Anda di halaman 1dari 31

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP

KINERJA KARYAWAN AGROWISATA PLANTERA FRUIT PARADISE

USULAN PENELITIAN

Oleh:

MUHAMMAD ISLAMUDIN NUR

PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP
KINERJA KARYAWAN AGROWISATA PLANTERA FRUIT PARADISE

Oleh :

MUHAMMAD ISLAMUDIN NUR


NIM : 23020317130036

Disetujui oleh:

Dosen Wali Pembimbing Utama

Dr. Ir. Wiludjeng Roessali, M.Si. Kadhung Prayoga, S.P., M.Sc.


NIP. 19590130 198601 2 002 NIP. 19931018 201808 1 001

Usulan ini telah terdaftar di Program Studi Agribisnis


No. Registrasi : ………………
Tanggal : ………………

Ketua Program Studi Agribisnis Pembimbing Anggota

Ir. Kustopo Budiraharjo, M.P. Ir. Joko Mariyono, M.P., Ph.D.


NIP. 19651121 199203 1 001 NIP. 19650328 202102 1 001
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang..........................................................................................4
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................................7
1.3. Hipotesis....................................................................................................8
BAB II......................................................................................................................9
2.1. Agrowisata.................................................................................................9
2.2. Pemimpin.................................................................................................10
2.3. Kepemimpinan........................................................................................11
2.4. Teori Kepemimpinan...............................................................................13
2.5. Kepemimpinan Transformasional...........................................................13
2.5.1. Idealized Influence (Attributed & Behavior)...................................14
2.5.2. Inspirational Motivation..................................................................15
2.5.3. Intellectual Stimulation....................................................................15
2.5.4. Individualized Consideration...........................................................16
2.6. Kinerja Karyawan....................................................................................16
BAB III..................................................................................................................18
3.1. Kerangka Penelitian................................................................................18
3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian...................................................................19
3.3. Jenis dan Sumber Data............................................................................19
3.4. Metode Penentuan Responden................................................................20
3.5. Definisi Operasional................................................................................20
3.6. Metode Analisis Data..............................................................................22
3.7. Uji Instrumen Penelitian..........................................................................22
3.8. Uji Hipotesis............................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berwisata saat ini menjadi salah satu bagian dari kebutuhan masyarakat.

Salah satu objek wisata yang menjadi pilihan adalah agrowisata. Agrowisata yang

menjadi pilihan tempat berwisata inikarena menyajikan edukasi mengenai

pertanian yang sekaligus sebagai tempat rekreasi. Hal tersebut sesuai pendapat

Itsna & Dwi (2018) yang beranggapan pengembangan agrowisata tidak hanya

memiliki tujuan untuk melakukan kegiatan produksi tanaman pertanian saja

melainkan juga melakukan edukasi dan sebagai tempat rekreasi. Tujuan tersebut

sesuai dengan Surat Keputusan bersama Menteri Pariwisata, Pos dan

Telekomunikasi, dan Menteri Pertanian No. KM.47/PW/MPPT-89 dan Nomor

204/KPTS/HK0504/1989 yang menyebutkan agrowisata sebagai kegiatan yang

memanfaatkan agro dari awal hingga pasca panen dalam berbagai sistem, skala,

dan bentuk yang ditujukan untuk objek wisata yang memperluas pengetahuan,

pengalaman rekreasi, dan hubungan di bidang pertanian.

Sektor pertanian dan pariwisata yang digabungkan dalam pengelolaan

agrowisata tersebut memiliki perbedaan pertumbuhan dalam beberapa tahun

kebelakang. Hal tersebut ditandai dengan adanya pertumbuhan lapangan usaha di

bidang pertanian sebesar 1,17 persen pada tahun 2020 dan pertumbuhan positif

1,75 persen pada tahun 2021 (BPS, 2021). Sementara itu, dangkan pada sektor

pariwisata pajak daerah sektor wisata pada 2019-2020 mengalami pertumbuhan

negatif hingga mencapai 49,61% (Kementrian Keuangan, 2021). Hal tersebut juga
didukung dengan penurunan perjalanan wisatawan nasional pada tahun 2019 yang

mencapai 722.158.733 wisatawan mengalami penurunan menjadi 518.588.962

wisatawan pada tahun 2020 (BPS, 2021).

Perbedaan situasi yang dialami sektor pertanian dan sektor pariwisata

merupakan tantangan bagi pengelola agrowisata terlebih sebagai pemimpin yang

menjadi pengambil keputusan. Agrowisata Plantera Fruit Paradise merupakan

pengembangan bisnis yang dilakukan PT. Cengkeh Zanzibar sejak tahun 2008.

Pengalaman PT. Cengkeh Zanzibar dalam bidang pertanian khususnya tanaman

cengkeh sejak tahun 1972 melihat adanya potensi dari sektor hortikultura yaitu

buah-buahan. Pengembangan agrowisata ini dilakukan dengan mengeksplorasi

lahan kebun yang kosong menjadi budidaya holtikultura yang berkualitas dengan

pemandangan dan program wisata yang menarik. Agrowisata Plantera Fruit

Paradise menyediakan fruit safari, fruit tour, restoran, dan toko buah sebagai

sarana edukasi dan rekreasi.

Pengembangan dan pemaduan sektor pertanian dan pariwisata yang

mengalami perubahan dalam beberapa tahun tersebut memerlukan pemimpin yang

mampu mengelola dan mengarahkan semua sektor bisnis dengan baik.

Berdasarkan pendapat (Wardani et al., 2017) seorang pemimpin harus mampu

menghadapi perubahan dalam menganalisis dan memecahkan permasalahan

sumber daya yang ada, sehingga dapat memaksimalkan kinerja perusahaan.

