Oleh :
SYAHRUL ROMADHON
NIM : 2018410090
Oleh :
SYAHRUL ROMADHON
NIM: 2018410090
Disetujui oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan,
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh :
Syahrul Romadhon
Nim : 2018410090
1. Tanggal Ujian
Agustus 2022
…………………………………….
NPP :……………………………..
2.
…………………………………….
NPP :……………………………..
3.
…………………………………….
NPP :……………………………..
4.
ii
…………………………………….
NPP :……………………………..
SURAT PERNYATAAN
NIM : 2018410090
Fakultas : Teknik
Dengan ini saya menyatakan, bahwa hasil karya ilmiah/Skripsi yang berjudul :
Adalah benar – benar hasil karya saya sendiri dan tidak menjiplak karya orangg lain. Dan
bilamana dikemudian hari ternyata hasil karya ilmiah saya terbukti hasil jiplakan karya
ilmiah orang lain, maka saya bersedia dicabut gelar kesajanaannya. Demikian surat
pernyataan ini kami buat dengan penuh rasa tanggung jawab dan penuh kesadaran.
Syahrul Romadhon
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Skripsi ini. Penulisan Skripsi ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Program Studi
Teknik Sipil pada Fakultas Teknik UNIVERSITAS DR. SOETOMO. Saya menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai
pada penyusunan Skripsi sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikannya, Oleh karena itu,
saya mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Ir. Didik Harjanto.,CES & Nurul Jannah Asid.,ST,.MT. selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan Skripsi ini;
(2) PT.Bernofarm Pharmauetical yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh
data Proposal Skripsi yang saya perlukan;
(3) orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material dan
moral;dan
(4) sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
SYAHRUL ROMADHON
iv
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................................ v
vi
2.3.2 Perhitungan Volume Persediaan Air ............................................................. 21
vii
4.3 Pemeliharaan dan Perawatan ................................................................................ 42
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hydrant berdasarkan luas lantai klasifikasi bangunan dan jumlah lantai............ 21
x
BAB 1 PENDAHULUAN
11
12
Hydrant pillar merupakan salah satu sistem proteksi aktif yang berperan sebagai
pencegahan bahaya kebakaran apabila kebakaran telah meluas dan APAR tidak mampu lagi
memadamkan api yang sudah mejalar, maka letaknya harus diperhitungkan agar pancaran
air yang di gunakan untuk memadamkan kebakaran mampu mencakup seluruh luas ruangan.
PT. Bernofarm merupakan kawasan indsutri yang tiap harinya selalu dipenuhi oleh
karyawan atau buruh untuk menjalankan usaha produksinya. Oleh karena itu diperlukan
adanya fasilitas penyelamatan dari bahaya kebakaran yang timbul akibat factor alam atau
kesalahan teknis. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya perlengkapan ,instalasi,
pengatasan dan media penyelamatan yang cepat dan efisien baik dalam gedung maupun luar
gedung.
Kondisi saat ini , setelah melakukan pengamatan penulis melihat sistem proteksi aktif
yang ada di PT.Bernofarm hanya APAR saja. Dari hal tersebut maka sistem Fire Hydrant
diperlukan sebagai penerapan PERMEN PU Nomor 26/PRT/M/2008 tentang persyaratan
teknis sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan.
Rumusan masalah :
3. Berapa kebutuhan kapasitas pompa dan kebuthuan pipa hydrant pillar, serta kapasitas
tangki air khusus untuk hydrant pillar pada kawasan pabrik PT.Bernofarm?
Kebakaran adalah nyala api baik besar atau kecil yang bersifat merugikan dan secara
umum sulit untuk dikendalikan. Menurut NFPA ( National Fire Protection Association ),
secara umum kebakaran adalah suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur yaitu
bahan bakar yang mudah terbakar, oksigen yang terdapat di udara dan sumber energi atau
panas yang berakibat menimbulkan kerugian harta benda, cedera atau bahkan berpotensi
merenggut nyawa seseorang (menimbulkan kematian).
