PENDAHULU
AN
ASUHAN
KEPERAWAT
AN DENGAN
DIAGNOSA
DEMAM
TYPOID
DI RUANG
PUNOKAWA
N RS
RAJAWALI
CITRA
Pembimbing :
Ari
Widyawati.S.Ke
p.,Ns
Disusun Oleh :
(211100516)
STIKES Yogyakarta
2022
LEMBAR
PENGESAHA
N
Dengan adanya
tanda tangan
pada lembar ini,
maka
mahasiswa
dinyatakan telah
selesai tugas
laporan di pekan
pertama
Disahkan oleh
Yogyakarta, 10
Agustus 2022
Pembimbing
Akademik
Pembimbing
Rumah Sakit
( )
( )
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHA
N
DAFTAR ISI
A.Masalah
Keperawatan
B. Pengertian
C.Etiologi
D.Gejala dan
Tanda
E. Patofisiologi
F. Pathway
G. Komplikasi
H. Penatalaksan
aan
I. Pemeriksaan
Penunjang
J. Konsep dasar
Teori Asuhan
Keperawatan
pada pasien
Typoid
DAFTAR
PUSTAKA
LAPORAN PE
NDAHULUAN
ASUHAN KEP
ERAWATAN
PADA PASIEN
DENGAN GA
NGGUAN PEN
INGKATAN
SUHU TUBUH
(TYPOID)
A.MASALAH
KEPERAWAT
AN
Pasien mengala
mi gangguan pe
menuhan kebutu
han suhu tubuh (
Typoid).
B.PENGERTI
AN
Pengertian Suh
u Tubuh
Suhu tubuh adal
ah perbedaan an
tara jumlah pana
s yang dihasilka
n tubuh dengan j
umlah lingkung
an luar. Panas y
ang dihasilkan p
anas yang hilan
g = suhu tubuh.
Mekanisme kont
rol suhu tubuh p
ada manusa men
jaga suhu inti (s
uhu jaringan dal
am) tetap konsta
n pada kondisi li
ngkungan dan a
ktivitas fisik yan
g ekstrim. Namu
n suhu permuka
an berubah sesu
ai aliran darah k
e kulit dan juml
ah panas yang hi
lang ke lingkun
gan luar. Karena
perubahan terse
but, suhu norma
l pada manusia
berkisar dari 36-
37°C. Pada rent
ang ini, jaringan
dan sel tubuh ak
an berfungsi sec
ara optimal. Nil
ai suhu tubuh ju
ga di tentukan ol
eh lokasi pengu
kuran (oral, rekt
al, aksila, memb
ran timpani). Su
hu oral rata bagi
dewasa muda ya
ng sehat adalah
37°C (98,6° Fah
renheit). Tidak a
da satu nilai suh
u tunggal yang n
ormal bagi semu
a orang. Pengatu
ran suhu tubuh b
ertujuan mempe
roleh nilai suhu
jaringan dalam
pada tubuh. Me
kanisme fisiolog
i dan perilaku m
engatur keseimb
angan antara pa
nas yang hilang
dan dihasilkan,a
tau lebih sering
disebut sebagai
termoregulasi.
C.ETIOLOGI
Gangguan Suh
u Tubuh akibat
hipertermia
Pengertian Hip
ertermia
Hipertermia mer
upakan keadaan
ketika individu
mengalami atau
berisiko mengal
ami kenaikan su
hu tubuh <37,8
oC per
oral atau 38,8
oC per rektal ya
ng sifatnya men
etap karena fakt
or eksternal
Dari beberapa p
engertian diatas
dapat disimpulk
an bahwa hipert
ermia adalah ke
adaan dimana su
hu inti tubuh dia
tas batas normal
fisiologis sehing
ga menyebabka
n peningkatan s
uhu tubuh dari i
ndividu.
D.GEJALA DA
N TANDA
1.Suhu tinggi 37
,8
oC peroral atau
38,8
oC per rektal
2.Takikardi
3.Takipnea
4.Konvulsi (keja
ng)
5.Kulit kering, k
emerahan dan te
rasa hangat
6.Menggigil
7.Dehidrasi
E.PATOFISIO
LOGI
Suhu tubuh kita
dalam keadaan n
ormal dipertahan
kan di kisaran 37
oC,oleh pusat p
engatur suhu di
dalam otak yaitu
hipotalamus. Pus
at pengatur suhu
tersebut selalu m
enjaga keseimba
ngan antara juml
ah panas yang di
produksi tubuh d
ari metabolisme
dengan panas ya
ng dilepas melal
ui kulit dan paru,
sehingga suhu tu
buh dapat dipert
ahankan dalam k
isaran normal.
