Anda di halaman 1dari 20

=2 .

1=[ ′
2 Daftar materi yang sulit dipahami di
modul ini 1. Fungsi Transeden
2. Barisan Monoton naik dan turun
3 Daftar materi yang sering mengalami 1. ….
miskonsepsi
4. Aplikasi Integral
a. Luas Daerah pada Bidang Datar

Dipunyai D adalah daerah yang dibatasi dua


grafik fungsi dan dengan ( )≥ ( ) untuk
semua ∈[ , ], = ,dan = . Jika L adalah
luas daerah D, maka = [ − ]

b. Volume Benda Putar


= [ ]
c. Panjang busur suatu grafik
= 1+[ ′ ] .Δ .
d. Luas Permukaan Benda Putar
2) Integral Fungsi Trigonometri
Berikut disajikan beberapa teknik
pengintegralan fungsi trigonometri ditinjau dari
betuk pokoknya.
a) Integral bentuk
sin
b) Integal bentuk .
c) Integral bentuk . . ,
. , .
d) Integral bentuk .
3) Integral fungsi rasional
Fungsi = masing-
masing merupakan polinomial/suku banyak disebut
fungsi rasional

2. Notasi sigma dan jumlah Rieman


a. Deret dan Notasi Sigma
Notasi Sigama adalah simbol untuk menjumlahkan
sejumlah bilangan terurut yang mengikuti suatu pola
dan aturan tertentu
Teorema 4.7

b. Jumlah Riemann
Dipunyai [ , ] suatu selang tutup. Suatu partisi
untuk selang [ , ] adalah sebarang himpunan yang
terdiri ( +1) bilangan { 0, 1, 2,…, }, dengan
= 0< 1< 2<⋯< n= .
Dipunyai :[ , ]→ℝ. suatu fungsi, n suatu
partisi untuk selang [ , ], dan I ∈[ i−1, i].
Bangun n=Σ ( i).Δ . Bangun disebut Jumlah
Riemann untuk pada selang [a,b].
3. Integral Tertentu
a. Integral Tertentu

b. Teorema-teorema Integral Tertentu


Teknik pengintegralan berikut:
KB 4 Teorema 4.1
Jika sebarang bilangan rasional kecuali -1, maka
= +

Teorema 4.2

=−
Konsep
Teknik
Antiturunan pengintegrala
Teorema
Penggantian dan
n yang
diperoleh dari
+
Anti Integral Parsial turunan
turunan maupun
Teknik integral
Integral
= +
Pengintegralan

Notasi Deret dan


Fungsi
Trigonometr
Teorema 4.3 (Kelinieran)
Sigma dan Notasi Sigma I
Integral Dipunyai dan fungsi-fungsi yang mempunyai
Jumlah Fungsi
Riemann
Jumlah
Riemann Rasional turunan dan suatu konstanta. Untuk f dan g
Antiturunan,
Integral, dan
Teorema berlaku aturan berikut:
Dasar
Aplikasi Integral Integral Kalkulus 1
Tertentu
Teorema Dasar
Kalkulus 2
Luas Daerah
pada Bidang
Datar
Volume Benda
Aplikasi Putar
Integral Panjang Busur
Suatu Grafik Teorema 4.4
Fungsi
Diberikan fungsi yang diferensiabel dan
Luas
Permukaan bilangan rasional dengan ≠−1 maka:
Benda Putar [
[ ] = + , C konstanta
b. Teorema Penggantian dan integral Parsial
Teorema 4.5 (Penggantian)
Dipunyai mempunyai turunan pada dan ⊂
dengan adalah suatu selang. Jika terdefinisi
pada selang sehingga ′ = , maka

Teorema Penggantian merupakan balikan dari


Aturan Rantai dalam materi turunan yang didasari
dari turunan fungsi komposisi.
Teorema 4.6 (Integral Parsial)
Jika U dan V adalah fungsi-fungsi yang
mempunyai turunan pada selang buka , maka
. = . −
c. Teknik Pengintegralan
1) Teknik pengintegralan yang diperoleh dari
turunan maupun integral.
(3) Jika ′( ) tidak berganti tanda di =
maka ( ) bukan suatu maksimum
ataupun minimum relatif.

