Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENELITIAN DASAR EPIDEMIOLOGI

KASUS PENYAKIT KWASHIORKOR

DISUSUN OLEH :

NURUL ISMI RUSTAM

2003033

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
saya kemudahan, limpahan rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas Makalah Penelitian Dasar Epidemiologi yang berjudul “PENYAKIT
KWASHIORKOR” dengan tujuan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Epidemiologi
Tahun Ajaran 2021/2022.

Tak lupa juga saya ingin menyampaikan banyak berterima kasih kepada Dosen kami
yaitu bapak Muh. Thabran Talib, SKM.MARS selaku dosen mata kuliah Epidemiologi yang
telah membimbing saya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Dan tak lupa pula saya
berterima kasih kepada Ayah dan Ibu kami karena telah memberikan semangat dalam
mengerjakan tugas ini.

Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan saya ini, untuk
itu saya mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan jika ada sebuah kesalahan
sehingga dapat selesai dengan maksimal.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, 22 April 2022

Penyusun

Nurul Ismi Rustam


BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Protein merupakan salah satu makromolekul yang sangat penting dalam kehidupan
ini terutama untuk pertumbuhan. Protein dalam tubuh akan mengalami proses
metabolisme sehingga dari proses metabolisme inilah protein dapat dimanfaatkan dalam
tubuh. Tubuh dapat memperoleh protein dari berbagai sumber makanan seperti ikan,
telur, kacang- kacangan, susu dan lain sebagainya. Makan makanan bergizi termasuk
protein sangat dianjurkan agar kebutuhan gizi dalam tubuh terpenuhi.
Malnutrisi adalah suatu keadaan di mana tubuh mengalami gangguan
dalam penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas. Malnutrisi
dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan maupun adanya gangguan terhadap
absorbsi, pencernaan dan penggunaan zat gizi dalam tubuh. Selain itu, malnutrisi bisa
disebabkan apabila asupan kalori yang berlebih dari kebutuhan harian, dan
mengakibatkan penyimpangan energi dalam bentuk bertambahnya jaringan adiposa.
Masalah nutrisi yang terjadi pada anak antara lain malnutrisi kurang energi protein
(kwashiorkor).
Banyaknya kasus mengenai masalah kwashiorkor di Indonesia maka untuk lebih
jelasnya dalam makalah ini akan membahas mengenai masalah kwarsiorkor.

B. TUJUAN
a. Untuk mengetahui apa itu kwashiorkor
b. Untuk mengetahui penyebab kwashiorkor
c. Untuk mengetahui bagaimana gejala kwashiorkor
d. Untuk mengetahui cara pencegahan kwashiorkor
BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Kwashiorkor ialah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan protein. Kwashiorkor
ialah defisiensi protein yang disertai defisiensi nutrien lainnya yang biasa dijumpai pada
bayi masa disapih dan anak prasekolah (balita).
Kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi protein yang
berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak mencukupi kebutuhan.
Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu bentuk sindroma dari gangguan yang
dikendalikan sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP), dengan beberapa karakteristik
seperti edema dan kegagalan pertumbuhan , depygmentasi, hyperkeratosis.
Jadi, kwashiorkor yaitu keadaan kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori
yang kurang.

B. PENYEBAB
Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang berlansung
kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut antara lain :
a. Pola Makan
Protein (asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh
dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak
semuamakanan mengandung protein / asam amino yang memadai. Bayi yang masih
menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun
bagi yang tidak memperoleh ASI protein dari sumber-sumber lain (susu, telur, keju,
tahu dll) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan
nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa
peralihan ASI ke makanan pengganti ASI.
b. Faktor Sosial
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial
dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan
makanan tertentu dan sudah berlansung turun temurun dapat menjadi hal yang
menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
c. Faktor Ekonomi
Kemiskinan keluarga / penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana
ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.
d. Factor Infeksi dan Penyakit Lainnya
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi
derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun
dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi. Seperti gejala
malnutrisi protein disebabkan oleh gangguan penyerapan protein, misalnya yang
dijumpai pada keadaan diare kronis, kehilangan protein secara tidak normal pada
protein uria (nefrosis), infeksi saluran pencernaan, serta kegagalan
mensintesis protein akibat penyakit hati yang kronik.
C. GEJALA
Gejala kwashiorkor sebagai berikut
a. Edema umumnya dioseluruh tubuh terutama kaki
b. Wajah sembab
c. Otot-otot mengecil
d. Perubahan status mental (cengeng, rewel kadang apatis, iritabilitas)
e. Pembesaran hati
f. Sering disertai infeksi, anemia, gangguan fungsiu ginjal dan diare
g. Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
h. Pandangan mata anak Nampak sayup
i. Gagal untuk menambah berat badan
j. Pertumbuhan linier terhenti
D. PENCEGAHAN
Karena kwashiorkor merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh defesiensi protein,
jadi pencegahan yang dapat dilakukan agar anak tidak mengalami penyakit ini yaitu
memperbaiki asupan protein kepada makanan anak.
Pencegahannya dapat berupa diet adekuat dengan jumlah-jumlah yang tepat dari
karbohidrat, lemak (minimal 10% dari total kalori), dan protein (12 % dari total kalori).
Sentiasa mengamalkan konsumsi diet yang seimbang dengan cukup karbohidrat, cukup
lemak dan protein bisa mencegah terjadinya kwashiorkor. Protein terutamanya harus
disediakan dalam makanan. Untuk mendapatkan sumber protein yang bernilai tinggi bisa
didapatkan dari protein hewan seperti susu, keju, daging, telur dan ikan. Bisa juga
mendapatkan protein dari protein nabati seperti kacang ijo dan kacang kedelei.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kwashiorkor yaitu keadaan kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang
kurang. Penyebab dari penyakit kwashiorkor yaitu factor social, factor ekonomi, pola
makan dan penyakit lama. Gejala dari kwashiorkor adalah edema pada seluruh tubuh
terutama kaki, mata terlihat sayup dan wajah yang sembam. Sedangkan cara
pencegahannya berupa diet adekuat dengan jumlah-jumlah yang tepat dari karbohidrat,
lemak (minimal 10% dari total kalori), dan protein (12 % dari total kalori).

B. SARAN
Lebih memperhatikan pola makan dan istirahat agar terhindar dari penyakit kwashiorkor.

Anda mungkin juga menyukai