Anda di halaman 1dari 4

PENGGUNAAN TEKNOLOGI QR CODE PADA

KEMAHIRAN MENDENGAR DALAM PEMBELAJARAN


BAHASA ARAB

ABD. HAMID GHUFRON


Universitas Negeri Malang
E-mail : abd.hamid.1802316@students.um.co.id

Abstrak
Perkembangan pembelajaran pada saat ini seharusnya bisa seimbang dengan perkembangan
teknologi yang bisa dikatakan sudah mengalami kemajuan pesat, sehingga dengan
mempertimbangkan keseimbangan inilah QR Code dapat dimaksimalkan penggunaannya melalui
proses pembelajaran yang tepat. Pada pembelajaran maharah istima’ sekarang sangat bergantung
pada teknologi dan device yang memadai makadari itu dengan memaksimalkan QR Code sebagai
alternative link materi dan tugas diharapkan bisa sangat membantu proses belajar dan
pembelajaran. Terlepas dari kekurangan yang sangat minim, kelebihan QR Code sebagai teknologi
saat ini mampu membantu penataan materi, mampu mempermudah memonitor keaktifan murid-
murid, dan mengingat fleksibilitasnya yang bisa digunakan sesuai tempat dan waktu yang
diinginkan maka penggunaan QR Code akan sangat membantu proses belajar dan pembelajaran
khususnya pada era pandemi saat ini.
Kata Kunci : QR Code, Maharah istima’, Teknologi

‫يجب أن يكون تطوير التعلم في هذا الوقت متوازنا ً م ع التط ورات التكنولوجي ة ال تي يمكن الق ول إنه ا تق دمت‬: ‫امللخص‬
.‫ من خالل عملي ة التعلم الص حيحة‬QR Code ‫ يمكن تعظيم اس تخدام‬، ‫ لذلك من خالل النظر في ه ذا الت وازن‬، ‫بسرعة‬
‫ وبالت الي من خالل تعظيم رم ز‬، ‫يعتم د التعلم في االس تمارة اآلن بش كل كب ير على التكنولوجي ا واألجه زة المناس بة‬
.‫ من الم أمول أن يس اعد بش كل كب ير في عملي ة التعلم والتعلم‬، ‫االستجابة السريعة كحلقة وصل بديلة للمواد والواجب ات‬
‫ كتقني ة الي وم ق ادرة على المس اعدة في تنظيم‬QR Code ‫ فإن مزاي ا‬، ‫بصرف النظر عن الحد األدنى من أوجه القصور‬
، ‫ والنظ ر في مرونته ا ال تي يمكن اس تخدامها وف ًق ا للمك ان وال وقت المطل وبين‬، ‫ وتسهيل مراقبة نشاط الطالب‬، ‫المواد‬
.‫ خاصة في عصر الجائحة الحالي‬، ‫ سوف يساعد الكود بشكل كبير في عملية التعلم والتعلم‬QR Code ‫واستخدام‬
Technology ، ‫ مهارة استماء‬،QR Code : ‫كلمات مفتاحية‬

Keterampilan berbahasa memiliki 4 sub keterampilan yaitu : keterampilan menulis


(maharatul kitabah), keterampilan membaca (maharatul qira’ah), keterampilan berbicara
(maharatul kalam), keterampilan mendengar (maharatul istima’). Sebagaimana sudah diketahui
bahwa kemahiran mendengar adalah kemampuan seseorang dalam memahami kata atau kalimat
yang ditutur oleh lawan bicara atau media tertentu. Kemampuan ini dapat dicapai dengan latihan
terus menerus mendengarkan perbedaan-perbedaan bunyi unsur-unsur kata (fonem) dengan
unsur-unsur lainnya menurut makhraj huruf yang betul baik dari penutur aslinya maupun melalui
media tertentu (Fathoni, 2018).

Pembelajaran Bahasa Arab pada prosesnya mengalami perkembangan melalui inovasi-


inovasi dan metode-metode, terlebih pada era sekarang banyak sekali cara-cara inovatif termasuk
menggunakan teknologi QR Code untuk alternative link menuju ke bentuk pembelajaran yang lebih
menarik. Dalam suatu proses pembelajaran, guru dituntut untuk membuat perencanaan yang
matang dan sistematis agar tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh peserta didik. Untuk itu
diperlukan strategi mengajar yang sistematis sebagai bagian penting yang dilakukan oleh guru
dalam melaksanakan kegiatan mengajar (Molnar dalam sukmawati, 2020).