Pemimpin juga harus mampu mempengaruhi anggotanya dalam proses

pengelolaan agrowisata, sehingga memudahkan pencapaian tujuan perusahaan.

Menurut (Alimah et al., 2016) pemimpin mampu mengarahkan dan


mempengaruhi kinerja karyawan yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama

melalui gaya kepemimpinannya.

Gaya kepemimpinan adalah cara-cara yang dilakukan pemimpin untuk

mempengaruhi anggota atau karyawan sehingga melakukan pekerjaan untuk

mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Menurut (Sunarsi, 2018)

kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mengarahkan,

mendorong, dan mempengaruhi orang lain untuk melakukan pekerjaan yang telah

ditetapkan sebagai tujuan bersama. Gaya kepemimpinan transformasional

merupakan teori yang memandang pemimpin sebagai seseorang yang mampu

mengarahkan anggotanya dengan baik. Menurut pandangan (Rorimpandey, 2013)

kepemimpinan transformasional menekankan nilai moral pada anggota untuk

bekerja dan lebih sadar sesuai dengan etika yang baik.

Penggunaan gaya kepemimpinan transformasional akan mempengaruhi

kinerja karyawannya sehingga jumlah dan kualitas produksi Agrowisata Plantera

Fruit Paradise tetap terjaga. Menurut (Gofur et al., 2021) kepemimpinan sangat

berpengaruh pada kinerja suatu kelompok dikarenakan adanya kemampuan

seorang pemimpin yang menjadikan orang lain melakukan pekerjaan sesuai

dengan arahan pemimpin. Terwujudnya kinerja yang baik dapat dicerminkan

melalui hasil pekerjaan yang memiliki kuantitas dan kualitas yang baik pula. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat (Romadhon & Rohim, 2021) yang menyatakan

tujuan organisasi dengan kualitas dan kuantitas yang baik merupakan perwujudan

dari pencapaian dari kinerja karyawannya.


Oleh karena itu penulis melakukan penelitian mengenai pengaruh

kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan. Penggunaan teori

gaya kepemimpinan transformasional pada penelitian ini didasarkan sifatnya yang

lebih aktual dalam bidang penelitian. Hal tersebut sesuai pendapat (Utaminingsih,

2014) yang mengemukakan gaya kepemimpinan transformasional adalah

pendekatan gaya kepemimpinan yang sering digunakan dalam dua dekade terakhir

ini. Gaya kepemimpinan transformasional juga dinilai berpengaruh positif

terhadap kinerja karyawan.

1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap

kinerja karyawan Agrowisata Plantera Fruit Paradise

2. Mengetahui gambaran pelaksanaan gaya kepemimpinan transformasional

terhadap karyawan Agrowisata Plantera Fruit Paradise

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:

1. Manfaat untuk peneliti adalah untuk mengetahui pengaruh gaya

kepemimpinan transformasional terhadap kinrja karyawan Agrowisata

Plantera Fruit Paradise.

2. Manfaat untuk pembaca dapat mengetahui gaya kepemimpinan

transformasional yang dilakukan untuk mempengaruhi kinerja karyawan

pada pengelolaan agrowisata.


3. Manfaat untuk pemilik agrowisata adalah sebagai acuan dan evaluasi bagi

organisasi dalam melakukan kegiatan usaha agar sesuai tujuan.

4. Manfaat untuk peneliti lain adalah gambaran kepemimpinan ini dapat

dugunakan untuk uji kuantitatif dan uji kualitatif yang lebih mendalam.

1.3. Hipotesis

1. Kepemimpinan Transformasional berpengaruh terhadap kinerja


karyawan Agrowisata Plantera Fruit Paradise
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Agrowisata

Agrowisata didefinisikan sebagai rangkaian aktivitas perjalanan wisata

yang memanfaatkan lokasi atau sektor pertanian mulai dari awal produksi

hingga diperoleh produk pertanian dalam berbagai sistem dan skala

dengan tujuan memperluas pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan rekreasi

di bidang pertanian (Budiarti et al., 2013). Agrowisata merupakan serangkaian

kegiatan pedesaan yang di dalamnya termasuk mengukuti kegiatan bertani,

mempelajari kebudayaan lokal, menikmati pemandangan dan keragaman hayati,

mempraktekkan pertanian organik dan konvensional, dan memanen buah-buahan

serta sayuran tropis (Aridiansari et al., 2015).

Agrowisata merupakan wisata yang ramah lingkungan (ecotourism)

dikarenakan agrowisata merupakan serangkaian kegiatan di bidang pertanian,

peternakan, atau perkebunan yang tidak merusak lingkungan serta sebagai sarana

pendidikan (Kristiana & Theodora, 2016). Agrowisata memiliki definisi sebagai

seluruh aktivitas mengenai kegiatan wisata yang juga sekaligus menjadi sarana

pembelajaran bagi wisatawan mengenai proses budidaya dalam bidang pertanian

atau peternakan (Swastika et al., 2017).

Faktor yang menghambat pengembangan agrowisata antara lain kurangnya

kualitas sumber daya manusia yang terlibat dalam usaha agrowisata ini, selain itu

kurangnya pihak-pihak yang mampu menggerakkan masyarakat sehingga mampu

meningkatkan produktivitas yang berorientasi bisnis (Abdullah et al., 2012).


Pengembangan agrowisata membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki

memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih mendalam dan luas mengenai

komoditas dan sumber daya yang tersedia dalam agrowisata, sehingga tujuan

dalam pengembangan agrowisata dapat tercapai (Nadhira & Kurnia, 2020).

