PANDEMI
Disusun Oleh:
BANDUNG
2021
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Era revolusi industri 4.0 akan berdampak pada peran pendidikan khususnya peran
pendidiknya. Jika peran pendidik masih mempertahankan sebagai penyampai pengetahuan,
maka mereka akan kehilangan peran seiring dengan perkembangan teknologi dan
perubahan metode pembelajarannya. Kondisi tersebut harus diatasi dengan menambah
kompetensi pendidik yang mendukung pengetahuan untuk eksplorasi dan penciptaan melalui
pembelajaran mandiri.
Sistem Informasi Manajemen Sekolah adalah sebuah sistem informasi untuk
kebutuhan manajemen lembaga pendidikan dalam hal ini adalah sekolah, yaitu TK, SD,
SMP, dan SMA. SIM sekolah dikembangkan secara terpadu dimulai dari proses operasional
pendaftaran siswa baru, proses akademik, pengelolaan keuangan, sampai operasional siswa
menjadi alumni.
SIM sekolah merupakan proses operasional sekolah. SIM sekolah juga dirancang
sesuai dengan standar tertentu, sehingga segala kebutuhan pelaporan dari sekolah ke
Dinas Penddiikan Daerah maupun untuk kebutuhan Kemdikbud dapat dilakukan dengan
mudah. Dengan adanya SIM sekolah manajemen pendidikan menjadi lebih mudah dan
terkontrol dan sangat tepat dalam era industri 4.0 ini.
Dalam menghadapi globalisasi, terlebih pada masa pandemi covid 19 yang
mengharuskan pembelajaran jarak jauh, sistem informasi semakin dibutuhkan oleh lembaga
pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kelancaran aliran informasi dalam lembaga
pendidikan, kontrol kualitas, dan menciptakan aliansi atau kerja sama dengan pihak lain
yang dapat meningkatkan nilai lembaga pendidikan tersebut.
B. TEORI
IoT dapat digunakan secara efektif di lingkungan sekolah menengah dan universitas, di
mana para siswa sudah beralih dari buku teks kertas ke e-book. Dengan sistem IoT maka akan
membantu mendeteksi keberadaan siswa di dalam kelas, meniadakan kebutuhan untuk
mengambil kehadiran secara manual, sehingga bisa lebih menghemat waktu.
Beberapa penerapan IoT dalam bidang pendidikan di bawah ini bisa dilakukan guna
meningkatkan kualitas bagi siswa, guru dan sekolah itu sendiri.
Pembelajaran Interaktif
Saat ini proses belajar tidak hanya terbatas pada pembelajaran dengan kombinasi gambar dan
teks tetapi bisa lebih dari itu. Banyak buku teks yang telah digabungkan ke situs berbasis web
yang menggabungkan silabus, video, animasi tambahan, penilaian, dan materi lainnya untuk
membantu proses pembelajaran. Hal itu akan memberikan perspektif yang lebih luas kepada
siswa dalam memperoleh pengetahuan tentang hal-hal baru dengan pemahaman dan interaksi
yang lebih baik.
Keamanan
Dalam setiap lembaga pendidikan pasti akan banyak siswa yang kemudian terbagi-bagi lagi
dalam sebuah kelas. Dengan banyaknya siswa tersebut tentu akan sangat sulit memantau
mereka satu persatu. Selain itu, siswa di lembaga pendidikan lebih rentan terhadap risiko dan
membutuhkan keamanan yang cerdas jika dibandingkan dengan populasi di tempat lain. IoT
dapat membantu dalam meningkatkan keamanan sekolah, perguruan tinggi, dan pusat
pembelajaran lainnya. Dengan bantuan teknologi seperti penentuan posisi 3D, siswa dapat
dipantau 24/7 dan kehadiran mereka dapat dilaporkan pada titik waktu tertentu. Pilihan tombol
akan adanya marabahaya juga disediakan oleh teknologi ini dengan adanya peringatan alarm
jika diperlukan dan dapat menghentikan terjadinya insiden tak terduga.
Aplikasi Pendidikan
Aplikasi pendidikan yang memanfaatkan IoT dapat dianggap sebagai alat kreatif yang kuat dan
mengubah cara kegiatan belajar mengajar. Aplikasi ini juga memungkinkan para guru dan siswa
untuk membuat buku teks grafik 3D yang menampilkan video dan memberikan kemampuan
untuk membuat catatan. Aplikasi pendidikan tersebut menyediakan banyak fitur yang
menawarkan pembelajaran yang menarik dalam proses belajar mengajar.
Meningkatkan Efisiensi
Di beberapa sekolah dan perguruan tinggi, banyak waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang
menyita waktu dan akhirnya melenceng dari tujuan utama dari lembaga pendidikan itu sendiri.
Misalnya dengan mengecek kehadiran siswa yang harus dilakukan beberapa kali dalam sehari.
Selain itu, data ini harus dikirim ke kantor pusat untuk tujuan yang berbeda-beda. Adanya IoT
akan membantu sistem yang tidak efisien ini. Dengan bantuan perangkat IoT, data ini dapat
dikumpulkan dan dikirim ke server kantor pusat secara otomatis. Ini memungkinkan para guru
dan siswa untuk lebih berkonsentrasi pada proses kegiatan belajar mengajar yang merupakan
fungsi inti dari setiap lembaga pendidikan.
