Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan Ajar atau Materi Ajar  atau sering disebut sebagai materi pelajaran merupakan
bagian terpenting dalam proses pembelajaran, materi pelajaran merupakan inti dari kegiatan
pembelajaran.Istilah bahan ajar atau materi ajar ditemukan dalam Permendiknas Nomor. 41
Tahun 2007 tentang Standar Proses dan Panduan Pengembangan RPP yang disusun oleh
Depdiknas Tahun 2008. Dalam mengembangkan bahan ajar/materi ajar, mesti merujuk dalam
aturan yang ada tersebut. Pada sisi lain, Depdiknas juga telah menyusun panduan
pengembangan materi pembelajaran. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada
sekolah dalam membuat bahan ajar atau materi ajar dalam RPP, mesti merujuk ke dalam
aturan tersebut.
Di dalam GBPP PAI disekolah umum dijelaskan bahwa pendidikan Islam adalah usaha
sadar untuk menyiapkan sisi dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan
agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhaikan
tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama
dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
B.  Tujuan
Dari latar belakang diatas Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang
pengertian Bahan Ajar/ Materi Ajar Pendidikan Agama Islam (PAI), Bahan ajar /Materi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan dapat merumuskan Bahan Ajar/Materi 
dalam RPP Pendidikan Agama Islam (PAI). Dengan adanya makalah  ini, semoga dapat
membantu pendidik dalam merumuskan bahan ajar/materi ajar yang terdapat dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran.
A. BAHAN AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

1. Pengertian Bahan Ajar/Materi Ajar Pendidikan Agama Islam


Bahan Ajar /Materi adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru
atu instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Menurut Nana Sudjana, Bahan Ajar atau Materi Ajar adalah isi yang diberikan kepada
siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mangajar. Melaui Bahan Ajar atau Materi Ajar
ini siswa diantarkan kepada tujuan pengajaran. Dengan perkataan lain tujuan yang akan
dicapai siswa diwarnai dan dibentuk oleh Bahan Ajar atau Materi Ajar. Bahan Ajar atau
Materi Ajar pada hakekatnya adalah isi dari mata pelajaran atau bidang studi yang diberikan
kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakannya.
Bahan Ajar atau Materi Ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru
atau instruktor untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar
bisa berupa kaset, video, CD-Room, kamus, buku bacaan, buku kerja, atau fotokopi latihan
soal. Bahan juga bisa berupa koran, paket makanan, foto, perbincangan langsung dengan
mendatangkan penutur asli, instruksi-instruksi yang diberikan oleh guru, tugas tertulis atau
kartu atau juga diskusi antar siswa.
Adapun Di dalam GBPP Pendidikan Agama Islam (PAI) disekolah umum dijelaskan
bahwa pendidikan Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan sisi dalam meyakini,
memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan dengan memperhaikan tuntutan untuk menghormati agama lain
dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan
persatuan nasional. Dari pengertian diatas Maka dapat disimpulkan bahwa Bahan Ajar
Pendidikan Agama Islam adalah  segala bentuk bahan/materi Ajar Pendidikan Islam  yang
digunakan untuk membantu guru Pendidikan Agama Islam (PAI) atau instruktor dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar tentang Pendidikan Islam.

2. Landasan dan prinsip pengembangan bahan ajar Pendidikan Agama Islam (PAI)
2.1. Landasan Pendidikan Agama Islam
a. Dasar Yuridis/Hukum
Dasar pelaksanaan pendidikan Agama Islam berasal dari perundang-undangan
yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan
pendidikan agama di sekolah formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari:
1) Dasar pancasila yaitu dasar falsafah Negeri RI, pada sila pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Dasar struktural atau konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam bab XI pasal
29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi bahwa :  a) Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa, b) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut
agama dan kepercayaan itu.
3) UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional :
Pasal 37 Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat
pendidikan agama, kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan
jasmani dan olah raga, keterampilan atau kejujuran, dan muatan lokal.
4) Peraturan pemerintah Nomor 55 tahun 2007 Tentang pendidikan Agama
dan Pendidikan  Keagamaan.