2.2. Pemimpin

Pemimpin adalah seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain,

sedangkan orang-orang yang mampu dipengaruhi tersebut akan menjadi anggota

dan setiap arahan dari pemimpin akan dilaksanakan, sehingga mengarahkan

mereka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Mustapa & Maryadi, 2018).

Pemimpin juga memiliki tanggung jawab pada manajemen suatu organisasi yang

meliputi kegiatan menciptakan perangkat aturan untuk mengatur anggota dalam

organisasi yang ditujukan untuk memudahkan pemimpin menggerakkan aktivitas

organisasi sehingga pencapaian tujuan lebih efektif dan efisien (Sagala, 2018).

Pemimpin di dalam kelompok memiliki peran untuk mengoordinasikan

kegiatan kelompok sesuai tujuan, sebagai pemberi tugas atau arahan, dan sebagai

penanggung jawab utama dalam kelompok tersebut sehingga dapat mengarahkan

dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan kelompok (Suwatno, 2019).

Pemimpin merupakan orang yang memiliki pengetahuan yang lebih di suatu

bidang, selain itu pemimpin juga memiliki kemampuan berkomunikasi yang

digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan kepada anggota dan juga

memiliki rasa empati untuk menerima informasi dari anggota (Fazrien, 2014).
Karakteristik pemimpin yang baik yaitu memiliki kemampuan (hard skills)

berupa penguasaan informasi, teknologi, sistem, dan tugas, selain itu pemimpin

juga harus memiliki ketrampilan (soft skills) seperti pemecahan permasalahan,

hubungan dengan pihak luar dengan baik, komunikasi dengan anggota yang baik,

serta pengambilan keputusan yang bijak dan baik (Wijono, 2018). Pemimpin

memiliki perbedaan dengan manajer dimana pemimpin memiliki dampak pada

perencanaan dan perubahan tujuan serta mampu memperoleh komitmen dari

anggota, sedangkan manajer hanya berfokus pada pelaksanaan tanggung jawab,

tugas, dan wewenang pada tujuan yang telah ditetapkan (Suwatno, 2019).

2.3. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah fenomena kompleks yang berkaitan dengan proses

mempengaruhi orang untuk bekerja dan mematuhi peraturan yang dibuat dan

diperlukan oleh seorang pemimpin untuk dapat merealisasikan tujuan organisasi,

sehingga diharapkan seorang pemimpin mampu mendorong motivasi anggotanya

untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok (Wijono, 2018). Kepemimpinan

ini timbul melalui berbagai cara yaitu adanya faktor genetis yang mana keturunan

mempengaruhi pembentukan kepemimpinan dan faktor sosial yang mana semua

orang bisa menjadi pemimpin dikarenakan kepemimpinan dapat terbentuk oleh

lingkungan sosial (Prasetio, 2017).

Kepemimpinan merupakan tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi

perilaku dan kinerja orang lain demi mencapai tujuan kelompok atau organisasi

melalui komunikasi yang dilakukan oleh seorang pemimpin kepada orang lain di
sekitar dengan kelebihan informasi yang dimilikinya (Suwatno, 2019).

Kepemimpinan menjadi bagian yang penting dalam organisasi yang mana

pelaksanaan kepemimpinan harus efektif dalam mempengaruhi dan memotivasi

anggota untuk bekerja atau melakukan kegiatan sesuai dengan tujuan organisasi,

dikarenakan tanpa adanya kepemimpinan maka hubungan tujuan individu dengan

tujuan organisasi tidak searah (Lina, 2014).

Perbedaan pemimpin dan kepemimpinan yaitu pemimpin merupakan

seorang yang melakukan kegiatan sesuai dengan tugas dan wewenang untuk

memimpin kelompok, sedangkan kepemimpinan adalah sifat atau bakat yang

harus dimiliki oleh setiap pemimpin dalam kegiatannya tersebut (Napitupulu et

al., 2019). Kepemimpinan memiliki perbedaan dengan manajemen namun satu

sama lain tetap melengkapi yang mana kepemimpinan lebih mengarah tentang

cara mengatasi perubahan situasi dan tujuan, sedangkan manajemen hanya

kegiatan mengatasi kompleksitas atau permasalahan (Suwatno, 2019).

Pendekatan perilaku kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang

ditujukan untuk memperlancar dan mengefektifkan tercapainya tujuan kelompok,

fungsi-fungsi tersebut berupa fungsi yang berhubungan dengan tugas atau

pemecahan masalah dan fungsi pemeliharaan kelompok (Suwatno, 2019). Fungsi

yang berhubungan dengan tugas atau pemecah masalah memiliki cakupan sebagai

penetap struktur organisasi, pemberian saran penyelesaian, informasi, dan

pendapat, sedangkan fungsi pemeliharaan kelompok mencakup segala sesuatu

yang berhubungan dengan pengawasan dan pengarahan kelompok atau organisasi

agar berjalan lebih efektif (Soekarso & Putong, 2015).


2.4. Teori Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah perilaku, tindakan, dan sikap representasi dari

karakteristik pemimpin yang dilakukan untuk mengarahkan anggota melakukan

kegiatan usaha bersama guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah

organisasi atau kelompok (Hidayat, 2020). Gaya kepemimpinan memiliki banyak

teori salah satunya Great Man Theory yang menyebutkan bahwa sifat atau bakat

yang dimiliki oleh pemimpin merupakan seusatu yang dibawa sejak seseorang

tersebut dilahirkan (Sobian, 2022).