Pengertian segitiga api sendiri merupakan tiga unsur pembentuk api yang terdiri atas
panas, oksigen dan bahan atau benda mudah terbakar yang outputnya adalah panas dan
cahaya.
Ketika api muncul, kebakaran belum tentu terjadi. Kebakaran hanya akan terjadi jika
segitiga api bereaksi dalam jumlah yang besar dan tidak terkendalikan. Agar kebakaran tidak
berpotensi terjadi, maka tentu saja segitiga api harus dikendalikan sejak kemunculan api.
Pedoman Segitiga Api dibawah ini menjelaskan tentang munculnya api memerlukan 3
komponen yakni bahan yang mudah terbakar, oksigen dan panas.
14
15
Kebakaran Kelas A,
Kebakaran kelas A ini berasal dari kebakaran yang bersumber dari bahan padat
kecuali logam yang apabila terbakar meninggalkan arang atau abu, contohnya kayu,
kertas, plastic dan bahan tekstil.
Kebakaran Kelas B,
Pada kelas B api bersal dari kebakaran yang bersumber dari bahan cair atau gas yang
mudah terbakar. Contohnya bensin, solar, oli dan juga spirtus.
16
Kebakaran Kelas C,
Pada kelas C api berasal dari kebakaran instalasi listrik bertegangan.
Kebakaran Kelas D,
Pada kelas D api berasal dari kebakaran yang bersumber dari bahan logam.
Contohnya magnesium,natrium, kalsium, potassium dan titanium.
Kebakaran Kelas E ,
Pada kelas E api berasal dari kebakaran yang bersumber dari bahan-bahan radioaktif.
Kebakaran Kelas K
Pada kelas K api berasal dari kebakaran yang bersumber dari bahan masakan seperti
lemak dan minyak masakan.
Hydrant Pemadam Kebakaran adalah sebuah alat atau terminal penghubung untuk
bantuan darurat saat terjadi kebakaran. Hydrant merupakan koneksi berupa alat yang
terdapat di atas tanah yang menyediakan akses pasokan air untuk tujuan memadamkan
kebakaran. Berikut alat-alat pemadam kebakaran hydrant :
Hydrant pillar
Hydrant pillar adalah bagian dari rangkaian sistem hydrant yang berfungsi untuk
menyuplai air bertekanan dari sumber air. Umumnya hydrant pillar berada di luar ruangan
dan diatur pada jarak tertentu. Lokasi peletakkan hydrant pillar pun harus diperhatikan,
pilihlah lokasi yang strategis misalnya di tengah kota terlebih yang terdekat dengan sumber
air. Berdasarkan SNI (standar Nasional Indonesia) dan NFPA(National Fire Protection
Association), peletakkan hydrant pillar ditentukan berdasarkan lokasi dan jumlah keluaran
hydrant, jarak penempatan hydrant umumnya sekitar 35-38 meter antara hydrant pillar satu
dengan yang lainnya, strategis artinya mudah ditemukan dalam keadaan darurat.
18
Hydrant Box
Siemese Connection
Siamese connection ialah bagian peralatan dari instalasi pipa hydrant yang terletak diluar
bangunan dan digunakan untuk mennyuplai air dari mobil kebakaran.
Instalasi fire hydrant adalah suatu sustem pemadam kebakaran yang menggunakan
media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran
(Code,2000). Sistem ini terdiri dari sistem persediaan air, pompa, perpipaan, coupling outlet
dan inlet serta selang dan nozzle.
Tabel 2. 1 Hydrant berdasarkan luas lantai klasifikasi bangunan dan jumlah lantai
Dalam menentukan volume air untuk hydrant pillar berdasarkan SNI 03-1745-2000.