b. Dasar Religius
Dasar Religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam. menurut ajaran
islam Pendidikan Agama adalah perintah dari Tuhan dan merupakan perwujudan
Ibadah Kepada-Nya, dalam Al-Quran banyak ayat-ayat yang menunjukan perintah
tersebut antara lain:
a) Q.S Al-Nahl ayat 125
b) Q.S Al-Imran ayat 104
c) Al-Hadis.” sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanya
sedikit.”

c. Aspek Psikologis
Psikologis, yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan
bermasyarakat. hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai
individu maupun sebagai anggota masyarat dihadapkan pada hal-hal yang
membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan adanya
pegangan hidup. untuk membuat hati tenang dan tentram adalah dengan jalan
mendekatkan diri kepada Tuhan. sebagaimana Firman Allah dalam Q.S Ar-Rad
ayat 28. [3]
B. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR/MATERI
PEMBELAJARAN
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan materi pembelajaran
meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan adekuasi/kecukupan.

a. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada


kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar
dan standar isi. Sebagai contoh, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa
menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta.
Sedangkan jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menggunakan
sifat/konsep, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa prinsip. Misalkan
pada mapel PAI untuk KD: Menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati,
maka materi pembelajarannya mencakup konsep atau hukum nun mati/tanwin dan mim
mati.
b. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
satu macam, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan juga harus meliputi satu
macam. Untuk mapel PAI, pada saat mengembangkan materi pembelajaran dari suatu
KD:Menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati, misalnya, harus dirinci
terlebih dahulu indikator-indikator yang akan mendukung pencapaian kompetensi dasar
tersebut. Jika satu KD terdiri atas tiga indikator, maka bahan yang harus disediakan harus
berkait dengan ketiga indikator tersebut. Sebagai contoh, indikator dari KD: Menjelaskan
hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati adalah (a) Menjelaskan pengertian nun
mati/tanwin; (b) Menjelaskan pengertian mim mati; (c) Menyebutkan contoh-contoh
bacaan nun mati/tanwin dan mim mati. Selain ketiga bentuk isi materi pembelajaran
tentang hukum bacaan tanwin/nun mati dan mim mati tidak perlu lagi dikembangkan.
Pola pengembangan seperti ini menganut prinsip keajegan (konsistensi). Pada mata
pelajaran matematika, misalkan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai siswa
adalah: Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan,maka materi yang harus
diajarkan adalah penggunaan operasi hitung, yang terdiri atas penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian.
c. Prinsip adekuasi (kecukupan) berarti bahwa materi yang diajarkan hendaknya cukup
memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi
tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang
membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu
banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
Sebagai contoh, jika yang ingin dicapai adalah KD Menjelaskan hukum bacaan nun
mati/tanwin dan mim mati yang dibatasi dengan tiga indikator, yakni (a) Menjelaskan
pengertian nun mati/tanwin; (b) Menjelaskan pengertian mim mati; (c) Menyebutkan
contoh-contoh bacaan nun mati/tanwin dan mim mati, maka materi yang disediakan juga
harus lengkap memungkinkan siswa mampu meningkatkan tiga indikator tersebut.

Ketiga indikator ini juga mencerminkan kedalaman KD tentang hukum bacaan


tanwin/nun mati dan mim mati. Tanggapan siswa atas kompetensi tentang hukum bacaan
tersebut bukan hanya tanggapan sepintas. Di dalam kegiatan untuk mencapai kompetensi
tersebut, siswa harus berkonsentrasi, mencatat segala informasi yang relevan, menunjukkan
contoh, menunjukkan prosedur yang lebih baik, serta bersikap positif terhadap pembaca. Pola
pengembangan materi pembelajaran yang sedemikian ini bersifat cukup memadai dalam
membantu siswa menguasai KD tentang Menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin dan
mim mati.
Pengembangan materi pembelajaran yang memenuhi prinsip kecukupan tidak boleh
terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu
mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak, waktu dan tenaga terbuang sia-sia,
baik bagi guru maupun bagi siswa.