c. Kecekungan grafik fungsi


Dipunyai fungsi : →ℝ, ⊆ℝ, kontinu
pada , dan ′( ) ada pada kecuali
mungkin di titik-titik ujungnya.
1) Grafik fungsi dikatakan cekung ke
atas pada apabila ′ merupakan fungsi
naik pada I.
2) Grafik fungsi dikatakan cekung ke
bawah pada apabila ′ merupakan
fungsi turun pada I.
Kecekungan grafik fungsi dapat diperiksa
menggunakan turunan kedua dari fungsi
tersebut. Kriterianya adalah grafik
cekung ke atas pada apabila ′′( ) > 0 ∀
∈ yang bukan titik ujung dan grafik
cekung ke bawah pada apabila ′′( ) < 0
∀ ∈ yang bukan titik ujung .
Teorema 3.20
Dipunyai fungsi : →ℝ, ⊆ℝ, dan ∈ .
Jika ′( ) dan ′′( ) ada pada I maka:
1) F’’(a) < 0 ⇒ ( ) suatu maksimum
relatif
2) ′′( )>0⇒ ( ) suatu minimum relatif ,
dan
3) ′′( )=0⇒ tidak ada kesimpulan

d. Masalah maksimum minimum


Penentuan nilai ekstrim juga dapat
dilakukan dengan uji turunan kedua dengan
syarat ′ ( ) dan ′′( ) ada pada .
Kriteria yang digunakan yaitu: ′′( ) < 0
⇒ ( ) suatu maksimum relatif , ′′( ) >
0 ⇒ ( ) suatu minimum relatif , dan
′′( ) = 0 ⇒ tidak ada kesimpulan.

KB 4 Antiturunan, Integral dan Aplikasi Integral


1. Antiturunan
a. Konsep Antiturunan
Antiturunan yang merupakan balikan dari
turunan. Proses mencari antiturunan fungsi
disebut juga dengan pengintegralan tak tentu.
Dipunyai : ⟶ dan : ⟶ .
Jika ′ = untuk setiap ∈ maka disebut
suatu anti turunan pada selang .
Fungsi disebut suatu atau sebuah antiturunan
karena keberadaan antiturunan ini tidak tunggal.
hanya jika tanda ′ ( ) berganti tanda di
=
Diberikan fungsi : →ℝ,⊆ℝ, dan = ( )
untuk suatu ∈ .
(a) merupakan nilai maksimum (mutlak)
apabila ≥( ) ∀ ∈ .
(b) merupakan nilai minimum (mutlak)
apabila ≤( ) ∀ ∈ ..
(c) Nilai maksimum dan minimum suatu
fungsi disebut nilai ekstrim (mutlak)
fungsi tersebut.
Nilai ekstrim mutlak suatu fungsi juga
merupakan nilai ekstrim relatif.
Teorema 3.14. (Teorema Rolle)
Dipunyai fungsi :[ , ]→ℝ.
Jika (1) kontinu pada [ , ],
(2) mempunyai turunan pada ( , ), dan
(3) ( )= ( )
maka terdapat titik ∈( , ) sehingga ′( )=0.
Teorema 3.15 (Teorema Nilai Rata-Rata)
Jika kontinu pada [ , ] dan
mempunyai turunan pada ( , ) maka
terdapat titik c
∈( , ) sehingga =

b. Kemonotan grafik fungsi


Kemonotonan grafik fungsi dapat dilihat
dari nilai turunan pertama fungsi tersebut
yaitu jika ′ ( ) > 0 untuk setiap ∈ yang
bukan di titik ujung maka grafik naik pada
dan jika ′ ( ) < 0 untuk setiap ∈ yang
bukan di titik ujung maka grafik turun
pada .
Torema 3.17 (Uji Turunan Pertama)
Dipunyai fungsi : → ℝ, ⊆ ℝ, dan ∈
suatu bilangan kritis untuk f. Jika ′( ) ada
pada selang ( −ℎ, +ℎ) untuk suatu h > 0
kecuali mungkin di titik sendiri maka ( )
ekstrim relatif jika dan hanya jika tanda
′( ) berganti tanda di .= .
Secara khusus dinyatakan sebagai berikut
(1) Jika ′( )>0 untuk < dan ′( )<0
untuk > maka ( ) suatu maksimum
relatif.
(2) Jika ′( )<0 untuk < dan ′( )>0
untuk > maka ( )
2. Turunan Fungsi Implikasi dan Fungsi
Invers.