Teori kepemimpinan yang lain yaitu Contingency Theory yang

beranggapan bawha keberhasilan dan keefektifan seorang pemimpin didasari pada

kondisi, situasi, dan tempat tertentu, sehingga kinerja kempemimpinannya juga

berubah sesuai situasi dan kondisi yang ada (Sobian, 2022). Menurut James Burns

(1978) dalam Bass dan Riggio (2006) yang mengemukakan gaya kepemimpinan

dibedakan menjadi dua yaitu gaya kepemimpinan transformasional yang

mengutamakan mempengaruhi orang untuk berkerja sama dalam kelompok demi

mencapai tujuan dan gaya kepemimpinan transaksional bergantung kepada kinerja

anggota apabila positif akan mendapat imbalan sebaliknya apabila negatif tidak

akan mendapatkan imbalan yang lebih.

2.5. Kepemimpinan Transformasional

Gaya kepemimpinan transformasional adalah gaya yang memotivasi dan

menginspirasi anggota untuk meraih tujuan secara kelompok atau bersama-sama

yang mana dalam kepemimpinan ini anggota didorong untuk maju dan
berkembang dalam kegiatan sehingga tercapai tujuan kelompok (Bass & Riggio,

2006). Gaya kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang

mampu menginspirasi orang lain di sekitar melalui kelebihan kemampuan yang

dimiliki pemimpin yang dapat berupa intelektual, kewibawaan, dan perilaku,

sehingga anggota atau orang lain di sekitar pemimpin tersebut dapat melakukan

kegiatan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Kharis, 2015).

Gaya kepemimpinan transformasional dalam membangun inspirasi

anggota dan mempengaruhi anggota untuk melakukan kegiatan bersama dibagi

menjadi beberapa indikator diantaranya idealized influence (attribute), idealized

influence (behavior), intellectual stimulation, inspirational motivation, dan

individualized consideration (Bass & Riggio, 2006).

2.5.1. Idealized Influence (Attributed & Behavior)

Idealized influence adalah indikator kepemimpinan transformasional yang

menggambarkan cara pemimpin mengarahkan anggota dengan menanamkan

kepercayaan kepada anggota, mempraktikkan perilaku atau tindakan yang sesuai

dengan etika, dan bertindak sebagai panutan dalam mencontohkan pengambilan

keputusan yang baik (Ogola et al., 2017). Perebedaan cara pemimpin

menanamkan nilai-nilai tersebut dibedakan menjadi dua yaitu idealized influence

(attributed) yang lebih mengarah kepada kewibawaan dan emosional pemimpin

itu sendiri dalam menarik perhatian anggota untuk mengikuti arahannya,

sedangkan idealized influence (behavior) yang berupa pemimpin

mengimplementasikan perilaku atau tindakan yang mencermikan nilai-nilai


kepercayaan, etika kerja, dan persamaan visi dan misi dalam menuju tercapainya

tujuan (Utaminingsih, 2014).

2.5.2. Inspirational Motivation

Inspirational Motivation yang merupakan salah satu indikator dalam gaya

kepemimpinan transformasional ditunjukan dengan adanya pengaruh pemimpin

dalam menginspirasi dan memotivasi semangat kerja anggota untuk membangun

komitmen dalam mencapai tujuan secara bersama-sama (Nugroho, 2019).

Pemimpin dapat menginspirasi anggotanya melalui apresiasi yang diberikan

dalam setiap pekerjaan sehingga anggota merasa termotivasi dan menjadi lebih

semangat dalam melaksanakan pekerjaan yang baru juga memberikan

kepercayaan bagi anggota untuk menyelesaikan masalah (Aryandha, 2019).

2.5.3. Intellectual Stimulation

Indikator kepemimpinan intellectual stimulation dicirikan sebagai gaya

kepemimpinan yang mempengaruhi orang lain dengan mendorong intelektual atau

intelegensi dari anggota untuk lebih rasional dan lebih tepat dalam penyelesaiaan

masalah serta pengambilan keputusan (Nugroho, 2019). Intellectual stimulation

yang dilakukan pemimpin dapat merubah anggota dalam menggunakan

kemampuan intelektualnya untuk berpikir terlebih dahulu dengan cara yang tepat

sebelum melakukan pekerjaan, serta mendorong kemampuan intelektual anggota

untuk menyelesaikan masalah menggunakan inovasi dan kreasi yang tetap sesuai

dengan tujuan (Utaminingsih, 2014).


2.5.4. Individualized Consideration

Individualized consideration adalah indikator gaya kepemimpinan yang

dilakukan pemimpin dengan pendekatan pada masing-masing individu yang

menjadikan pertimbangan pemimpin mengenai kesiapan masing-masing anggota

dalam melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan (Yaslioglu & Erden, 2018).

Individualized conseideration adalah salah satu indikator kepemimpinan

transformasional yang mengedepankan perhatian atau pertimbangan terhadap

kemampuan masing-masing individu sehingga dengan adanya komunikasi terbuka

dengan anggota pemimpin dapat mengetahui memperlakukan anggota sebagai

individu masing-masing sesuai dengan kemampuan (Utaminingsih, 2014).

2.6. Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan adalah kemampuan setiap karyawan untuk

menyelesaikan pekerjaan yang diberikan tanpa melampaui batas waktu yang

diberikan sehingga dapat berkontribusi bagi perusahaan (Muzakki et al., 2016).

Kinerja merupakan hasil kerja dari karyawan yang dapat dilihat dari kuantitas dan

kualitas yang dicapai seseorang ataupun kelompok sesuai tanggung jawab yang

diberikan dalam periode tertentu (Akbar et al., 2016).

Instrumen dalam pengukuran kinerja karyawan terdiri dari beberapa

elemen yaitu kehadiran, kualitas hasil, kuantitas hasil, ketepatan waktu hasil

pengerjaan, cara melakukan, serta tingkat bekerja sama (Sinaga et al., 2020).
Dimensi kinerja karyawan menurut Flippo (1984) dalam (Sugianingrat et al.,

2021) dikemukakan bahwa terdapat 4 (empat) elemen yaitu:

1. Quality of work yang merupakan kualitas dari hasil pekerjaan karyawan yang

dapat dilihat dari tingkat kesempurnaan hasil yang sesuai dengan perintah.