C. ISI BAHAN AJAR /MATERI PEMBELAJARAN

1. Pengetahuan sebagai Materi Pembelajaran Isi Materi Pembelajaran yang


berupa pengetahuan meliputi:
a. Fakta
Dalam Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran yang diterbitkan oleh Depdiknas
(2008) dan Andi Prastowo (2011) fakta didefenisikan dengan segala hal yang bewujud
kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama
tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh
dalam mata pelajaran PAI yakniSejarah Nabi Muhammad Saw dan Hitungan zakat dan waris
b. Konsep
Dalam Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran (Depdiknas, 2008) dan Andi
Prastowo (2011) konsep didefenisikan dengan segala yang berwujud pengertian-pengertian
baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus,
hakikat, inti/isi. Contoh dalam mata pelajaran PAI: Shalat adalah gerakan yang dimulai dari
takbir, diakhiri dengan salam.
c. Prinsip
Dewi Salma Prawiradilaga (2008) menjelaskan prinsip dengan mengutip pendapat Kemp,
et.al. dengan Merrill. Menurut Kemp, et.al prinsip merupakan menjelaskan hubungan antara
dua konsep. Sedangkan menurut Merril, prinsip adalah berupa penjelasan atau ramalan atas
kejadian di dunia ini dan menyangkut hukum sebab akibat dengan sifat hubungan korelasi
untuk menginterpretasikan kejadian khusus. Sejalan dengan defenisi tersebut, Depdiknas
(2008) dan Andi Prastowo (2011) mendefenisikan prinsip dengan berupa hal-hal utama,
pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma,
teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh
dalam mata pelajaran PAI adalah dalil beriman kepada Allah terdapat dalam surat al-Ikhlas
ayat 1-4.
d. Prosedur
Prosedur menurut Dewi Salma Prawiradilga (2008) diartikan dengan isi atau materi
tentang pelaksanaan suatu pekerjaan atau tugas yang berurutan. Dalam Panduan
Pengembangan Materi Pembelajaran (Depdiknas, 2008) dan Andi Prastowo (2011) prosedur
didefenisikan dengan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu
aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh dalam mata pelajaran PAI: Langkah-langkah
mempratikkan wudhu’.

2. Keterampilan sebagai Materi Pembelajaran


Materi pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan misalnya pada IPA antara
lain kemampuan mengembangkan ide, memilih, menggunakan bahan, menggunakan
peralatan, dan teknik kerja. Keterampilan ini merupakan materi pembelajaran utama
pembelajaran bahasa Indonesia dan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga. Empat
aspek dalam pembelajaran bahasa Indonesia berkaitan dengan keterampilan, yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Demikian juga halnya pada mata pelajaran
pendidikan jasmani. Dalam mapel PAI materi yang berupa ketrampilan ini tidak ada,
sehingga tidak terlalu dituntut untuk dikembangkan, kecuali dalam hal pengembangan
kemampuan membaca ayat-ayat al-Quran. Jika siswa sudah mampu membaca ayat al-Quran
dengan benar, maka ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk membacanya dengan lagu-
lagu tertentu. Membaca dengan lagu-lagu tertentu ini merupakan ketrampilan dalam
membaca ayat al-Quran.[7]
3. Sikap atau Nilai sebagai Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran jenis sikap atau nilai adalah materi pembelajaran yang berkenaan
dengan kejujuran, sabar, amanah, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat
belajar, semangat bekerja, bertanggung jawab, bangga berbahasa Indonesia, bersikap positif
pada bahasa Indonesia, dan hormat pada sesama. Adapun untuk mata pelajaran PAI materi
pembelajaran yang terkait dengan sikap ini menjadi materi pokok yang masuk dalam SK-KD,
khususnya dalam aspek akhlak. Materi pembelajaran  PAI yang tergolong sikap atau nilai
diantaranya adalah yang berkenaan dengan sikap ilmiah, antara lain:
a) Nilai–nilai kebersamaan, mampu bekerja berkelompok dengan orang lain yang
berbeda suku, agama, dan strata sosial;
b) Nilai kejujuran, mampu jujur dalam melaksanakan observasi, eksperimen, tidak
memanipulasi data hasil pengamatannya;
c) Nilai kasih sayang, tak membeda-bedakan orang lain yang mempunyai karakter sama
dan kemampuan sosial ekonomi yang berbeda, semua sama-sama makhluk Tuhan;
d) Tolong menolong, mau membantu orang lain yang membutuhkan tanpa meminta dan
mengharapkan imbalan apapun;
e) Semangat dan minat belajar, mempunyai semangat, minat, dan rasa ingin tahu;
f) Semangat bekerja, mempunyai rasa untuk bekerja keras, belajar dengan giat;
g) Mau menerima pendapat orang lain bersikap legowo, mau dikritik, menyadari
kesalahannya sehingga saran dari teman /orang lain dapat diterima dan tidak sakit
hati.

