Anda di halaman 1dari 5

TEKS KHUTBAH IDUL FITRI 2022 ATAU 1443 H MENYENTUH HATI

TENTANG MENYAMBUNG DAN MEMPERKUAT SILATURAHMI

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Wasiat takwa senantiasa dan akan terus mengawali setiap khutbah. Karena dalam
kehidupan abadi di akhirat kelak, tidak ada yang bermanfaat bagi kita kecuali takwa dan
amal shalih.

Untuk itu, marilah kita berusaha untuk selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah
ta’ala dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh larangan-Nya.

Hadirin jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Pagi ini, kita berkumpul di tempat yang penuh berkah ini menyambut datangnya bulan
Syawal. Kita telah melepas kepergian Ramadhan. Bulan yang mulia, bulan kebaikan,
bulan yang penuh berkah, bulan taubat dan bulan berbagai macam ketaatan dan amal
shalih itu telah pergi meninggalkan kita.

Setelah berpisah dengan bulan taubat, marilah kita tetap bertaubat. Setelah berpisah
dengan bulan ketaatan, marilah kita tetap istiqamah berbuat taat. Setelah berpisah dengan
bulan Al-Qur’an, marilah kita tetap membaca Al-Qur’an.

Setelah kita berpisah dengan bulan tarawih, marilah kita tetap melaksanakan shalat-shalat
sunnah. Setelah kita berpisah dengan bulan puasa, marilah kita tetap melaksanakan
berbagai puasa sunnah.
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,

Hari ini adalah hari yang agung, hari raya yang mulia. Dalam hadits disebutkan bahwa di
suatu hari raya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Maknanya: “Setiap kaum memiliki hari raya dan hari ini adalah hari raya kita” (HR al-
Bukhari dan lainnya).

Hari raya adalah hari kegembiraan dan kebahagiaan. Kegembiraan dan kebahagiaan
kaum Muslimin di dunia adalah ketika mampu menyempurnakan ketaatan kepada Allah.

Hadirin jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Di antara perilaku yang ditekankan oleh syariat untuk kita lakukan pada momen bahagia
seperti hari raya adalah silaturahim. Perilaku ini diajarkan kepada kita oleh Baginda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan perbuatan dan perkataanya.

Setelah Jibril pertama kali membawa wahyu kepada beliau, beliau menceritakan hal itu
kepada Sayyidah Khadijah mengenai apa yang terjadi. Khadijah radhiyallahu ‘anha
berkata:

Maknanya: “Tetaplah teguh Wahai anak pamanku dan berharaplah yang baik, sungguh
engkau adalah orang yang betul-betul menyambung tali silaturahim, jujur dalam
berbicara, memberi kepada orang yang fakir, menjamu tamu dan membantu orang lain
dalam kesulitan-kesulitan” (HR al-Bukhari).

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,

Menyambung silaturahim dengan kerabat adalah termasuk salah satu kewajiban.


Sebaliknya memutus silaturahim adalah termasuk salah satu dosa besar. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Maknanya: “Tidak akan masuk surga (bersama orang-orang yang lebih awal masuk
surga) orang yang memutus silaturahim” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Maknanya: “Maka apakah kiranya jika kalian berkuasa kalian akan membuat kerusakan
di muka bumi dan memutuskan silaturahim?. Mereka itulah orang-orang yang dilaknat
oleh Allah dan dibuat tuli pendengarannya dan dibutakan penglihatannya” (QS
Muhammad: 22-23)

Yang dimaksud dengan Rahim atau Arham yang wajib disambung adalah para kerabat
kita baik dari jalur ayah atau ibu, seperti paman dan bibi serta putra putri mereka.

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,

Memutus silaturahim artinya apabila seseorang melakukan sesuatu yang menyebabkan


renggang dan putusnya hubungan dengan kerabatnya.

Hal itu seperti tidak mengunjungi mereka dalam momen kebahagiaan atau momen
kesedihan, tidak menelepon mereka sama sekali atau tidak mau memberikan bantuan
kepada kerabat yang membutuhkan padahal ia mampu.

Oleh karena itu, pada hari Raya Idul Fitri ini kita sangat dianjurkan untuk menyambung
silaturahim dengan keluarga dan kerabat kita. Di era teknologi seperti saat ini Tidak ada
alasan untuk tidak menyambung silaturahim.

Silaturahim dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya bisa lewat telpon, bisa lewat
pesan WhatsApp atau SMS dan lain sebagainya.

Janganlah kita terjerat dengan tipu daya setan yang mendorong kita untuk mengatakan,
“Kerabatku itu telah menyakitiku, maka aku tidak akan mengunjunginya,” “Kerabatku itu
tidak mengunjungiku maka aku memutus hubungan dengannya.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Maknanya: “Orang yang sempurna silaturahimnya bukanlah orang yang membalas


silaturahim dengan silaturahim, akan tetapi orang yang sempurna silaturahimnya adalah
orang yang menyambung silaturahim terhadap kerabatnya yang memutus silaturahim
dengannya” (HR al-Bukhari).

Hadits ini menyatakan bahwa silaturahim seseorang terhadap kerabat yang memutus
silaturahim dengannya lebih utama daripada silaturahim terhadap kerabat yang
menyambung shilaturahim dengannya. Allah ta’ala berfirman:

Maknanya: “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan
cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan
seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia” (QS Fushshilat: 34).

Yang dimaksud “tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik” adalah seperti
menyikapi marah dengan sabar, tindakan yang bodoh dibalas dengan sikap bijak dan
memberi maaf, dan perbuatan buruk dibalas dengan perbutan baik. Sikap seperti ini akan
menyatukan hati dan mengubah keadaan.

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah

Ketika banyak orang kehilangan pekerjaan, banyak orang sulit mencari pekerjaan,
banyak orang jatuh miskin, banyak orang membutuhkan bantuan, maka jangan lupakan
sedekah.

Kita mulai bersedekah dan membantu kerabat kita yang membutuhkan. Karena
bersedekah kepada kerabat tercatat dua pahala, pahala silaturahim dan pahala sedekah.

Lalu kita bersedekah dan membantu tetangga-tetangga kita yang membutuhkan. Dan jika
kita mampu, setelah itu kita bersedekah dan membantu setiap orang yang membutuhkan
bantuan.

Dengan sedekah, bisa jadi kita akan dihindarkan dari wabah dan berbagai penyakit dan
keburukan. Bahkan dengan sedekah, bisa jadi kita akan dihindarkan dan dijauhkan dari
api neraka serta dimasukkan langsung ke dalam surga.
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,

Demikian khutbah Idul Fitri pada pagi hari yang penuh keberkahan ini. Semoga Allah
segera mengangkat segala wabah dan musibah dari negeri yang kita cintai ini. Dan
mudah-mudahan kita dipertemukan kembali dengan Ramadhan pada tahun yang akan
dating

Anda mungkin juga menyukai