Bincang Tokoh 9 Acep Zamzam Noor
Bincang Tokoh 9 Acep Zamzam Noor
1
BINCANG TOKOH #9: ACEP ZAMZAM NOOR
KOMITE SASTRA - DEWAN KESENIAN JAKARTA
2
BINCANG TOKOH #9: ACEP ZAMZAM NOOR
ILUSTRASI SAMPUL
RIOSADJA
PENATA LETAK
RIOSADJA
PROOFREADER
ANKA
DEWAN KESENIAN JAKARTA (DKJ) ADALAH SALAH SATU LEMBAGA YANG DIBENTUK OLEH MASYARAKAT SENIMAN DAN DIKUKUHKAN
OLEH GUBERNUR DKI JAKARTA, ALI SADIKIN, PADA TANGGAL 7 JUNI 1968. TUGAS DAN FUNGSI DKJ ADALAH SEBAGAI MITRA KERJA
GUBERNUR KEPALA DAERAH PROPINSI DKI JAKARTA UNTUK MERUMUSKAN KEBIJAKAN GUNA MENDUKUNG KEGIATAN DAN
PENGEMBANGAN KEHIDUPAN KESENIAN DI WILAYAH PROPINSI DKI JAKARTA. ANGGOTA DEWAN KESENIAN JAKARTA DIANGKAT
OLEH AKADEMI JAKARTA (AJ) DAN DIKUKUHKAN OLEH GUBERNUR DKI JAKARTA. PEMILIHAN ANGGOTA DKJ DILAKUKAN SECARA
TERBUKA, MELALUI TIM PEMILIHAN YANG TERDIRI DARI BEBERAPA AHLI DAN PENGAMAT SENI YANG DIBENTUK OLEH AJ. NAMA-
NAMA CALON DIAJUKAN DARI BERBAGAI KALANGAN MASYARAKAT MAUPUN KELOMPOK SENI. MASA KEPENGURUSAN DKJ ADALAH
TIGA TAHUN.
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KESENIAN DKJ, TERCERMIN DALAM BENTUK PROGRAM TAHUNAN YANG DIAJUKAN DENGAN
MENITIKBERATKAN PADA SKALA PRIORITAS MASING-MASING KOMITE. ANGGOTA DKJ BERJUMLAH 25 ORANG, TERDIRI DARI PARA
SENIMAN, BUDAYAWAN DAN PEMIKIR SENI, YANG TERBAGI DALAM 6 KOMITE: KOMITE FILM, KOMITE MUSIK, KOMITE SASTRA, KOMITE
SENI RUPA, KOMITE TARI DAN KOMITE TEATER.
KOMITE SASTRA - DEWAN KESENIAN JAKARTA
3
BINCANG TOKOH #9: ACEP ZAMZAM NOOR
DAFTAR HAL.
4
Pengantar
ISI Ketua Umum Pengurus Harian - Dewan Kesenian Jakarta
HAL.
5
Pengantar
Ketua Komite Sastra - Dewan Kesenian Jakarta
HAL.
7
Tentang Bincang Tokoh
HAL.
9
Profil Acep Zamzam Noor
HAL.
11
Profil Pembahas
HAL.
12
Apresiasi Puisi Karya Acep Zamzam Noor
HAL.
13
Musik
HAL.
14
Lampiran: Sajak Acep Zamzam Noor
HAL.
16
Panitia
Susunan Acara
KOMITE SASTRA - DEWAN KESENIAN JAKARTA
4
BINCANG TOKOH #9: ACEP ZAMZAM NOOR
Irawan Karseno
SASTRA media, yang seringkali membuat jarak fisik semakin jauh, kami
melihat betapa pentingnya mempertemukan kembali para
sastrawan dan pembacanya.
Fikar W. Eda
Eka Kurniawan
Linda Christanty
Hanna Fransisca
Komite Sastra
Dewan Kesenian Jakarta, 2013-2015
KOMITE SASTRA - DEWAN KESENIAN JAKARTA
6
BINCANG TOKOH #9: ACEP ZAMZAM NOOR
KOMITE SASTRA - DEWAN KESENIAN JAKARTA
7
BINCANG TOKOH #9: ACEP ZAMZAM NOOR
Mulai edisi ke-9 ini, kami juga menambahkan dua hal baru
kepada acara ini. Pertama, di tengah kelangkaan kritikus sastra,
kami mencoba menampilkan para penelaah muda di tengah
penulis dan pembaca. Dengan cara ini, kami mengharapkan
akan munculnya dialog segitiga penulis-kritikus-pembaca yang
sehat, sebagai pilar penting kesusastraan kita. Kedua, kami
juga menyajikan pertunjukan, berupa apresiasi terhadap karya-
karya sang tokoh dalam bentuk musik. Di edisi berikutnya, tak
tertutup kemungkinan apresiasi ini bisa berkembang ke bentuk-
bentuk seni yang lain. Gagasan ini terutama bertujuan untuk
membuka ruang-ruang baru bagi apresiasi sastra.