D. MERUMUSKAN BAHAN AJAR ATAU MATERI AJAR DALAM RPP PAI

Langkah-langkah merumuskan Bahan Ajar atau Materi Ajar sesuai dengan panduan
pengembangan materi pembelajaran (Depdiknas, 2008) sebagai berikut:
a. Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
Sebelum menentukan Bahan Ajar atau Materi Ajar terlebih dahulu perlu di identifikasi
aspek-aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik.
Melakukan identifikasi merupakan upaya dalam menentukan apakah standar kompetensi  dan
kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor
ataukah afektif. Berikut ini uraian tentang tiga ranah tersebut dalam melihat identifikasi SK
dan KD, sebagai berikut:
1) Ranah Kognitif, jika kompetensi yang ditetapkan meliputi mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan.
2) Ranah Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerakan meniru, gerakan
manipulasi, gerakan melakukan dengan prosedur, Gerakan melakukan dengan baik
dan tepat, gerakan melakukan tindakan secara alami.
3) Ranah Afektif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi menerima, merespon,
menghargai, mengorganisasikan dan karakterisasi menurut nilai (internalisasi).

b. Identifikasi Jenis-jenis Materi PAI


Melakukan identifikasi terhadap materi PAI pada ranah kognitif ditentukan berdasarkan
perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai
untuk ranah kognitif adalah fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
Melakukan identifikasi materi PAI pada ranah afektif ditentukan berdasarkan perilaku
yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara
penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah afektif meliputi rasa
dan penghayatan, seperti menerima, merespon, menghargai, mengorganisasikan dan
karakterisasi menurut nilai (internalisasi). Melakukan identifikasi materi PAI pada ranah
psikomotor ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik.
Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah psikomotor terdiri gerakan meniru,
gerakan manipulasi, gerakan melakukan dengan prosedur, Gerakan melakukan dengan baik
dan tepat, gerakan melakukan tindakan secara alami. Contoh untuk gerakan pada ranah
psikomotor adalah gerakan shalat.

c. Identifikasi Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah diketahui ranah kompetensi dasar, perumusan Bahan Ajar atau Materi Ajar harus
dilihat pada rumusan indikator yang ada pada silabus. Hirarki dimensi pengetahuan dan
dimensi kognitif harus disesuaikan, sehingga Bahan Ajar atau Materi Ajar yang dirumuskan
berdasarkan tingkatan indikator yang ada.

d. Penulisan Bahan Ajar atau Materi Ajar dalam RPP


Penulisan Bahan Ajar atau Materi Ajar yang terdapat dalam RPP dilakukan dalam bentuk
butir-butir, sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Makna dari butir-butir
di sini pahami dengan point-point penting yang disusun secara terurai dan terstruktur sesuai
dengan disiplin keilmuan dan rumusan indikator pencapain kompetensi.

Contoh Bahan Ajar atau Materi Ajar PAI pada RPP.

