Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu

pendekatan yang melihat realitas sosial dalam latar alaminya, tanpa

manipulasi pihak peneliti. Berbeda dari penelitian yang dilakukan untuk

menguji hipotesis, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan

merefleksikan realitas dari kebijakan yang menjadi sikap pemerintah, dengan

berupaya mengungkap “bagaimana” dan “ apa” yang menjadi faktor yang

mendukung dan menghambat kegiatan evaluasi kebijakan SDM pariwisata

oleh pemerintah dalam menaggapi persoalan pandemi yang terjadi untuk

memajukan pariwisata di Kabupaten Lombok Timur.

Peneliti membandingkan fenomena-fenomena sebagai suatu

komparasi, atau sebagai proses triangulasi data sehingga mendapatkan data

yang dapat dipertanggungjawabkan. Peneliti juga mengadakan klasifikasi

terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan standar atau norma-norma

(survey normative), menyelidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor

dan melihat hubungan antara satu faktor dengan faktor lain (dalam hal ini,

metode deskriptif disebut juga status study). Karena itu alat (instrumen)

utama penelitian ini adalah peneliti sendiri.

70
71

3.2 Lokasi dan Fokus Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan sejak tanggal 07 Februari sampai

dengan 25 Februari 2022 di Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Timur

yang bertempat di jalan Pattimura No.36, Sandubaya , Kota Selong,

Kbupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Pemilihan lokasi ini

didasarkan pada tugas dan fungsi masing-masing bidang yang ada pada

Dinas Pariwisata sesuai dengan yang diatur dalam Peraturan Bupati

Lombo Timur Nomor 52 Tahun 2020. Serta adanya pengalaman peneliti

yang telah melakukan peraktik kerja lapangan dan ikut serta membantu

dalam segala kegiatan dinas selama satu bulan penuh sebagai sarana

observasi terdahulu bagi peneliti. Selain itu juga didasarkan pada lingkup

penanganan Dinas Pariwisata Kabupaten Lomebok Timur, dari segi

jumlah penduduk dan wilayah yang lebih luas. Sehingga diharapkan dapat

lebih mempermudah pengambilan data dan dirasa menarik untuk

mengkaji tentang bagaimana evaluasi kebijakan yang dilakukan

pemerintah untuk menangani persoalan yang kompleks terkait SDM

pariwisata khusunya pada subsektor perhotelan yang ditempatkan di

bebrapa jenis Hotel ataupun Home Stay yang ada di Kabupaten Lombok

Timur selama masa pandemi Covid-19.

2. Fokus Penelitian

Dalam desain penelitian kualitatif, penelitian dan studi fokus

atau materi pelajaran yang akan mempelajari berisi deskripsi dimensi apa
72

yang menjadi pusat perhatian yang akan dibahas secara mendalam

(Bungin, 2003). Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian,

penelitian ini difokuskan pada:

1. Bagaimana bentuk evaluasi kebijakan Sumber Daya Manusia

(SDM) yang dilakukan pemerintah Dinas Pariwisata Lombok

Timur di masa pandemi Covid-19 pada sektor pariwisata sub

sektor perhotelan di Kabupaten Lombok Timur.

2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dari

pada evaluasi kebijakan Sumber Daya Manusia (SDM) di masa

pandemi Covid-19 pada sektor pariwisata sub sektor perhotelan

di Kabupaten Lombok Timur.

3.3 Instrumen penelitian

Dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen utama.

Selaku instrumen penelitian, peneliti memainkan peran sebagai instrumen

kreatif (Arikunto, 1998) sebagaimana disampaikan Moleong (1994)

kedudukan peneliti sebagai instrumen/alat dalam penelitian kualitatif cukup

rumit, karena multi peran sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data,

penganalisis, penafsir data dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya.