2. Quantity of work yang merupakan kuantitas atau jumlah dari hasil pekerjaan

karyawan. Jumlah yang dimaksud adalah kecepatan dan ketepatan hasil antara

jumlah yang diberikan dengan jumlah yang dihasilkan.

3. Dependability merupakan dimensi kinerja yang dapat dilihat melalui kepatuhan

karyawan terhadap perintah pemimpin.

4. Attitude yang merupakan dimensi kinerja berkaitan dengan perilaku positif

yang ditunjukan kepada sesama karyawan maupun perusahaan.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Penelitian

Agrowisata Plantera Fruit Paradise

Pemimpin

Kepemimpinan Transformasonal
1. Idealized influence (attributed and behavior)
2. Inspirational motivation
3. Intellectual stimulation
4. Individualized consideration

Kinerja Karyawan
1. Quality of work
2. Quantity of work
3. Dependability
4. Attitude
Ilustrasi 1. Kerangka Pemikiran

Agrowisata Plantera Fruit Paradise adalah bagian dari PT. Cengkeh

Zanzibar yang mengelola lahan untuk kegiatan budidaya hortikultura. Pengelolaan

budidaya tersebut memadukan kegiatan di bidang pertanian berupa budidaya

buah-buahan dan bidang pariwisata sebagai sarana rekreasi dan edukasi. Kegiatan

yang memadukan dua bidang berbeda memerlukan pemimpin yang mampu


memadukan agar tujuan dari perusahaan tercapai. Kepemimpinan digunakan oleh

pemimpin untuk mempengaruhi karyawannya dalam membantu pengelolaan dan

pelaksanaan budidaya tanaman buah-buahan serta kegiatan wisata. Gaya

kepemimpinan yang digunakan dapat berupa gaya kepemimpinan

transformasional yang mampu mempengaruhi kinerja karyawan baik berupa dari

kuantitas maupun kualitas hasil produksi.

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus 2022. Lokasi

penelitian dilakukan Agrowisata Plantera Fruit Paradise. Pemilihan lokasi

penelitian dilakukan secara purposive dikarenakan tempat penelitian yang

merupakan agrowisata yang memiliki standar kualitas yang terjaga di wilayah

Kabupaten Kendal.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan

data sekunder. Bungin (2017) berpendapat bahwa data primer merupakan data

yang didapat dari objek pertama yaitu di lokasi penelitian. Data primer didapatkan

melalui kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data angka terkait

gaya kepemimpinan transformasional. Menurut Sugiyono (2019) kuesioner

(angket) adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis yang jawabannya

sudah tersedia, sehingga jawaban dari responden sesuai dengan yang diharapkan

oleh peneliti untuk mengukur variabel penelitian yang diuji dan diamati.
Data sekunder didapat melalui dokumentasi dari laporan perusahaan

mengenai identitas responden dan karakteristik Agrowisata Plantera Fruit Paradise

serta didapat melalui dinas setempat mengenai karakteristik lokasi penelitian. Hal

tersebut didukung pendapat (Bungin, 2017) yang menyatakan bahwa data

sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua seperti data-data yang

disimpan oleh perusahaan dalam bentuk file dan data yang didapat dari luar

seperti badan atau lembaga yang relevan dalam pengumpulan data terkait dengan

penelitian yang dilakukan.

3.4. Metode Penentuan Responden

Penentuan responden yang digunakan pada penelitian ini yaitu sensus

(sampling total) yang mana pemimpin dan seluruh pekerja sejumlah 30 orang

merupakan responden penelitian. Menurut (Sugiyono, 2019) teknik sensus

(sampling total) adalah teknik pengambilan sampel yang melibatkan semua

populasi untuk dijadikan sebagai sampel penelitian dikarenakan jumlah

populasinya yang di bawah 100, sehingga sampel yang digunakan dapat mewakili

populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian.

3.5. Definisi Operasional

Variabel penelitian yang digunakan yaitu gaya kepemimpinan

transformasional (x) dan kinerja karyawan (y).

a. Kepemimpinan Transformasional (x)


Teori kepemimpinan yang digunakan pada penelitian ini yaitu

menggunakan teori kepemimpinan transformasional yang dikemukakan oleh

James Burns. Indikator dalam kepemimpinan transformasional ini meliputi

idealized influence (attribute and behavior), intellectual stimulation, inspirational

motivation, dan individualized consideration.

b. Kinerja Karyawan (y)

Dimensi kinerja karyawan yang digunakan pada penelitian ini mengacu

pada teori yang dikemukakan Flippo. Dimensi kinerja yang dapat dilihat meliputi

quality of work, quantity of work, dependability, dan attitude.