a. Turunan fungsi implisit


Turunan fungsi implisit dilakukan
melakukan proses penurunan pada kedua
ruas dengan menggunakan teorema turunan
yang sesuai.
Teorema 3.8
Jika : →ℝ, ⊂ℝ dan
[ ]
= = .

b. Turunan fungsi invers


Fungsi invers adalah sebuah fungsi yang
apabila dikomposisikan dengan fungsi
semula akan menghasilkan fungsi identitas.
Syarat suatu fungsi mempunyai invers
adalah fungsi tersebut adalah fungsi injektif
dan domain dari fungsi inversnya adalah
Range dari fungsi semula.
Teorema 3.9
Jika : → ℝ, ⊂ ℝ dan merupakan
fungsi injektif maka mempunyai invers
-1
yaitu : → dengan
menyatakan Range/daerah hasil .
Teorema 3.10
Jika mempunyai turunan pada ⊂ℝ dan
′( )≠0 pada maka -1 mempunyai turunan
pada ( ) dan dapat ditentukan dengan

Teorema 3.11

3. Aplikasi Turunan
a. Nilai Ektrim
Penentuan nilai ekstrim suatu fungsi dapat
dilakukan dengan uji turunan pertama yaitu
Jika ′ ( ) ada pada selang ( − ℎ, + ℎ)
untuk suatu ℎ > 0 kecuali mungkin di titik
sendiri maka ( ) ekstrim relatif jika dan
2) Turunan dari penjumlahan dan perkalian
fungsi dengan konstan
Teorema 3.3.
Jika fungsi-fungsi dan mempunyai
turunan di ∈ ∩ maka
( + )′( )= ′( )+ ′( ) dan
( . )′( )= . ′( ) dengan k sembarang
bilangan real.

3) Turunan dari perklaian dan pembagian


fungsi
Teorema 3.4.
Jika fungsi-fungsi dan mempunyai
turunan di ∈ ∩ maka
( . )′( )= ( ). ′( )+ ′( ). ( ) dan

4) Turunan dari xn
Teorema 3.5.
Jika f : I → ℝ, ⊂ ℝ dan f (x ) = x n
dengan n bilangan bulat tak nol maka
= =

5) Turunan dari fungsi trigonometri


Teorema 3.6

c. Aturan rantai
Aturan rantai didasari dari turunan fungsi
komposisi
Teorema 3.7
Jika mempunyai turunan di dan
mempunyai turunan di ( ) maka

Apabila = ( ∘ )( ) dan = ( ) maka


Teorema 3.7 dapat dituliskan
KB 3 KB 3 Turunan dan Aplikasi Turunan
1. Definisi dan rumus-rumus Turunan Fungsi
a. Definisi turunan
Turunan adalah pengukuran terhadap
bagaimana fungsi berubah seiring
Definisi Turunan
perubahan nilai yang dimasukan, atau secara
umum turunan menunjukkan bagaimana
Definisi dan
Rumus-rumus
Teorema-teorema suatu besaran berubah akibat perubahan
Turunan
Turunan Fungsi
besaran lainnya. Proses dalam menemukan
Aturan Rantai
turunan disebut diferensiasi.
Pada fungsi y = f(x), turunan dari variabel y
Turunan Fungsi
Implisit
terhadap variabel x dinotasikan dengan
Turunan Fungsi
Implisit dan Fungsi
atau y’ dan didefiniskan sebagai:
TURUNAN DAN
APLIKASI Invers
Turunan Fungsi
atau
TURUNAN
Invers

Nilai Ekstrim

Kemonotonan
Grafik fungsi
Aplikasi Turunan
Kecekungan Grafik
Fungsi

Masalah
Maksimum
Minimum

b. Teorema-teorema turunan
Teorema 3.1.
Jika f’( c ) ada maka f kontinu pada c.
Notasi lain yang biasanya digunakan dalam
menuliskan turunan adalah notasi Leibniz,