Aplikasi IoT dalam pendidikan tidak terbatas dan sudah mulai diterapkan oleh
beberapa smart school saat ini. Dalam jangka panjang, memanfaatkan data yang dikumpulkan
oleh perangkat IoT dapat membantu meningkatkan keamanan dan memelihara lingkungan
belajar bagi siswa. Meskipun perangkat IoT membutuhkan investasi modal awal yang tinggi, di
masa depan manfaat yang di dapat akan jauh lebih besar daripada kekurangannya. Hal ini tidak
hanya akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih baik tetapi juga bisa mengurangi
biaya operasional.
Sutanta (2003) menyebutkan bahwa suatu sistem itu sendiri harus mempunyai elemen sebagai
berikut :
4. Mempunyai penghubung/ antar muka (interface) antar komponen. Penghubung/ antar muka
merupakan sarana yang memungkinkan setiap komponen sistem dapat saling berinteraksi dan
berkomunikasi dalam menjalankan masing- masing fungsinya.
5. Mempunyai masukan (input). Masukan ini merupakan segala sesuatu yang perlu dimasukan
ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah untuk menghasilkan keluaran yang berguna.
6. Mempunyai pengolahan (processing). Pengolahan merupakan komponen sistem yang
berperan utama untuk mengolah masukan menjadi keluaran yang berguna.
7. Mempunyai keluaran (output). Keluaran ini berupa berbagai macam bentuk yang dihasilkan
oleh komponen pengolahan.
8. Mempunyai sasaran (objectives) dan tujuan (goals). Sasaran sistem adalah apa yang ingin
dicapai oleh sistem untuk jangka waktu yang relatif pendek. Sedangkan tujuan merupakan hasil
akhir atau kondisi akhir yang ingin dicapai sistem untuk jangka waktu yang panjang.
9. Mempunyai kendali (control). Bagian kendali mempunyai peran utama untuk menjaga proses
dalam sistem agar dapat berlangsung secara normal sesuai dengan batasan yang ditetapkan
sebelumnya.
10. Mempunyai umpan balik (feedback). Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (control)
sistem untuk mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan mengembalikannya
ke dalam kondisi normal.
Menurut Zeithaml & Bitner (2004), yang menjadi indikator kepuasan konsumen
pendidikan adalah:
1. Tangibles (yang terukur/ berwujud) Secara bahasa tangibles adalah segala atribut
yang mudah dideteksi oleh indera. Dalam hal ini sesuatu yang berwujud yang dapat
mempengaruhi siswa adalah sesuatu yang bersifat fisik di sekolah diantaranya keberesihan,
kerapihan, dan kenyamanan sekolah juga kelengkapan dan kesiapan alatalat yang digunakan
untuk proses pembelajaran.
7. Security (keamanan) Security (keamanan) adalah perasaan aman dan nyaman siswa
terhadap pelayanan yang didapatkannya.
8. Access (akses) Access (akses) dalam hal ini ditunjukan dengan kemudahan siswa
dalam mendapatkan pelayanan guna memenuhi kebutuhannya selama proses pembelajaran di
sekolah.
C. PEMBAHASAN
Mewabahnya virus Covid-19 diseluruh dunia, sempat menjadi faktor penghambat dalam
semua lini kehidupan manusia, tak terkecuali didalam pendidikan itu sendiri. Lembaga
pendidikan terpaksa harus melaksanakan pembelajaran menggunakan E-Learning
(pembelajaran berbasis elektronik). Disinilah peran teknologi tidak lagi bisa disepelehkan.
Dampaknya adalah, lembaga pendidikan berlomba-lomba untuk mengembangkan sarana
pembelajaran berbasis internet dan elektronik demi keberlangsungan proses belajar mengajar.
• penerapan teknologi informasi dan komunikasi harus mampu menjadi media interaksi
antara pengajar dan pembelajar,
• Literasi teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran jarak jauh di masa
pandemi secara tidak langsung menjadi faktor penentu. Kemampuan mengoperasikan
teknologi informasi dan komunikasi baik oleh pendidik maupun peserta didik bisa
menentukan berhasil atau tidaknya sebuah pembelajaran. Hal ini sangat berdampak
bagi pendidik maupun peserta didik. Dampaknya bagi peserta didik adalah peserta didik
akan lebih mudah dalam mengakses materi pembelajaran, mengunggah tugas harian,
atau bahkan sekdar mengisi kehadiran. Sedangkan dampak literasi TIK bagi pendidik
adalah mempermudah dalam menyampaikan materi pembelajaran, mempermudah
dalam mengawasi dan mengontrol peserta didik saat pembelajaran berlangsung, dan
mempermudah untuk menerima hasil tugas harian peserta didik.
D. Simpulan
3. Teknologi informasi dan komunikasi berperan sebagai wadah ataupun sarana dalam
pembelajaran jarak jauh
https://pgsd.ums.ac.id/