KOMITE SASTRA - DEWAN KESENIAN JAKARTA
8
BINCANG TOKOH #9: ACEP ZAMZAM NOOR
KOMITE SASTRA - DEWAN KESENIAN JAKARTA
9
BINCANG TOKOH #9: ACEP ZAMZAM NOOR
Literary Review (Hongkong, 2006) serta The S.E.A. Write Anthology of Asean Short Stories and
Poems (Bangkok, 2008). Juga diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda dan termuat dalam
Toekomstdromen (Amsterdam, 2004), diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman dan termuat
dalam Orientierungen (Bonn, 2008), diterjemahkan ke dalam bahasa Portugal dan termuat
dalam Antologia de Poeticas (Jakarta, 2008). Belakangan diterjemahkan pula ke dalam bahasa
Jepang, Korea dan Arab.
Puisi-puisi Sundanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Ajip Rosidi dan Wendy
Mukherjee untuk Modern Sundanese Poetry: Voices from West Java (Pustaka Jaya, 2001) dan ke
dalam bahasa Perancis oleh Ajip Rosidi dan Henri Chambert-Loir untuk Poemes Soundanais:
Anthologie Bilingue (Pustaka Jaya, 2001).
Beberapa kali mendapat Hadiah Sastra LBSS (Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda) untuk
puisi Sunda terbaik. Kumpulan puisinya, Di Luar Kata, meraih Penghargaan Penulisan Karya
Sastra 2000 dari Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Sedang kumpulan puisi
Jalan Menuju Rumahmu selain mendapat Penghargaan Penulisan (SEA) Karya Sastra 2005
dari Pusat Bahasa, juga mendapat South East Asian Write Award 2005 dari Kerajaan Thailand.
Mendapat Anugerah Budaya 2006 dari Gubernur Jawa Barat. Mendapat Anugerah Kebudayaan
(Medali Emas) 2007 dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI. Kumpulan puisinya, Menjadi
Penyair Lagi, meraih Khatulistiwa Literary Award 2006-2007. Kumpulan puisinya yang lain,
Bagian dari Kegembiraan, meraih Anugerah Hari Puisi Indonesia 2013. Sementara kumpulan
puisi Sundanya, Paguneman, meraih Hadiah sastra Rancage 2012. Namanya termuat dalam
Ensiklopedi Sunda dan Apa Siapa Orang Sunda susunan Ajip Rosidi.
Tahun 1995 mengikuti Scond ASEAN Writes Conference di Manila, Filipina, mengikuti Festival
Puisi Indonesia-Belanda dan Istiqlal International Poetry Reading di Jakarta. Tahun 1997
mengikuti Festival Seni Ipoh II, di Ipoh, Malaysia. Tahun 2001 mengikuti Festival Puisi Internasional
Winternachten Overzee di Jakarta, mengikuti Kuala Lumpur Southeast Asian Writers Meet di Kuala
Lumpur, Malaysia. Tahun 2002 mengikuti Festival Puisi Internasional Indonesia di Makassar.
Tahun 2004 mengikuti Winternachten Poetry International Festival di Den Haag, Belanda. Tahun
2006 mengikuti Festival Puisi Internasional 2006 di Palembang, mengikuti Ubud Writers and
Readers Festival 2006 di Bali. Tahun 2007 mengikuti Utan Kayu International Literary Biennale
di Magelang, menjadi mentor pada Bengkel Puisi Majlis Sastra Asia Tenggara (Mastera)
di Samarinda. Tahun 2008 mengikuti Temu Sastrawan Indonesia di Jambi, mengikuti Jakarta
International Literary Festival di Jakarta, mengikuti Revitalisasi Budaya Melayu di Tanjungpinang,
Kepulauan Riau. Tahun 2009 mengikuti Nusantara Poetry Gattering di Kuala Lumpur, Malaysia.
2011 mengikuti Temu Sastrawan Indonesia di Ternate. Banyak memberikan diskusi, lokakarya
atau workshop di berbagai daerah di penjuru Tanah Air. Tahun 2012 ia menjadi kurator pada
Ubud Writer & Readers Festival di Bali dan Pertemuan Penyair Nusantara VI di Jambi.
KOMITE SASTRA - DEWAN KESENIAN JAKARTA
11
BINCANG TOKOH #9: ACEP ZAMZAM NOOR
ZEN HAE
Zen Hae menulis puisi, cerita, dan kritik sastra. Telah
menghasilkan dua buku: kumpulan cerita pendek Rumah
Kawin (KataKita, 2004) dan buku puisi Paus Merah Jambu
(Akar Indonesia, 2007)—yang terakhir ini masuk lima besar
Khatulistiwa Literary Award 2008 dan mendapatkan predikat
“Karya Sastra Terbaik 2007” dari majalah Tempo. Menamatkan
pendidikan di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Jakarta
(kini Universitas Negeri Jakarta) pada 1994. Pernah menjadi
wartawan, pekerja LSM, penulis naskah infotainmen, dan dosen
paruh waktu. Ia anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta
(2006-2012), Ketua Komite Sastra DKJ (2006-2009), dan Ketua
Bidang Kajian dan Kritik DKJ (2011).