Tabel 1.1
Operasional Variabel Kepemimpinan Transformasional
Indikator Butir
Variabel Dimensi
Pertanyaan
Kepemimpinan Idealized Mengarahkan 1, 2
Transformasiona influence
l (attributed and
behavior)
Memberi contoh 3, 4
Mempercayakan 5, 6
Inspirational Memotivasi 7, 8
motivation
Mengapresiasi 9, 10
Intellectual Mendorong kemampuan 11, 12
stimulation intelektual
Menambah pengetahuan
Individualized Mempertimbangkan 13, 14
consideration saran
Memberi perhatian 15, 16

Tabel 1.2
Operasional Variabel Kinerja Karyawan
Indikator Butir
Variabel Dimensi
Pertanyaan
Kinerja Quality of work Kesesuaian kualitas 1, 2
Karyawan hasil kerja
Ketelitian 3, 4
Quantity of Kesesuaian jumlah 5, 6
work hasil kerja
Ketepatan waktu 7, 8
Dependability Kepatuhan terhadap 9, 10
arahan
Kepatuhan terhadap 11, 12
keselamatan kerja
Attitude Sikap 13, 14
Kerjasama 16, 17

3.6. Metode Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linear

sederhana. Menurut (Kurniawan & Yuniarto, 2016) analisis regresi digunakan

untuk mengukur besarnya pengaruh variable bebas yang dalam penelitian ini

menggunakan variable kepemimpinan transformasional terhadap variable terikat

yang dalam penelitian ini menggunakan variable kinerja karyawan. Menurut

pendapat (Tambun & Mutiara, 2020) analisis regresi linear sederhana merupakan

metode analisa yang digunakan untuk mengetahui hubungan satu variable bebas

dengan satu variable terikat dengan bentuk persamaan umum sebagai berikut.

Y = a + bX

Y = Variabel terikat

X = Variabel Bebas

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

3.7. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan cara data yang didapat berupa angka

dimasukkan ke dalam SPSS. Pada menu analyze dipilih scale lalu dipilih

reliability analyze sehingga data dapat diolah berdasarkan pengelompokkan yang

telah ditentukan. Data berupa kepemimpinan transformasional dan kinerja

karyawandimasukkan pada test variabel list lalu klik statistic, untuk pilihan scale

dan scale if item deleted dicentang, kemudian pilih continue dan klik ok. Hasil

data dapat dilihat pada nilai Corrected Item Total Correlation. Kaidah penerimaan

uji validitas yaitu H0 ditolak apabila Rhitung ≤ Rtabel artinya data yang digunakan

tidak valid, sedangkan H0 diterima apabila Rhitung > Rtabel artinya data yang

digunakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan cara data yang didapat berupa angka

dimasukkan ke dalam SPSS. Pada menu analyze dipilih scale lalu dipilih

reliability analyze sehingga data dapat diolah berdasarkan pengelompokkan yang

telah ditentukan. Data berupa kepemimpinan transformasional dan kinerja

karyawandimasukkan pada test variabel list lalu klik statistic, untuk pilihan scale

dan scale if item deleted dicentang, kemudian pilih continue dan klik ok. Hasil

data dapat dilihat pada nilai Cronbach Alpha. Kaidah penerimaannya yaitu H0

ditolak apabila cronbach alpha > 70 artinya data yang digunakan reliabel,

sedangkan H0 diterima apabila cronbach alpha ≤ 70 artinya data yang digunakan

reliabel.

3. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan cara data yang didapat berupa angka

dimasukkan ke dalam SPSS. Pada menu analyze dipilih nonparametric tests dan

klik one Sample KS sehingga data dapat diolah berdasarkan pengelompokkan

yang telah ditentukan. Data berupa kepemimpinan transformasional dan kinerja

karyawandimasukkan pada test variabel list lalu pilihan descriptive dicentang.

Hasil data dapat dilihat pada salah satu uji normalitas yaitu uji Kolgomorov

Smimov. Kaidah penerimaannya yaitu H0 ditolak apabila sig 2 tailed ≤ 0,05 artinya

data berdistribusi normal, sedangkan H0 diterima apabila sig 2 tailed > 0,05

artinya data tidak berdistribusi normal.

3.8. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan uji t.


Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel
independennya. Hipotesis yang didapat berupa :
H0 : Kepemimpinan transformasional mempengaruhi kinerja karyawan
Agrowisata Plantera Fruit Paradise
H1 : Kepemimpinan transformasional mempengaruhi kinerja karyawan
Agrowisata Plantera Fruit Paradise
Kriteria uji t pada uji hipotesis di dalam penelitian yaitu:
1. Hipotesis alternatif diterima jika nilai signifikan < 0,1
2. Hipotesis alternatif ditolak jika nilai signifikan > 0,1
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S., Maarif, M. S., Husaini, M., Bantacut, T., & Avenzora, R. (2012).
Identifikasi Dan Solusi Dalam Pengembangan Agrowisata Berbasis Masyarakat
Studi Kasus Di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan. J. Teknologi Industri
Pertanian, 22(1), 15–21.
Akbar, F. H., Hamid, D., & Djudi Muhammad. (2016). Pengaruh Kepuasan Kerja
Terhadap Komitmen Organisasional dan Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan
Tetap PG Kebon Agung Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, 38(2), 79–88.
Alimah, F. C., Sayekti, W. D., & Soelaiman, A. (2016). Hubungan Gaya
Kepemimpinan Mandor Panen dan Motivasi Kerja Pemanen Dengan Kinerja
Pemanen di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Kebun Kelapa Sawit (UKKS)
Rejosari Natar, Lampung Selatan. Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis, 4(3), 294–300.
Aridiansari, R., Elih, E., & Puji, K. (2015). Pengembangan Agrowisata Di Desa Wisata
Tulungrejo Kota Batu. Jurnal Produksi Tanaman, 3(5), 383–390.
Aryandha, P. N. (2019). The Influence Of Transformational Leadership Characteristics
On The Creativity Of Employeesin The Planning Departement Of Cv Xyz. J.
Business and Management, 2(2), 131–140.
Bass, B. M., & Riggio, R. E. (2006). Transformational Leadership: Secon Edition.
Lawrence, Erlbraum Associates.
BPS. (2021). Produk Domestik Bruto Indonesia Triwulanan 2017-2021. Badan Pusat
Statistik.
Budiarti, T., Suwarto, S., & Muflikhati, I. (2013). Pengembangan Agrowisata Berbasis
Masyarakat pada Usahatani Terpadu gunaMeningkatkan Kesejahteraan Petani dan
Keberlanjutan Sistem Pertanian. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 18(3), 200–
207.
Bungin, B. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Edisi Kedua. Kencana.
Fazrien, A. (2014). Peran Pemimpin Dalam Pencapaian Kinerja Pegawai (Studi Pada
Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang). J. Administrasi Publik, 2(4), 603–607.
Gofur, M. A., Sundari, S., & Kustiari, T. (2021). Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Kinerja UMKM Kuliner di Kabupaten Jember Melalui Learning organization
Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Agroteknologi Dan Agribisnis, 5(2), 129–
137.
Itsna, H. N., & Dwi, K. M. D. K. (2018). Analisis Perilaku Konsumen Dalam
Pengambilan Keputusan Obyek Agrowisata (Studi Kasus Di Kusuma Agrowisata
Kota Batu, Malang). J. Agrica, 11(1), 73–83.
Kementrian Keuangan. (2021). Laporan Perkembangan Ekonomi dan Fiskal Daerah.
Kementrian Keuangan.
Kharis, I. (2015). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja
Karyawan Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada
Karyawan Bank Jatim Cabang Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 3
No. 1 Maret 2015| Administrasibisnis.Studentjournal.Ub.Ac.Id, 3(1), 1–9.
Kristiana, & Theodora, S. (2016). Strategi Upaya Pengembangan Pariwisata
Berkelanjutan Agrowisata Berbasis Masyarakat Kampung Domba Terpadu Juhut,
Provinsi Banten. J. Ilmiah Widya, 3(3), 166–172.
Kurniawan, R., & Yuniarto, B. (2016). Analisis Regresi: Dasar dan Penerapannya
dengan R. PT. Kharisma Putra Utama.
Lina, D. (2014). Analisis Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap
Kinerja Pegawai Dengan Sistem Reward Sebagai Variabel Moderating. J. Riset
Akuntansi Dan Bisnis, 14(1), 77–97.
Mustapa, Z., & Maryadi, M. (2018). Kepemimpinan Pelayan : Dimensi Baru Dalam
Kepemimpinan. Celebes Media Perkasa.
Muzakki, M. H., Susilo, H., & Yuniarto, S. R. (2016). Pengaruh Penggunaan
Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PT.
TELKOM Pusat Divisi Regional V Surabaya). Jurnal Administrasi Bisnis, 39(2),
169–175.
Nadhira, D. A., & Kurnia, G. (2020). Karakteristik Wirausaha Petani Sukses (Studi
Biografi Pada Pemilik Agrowisata Kebun Edukasi Eptilu). J. Ekonomi Pertanian
Dan Agribisnis, 4(3), 561–575.
Napitupulu, R., Putra, D. H., & Shalahudin, S. (2019). Dasar-Dasar Ilmu
Kepemimpinan Teori dan Aplikasi. Uwais Inspirasi Indonesia.
Nugroho, R. E. (2019). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Stress Kerja
Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Kontrak Proyek. Jurnal
Ilmiah Manajemen, 9(2), 341–354.
Ogola, M. G. O., Sikalieh, D., & Linge, T. K. (2017). The Influence of Idealized
Influence Leadership Behavior on Employee Performance in Small and Medium
Enterprises in Kenya. European International Journal of Science and Technology,
6(3), 47–62.
Prasetio, A. P. (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Stres Kerja Anggota
Polri Divisi PROPAM Polda Jawa Barat. Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 2(1),
105–115.
Romadhon, R. A., & Rohim, R. (2021). Pengaruh Pelatihan Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai di PT. Perkebunan Nusantara Xii Kotta Blater
Kabupaten Jember. Jurnal Ilmiah Cahaya Ilmu, 3(2), 45–58.
Rorimpandey, L. (2013). Gaya Kepemimpinan Transformasional, Transaksional,
Situasional, Pelayanan Dan Autentik Terhadap Kinerja Pegawai Kelurahan Di
Kecamatan Bunaken Kota Manado. J. Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 1(14), 2233–2244.
Sagala, S. (2018). Pendekatan & Model Kepemimpinan. Prenada Media.
Sinaga, O. A., Hasibuan, A., & Priyojadmiko, E. E. (2020). Manajemen Kinerja dalam
Organisasi. Yayasan Kita Menulis.
Sobian, P. (2022). Pemimpin dan Kepemimpinan. Lakeisha.
Soekarso, S., & Putong, I. (2015). KEPEMIMPINAN: Kajian Teoritis dan Praktis.
Buku & Artikel Karya Iskandar Putong.
Sugianingrat, I. A. P. W., Yasa, N. N. K., & Sintaasih, D. K. (2021). Peningkatan
Kinerja Karyawan Melalui Employee Engagement dan Organizational
Citizenship Behavior. Media Sains Indonesia.
Sugiyono, S. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabbeta.
Sunarsi, D. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pada CV. Usaha Mandiri Jakarta. Jurnal Ilmiah Manajemen
Sumber Daya Manusia, 1(2), 1–24.
Suwatno, S. (2019). Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi Publik dan
Bisnis. Bumi Aksara.
Swastika, I. P. D., Sri Budhi, M. K., & Urmila Dewi, M. H. (2017). Analisis
Pengembangan Agrowisata Untuk Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan
Petang, Kabupaten Badung. J. Ekonomi Dan Bisnis, 6(12), 4103–4136.
Tambun, I. B., & Mutiara, P. (2020). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional
Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada Pt. Cahaya Rimba. Jurnal Sains Dan
Teknologi ISTP.
Utaminingsih, A. (2014). Perilaku Organisasi: Kajian Teoritik & Empirik terhadap
Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Kepercayaan dan Komitmen.
Universitas Brawijaya Press.
Wardani, D. K., Cahyono, D., Herlambang, T., & Qomariah, N. (2017). Pengaruh
Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Dengan Komitmen
Organisasi Sebagai Variabel Intervening di Rumah Sakit Islam Lumajang. Jurnal
Sains Manajemen Dan Bisnis Indonesia, 7(2), 208–231.
Wijono, S. (2018). Kepemimpinan Dalam Perspektif Organisasi. Prenada Media.
Yaslioglu, M. M., & Erden, N. S. (2018). Transformational Leaders in Action: Theory
Has Been There, But What About Practice? IUP Journal of Business Strategy,
15(1), 42–53.
 