Selain itu peneliti juga bertugas melakukan wawancara, observasi dan

pengumpulan data yang sesuai dengan problematika penelitian. Peneliti

sebagai instrumen utama (researcher as instrument) dan menggunakan alat

bantu yang dapat merekam suara (tape recorder), perekam gambar (camera
73

photo) dan alat-alat tulis serta lembar observasi panduan wawancara

sederhana untuk merekam data tertentu yang relevan dengan topik penelitian.

Penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan guna

mengamati dan mengumpulkan berbagai informasi yang dibutuhkan.

Instrumen bantu tersebut dapat digunakan guna menjaga validitas data dan

dapat membantu instrumen utama dalam membuat verifikasi atau kesimpulan.

Sebagai instrumen utama, peneliti membuat catatan lapangan, merekam dan

mengambil gambar di lokasi penelitian. Baik gambar situasi dan kondisi

Pegawai Dinas Pariwisata , gambar informan dan aktifitas yang berkaitan

dengan kegiatan evaluasi kebijakan SDM pariwisata. Kemudian peneliti

menyusun, memilah dan memilih data dan membuat verifikasi atau

kesimpulan terhadap evaluali kebijakan SDM pariwisata subsektor perhotelan

di Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Timur.

Peneliti juga akan beberapa kali datang ke lokasi guna

mengumpulkan data ke lembaga yang menangani sektor pariwisata subsektor

perhotelan. Selain itu, peneliti juga akan melakukan wawancara mendalam

dengan beberapa informan lainnya seperti beberapa SDM pariwisata yang ada

dilapangan, atau SDM perhotelan khususnya yang menjadi sasaran dari hasil

kebijakan yang dievaluasi. Alat bantu yang digunakan oleh peneliti antara

lain handphone, bolpoin, kertas dan tidak lupa peneliti juga akan

mendokumentasikan aktivitas-aktivitas selama di lokasi penelitian.


74

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik dasar pengumpulan data yang digunakan adalah

wawancara, pengamatan dan dokumentasi (Marshall dan Rosman, 1989

dalam Priyadi, 2005). Wawancara menggunakan bentuk non-standar atau

tidak terstruktur, dilakukan tanpa persiapan daftar pertanyaan yang ketat,

namun berdasarkan panduan wawancara yang difokuskan pada penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk:

1. Wawancara (interview)

Pengumpulan data dilakukan secara langsung dengan mengajukan

pertanyaan langsung terfokus pada masalah sehingga informasi yang

dikumpulkan cukup lengkap. Transparansi mengarah ke kelonggaran

informasi untuk memberikan apa yang sebenarnya terjadi.

2. Observasi (Observation)

Pengumpulan data dilakukan secara langsung ke objek penelitian

guna mengamati berbagai fenomena yang terjadi, khususnya yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pengamatan digunakan guna

melengkapi dan menilai hasil wawancara yang diberikan oleh pembicara

dan kemungkinan belum lengkap atau belum mampu menggambarkan

situasi yang diharapkan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dimaksud dalam penelitian ini menyangkut akuisisi

data non-manusia dalam bentuk dokumen tertulis atau gambar yang ada
75

hubungannya dengan masalah yang diteliti. Penggunaan teknik

pengumpulan data ini bukan untuk menyelesaikan wawancara dan

observasi, namun dari semua teknik pengumpulan data ini akan saling

melengkapi. Artinya, data yang diperoleh melalui wawancara dapat

dilengkapi dengan data observasi dan juga dilengkapi dengan data hasil

dari studi dokumentasi.