Walaupun demik
ian, suhu tubuh
kita memiliki flu
ktuasi harian yai
tu sedikit lebih ti
nggi, pada sore h
ari jika dibandin
gkan pagi hariny
a. Selain itu terd
apat pula kondisi
demam lainnya
namun yang tida
k disebabkan ole
h kenaikan set p
oint di pusat pen
gatur suhu di ota
k, yaitu dikenal s
ebagai hiperterm
ia. Pada hiperter
mia, terdapat ke
naikan suhu tubu
h yang tinggi ya
ng disebabkan ol
eh peningkatan s
uhu intitubuh se
cara berlebihan
sehingga terjadi
kegagalan meka
nisme pelepasan
panas. Hiperter
mia antara lain d
ijumpai pada hea
t stroke (terseng
at panasnya udar
a lingkungan), a
ktivitas fisik yan
g berlebihan pad
a cuaca panas se
rta dikarenakan
efek dari bebera
pa jenis obat-
obatan seperti ek
stasi
F.PATHWAY
G.KOMPLIKA
SI
Menurut,(H. Nabiel Ridha, 2017) komplikasi demam typhoid dibagi dalam :
a. Komplikasi intestinal
Perdarahan usus yang terjadi sedikit pendarahan hanya dapat ditemukan jika dilakukan
pemeriksaan pada tinja dengan benzidin. Sebaliknya, jika pendarahan pada usus yang terjadi
banyak maka dapat terjadi melena, yang bisa disertai dengan tanda-tanda renjatan,(Nursalam,
Rekawati Susilaningrum, 2008). Perforasi Ususyang terjadi tidak disertai dengan peritonitis hanya
dapat ditemukan bila terdapat rongga peritoneum, yaitu terdapat udara di antara hati dan
diagfragma pada foto rontgen abdomen yang dibuat dalam keadaan tegak serta terdapat pekak
hati menghilang,(Nursalam, Rekawati Susilaningrum, 2008).
b. Komplikasi ekstraintertinal
Komplikasi kardiovaskuler: miakarditis, trombosis, dan trombo flebitis Komplikasi darah: anemia
hemolitik, trombusta penia, dan sindrom urenia hemolitik
Komplikasi paru: premonia, emfiema dan pleuritis.
Komplikasi hepar dan kandung kemih: hepatitis dan kolelitaris.
Komplikasi ginjal: glumeruloneritis, prelene tritis, dan perine pitis.
Komplikasi tulang: ostieomilitis, spondilitis, dan ortitis.
H.PENATALA
KSANAAN
1. Non Farmako
logi
a. Observasi kea
daan umum pasi
en
b. Observasi tan
da-tanda vital pa
sien
c. Observasi per
ubahan warna k
ulit pasien
d. Anjurkan pasi
en memakai pak
aian yang tipis
e. Anjurkan pasi
en banyak minu
m
f. Anjurkan pasi
en banyak istira
hat
g. Beri kompres
hangat di bebera
pa bagian tubuh,
seperti ketiak, li
patan paha, lehe
r bagian belakan
g
Beri Health Edu
cation ke pasien
dan keluarganya
mengenai
pengertian, pena
nganan, dan tera
pi yang diberika
n tentang penya
kitnya
G. PEMERIKS
AAN
PENUNJANG
Typoid dilakukan dengan mengamankan penderita dari kondisi yang membuat suhu
tubuhnya meningkat drastis. Langkah yang bisa dilakukan di antaranya:
Memindahkan penderita ke tempat yang sejuk, sebaiknya yang sirkulasi udaranya baik
atau yang berpendingin ruangan.
Bila penderita dalam keadaan sadar, minta untuk segera mandi air dingin.
Kompres dingin terutama di bagian pergelangan tangan, leher, lipat ketiak dan
selangkangan.
Berikan minum bila penderita masih sadar betul.