Menentukan volume air pada hydrant pillar dibutuhkan data dan perhitungan sebagai
berikut:
Berdasarkan SNI 03-1745-2000 kapasitas air yang di perlukan untuk hydrant pillar yaitu
sebesar 946 liter/menit (250 gpm) pada sambungan slang. Pemipaan pasokan bersama harus
22
dihitung untuk memenuhi syarat laju aliran semua pipa tegak yang dihubungkan ke sistem
pemipaan tersebut, dengan jumlah yang tidak melebihi 4.731 liter/menit (1.250 gpm).
Persamaan rumus :
Keterangan :
Tabel 2. 2 Diameter pipa minimal (dalam inci) , ditinjau dari jarak total pipa dan total akumulasi
a. Diameter pipa induk minimum 20cm ( 8 inci) atau dihitung secara hidrolis.
b. Tidak boleh digabungkan dengan instalasi lainnya.
c. Pipa berdiameter 6,25 cm (2,5 inci ) harus menggunakan sambungan ulir.
d. Pipa berdiameter lebih besar 6,25 cm (2,5 inci) harus menggunakan
sambungan las.
e. Pipa yang dipasang di dalam tanah harus memenuhi persyaratan :
1. Kedalaman minimal 50-75 cm dari permukaan tanah.
2. Pipa harus diberi tumpuan pada jarak setiap 3m.
3. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata.
4. Pipa harus di cat (fincoote) minimum 3 lapis.
5. Pemasangan pipa harus di daerah korosi perlu dilindungi dengan cara yang tepat.
b) Persamaan kontinuitas
Persamaan kontinuitas dihasilkan dari prinsip kekekalan massa. Untuk aliran
mantap massa fluida yang melalui semua bagian dalam arus fluida per satuan
waktu adalah Sama. Untuk pipa bercabang, berdasarkan persamaan kontinuitas
debit aliran yang menuju titik cabang harus sama dengan debit yang
meninggalkan titik tersebut.
V1 . A1 = V2 . A2 = V3 . A3 = …= Vn. An …………………..(2.3)
Dimana :
A = Luas Penampang (m2)
V = Kecepatan rata – rata arus aliran (m/s)
c) Bilangan Reynolds
Ada tiga faktor yang mempengaruhi keadaan aliran yaitu kekentalan (p), rapat
massa zat cair (p), dan diameter pipa (D). Pada aliran tak mampu mampat
biasanya diambil asumsi kerapatan, viskositas dan temperatur tidak mengalami
perubahan sehingga berat spesifiknya konstan. Untuk diameter dan panjang pipa
tertentu, kerugian tekanan di dalam pipa disebabkan adanya efek gesekan sebagai
fungsi bilangan Reynolds. Angka Reynolds mempunyai bentuk seperti:
Re = (VxD) / µ …………………..(2.4)
Dimana :
A = Luas Penampang (m2)
25
Untuk angka Reynolds di bawah 2000, aliran pada kondisi tersebut adalah
laminer. Aliran akan turbulen apabila angka Reynolds lebih besar 4000. Apabila
angka Reynolds berada di antara kedua nilai tersebut adalah transisi. Angka
Reynolds pada kedua nilai di atas (Re=2000 dan Re=4000) disebut dengan batas
kritik bawah dan atas (Triatmodjo, 1993).
.......................... (2.5)
Dengan :
∆ p = tekanan zat cair (N/m2)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
hf = Penurunan tekanan (m)
L = Panjang pipa (m)
d = diameter pipa (m)
f = koefisien gesekan pipa
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
Sistem ini terdiri atas panel kontrol pompa, motor penggerak, dan unit pompa. Pompa
dikontrol melalui sistem panel kontrol, sehingga dapat menghidupkan serta mematikan
keseluruhan system dan juga untuk mengetahui status dan kondisi pompa. Motor penggerak
26
pompa merupakan sistem mekanik elektrik yang mengaktifkan pompa untuk menyedot dan
menyemburkan air.Unit pompa untuk hydrant biasanya terdiri dari:
1. Pompa Utama
Digunakan sebagai penggerak utama untuk menyedot air dari sumber ke titik hydrant.