KUESIONER WAWANCARA

I. Identitas Responden

1. Nama :
2. Tanggal lahir :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan terakhir :
5. Lama Kerja

II. Petunjuk Pengisian

Kepemimpinan Transformasional terdiri dari 4 dimensi yang terdiri dari

indikator-indikator. Kinerja Karyawan terdiri dari 4 dimensi yang terdiri dari

indikator-indikator. Setiap pertanyaan dapat diisi dengan rentang nilai 1-5 yang

mana 1 menunjukkan Sangat Tidak Setuju (STS), 2 menunjukkan Tidak Setuju

(TS), 3 menunjukkan Netral (N), 4 menunjukkan Setuju (S), dan 5 menunjukkan

Sangat Setuju (SS).

Nilai 5 didapat apabila jawaban dari responden berupa sangat setuju /

selalu dilakukan / sangat positif / sangat bangga, nilai 4 didapat apabila jawaban

setuju / sering dilakukan / positif / bangga, nilai 3 didapat apabila jawaban ragu-

ragu / kadang-kadang dilakukan / netral, nilai 2 didapat apabila jawaban tidak

setuju / hampir tidak pernah atau jarang dilakukan / negatif / kecewa, nilai 1

didapat apabila jawaban sangat tidak setuju / tidak pernah dilakukan / sangat

negatif / sangat kecewa.


Tabel Kuesioner Kepemimpinan Transformasional
No Indikator Pernyataan 1 2 3 4 5
Kepemimpinan
1 Idealized Pemimpin memberi arahan STS TS N S SS
Influence melalui briefing atau rapat
(Attributed
and behavior)
2 Pemimpin memberi arahan STS TS N S SS
secara langsung
3 Pemimpin memberi contoh STS ST N S SS
melakukan kegiatan
produksi
4 Pemimpin memberi contoh STS ST N S SS
berperilaku sesuai dengan
etika
5 Pemimpin mempercayakan STS ST N S SS
hasil kepada karyawan
6 Pemimpin memberikan STS ST N S SS
tanggung jawab penuh atas
pekerjaan karyawan
7 Inspirational Pemimpin memotivasi STS ST N S SS
motivation anggota untuk lebih
semangat dalam bekerja
Pemimpin membagikan STS ST N S SS
visi dan misi yang telah
dibangun untuk
meningkatkan motivasi
anggota
Pemimpin memuji hasil STS ST N S SS
pekerjaan karyawan
Pemimpin memberikan STS ST N S SS
apresiasi atas prestasi kerja
4 Intellectual Pemimpin berdiskusi STS ST N S SS
Stimulation dengan karyawan untuk
memecahkan masalah
bersama
Pemimpin mengarahkan STS ST N S SS
anggota untuk
menyelesaikan masalah
dengan cara yang lain
apabila cara pertama tidak
berhasil
Pemimpin memberikan STS ST N S SS
pelatihan kepada karyawan
Pemimpin melakukan studi STS ST N S SS
banding atau
menghadirkan ahli untuk
memecahkan masalah
5 Individualized Pemimpin menerima saran STS ST N S SS
Consideration dari anggota dalam
pengambilan keputusan
Pemimpin mengetahui STS ST N S SS
latar belakang masing-
masing anggota dalam
bekerja
Pemimpin memberikan STS ST N S SS
keringan untuk pekerja
yang sakit
Pemimpin tidak STS ST N S SS
membandingkan individu
satu dengan individu yang
lain dalam melaksanakan
pekerjaan

Tabel Kuesioner Kinerja Karyawan


No Indikator Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Quality of Hasil kerja sesuai dengan STS TS N S SS
work arahan dan kriteria
perusahaan
2 Karyawan sering ditegur STS TS N S SS
mengenai kesesuaian hasil
kerja
3 Karyawan menyelesaikan STS ST N S SS
tugas dengan teliti
4 Karyawan focus pada tugas STS ST N S SS
yang diberikan
5 Quantity of Jumlah pekerjaan yang STS ST N S SS
work diselesaikan sesuai dengan
yang diberikan
6 Karyawan mendapat STS ST N S SS
teguran atas kekurangan
hasil pekerjaan
7 Pekerjaan yang diberikan STS ST N S SS
diselesaikan tepat waktu
8 Karyawan menunda STS ST N S SS
pekerjaan yang telah
diberikan
9 Dependabilit Karyawan membuang STS ST N S SS
y waktu luang untuk hal di
luar pekerjaan
10 Karyawan mendapat STS ST N S SS
teguran karena
menggunakan cara yang
salah
11 Karyawan lapangan STS ST N S SS
menggunakan alat
keselamatan kerja
12 Karyawan sering bergurau STS ST N S SS
saat melakukan pekerjaan
13 Attitude Karyawan ramah kepada STS ST N S SS
semua anggota perusahaan
14 Karyawan mau menerima STS ST N S SS
saran yang diberikan
karyawan lains
15 Karyawan bisa bekerja STS ST N S SS
dengan siapa saja
16 Karyawan saling membantu STS ST N S SS
pekerjaan karyawan lain

Anda mungkin juga menyukai