3.5 Imforman

Salah satu karateristik penelitian kualitatif adalah understanding

terhadap fenomena atau gejala-gejala sosial maka pemerintah Dinas

Pariwisata Lombok Timur dan SDM Pariwisata pada umumnya sebagai

subjek memiliki kedudukan yang sangat penting. Ketepatan memilih dan

menentukan sumber data sangat menentukan data yang diperoleh oleh

peneliti mendalam atau tidak, untuk itu pertimbangan peneliti mengenai

posisi informan (narasumber) tersebut dapat memberikan informasi. Sumber

informasi penelitian ini berupa sumber manusia dan non manusia, meliputi

dokumen dan rekaman/catatan yang tersedia. Sumber-sumber ini dipilih

secara tepat karena dapat memberikan informasi yang akurat mengenai

fenomena yang dihadapi. Menurut Arikunto (1998) data dalam bentuk

sumber daya manusia dalam penelitian kualitatif disebut informan. Teknik

yang dipilih berdasarkan rasional peneliti bahwa informan memiliki otoritas

dan kompetensi untuk memberikan informasi/data yang dibutuhkan. Dalam

pemilihan informan, peneliti juga menggunakan teknik Purposive sampling,


76

yang merupakan otoritas peneliti. Berikut ini informan-informan yang

menjadi sumber data dalam penelitian ini:

1. Staff -1 Bidang Pengembangan SDM dan Ekonomi Kreatif

2. Kasi Pengembangan SDM Kepariwisataan

3. Kasi Hubungan Kelembagaan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif

4. Kabid Bidang Pemasaran Pariwisata

5. Kasi Pengembangan Daya Tarik Wisata

3.6 Teknik Keabsahan Data

Guna menentukan keabsahan data dalam penelitian kualitatif harus

memenuhi empat kriteria pemeriksaan sebagaimana dikemukakan oleh

Moleong (1994), yaitu: derajat kepercayaan (credibility), keteralihan

(transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian

(confirmability).

1. Derajat Kepercayaan (Credibility)

Penerapan konsep kriteria guna level kepercayaan dimaksudkan

sebagai pengganti validitas internal konsep peneitian non kualitatif.

Kriteria ini inquri berfungsi guna melaksanakan sedemikian rupa bahwa

level temuan kepercayaan yang dapat dicapai, dan menunjukkan level

kepercayaan terhadap hasil penemuan dengan cara bukti oleh penyidik di

realitas ganda sedang dipelajari. Beberapa cara yang perlu bahwa

kebenaran hasil penelitian yang handal, antara lain:

1) Memperpanjang keikutsertaan dalam proses pengumpulan data di

lapangan. Mengingat peneliti sebagai instrumen utama dalam


77

penelitian. Dengan demikian dalam pengumpulan data peneliti harus

mempunyai waktu yang cukup sehingga dapat meningkatkan derajat

kepercayaan data yang dikumpulkan.

2) Pengamatan dilakukan secara terus menerus atau kontinyu terhadap

informan yang sedang memberi informasi, dengan maksud agar

peneliti dapat memperhatikan semua informasi yang berupa data

secara lebih cermat, terperinci dan mendalam. Peneliti datang ke lokasi

penelitian dengan melakukan wawancara ke berberapa pegawai Dinas

Pariwisata. Triangulasi dilakukan dengan maksud guna mengecek

kebenaran data tertentu dan membandingkannya dengan data yang

diperoleh dari sumber lain. Artinya, data yang diperoleh dari salah satu

informan kunci ditriangulasi (cross check) lagi ke informan lainnya

dengan maksud guna mengecek kebenaran data (informasi) tertentu

dan membandingkan dengan data yang diperoleh sumber informasi

lain pada berbagai langkah penelitian lapangan, pada waktu yang

berlainan, dan sering dengan menggunakan metode yang berlainan.

Prosedur triangulasi ini sangat banyak memakan waktu, namun dapat

mempertinggi validitas dan dapat juga memberi kedalaman terhadap

hasil penelitian. Pengecekan keberadaaan data menggunakan

trianggulasi sumber data yaitu dengan cara menanyakan keberadaan

data yang telah dihimpun oleh peneliti dari pemerintah Dinas

Pariwisata, kemudian dikonfirmasikan dengan data dari beberapa

unsur Sumber Daya Manusia pariwisata khusnya subsektor perhotelan.


78

3) Membicarakannya dengan orang lain (peer debriefing). Maksudnya

dalam mengadakan penelitian, peneliti melakukan diskusi dengan

beberapa orang yang dianggap mempunyai kompetensi.