2. Pompa Jockey
Digunakan untuk mempertahankan tekanan air pada sistem hydrant.
27
3. Pompa Generator
Digunakan sebagai sumber tenaga cadangan pada saat listrik mati.
Flow header dan kapasitas pompa didesain untuk memenuhi standpipe terjauh saja
karena kemungkinan besar tidak akan terjadi pengoperasia stand pipe secara persamaan
(Faisal,Arif & Widodo, 2014)
28
Didefinisikan sebgai energy tiap satuan berat dalam instalasi pompa dibedakan 2
jenis head.
1. Head Statis
Tidak dipengaruhhi debit hanya beda tekanan dan ketinggian
2. Head Dinamis
Dipengaruhi debit terdiri dari losess akrena gesekan, fitting (percabangan) dan juga
diameter saat masuk dan keluar saluran.
Rumus
Dengan :
Rumus
BPH = (ρ x g x H x Q) / np …………………………..(2.8)
Dengan :
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan bangunan beserta elemen
didalamnya sangat penting dan perlu dilakukan setelah bangunan tersebut dibangun dan
dipergunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sehingga bangunan dapat memberikan
kepuasan dan kenyamanan bagi penggunanya.
Dalam tahapan persiapan pengumpulan studi litertur sebagai acuan peneliti dalam
memilih teori dan sebagai sumber pendukung penelitian. Adapun studi literatur yang dipakai
peneliti ialah :
1. Penilitian oleh Rachmad Kurniadi & Ir. Hari Wiko Indaryanto , M.Eng (2009)
yang berjudul “ Perencanaan sistem plambing dan sistem fire hydrant di gedung
tower “A” apartemen bersubsidi puncak permai Surabaya”.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
- Perencanaan Sistem Plambing dan Fire Hydrant di gedung tower A Apartemen
puncak Permai Surabaya
- Perncanaan bangunan pelengkap seperti Ground Reservoir dan Water Tank serta
kapasitas pompa yang akan digunakan.
2. Penelitian oleh Nurul Fadilah (2018) yang berjudul “Perencanaan sistem fire
hydrant sebagai tindak darurat kebakaran pada bangunan gedung (studi kasus
bangunan gedung Universitas Jember”.
33
Metode penelitian yang dipakai adalah Metode perencanaan yaitu sebuah metode
penelitian dengan cara mengukur luas area gedung bertingkat, menentukan rumus-rumus
perpipaan beserta head kerugiannya, mendesain sebuah rancangan instalasi hidrant beserta
alat dan bahan yang dipakai. Perencanaan ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu tahap
perencanaan, tahap pengumpulan data, tahap perhitungan dengan rumus yang ada di
referensi, dan analisis data. Dalam perencanaan hydrant, terlebih dahulu harus diketahui
spesifikasi dan jenis bangunan yang akan digunakan. Hal ini untuk mencegah terjadinya
kesalahan dalam pemasangan instalasi hydrant dan pemilihan jenis pompa juga faktor-faktor
yang dapat menimbulkan bahaya terjadinya kebakaran yang disebabkan oleh konstruksi dari
bangunan tersebut.
PT. Bernofarm terletak di Jalan Gatot Subroto No.Km. 18 no. 17, Tebel Barat, Tebel, Kec.
Gedangan, Jawa Timur.
34
35
1. Permohonan izin.
2. Pengumpulan data dan informasi seperti Layout kawasan pabrik dan data-data
pendukung lainnya.
3. Analisis peralatan.
4. Tahap perencanaan.
1) Permohonan Izin
Ditujukan kepada pihak-pihak terkait seperti pemilik pabrik dengan tujuan
permohonan izin penelitian dan data-data yang dibutuhkan, seperti denah dan detail
banguan area pabrik.