Untuk itu penulis memanfaatkan salah satu pembelajaran menggunakan QR Code agar
supaya memudahkan dan lebih menarik bagi murid-murid dalam proses pembelajaran
kedepannya. Melalui aplikasi QR Code ini diharapkan pengajar atau pendidik bisa lebih mudah
dalam menjelaskan materi-materi dalam buku ajar pegangan murid-murid dengan lebih efektif.

Pembahasan
Kemahiran mendengar (maharatul istima’),mempunyai peranan penting dalam ketrampilan
berbahasa karena istima’ merupakan sarana pertama kali dalam pemerolehan bahasa
selanjutnya.Dari istima’ kita dapat mengungkapkan dari apa yang telah kita simak dengan
bicara,membaca danmenulis. Dari istima’ pula kita dapat mengenal mufrodat, dan tarkib guna
menunjang ketrampilan Bahasa selanjutnya (Fathoni, 2018).

Adapun tujuan pembelajaran mendengar (istima’) sebagaimana dijelaskan oleh (hamadah


dalam Fathoni, 2018) yaitu:

a) Membiasakan telinga dengan suara-suara baru.


b) Membiasakan siswa untuk mengucapkan bahasa baru.
c) Memahami soal agar mampu menjawabnya.
d) Memecahkan soal-soal latihan menyimak baik berupa menyempurnakan ungkapan, merubah
kalimat atau yang lain.
e) Memahami teks yang diperdengarkan secara rinci kemudian menjawab soal-soal tentang teks itu.
f) Memahami pokok-pokok pikiran yang ada dalam teks yang diperdengarkan, kemudian
meringkasnya.
g) Menelusuri bagian–bagian penting dari teks yang diperdengarkan, kemudian menyusunnya
kembali dalam tulisan.
h) Mengambil poin-poin penting yang bisa membantu untuk mempresentasikan topik yang
berkaitan dengan teks yang diperdengarkan.
i) Satu permulaan untuk mendiskusikan sebuah tema.
j) Mengulang materi-materi yang telah diajarkan.
Melalui tujuan pembelajaran keterampilan mendengar yang kita lihat diatas bahwa point E
merupakan point inti dari sinkronisasi penggunaan QR Code dalam pembelajaran kemahiran
mendengar yang pada dasar penggunaan QR Code tersebut memang sangat fleksibel dan bisa
dipakai dalam waktu yang diinginkan oleh murid-murid baik pada pembelajar berbasis online
ataupun tatap muka.

Dan pada point J dari tujuan istima’ diatas sangat memungkinkan penggunaan QR Code
dengan Metode Audio Lingual. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode audio
lingual, pada umumnya menggunakan pendekatan oral (oral approach). Ciri khas dari pendekatan
oral adalah menggunakan latihan pola (pattern practice) atau meniru dan mengingat. Metode audio
lingual berorientasi pada hasil analisa struktur bahasa dan perbandingan antara bahasa ibu peserta
didik dengan bahasa sasaran yang pelajarinya. Peserta didik menentukan pola kalimat yang harus
dipelajarinya dan membiasakan menggunakan bahasa yang baru dipelajarinya dengan
menggunakan latihan terutama latihan pola (patern practice). Peserta didik dituntut untuk
menirukan dan mengingat atau menghapal materi pengajaran yang telah diperolehnya. Materi
pembelajaran diberikan secara bertahap, dari yang mudah ke materi yang sulit (Abdullah, 2013).
Terdapat 6 kategori barcode berdasarkan kegunaannya, yaitu: 1. Barcode untuk keperluan
retail. Barcode untuk keperluan retail, salah satu contohnya adalah UPC (Universal Price Codes),
biasanya digunakan untuk keperluan produk yang dijual di supermarket. 2. Barcode untuk
keperluan packaging. Barcode untuk packaging biasanya digunakan untuk pengiriman barang, dan
salah satunya adalah barcode tipe ITF. 3. Barcode untuk penerbitan. Barcode untuk keperluan
penerbitan, sering digunakan pada penerbitan suatu produk, misalkan barcode yang menunjukkan
ISSN suatu buku. 4. Barcode untuk keperluan farmasi. Barcode untuk keperluan farmasi biasanya
digunakan untuk identifikasi suatu produk obat-obatan. Salah satu barcode farmasi adalah barcode
jenis HIBC. 5. Barcode untuk keperluan non retail. Barcode untuk kepentingan non retail, misalkan
barcode untuk pelabelan buku-buku yang ada di perpustakaan. Salah satu tipe barcode untuk
keperluan non retail ini adalah Code 39. 6. Barcode untuk keperluan lain (yudhanto, 2011)

