Anda di halaman 1dari 6

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Hasil eksplorasi Analisis eksplorasi


No.
diidentifikasi penyebab masalah penyebab masalah
1 Belum Menggunakan (Hendyat Soetopo (1982)
manajemen kelas yang baik dalam Imron (1995:86)
mengemukakan empat
dasar pengelompokkan
peserta didik, yaitu
friendship grouping
(Kesulitan Memilih
teman), achievement
grouping (Prestasi),
aptitude grouping(kemauan
dan bakat) , attention or
interest grouping(minat)
dan intelligent grouping
(hasil Kecerdasan) )

Hasil Wawancara

1. Masih banyak Siswa


yang kurang fokus,
2. Masih banyak siswa
ribut di kelas
3. Kurang obtimalnya
kelompok belajar
dan teman duduk

1. Teknik Pengelompokan Kurang kesatuan,


Kelompok belajar yang misalnya:
tidak tepat
• berkelompok-
kelompok (pintar,
dan yang biasa
sendiri-sendiri)
• pertentangan jenis
kelamin.
• Pertentangan suku

2. Kesepakatan/ aturan Tidak ada kesepakatan


dalam kelompok dan dalam perilaku dalam bekerja
kelas yang belum diatur kelompok, misalnya
ribut, bercakap-cakap,
Mondar-mandir.

3. Pengorganisasian Ruang
kelas yang tidak sesuai. Tidak memperhatikan
Tata ruang kelas
dengan baik seperti:
• Penempatan
tempat duduk
• Jarak tempat
duduk

2 Teknik dan strategi untuk (Penilaian autentik


mengevaluasi/ penilaian adalah proses
pemahaman/ketuntasan pengumpulan informasi
siswa yang belum tentang perkembangan
dilaksanakan otimal dan pencapaian
pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta
didik melalui berbagai
teknik yang mampu
mengungkapkan,
membuktikan atau
menunjukkan secara
tepat bahwa tujuan
pembelajaran telah
benar-benar dikuasai dan
dicapai (Sunarti, 2014).)

Hasil wawancara:

Kurang testruktur dan


tidak autentik

1. Belum menggunakan 1. Instrumen dan


penilaian Autentik pedoman penskoran
dengan baik yang tidak jelas.

2. Prosedur yang
digunakan dalam
penilaian sikap tidak
terstruktur secara
baik
3. Pemberi skor
cenderung sukar dalam
hal menghilangkan
masalah hubungan
personal dengan
peserta didik yang
dinilai sehingga terjadi
“personal bias”.

3 Kesulitan siswa dalam Menurut Bryannt,


penggunaan konsep Dasar Hartman, dan Kim (dalam
Matematika Vaughn, dkk., 2013) bahwa
tidak semua kesulitan
siswa dalam matematika
berhubungan dengan
pengetahuan anak tentang
matematika: beberapa
mencerminkan masalah
lain seperti memori,
kesulitan dalam mengingat
masalah matematika,
lemahnya keterampilan
perhitungan, jumlah
pembalikan, dan kesulitan
memahami tanda-tanda
operasi.

Hasil Wawancara :
Siswa belum menguasi
materi prasyarat seperti
Perkalian dan pecahan

1. Siswa Belum menguasai Siwa belum menguasai


materi Prasyarat materi dasar yang belum
pengurangan bilangan
negatif, perkalian dan
pembagian
4 Hubungan yang kurang Hasil wawancara :
akrab antara guru, siswa Masih sebatas guru dan
dan Orang tua Siswa sehingga siswa
sering segan atau lebih
cenderung cuek.

Orang tua jarang


memperhatikan anaknya
Kedekatan guru dan siswa
yang tidak akrab - Belum mengenali
semua siswa satu
persatu baik
namanya,tempat
tinggalnya, dan
karakternya
- Kadang langsung
marah siswa jika
melakukan
kesalahan, tanpa
mencari informasi
dahulu tentang
masalah yang mereka
hadapi.
- Belum Dekati siswa
jika mereka terlihat
dalam keadaan sedih
masih sekedar
mengarakan ke wali
kelas atau guru BK

Komunikasi antara guru - Pertemuan atau


dan Orang tua belum komunikasi antara
berjalan baik guru dan orang tua
yang tidak kontinyu.

- Orang tua cenderung


menaruhkan
kepercayaan kepada
guru seutuhnya
mengenai Pendidikan
anaknya

5 Kurang mengoptimalkan (Dalam Undang-Undang


model pembelajaran Republik Indonesia
Inovatif yang sesuai dengan Nomor 20 tahun 2003
materi ajar dan karakteristik tentang Sisdiknas
siswa disebutkan, bahwa
pendididkan merupakan
usaha dasar dan
terencana untuk
mewujudkan suasana
belajar dan proses
pembelajaran peserta
didik secara aktif
mengembangkan potensi
dirinya. Pada abad
pengetahuan, yaitu abad
21, diperlukan sumber
daya manusia dengan
kualitas tinggi, kreatif
terampil, memahami
berbagai budaya, mampu
belajar sepanjang hayat.)

Hasil Wawancara :
dalam proses
pembelajaran cenderung
menggunakan model
Ceramah

Penggunaan perangkat
mengajar yang kurang Perangkat mengajar
tepat cenderung :
- Membuat sekali dan
menggunakannya
berulang-ulang
- Jarang melakukan
refleksi
- Tidak memahami
karakter siswa.

6. Belum melibatkan siswa (Menurut Andreas


dalam aktivitas Schleicher dari OECD,
menganalisis informasi kemampuan numerasi
yang di tampilkan dalam yang baik merupakan
berbagai bentuk literasi proteksi terbaik terhadap
numerasi angka pengangguran,
penghasilan yang
rendah, dan kesehatan
yang buruk.)

Hasil Wawancara:

Guru sering belum


melibatkan siswa dalam
persoalan literasi
numerasi, padahal
sangat di butuhkan
dalam kehidupan sehari-
hari dan penunjang mata
pelajaran yang lain juga.

Dalam pembelajaran - Dalam pembelajaran


belum melibatkan siswa belum melibatkan
dalam aktivitas siswa langsung
melakukan berbagai seperti pengukuran,
macam hal yang pencarian data, dan
berhubungan dengan kemampuan analisis
literasi numerasi dan interpretasi
tidak di fasilitasi

- Masih monoton
menjadikan buku
sebagai sumber
belajar, Contoh-
contoh berkaitan
materi ajaran
lingkungan hanya
disampaikan secara
lisan

Anda mungkin juga menyukai