2) Pengumpulan data dan informasi
Tahapan meliputi data primer berupa survey dan obesrvasi lapangan serta data
sekunder berupa data-data ya9ng diperoleh dari pihak pemilik gedung.
Obesrvasi lapangan
Obesrvasi lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi lapangan secara langsung,
sehingga dapat dilakukan analisis secara tepat. Melakukan survey ke lokasi gedung-
gedung di area pabrik. Wawancara dan diskusi singkat dengan beberapa staf terkait
yang berhubungan dengan perencanaan di lokasi guna memperoleh informasi
menegenai kondisi utilitas yang ada di area pabrik.
Pengumpulan data sekunder
36
Data sekunder berasal dari pengkajian studi literature, penelitian sejenis sebelumnya
dan dari historical data berupa data-data dari proyek sejenis sebelumnya. Data
sekunder bias berupa denah, layout dan data jumlah karyawan, dan lai-lain.
3) Analisis Peralatan
Peralatan pemadam kebakaran atau hidran kebakaran adalah peralatan plumbing
dengan sisitem perpipaan yang dipasang didalam maupun diluar gedung sebagai
penyedia air dalam tindak penanganan bencana kebakaran yang terjadi, baik didalam
gedung maupun sekitar gedung. Bahan yang digunakan sebagai perlatan hidran
kebakaran harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Bahan kuat tidak mudah korosif.
Mudah dibersihkan.
Mudah dipasang.
Baik selang ataupun pipa tiadak mudah ruasak atau bocor.
4) Tahapan Perencanaan
Sampai pada tahap ini, semua data telah terkumpul kemudian dilakukan analisis
perencanaan guna memperoleh hasil akhir. Hasil akhir ini berupa perencanaan
system hydrant kebakaran yang mana intinya dapat menjadi referensi dalam
perencanaan atau pelaksanaan penginstalan selanjutnya.
Pada tahap ini dilakukan juga perhitungan terhadap jumlah kebutuhan air dalam
perencanaan hidran kebakaran serta jumlah pemasangan hidran kebakaran di tiap
area gedung pabrik. Setelah diketahui kebutuhan air yang akan dipakai dilakukan
juga analisis tempat penyimpanan air (reservoir), juga bahan yang akan dipakai
dalam perencanaan penginstalasn sepeti bahan selang, pompa, pipa dan perlatan
lainya. Setelah perhitungan permasalahan penginstalan selesai maka dilakukan
perhitungan rencana biaya anggaran persatuan alat hidran kebakaran.
37
Dalam analisis ini penulis akan menghitung dan merancang sistem perpipaan hydrant
pillar pada area pabrik PT.Bernofarm. Hydrant pillar digunakan untuk meminimalisir adanya
bahaya kebakaran pada bangunan gedung atau sekitarnya yang telah dijelaskan pada SNI
03-1745-2000 dan SNI 03-3989-2000.
Kemudian Sistem instalasi hydrant yang dipakai adalah sistem instalasi hydrant
basah. Sistem ini adalah suatu sistem hidran yang pipa-pipanya selalu berisi air. Dipilih
karena jika terjadi bencana kebakaran diharapkan mampu mensuplai air lebih cepat dan tidak
membutuhkan daya pompa yang besar untuk memompa air dari reservoir.
Dalam menentukan letak hydrant pillar dan jumlah hydrant pillar yang dibutuhkan,
penulis mengacu kepada NFPA 20 dijelaskan bahwa jangkauan yang mampu dicakup oleh
satu buah komponen fire hydrant pillar dapat mencapai hingga luas 1.000 meter persegi atau
dapat pula dikonversikan menjadi radius 30 meter.
Sehingga, untuk mendapatkan jarak yang tepat dari tiap-tiap komponen fire hydrant
pillar yang akan dipasang, berilah space antar komponen fire hydrant pillar sepanjang 35
hingga 38 meter. Hal ini juga telah dipertimbangkan dari faktor panjang selang pemadam
38
39
kebakaran (fire hose reel) yang mampu mencapai jarak hingga 30 meter dengan kejauhan
semprotan air yang mampu dihasilkan fie nozzle yang mampu mencapai 5 meter.