Pada 6 kategori tersebut diatas, QR Code yang dipakai pada pembelajaran termasuk kategori
ke 6 yakni Barcode atau QR Code untuk keperluan lain.sinkronisasi QR Code yang biasa dipakai
untuk keperluan industrial ke dalam pembelajaran merupakan suatu tantangan bagi pengajar atau
pendidik dalam memberikan suatu inovasi pembelajaran. Namun berkat kemajuan teknologi saat
ini untuk membuat atau memakai QR Code tersebut sangat mudah. Pengajar atau pendidik bisa
membuka market place pada google place dan tersedia gratis.lalu mendownload dan membuat QR
Code dengan mudah, QR Code yang dibuat ditujukan pada link audio atau materi yang sudah
disiapkan, setelah QR Code siap pengajar atau pendidik bisa memulai pembelajaran yang
menyenangkan dengan memakai QR Code sebagai sarana yang memadai untuk penyampaian
materi.

Problematika penggunaan QR Code pada pembelajaran


Masalah-masalah yang kerap dihadapi oleh pengajar atau pendidik adalah sarana dan
prasarana pembelajaran, adapun jika fasilitas pembelajaran yang diperoleh dari suatu instansi
pendidikan memadai maka akan sangat memudahkan bagi pengajar atau pendidik maupun murid-
murid. Dalam hal ini laboratorium Bahasa diperlukan untuk menunjang pembelajaran dengan baik
dan benar.

Solusi dari ketiadaan fasilitas yang memadai adalah dengan membeli QR Code scanner
dengan harga yang lumayan mahal tetapi bisa untuk dipakai pada setiap pembelajran yang
memungkinkan pihak instansi pendidikan akan lebih menghemat pengeluaran dan mempermudah
pengajar dan murid dalam proses pembelajarannya.

Diantara keuntungan menggunakan QR Code adalah pada saat pembelajaran berbasis online
yang menjadi tantangan pada era covid sekarang, murid-murid dapat menscan QRCode dimanapun
dan kapanpun mereka membutuhkan materi pembelajaran yang mereka butuhkan. Terlebih
penggunaannya yang sangat mudah hanya dengan menscan lalu device yang dimiliki akan otomatis
menuju ke link yang sudah di scan pada QR Code yang berisi materi-materi pembelajaran. Dalam
hal ini jika seluruh murid mempunyai device yang mumpuni maka akan sangat memudahkan
pembelajaran.

Simpulan
Penggunaan QR Code dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran yang lebih menarik
dan lebih instan penggunaannya, terlebih pada era pembelajaran berbasis online penggunaan QR
Code sangat dibutuhkan untuk mempermudah pembelajaran dengan menyinkronkan QR Code
pada link materi, tugas, dan audio. Kekurangan penggunaan QR Code juga bisa diakali dengan biaya
pengeluaran rendah menggunakan QR Code / Barcode scanner sehingga dapat meminimalisir
penggunaan lab Bahasa.
Daftar rujukan
Abdullah sani, Ridwan. 2013. INOVASI PEMBELAJARAN. Jakarta : Bumi Aksara
Fathoni, Muhammad. 2018. Pembelajaran Maharah Istima’. Sekolah Tinggi Agama Islam Masjid
Syuhada Yogyakarta :jurnal komunikasi dan pendidikan islam 1 (1) : 200
Sukmawati. Jamaludin. 2020. Implementasi Pemanfaatan Aplikasi QR Code dalam Proses
Pembelajaran PPKn. Universitas Tadulako :jurnal kreatif online 8 (3) : 195
Yudhanto,yudha. 2011. Sejarah Penggunaan Barcode. Ilmu komputer

Anda mungkin juga menyukai