaya pencegahan dan
pengendalian terhadap penularan DBD, terlebih
dengan melakukan pengendalian secara alami atau
kimiawi.
DAFTAR PUSTAKA