Rumus turunan beberapa fungsi diberikan


pada teorema-teorema berikut ini.
1) Turunan dari fungsi konstan
Teorema 3.2.
Dipunyai k suatu konstanta real dan f : I
→ℝ, ⊂ ℝ. Jika ( )= ∀ ∈ maka
Apabila diambil sembarang >0, terdapat
bilangan >0 sehingga nilai | ( )− |<
apabila > .
6. Kekontinuan Fungsi
Pada pengertian limit fungsi di titik , fungsi
terdefinisi pada suatu selang buka , kecuali
mungkin di titik sendiri. Dipunyai fungsi : →ℝ,
dan ∈ . Fungsi dikatakn kontinu di titik jika
dan hanya jika

Berdasarkan definisi tersebut, ada tiga syarat untuk


suatu fungsi dikatakan kontinu, yaitu:
c. Limit fungsi trigonometri

4. Limit Sepihak

5. Limit Tak Hingga dan Limit di Tak Hinggaak


Hingga
a. Limit tak hingga

Pada Gambar 2.22 terlihat bahwa fungsi


mempunyai kecenderungan menuju ke +∞.
Secara intuisi dapat dipetik simpulan:

b. Limit di tak hingga


f. Operasi Pada Fungsi
Penjumlahan, pengurangan, perkalian
dengan skalar, perkalian dan pembagian
fungsi

2. Komposisi Fungsi dan Fungsi Invers


a. Fungsi Komposisi adalah dua fungsi
digabung tidak menggunakan operasi-operasi
aljabar yang telah dikenal, akan tetapi dengan
cara fungsi kedua didefinisikan pada daerah
hasil fungsi pertama.
b. Fungsi invers
Misalkan fungsi f : A →B. jika terdapat g : Rf
→A sehingga nilai-nilai g[f(x)] = x, ∀ ∈ A
maka fungsi g disebut invers f dan ditulis g =
f-1

3. Limit fungsi
a. Barisan dan Limit Barisan
Barisan adalah suatu fungsi yang domainnya
adalah himpunan bilangan bulat positif atau
bilangan asli ( ) atau himpunan bagiannya.
Suatu barisan yang daerah hasilnya (range)
adalah himpunan bagian dari himpunan
bilangan real disebut barisan bilangan real.
Dengan kata lain barisan bilangan real adalah
suatu fungsi :ℕ→ℝ.
b. Limit
Dipunyai barisan ⟨ ⟩. Barisan ⟨ ⟩
dikatakan konvergen ke L, ditulis lim →∞
= jika dan hanya jika untuk setiap > 0
terdapat > 0 sedemikian hingga | − | <
jika >
Fungsi :ℝ→ℝ dikatakan bijektif apabila
fungsi merupakan fungsi injektif dan
sekaligus surjektif.
c. Menurut sifat kemonotonannya
1) Fungsi naik

2) Fungsi turun

d. Menurut Fungsinya:
1) Fungsi linier, fungsi kuadrat, fungsi
kubik, dan seterusnya yang dikenal
sebagai fungsi polinomial.

2) Fungsi rasional

3) Fungsi irrasional

e. Menurut Fungsi transeden


1) Fungsi eksponen
Diketahui ∈ℝ, > 0 dan ≠ 1 fungsi ∶
x
ℝ → ℝ, dengan ( ) = disebut fungsi
eksponen.