Hindari pemberian teh dan kopi yang mengandung kafein.
I.Konsep
Dasar Teori
Asuhan
Keperawatan
Pada Pasien
Typoid
Berdasarkan tanda dan gejala penyakit thypoid, maka asuhan keperawatan yang prioritas
ditegakkan adalah menurut Wijaya & Putri 2013), berisikan tentang pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, perencanaan pemulangan yaitu :
1. Identitas klien
2. Keluhan Utama
Mengapa pasien masuk Rumah Sakit dan apa keluhan utama pasien, sehingga dapat diteggakkan
proritas keperawatan yang muncul. Keluhan utama demam tifoid adalah panas atau demam.
Pada umumnya penyakit pada pasien Thypoid adalah demam, ,pucat, nyeri kepala/pusing, nyeri
otot
Selama sakit klien merasa tidak dapat istirahat karena pasien merasakan sakit satu tubuh dan
demam, pusing
c. Pola eliminasi
Klien dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama. Sedangkan eliminasi urine tidak
mengalami gangguan, hanya warna urine menjadi kuning kecoklatan. Klien dengan demam
thypoid terjadi peningkatan suhu tubuh yang berakibat keringat banyak keluar dan merasa haus,
sehingga dapat meningkatkan kebutuhan cairan tubuh.
Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring maka segala kebutuan klien dibantu
total, agar tidak terjadi komplikasi.
8. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran pasien perlu dikaji dari sadar-tidak sadar (composmentis-coma) untuk mengetahui
berat ringannya prognosis penyakit pasien.
c. Kepala
Inspeksi : keadaan kepala simetris, warna rambut.
d. Mata
Inspeksi : keadaan mata simetris anatara mata kana dan mata kiri, tidak terdapat kelainan
bentuk, sianosis, sklera menguning.
e. Hidung
Inspeksi : keadaan hidung tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak ada kesulitan saat
bernafas.
f. Telinga
Inspeksi : keadaan telinga antara telinga kanan dan telinga kiri, kondisi kebersihan telinga klien.
g. Mulut
Inspeksi : bibir simetris, kering, rongga mulut tidak ada stomatitis, kondisi gigi, kondisi gusi,
kondisi lidah kotor.
h. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan vena jugularis. Palpasi : tidak ada nyeri tekan,
kondisi pada leher.
i. Thorax
1) Jantung
Inspeksi : kondisi dada, simetris atau tidak, ictus cordis Nampak/ tidak.
2) Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada sama. Palpasi : vocal premitus Kanan sama dengan Kiri.
Perkusi : suara paru-paru sonor. Auskultasi : suara nafas vesikuler atau normal, ada suara
tambahan (ronkhi +/-), wheezing (+/-)
j. Abdomen
Inspeksi : keadaan abdomen klien, bentuk abdomen.
k. Integumen
Inspeksi : kulit bersih, berwarna sawo matang, turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak,
akral hangat.
D.DAFTAR
PUSTAKA
Asmadi. 2008. T
ehnik Prosedura
l Keperawatan:
Konsep Aplikasi
Kebutuhan Das
ar Klien
Jakarta : Salemb
a Medika. Carpe
nito, Lynda Jual
l. 2000.
Buku Saku Diag
nosa Keperawat
an Edisi 8. Defi
nisi dan Klasifik
asi
Jakarta : EGC.
Doengoes, Mari
lynn E. 1999.
Rencana Asuha
n Keperawatan
: Pedoman untu
k Perencanaan
dan Pendokume
ntasian Perawat
an Pasien
Jakarta : EGC.
Herlman,T. Hea
ther.2015.
NANDA Interna
tional Diagnosis
Keperawatan :
Definisi dan Kla
sifikasi 2015-
2017
Edisi 10. Jakarta
: EGC Nurarif,
Amin H dan Har
dhi Kusuma.201
4.
Handbook for H
ealth Student Y
ogyakarta:Medi
Action Publishi
ng Nurarif, Am
in H dan Hardhi
Kusuma.2015.
Aplikasi Asuhan
Keperawatan B
erdasarkan Dia
gnosa Medis da
n Nanda Nic-
Noc.
Edisi Revisi Jili
d 1. Yogyakarta:
MediAction Pub
lishing