Dari rumus perhitungan jarak hydrant pillar ini pula, kontraktor dapat diputuskan
berapa jumlah atau kuantitas komponen fire hydrant pillar yang dibutuhkan oleh bangunan
Penempatan fire hydrant pillar ini juga harus aman dan strategis, serta mudah untuk
ditemukan sewaktu-waktu dibutuhkan.
Hasil perhitungan jumlah hydrant pillar dapat dilihat pada tabel 4.1
Selanjutnya untuk rencana posisi hydrant pillar dapat dilihat pada Lampiran A :
1. Perhitungan Radius Jangkauan Selang Hydrant
2. Gambar Denah Rencana Letak Hydrant Pillar
40
Dalam menghitung kapasitas air yang dibutuhkan untuk hydrant pillar ditentukan
berdasarkan SNI 03-1745-2000 yaitu sebesar 946 liter/menit (250 gpm) pada sambungan
slang.
Jadi volume reservoir yang diperlukan untuk hydrant pillar pada area pabrik adalah
1.363 m3. Penentuan dimensi ground reservoir :
Tinggi Ground = tinggi + ruang hampa
= 3 m + 0,5 m
= 3,5 m
Volume Ground = S2 x t
1.363 m3 = S2 x 3,5
389,5 = S2
20 =S
Jadi dimensi ground reservoir adalah 2 ground 20m x 10m x 3,5m.
Berdasarkan data kebutuhan debit satu unit hydrant yaitu sebesar 0,0158 m3/detik
(250 GPM) dan V ijin 3 m/detik, maka penentuan pipa diperoleh sebagai berikut :
41
ZONA A
Nomor Q Q V D di pasaran V check L
C A(m2) D (meter) D (inch) Hf
Hydrant (L/menit) (m3/detik) (m/detik) (inch) (m/detik) (meter)
1 946 0,01577 130 3 0,005027 0,081802 3,220556 3 3,13667867 73 9,2546839
2 946 0,01577 130 3 0,005027 0,081802 3,220556 3 3,1366787 30 3,8032948
3 946 0,01577 130 3 0,005027 0,081802 3,220556 3 3,1366787 2 0,253553
A' - A 2838 0,04730 130 3 0,017671 0,141685 5,578167 6 2,6766325 65 2,9824299
4 946 0,01577 130 3 0,005027 0,081802 3,220556 3 3,1366787 23 2,9158593
5 - A' 3784 0,06307 130 3 0,017671 0,163604 6,441113 6 3,5688433 51 3,9844072
A" - 5 4730 0,0788333 130 3 0,049087 0,182915 7,201383 8 2,5093429 54 1,5794939
ZONA B
Nomor Q Q V D di pasaran V check L
C A(m2) D (meter) D (inch) Hf
Hydrant (L/menit) (m3/detik) (m/detik) (inch) (m/detik) (meter)
19 946 0,01577 130 3 0,005027 0,081802 3,220556 3 3,13667867 16 2,0284239
18 946 0,01577 130 3 0,005027 0,081802 3,220556 3 3,1366787 22 2,7890828
B' - B" 3784 0,06307 130 3 0,017671 0,163604 6,441113 6 3,5688433 53 4,1406585
B - B' 4730 0,07883 130 3 0,031416 0,182915 7,201383 8 15,683393 57 6,7290216
17 946 0,01577 130 3 0,005027 0,081802 3,220556 3 0,8922108 24 0,1442759
16 946 0,01577 130 3 0,005027 0,081802 3,220556 3 3,1366787 4 0,507106
15 946 0,0157667 130 3 0,005027 0,081802 3,220556 3 3,1366787 12 0,0178736
ZONA C
Nomor Q Q V D di pasaran V check L
C A(m2) D (meter) D (inch) Hf
Hydrant (L/menit) (m3/detik) (m/detik) (inch) (m/detik) (meter)
32 946 0,01577 130 3 0,005027 0,081802 3,220556 3 3,13667867 79 10,015343
31 946 0,01577 130 3 0,005027 0,081802 3,220556 3 3,1366787 2 0,253553