BAHAN AJAR

1. IDENTITAS
SATUAN PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Atas ( SMA )
KELAS : XI
SEMESTER : II
ALOKASI WAKTU :

2. STANDAR KOMPETENSI ( Kompetensi Inti )


Ki : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Ki : 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Ki : 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
Ki : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

3. KOMPETENSI DASAR
1.1 Membaca Q.S. Al-Baqarah; 148, Q.S. Al Fatir; 32 .
1.2 Menjelaskan arti Q.S. Al-Baqarah; 148, Q.S. Al Fatir; 32 .
4. INDIKATOR
a. Kognitif :
a) Menjelaskan membaca surah Al-Baqarah; 148, dan surah Al Fatir; 32 dengan
harkat dan makhraj yang benar .
b) Mengulang-ulang membaca surah Al-Baqarah; 148, dan surah Al Fatir; 32 dengan
harkat dan makhraj yang benar .
c) Mengartikan surah Al-Baqarah; 148, dan Surah Al Fatir; 32
d) Menunjukkan hafal surah Al-Baqarah; 148, dan surah Al Fatir 32.

2. Psikomotor
a. Mendemonstrasikan membaca surah Al-Baqarah; 148, dan Surah Al Fatir; 32.
b. Menghafal surah Al-Baqarah; 148, dan Surah Al Fatir; 32.

3. Merubah Perilaku Berkarakter :


i. Disiplin iv. Menghargai Orang lain
ii. Tanggungjawab v. Cermat
iii. Percaya Diri vi. Tekun

E. SASARAN TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Kognitif
Sekolah melakukan kegiatan ini siswa di harapkan
a. Dapat membaca surah Al-Baqarah; 148, dan Surah Al Fatir; 32 dengan harkat dan
makhraj yang benar .
b. Dapat Menghafal surah Al-Baqarah; 148, dan Surah Al Fatir; 32
c. Dapat Mengkaji isi pokok pada surah Al-Baqarah; 148, dan Surah Al Fatir; 32.

2. Psikomotor
a. Mendemonstrasikan Pembacaan surah Al-Baqarah; 148, dan Surah Al Fatir; 32

3. Affektif
a. Merubah Perilaku Berkarakter :
i. Disiplin iv. Menghargai Orang lain
ii. Tanggung Jawab v. Cermat
iii. Percaya Diri vi. Tekun
b. Keterampilan Sosial :
i.Kerja Sama
ii.Berkomunikasi dengan baik

KESIMPULAN
1. Bahan Ajar /Materi adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru atu instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
2. Bahan ajar bisa berupa kaset, video, CD-Room, kamus, buku bacaan, buku kerja, atau
fotokopi latihan soal. Bahan juga bisa berupa koran, paket makanan, foto,
perbincangan langsung dengan mendatangkan penutur asli, instruksi-instruksi yang
diberikan oleh guru, tugas tertulis atau kartu atau juga diskusi antar siswa.
3. Isi Bahan Ajar /Materi Pembelajaran yaitu: Pengetahuan sebagai Materi
Pembelajaran, Keterampilan sebagai Materi Pembelajaran, dan Sikap atau Nilai
sebagai Materi Pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul . Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT


RemajaRosdakarya. 2012.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset.
2009
Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
2009
http://apri76.wordpress.com/2011/12/12/teknik-merumuskan-materi-ajar-dalam-rpp-pai/ 
online), diunduh 27 Oktober 2013 pukul 12:20 WIB). 
https://www.google.com/#q=Pengembangan+Bahan+Ajar+PAI+SMP.pdf. (online),
diunduh 27 Oktober 2013 pukul 12:20 WIB). 

[1] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya


Offset, 2009), hlm. 173

[2] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru


Algensindo, 2009), hlm. 67

[3] Majid.Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya. 2012. hal: 14
[4] Pengembangan Bahan Ajar PAI SMP.pdf.hlm 5
[5]  Ibid. hlm 2
[6] http://apri76.wordpress.com/2011/12/12/teknik-merumuskan-materi-ajar-dalam-rpp-
pai/
[7] Op. Cit pdf hlm. 3
[8] Ibid.pdf hlm. 4

[9]http://apri76.wordpress.com/2011/12/12/teknik-merumuskan-materi-ajar-dalam-rpp-
pai/

Anda mungkin juga menyukai