4) Pada akhir wawancara peneliti melakukan “member check” atau

mengecek ulang secara garis besar berbagai hal yang telah

disampaikan oleh informan berasarkan catatan lapangan dengan

maksud, agar informasi yang diperoleh dan digunakan dalam penulisan

laporan penelitian sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan.

Prosedur ini peneliti lakukan dengan cara setiap data yang diperoleh

melalui wawancara disusun dalam bentuk catatan lapangan, kemudian

pada kesempatan berikutnya dikonfirmasikan kembali kepada

informan yang bersangkutan sehingga kesalahan-kesalahan dalam

pencatatan atau data sering dikoreksi kembali oleh informan.

Wawancara mendalam dilakukan oleh peneliti pada beberapa informan

seperti tokoh masyarakat sehingga mengetahui secara detail seluk

beluk informasi yang terjadi sebelumnya.

5) Guna memperbanyak referensi, peneliti mencari berbagai buku yang

berkaitan erat dengan masalah dan fokus penelitian

2. Keteralihan (Trasferability)

Keteralihan sebagai pertanyaan empiris tergantung pada kesamaan

antara pengirim dan penerima konteks. Guna melakukan switch, para

peneliti mencoba mencari dan mengumpulkan data kejadian empiris dalam

konteks yang sama. Dengan demikian, peneliti bertanggung jawab guna


79

menyediakan data deskriptif yang cukup. Penelitian Keteralihan biasanya

berkaitan dengan pertanyaan, yang hasil ini akan diterbitkan atau

digunakan dalam situasi lain. Dalam penelitian konvensional berusaha

guna mencapai generalisasi yang muncul untuk hasil penelitian yang

berlaku pada populasi tertentu.

Untuk studi naturalistik, keteralihan mengandalkan pemakainya,

yaitu dalam penelitian ini peneliti dapat menjamin validitas eksternal ini,

di mana hanya keteralihan ditinjau sebagai suatu kemungkinan. Dalam hal

ini peneliti mencoba guna memberikan penjelasan rinci mengenai

bagaimana hasil penelitian dapat dicapai. Apakah hasil penelitian dapat

diterapkan, harus diserahkan kepada pembaca atau pengguna. Ketika

pengguna melihat dalam penelitian ini ada yang cocok untuk suatu situasi,

bisa dimungkinkan keteralihan mereka, meskipun dapat diduga bahwa ada

dua situasi yang sama, sehingga masih perlu penyelesaian sesuai dengan

keadaan masing-masing.

3. Kebergantungan (Dependability)

Ketergantungan menurut istilah kovensional disebut dengan

reliabilitas (reliability). Reliabilitas merupakan syarat bagi validitas.

Hanya dengan alat yang reliabel, maka akan dapat diperoleh data yang

valid. Ketergantungan atau dependability dilakukan guna memeriksa

akurasi pengumpulan data, dan analisis data. Untuk level keandalan dapat

dicapai maka audit yang dibutuhkan atau pemeriksaan yang cermat dari

semua komponen dan proses hasil penelitian dan riset. Dan untuk mengcek
80

penelitian tersebut sudah sesuai dengan persyaratan penulisan ilmiah, para

peneliti selalu mendiskusikan/berkonsultasi dengan supervisor guna

mendapatkan hasil yang maksimal.

4. Kepastian (Confirmability)

Sementara itu kriteria kepastian atau comfirmability berasal dari

konsep obyektivitas, yaitu obyektivitas yang berdasar pada data emic dan

etic sebagai tradisi dari penelitian kualitatif. Derajat ini dapat dicapai

melalui audit atau pemeriksaan yang cermat terhadap seluruh komponen

dan proses penelitian serta hasil penelitian. Pemeriksaan yang dilakukan

oleh pembimbing menyangkut kepastian asal usul data, mengolah data,

menganalisis data dan logika penarikan kesimpulan. Bila hasil

pemeriksaan tersebut menunjukkan bahwa hasil penelitian ini memenuhi

kriteria yang telah ditentukan, maka dapat dikatakan hasil penelitian ini

dapat digantungkan pada keandalan peneliti. Strategi pengujian validasi

data pada penelitian ini adalah dengan melakukan triangulasi data

mengacu kepada Denzin dalam Bungin (2007), yaitu:

1) Triangulasi Peneliti

Bungin, (2007), mengatakan bahwa triangulasi peneliti dilakukan

guna menguji kejujuran, subjektivitas, dan kemampuan guna merekam

data oleh para peneliti di lapangan. Untuk melakukan pelacakan

penelitian dengan meminta para peneliti lain guna melakukan

pemeriksaan langsung, wawancara ulang, serta merekam data yang

sama di lapangan. Dengan cara menggali data atau informasi atau


81

keterangan kepada para pakar yang dianggap relevan tentang masalah

penelitian, sehingga keberadaan data yang dihimpun peneliti benar-

benar terjamin validitasnya.

2) Triangulasi Sumber

Melakukan crosscheck dengan sumber data lain, membandingkan

dan melakukan data kontras dengan menggunakan berbagai kategori

informasi. Menurut Paton di Bungin (2007), triangulasi dilakukan

dengan: membandingkan pengamatan dengan hasil wawancara;

membandingkan informan mengatakan di depan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi; membandingkan apa yang disampaiakan

informan dalam situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang

waktu; membandingkan negara atau perspektif seseorang dengan

pendapat atau pandangan orang lain; dan membandingkan hasil

wawancara dengan isi dokumen yang terkait.

3) Triangulasi Metode

Triangulasi dilakukan guna memeriksa penggunaan metode

pengumpulan data, apakah informasi yang diperoleh dengan metode

wawancara mirip dengan metode observasi atau apakah hasil

pengamatan sesuai dengan informasi yang diberikan saat wawancara

(Bungin, 2007). Guna menghasilkan validitas data pengumpulan data

dilakukan dengan beberapa metode seperti diskusi kelompok,

wawancara mendalam dan observasi partisipatif.


82

4) Triangulasi Teori

Peneliti juga mencari cara lain untuk mengatur data dengan

cara yang logis untuk berpikir mengenai kemungkinan guna melihat

apakah kemungkinan ini dapat didukung oleh data (Bardiansyah di

Bungin, 2007). Sementara Paton (1987) disebutkan (penjelasan

saingan) dilakukan dengan upaya pencarian lainnya guna

mengorganisasi data diarahkan untuk menemukan penelitian lain.

Analisis dilakukan oleh lebih dari satu orang dan meminta umpan balik

dari informan. Dalam hal ini aksi interaksi sosial antara Pemerintah

Dinas Pariwisata sebagai pembuat kebijakan, dengan berbagai SDM

pariwisata sebagai sasaran dari hasil kebijakan untuk saling

berkomunikasi dan bekerjasama.

3.7 Teknik Analisi Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan dari awal dan

selama proses penelitian berlangsung. Miles, Huberman dan Saldana

(2014:14) mengklasifikasikan analisis interaktif atas 3 (tiga) komponen

analisis data (interactive model), yaitu reduksi atau kondensasi, sajian data,

penarikan kesimpulan dan dapat disajikan secara transparan sebagaimana

gambar 3 (tiga) berikut ini yaitu, teknik Analisa Data ini dilakukan melalui

proses analisis interaktif yang disajikan dalam bentuk skema sebagai berikut:
83

Gambar 3. Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif

Sumber: Miles,Huberman dan Saldana (2014:14)

Berdasarkan gambar 3 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Pada analisis model pertama dilakukan pengumpulan data hasil

wawancara, hasil observasi, dan berbagai dokumen berdasarkan

kategorisasi yang sesuai dengan masalah penelitian yang kemudian

dikembangkan penajaman data melalui pencarian data selanjutnya.

2. Kondensasi Data

Kondensasi data adalah proses menyeleksi, memfokuskan,

menyederhanakan, mengabstraksi, dan mengubah catatan lapangan,

transkrip wawancara, dokumen, dan materi (temuan) empirik lainnya.