C' - 31 1892 0,03153 130 3 0,017671 0,115686 4,554554 6 1,7844216 42 0,9102011
C' - 29 1892 0,03153 130 3 0,017671 0,115686 4,554554 6 1,7844216 36 0,7801723
29 946 0,01577 130 3 0,005027 0,081802 3,220556 3 0,8922108 6 0,760659
30 946 0,01577 130 3 0,005027 0,081802 3,220556 3 3,1366787 61 7,733366
C - C' 3784 0,06307 130 3 0,031416 0,163604 6,441113 8 2,0074743 30 0,5807135
42
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
43
DAFTAR PUSTAKA
[1] SNI 03-3989-2000., Tata Cara Perencanaan Dan pemasangan Sistem Sprinkler Otomatik
Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
[2] SNI 03-1745-2000., Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan
Slang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung.
[3] Permen PU. (2008) ‘Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008
tentang Pedoman Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan Gedung’ Jakarta, Indonesia.
[4] NFPA 14. Standard For the Installation Of Stand Pipe, Private Hydrant, And Hose
System. 2013 Edition. National Fire Protection Association.
[5] K,Rachmad., I , Hari Wiko. (2009) . Teknik Lingkungan FTSP ITS Surabaya.
”Perencanaan Sistem Plambing Dan Sistem Fire Hydrant Di Gedung Tower “A” Apartemen
Bersubsidi Puncak Permai Surabaya Design Plumbing and Fire Hydrant System of “A”
Tower Building Puncak Permai Subsidized Apartment Surabaya “.
[7] Nurl Fadilah, “Perencanaan Sistem Fire Hydrant sebagai tindak darurat kebakaran pada
bangunan gedung (studi kasus bangunan gedung Universitas Jember)”,2018.
[8] Bazita Tekno “ Contoh Sistem Proteksi Kebakaran Aktif & Pasif “ <URL:
https://bazitainspeksindo.com/artikel/contoh-sistem-proteksi-kebakaran-aktif-dan-pasif
44
LAMPIRAN A
Kecepatan aliran
Dengan menyesuaikan properties pipa yang ada dipasaran dan sesuai dengan NFPA 14,
maka dipilih pipa dengan diameter nominal (NPS) 5 inci dengan inside diameter (ID)
0,1208m .maka kecepatan sebenarnya menggunakan persamaan 2.3
kecepatan aliran air didalam pipa sebenarnya adalah :
𝑄 0,063
V=1 =1 = 5,489 m /detik
π D^2 x π x 0,1208 ^2
4 4
Cek nilai V harus lebih besar atau sama dengan 3m/detik, karena 5,489 m/detik maka
diameter dipakai.
Pipa 5 inci , ID = 0,1208 m ; V = 5,48 ; µ = 1,007 x 10-6 (Viskositas kinematic air pada suhu
20⁰)
Re = (VxD) / µ = 5,48 x 0,1208 / = 1,007 x 10-6 = 657.382
Kecepatan aliran
Dengan menyesuaikan properties pipa yang ada dipasaran dan sesuai dengan NFPA 14,
maka dipilih pipa dengan diameter nominal (NPS) 8 inci dengan inside diameter (ID) 0,219m
.maka kecepatan sebenarnya menggunakan persamaan 2.3
kecepatan aliran air didalam pipa sebenarnya adalah :
4𝑄 4 𝑥 0,063
V= = = 5,489 m /detik
π D^2 π x 0,219 ^2
Cek nilai V harus lebih besar atau sama dengan 3m/detik, karena 5,489 m/detik maka
diameter dipakai.