KOMITE SASTRA - DEWAN KESENIAN JAKARTA
12
BINCANG TOKOH #9: ACEP ZAMZAM NOOR
ACEP menjadi kontributor bidang seni rupa untuk harian The Jakarta
Post dari tahun 1998-2001. Sebagai kurator lebih memperhatikan
NOOR menulis esai tentang seni dan desain, seperti Paradigma Desain.
Selain itu, ia juga pernah duduk sebagai Ketua Komite Senirupa
di DKJ dari tahun 2003-2006.
IRAWAN KARSENO
Lahir di Surabaya pada 5 Desember 1960. Irawan mendapatkan
gelar sarjananya dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB
(1977) serta gelar master dari STIE, Jakarta (1997). Selain
melukis, ia juga berkecimpung dalam berbagai bidang seperti
desain, menejemen, serta kuliner. Pada2004 ia diundang untuk
mengikuti workshop dan residensi di Vermont Studio Center,
Amerika Serikat. Gestur artistik Irawan daoat dilihat dalam
pilihannya mengaplikasi cat, dengan disapukan, dituah, diciprat,
hingga ditoreh. Aktif berpameran tunggal dan kelompok sejak
1984. Pameran tunggalnya diadakan di Pusat Kebudayaan
Indonesia-Perancis, Bandung (1984), Essence Gallery, Jakarta
(1998), Sokka Gallery, Jakarta (2006), serta ”Believe It or Not,”
Galeri Cipta III, TIM, Jakarta (2012). Kini Irawan Karseno menjabat
sebagai Ketua Umum Pengurus Harian Dewan Kesenian Jakarta
Periode 2013 - 2015.
KOMITE SASTRA - DEWAN KESENIAN JAKARTA
13
BINCANG TOKOH #9: ACEP ZAMZAM NOOR
MUSIK SUTASOMA
Konsep Sutasoma tercetus pertama kali ketika komunitas
Ngamen Sastra menggelar acara peringatan penyembelihan
Ismail oleh Ibrahim di tahun 2012. Awalnya, Sutasoma digagas
sebagai sebuah proyek poetry/ambient. Lantas, kolektif ini
berkembang menjadi unit tribal yang berpusat pada puisi-puisi
bernuansa kemarahan yang sarat akan kritik sosial dan dibalut
dengan alunan musik spiritual-eksperimental organik elektronik
yang menjadikannya kontradiktif namun jujur. Mengusung genre
spoken word, Sutasoma percaya bahwa puisi tak harus selalu
dinyanyikan.
SANGGAR MATAHARI
Deavies Sanggar Matahari Kelompok Musikalisasi Puisi 6
bersaudara kandung, Dedie S. Putra, Andri S. Putra, Devie
K. Syahni, Denie S. Putra, Herie S. Putra, Irma K. Syahni, dari
Orang tua Almarhum H. Fredie Arsi dan Hj. Rosnilla. Berkiprah
sejak tahun 1990 di bidang musikalisasi puisi dan telah
memusikalisasikan Puisi lebih dari 100 puisi karya penyair
Indonesia, Jerman dan Malaysia, menjadi wakil Indonesia pada
Pengucapan Puisi Dunia Kuala Lumpur tahun 2002 yang diikuti
22 negara, memprakarsai terbentuknya Komunitas Musikalisasi
Puisi Indonesia (KOMPI) yang sekarang telah memiliki cabang di
24 propinsi dan 14 kabupaten dan kota di Indonesia. Menerbitkan
Album Musikalisasi Puisi tahun 1996 bersama Balai Pustaka,
puisi tingkat Aceh bersama KASUHA tahun 2000, Nyanyian
Rindu tahun 2003, Ruh U Krak tahun 2006. Menggelar Konser
Musikalisasi Puisi pada Peringatan 10 tahun Sanggar Matahari
di Graha Bakti Budaya, dihadiri Presiden Abdul Rahman Wahid,
Konser Tunggal 2008 di GBB, TIM dan konser keliling hampir di
seluruh propinsi Indonesia.
KOMITE SASTRA - DEWAN KESENIAN JAKARTA
14
BINCANG TOKOH #9: ACEP ZAMZAM NOOR
PANITIA
PENANGGUNG JAWAB KETUA BIDANG PROGRAM
DEWAN KESENIAN JAKARTA HELLY MINARTI
KEBERSIHAN
DEDY GUNAWAN
IAN
JAELANI
SUSUNAN 19.00—20.20
Diskusi dan Tanya Jawab
ACARA bersama Zen Hae, Tia Setiadi, dan Acep Zamzam Noor
20.20—20.30
Kolaborasi baca puisi oleh Chandra Johan dan Irawan Karseno
20.30—21.00
Penampilan Musik: Sutasoma
21.00—21.30
Musikalisasi puisi oleh Sanggar Matahari