Seperti kita ketahui, kondensasi data, berlangsung terus menerus selama

proyek kualitatif berorientasi berkelanjutan. Sebenarnya, bahkan sebelum

data sebenarnya terkumpul, mengantisipasi kondensasi data telah terlihat

ketika para peneliti memutuskan (sering tanpa disadari sepenuhnya)

kerangka konseptual wilayah studi, masalah penelitian dan pengumpulan

data pendekatan yang memilih. Selama pengumpulan data berlangsung,

ada langkah lebih lanjut kondensasi (ringkasan, encoding, mencari tema,


84

rnembuat cluster, membuat partisi, menulis memo). Pengurangan data

pada proses ini transformasi terus dilakukan setelah penelitian lapangan,

untuk menyelesaikan laporan akhir. Data yang diperoleh di daerah

penelitian (field data) yang dikumpulkan sebanyak mungkin dan

dituangkan dalam bidang catatan. Data yang diperoleh di lokasi penelitian

(data lapangan) dikumpulkan sebanyak-banyaknya dan dituangkan dalam

catatan lapangan. Melalui catatan lapangan tersebut, peneliti memilah-

milah atau mengkategorikan mana data yang cocok (sesuai) dan tidak

cocok atau kurang sesuai direduksi atau di buang dan diganti dengan data

baru yang cocok dengan masalah dan fokus pemelitian.

3. Penyajian Data

Penyajian Data, yang penting sebelumnya adalah alur kerja dan

analisis, aktivitas selanjutnya yaitupenyajian data. Miles, Huberma dan

Saldana, membatasi "presentasi" sebagai satu set informasi yang

terstruktur yang memberikan kemungkinan menarik kesimpulan dan

mengambil tindakan. Berbagai presentasi dapat ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari mulai dari pengukur bensin, surat kabar, hingga

layar komputer. Dengan melihat presentasi kita akan dapat memahami apa

yang terjadi dan apa yang harus dilakukan mengailalisis lebih lanjut atau

mengambil tindakan berdasarkan wawasan yang diperoleh dan presentasi.

Penyajian data atau menampilkan data dimaksudkan guna memudahkan

bagi para peneliti untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-

bagian tertentu dari penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian ini,
85

peneliti menyajikan data dalam bentuk penyajian data, tabel, gambar dan

deskripsi narasi. Dalam melakukan penyajian data Miles, Huberman dan

Saldana percaya bahwa representasi yang lebih baik adalah cara utama

guna analisis kualitatif yang valid. presentasi Diamksud yang meliputi

berbagai jenis matriks, jaringan, dan grafik. Semuanya dirancang guna

menggabungkan informasi yang dihimpun dalam bentuk yang koheren dan

mudah dijangkau, sebagai analisa tersebut guna melihat apa yang sedang

terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar atau

melanjutkan melangkah melakukan analisis sesuai dengan saran yang

dihadirkan sebagai sesuatu yang mungkin berguna.

4. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Menarik kesimpulan atau verifikasi yaitu suatu kegiatan yang

berupa pengambilan intisari dan penyajian data yang merupakan hasil dari

analisis yang dilakukan dalam penelitian atau kesimpulan awal yang

sifatnya belum benar-benar matang (Milles, Huberman dan Saldana).

Verifikasi dilakukan setelah penyajian data selesai, dan menarik

kesimpulan berdasarkan hasil penelitian lapangan yang telah dianalisis

dengan teori. Verifikasi yang telah dilakukan dan hasilnya telah diketahui,

dicek kembali agar data yang telah diverifikasi menjadi lebih baik. Hasil

dari verifikasi tersebut digunakan sebagai data penyajian akhir, karena

telah melalui proses analisis untuk yang kedua kalinya, sehingga

kekurangan data pada analisis tahap pertama dilengkapi dengan hasil

analisis tahap kedua.

Anda mungkin juga menyukai