2) Fungsi logaritma
Diketahui ∈ ℝ, > 0 dan ≠ 1 fungsi
: ℝ → ℝ, fungsi logaritma x dengan
basis a dilambangkan f(x) = a log x,
apabila berlaku hubungan = f(x)
KB 2. Fungsi, Jenis Fungsi dan Limit Fungsi
1. Fungsi, Jenis Fungsi Dan Operasi Pada Fungsi
KB 2
a. Fungsi adalah suatu relasi yang
menghubungkan anggota di domain tepat
satu dengan anggota di domian. Himpunan
Pengertian Fungsi
A disebut daerah asal (domain) fungsi f
Fungsi, Jenis
diberi lambang Df , sedangkan { ∈ |
Fungsi dan Operasi Jenis Fungsi ( , )∈ } disebut daerah hasil (range) fungsi
pada Fungsi
f dan diberi lambang .
Komposisi Fungsi Operasi pada
dan Fungsi Invers Fungsi

Barisan dan Limit


Barisan
FUNGSI,
JENIS Limit fungsi
FUNGSI
DAN LIMIT Limit Fungsi
FUNGSI Trigonometri
Limit Sepihak Gambar 2.2: Fungsi : ⟶ sebagai suatu
pemetaan.
Limit Tak Hingga
dan Limit di Tak
b. Jenis Fungsi
Hingga Jenis fungsi yang di klasifikasikan menurut
sifatnya.
Kekontinuan
Fungsi 1) Fungsi Injektif
Misalkan fungsi : ⟶ . Fungsi
dikatakan satu-satu atau injektif (injective)
jika untuk setiap dua unsur beda di A
mempunyai peta yang beda. Fungsi
dikatakan satu-satu:
∀ 1, 2 di , 1≠ 2⟹ ( 1)≠ ( 2).
2) Fungsi Surjektif
Dipunyai fungsi : ⟶ . Fungsi
dikatakan pada atau surjektif (surjective)
jika = . Definisi ini dapat disajikan
secara formal sebagai berikut:
Fungsi dikatakan surjektif jika
∀ ∈ , ∃ ∈ ∋ ( )= .
3) Fungsi Bijektif
3. Rumus jumlah dan selisih fungsi trigonometri
a. Teorema 1.6 (Identitas jumlah dan selisih
sudut)

b. Teorema 1.7 (Identitas sudut ganda)

c. Teorema 1.8 (Identitas setengah sudut)

d. Teorema 1.9 (Identitas jumlah fungsi


trigonometri)

e. Teorema 1.10 (Identitas perkalian fungsi


trigonometri)
3) Identitas tan =

Dari gambar dapat diperoleh:

4) Identitas sec = .
2. Invers fungsi trigonometri
a. Invers Fungsi Sinus

b. Invers Fungsi Cosinus

c. Invers fungsi tan

d. Identitas invers fungsi trgonometri


1) Identitas sin = x

Dari gambar dapat diperoleh:

2) Identitas cos =x

Dari gambar dapat diperoleh:


b. Aturan sinus dan cosinus
Pada suatu segitiga , dapat ditunjukkan
bahwa luas daerah dinotasikan dengan
[ ] bernilai [ ]=
Dengan menggunakan sudut pandang lainnya
diperoleh

1) Aturan Sinus

2) Aturan Cosinus

c. Periode dan amplitudo fungsi trigonometri.


a. Periode

b. Amplitudo
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul KALKULUS DAN TRIGONOMETRI
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Fungsi Trigonometri
2. Fungsi, Jenis Fungsi dan Limit Fungsi
3. Turunan dan Aplikasi Turunan
4. Antiturunan, Integral dan Aplikasi Integral
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah dan definisi) KB 1. Fungsi Trigonometri
di modul ini 1. Identitas Fungsi Trigonometri
a. Definisi dasar nilai fungsi trigonometri
KB 1 Pendefinisian nilai sin, cos dan tan suatu sudut
dalam sebuah segitiga siku-siku.

Definisi Dasar
Nilai
Trigonometri
Fungsi trigonometri lainnya didefinisikan:
Identitas Aturan Sinus
Trigonometri Cosinus
Periode dan
Amplitudo
Fungsi
Trigonometri

Invers Fungsi
Sinus
Karena ABC merupakan segitiga siku-siku
FUNGSI TRIGONOMETRI Invers Fungsi
Cosinus maka berlaku + =
Invers Fungsi
Trigonometri Invers Fungsi Dari sini diperole:
Tan

Rumus
Jumlah dan Identitas Invers
Fungsi
Selisih Fungsi
Trigonometri
Trigonometri
Sifat-sifat fungsi trigonometri diberikan
berikut:

Anda mungkin juga menyukai