Anda di halaman 1dari 6

Makalah PAK

Apakah Alkitab Memiliki Kesalahan?

Kelompok 3 :
Adrie P. T. N.
Clement H. S.
Eben P. Y.
James T.
Levin C. A.
Rena N. H.
Winata C. V.

SMAK KALAM KUDUS MEKAR WANGI


Jl. Mekar Puspita No. 53-55, Bandung
2020-2021
1. Pendahuluan
1.1. Latar belakang
Sejarah munculnya ketidak percayaan Alkitab dalam sejarah gereja diawali dengan
munculnya teologi Liberalisme dengan metode studi kritis terhadap Alkitab yang beranggapan
bahwa adalah sebuah kekeliruan menjadikan Alkitab sebagai standar firman Tuhan. Menurut
mereka, Alkitab hanyalah kumpulan dari kata-kata atau tradisi manusia belaka. Akibatnya,
Alkitab tidak bisa dijadikan pegangan dan otoritas kehidupan. Kemudian berlanjut pada
pandangan teologia Neo-ortodoks yang berusaha ingin mengembalikan daya kuasa firman
Tuhan dengan menekankan prinsip perjumpaan firman Tuhan dengan pribadi. Sehingga
menurut mereka, firman Allah itu tidaklah identik dengan Alkitab. Dengan kata lain, teologia
Neo-ortodoks melihat bahwa firman Allah dan Alkitab sebagai dua unsur yang berbeda.
Keraguan terhadap Alkitab muncul ketika orang menyadari bahwa kebanyakan dari apa
yang diduga sebagai kesalahan-kesalahan dalam Alkitab bukanlah penemuan yang baru,
karena kritik ilmiah, tetapi hanyalah kesulitan-kesulitan yang diketahui berabad-abad yang lalu
oleh kebanyakan penyelidik Alkitab yang paling serius. Jadi, sebagian besar alasan orang tidak
menerima dan tidak mempercayai Alkitab adalah firman Allah dikarenakan mereka merasa
telah menemukan kesalahan-kesalahan di dalam Alkitab.
1.2. Rumusan Masalah
1). Apakah Alkitab itu?
2). Apakah Alkitab bisa salah?
1.3. Tujuan
1). Untuk membuktikan bahwa Alkitab tidak mempunyai kesalahan
2). Supaya orang dapat mempercayai Alkitab

2. Topik Pembahasan
A. Pengertian Alkitab adalah Firman Allah
Alkitab adalah Firman Allah yang tertulis yang diberikan kepada manusia agar manusia
dapat mengenal dan juga percaya kepada Tuhan melalui Yesus Kristus. Alkitab ditulis oleh
manusia yang diinspirasikan oleh Allah (2 Tim 3:16). Inspirasi adalah pekerjaan Allah melalui
Roh-Nya yang mengawasi para penulis Alkitab dengan sedemikian rupa sehingga para penulis
Alkitab dapat mencatat dan menyusun isi Alkitab tanpa kekeliruan kata-kata pada penulisan
aslinya. Inspirasi dalam bahasa yang sederhana yaitu Allah memimpin dan mengawasi para
penulis Alkitab sehingga mereka menuliskan pesan Allah dalam Alkitab. Ada berbagai teori
pengilhaman yang dikemukakan dalam usaha bagaimana Tuhan dapat menghasilkan Alkitab.
1. Teori alamiah
Teori ini berpendapat bahwa pengilhaman hanya sekedar pengertian ulang, hasil
perenungan manusia secara alamiah. Para penulis Alkitab hanya dianggap sebagai
orang-orang jenius yang sangat mengerti keadaan moral dan kerohanian pada masa itu,
dan mereka tergerak untuk menuliskannya sebagai sumbangsih yang positif.
2. Teori dinamis
Teori ini berpendapat bahwa Tuhan memberikan kemampuan sehingga para penulis
Alkitab dapat menyampaikan kebenaran sesuai dengan kehendak Tuhan.
3. Teori konsep
Teori ini berpendapat bahwa Tuhan menganjurkan pikiran-pikiran yang Dia berikan
melalui pernyataan, tetapi membiarkan para penulis mengolahnya sendiri untuk
diungkapkan dengan kata-kata sendiri.
4. Teori mekanis
Teori ini berpendapat bahwa para penulis Alkitab semata-mata merupakan alat tulis
yang menulis hal-hal yang didiktekan Tuhan kepada mereka.
5. Teori verbal
Teori ini berpendapat bahwa Alkitab bersifat ganda. Di satu pihak, Alkitab adalah hasil
karya Allah. Namun, di lain pihak, Alkitab merupakan hasil karya manusia. Allah tidak
mengesampingkan kepribadian manusia, tetapi menggunakan kepribadian penulis dan
menjaganya ketika menulis pernyataan yang Tuhan sampaikan. Dengan demikian,
seluruh Alkitab diilhamkan secara verbal (setiap katanya). Dari lima teori ini, teori
verbal inilah yang dapat diterima.
Ada berbagai bukti bahwa Alkitab diinspirasikan oleh Allah Roh Kudus, antara lain:
a. Alkitab berkali-kali disebut sebagai Firman Tuhan. Buktinya, di dalam Alkitab ada
kata-kata “Allah berfirman” atau “maka firman Tuhan datang kepadaku” terdapat lebih
dari 3.800 kali
b. Isi Alkitab membuktikan bahwa Alkitab adalah Wahyu Allah. Alkitab terdiri dari 66
kitab dan ditulis kira-kira oleh 40 orang, dalam kurun waktu sekitar 1.500 tahun, akan
tetapi isinya saling melengkapi dan merupakan satu kesatuan
c. Nubuat yang digenapi membuktikan bahwa Alkitab adalah Wahyu Allah (Kej 12:3 
Mat 1:1-2; Yes 7:14  Mat 1:18-25)
B. Pengertian Alkitab Tanpa Salah
Alkitab itu ineransi. Ineransi adalah keyakinan bahwa Alkitab secara keseluruhan,
adalah firman Tuhan yang tertulis dan juga tanpa ada kesalahan pada naskah aslinya. Hal ini
berarti, Alkitab itu harus ditafsirkan dan dimengerti dari sudut latar belakang kebudayaan dan
standar komunikasi pada waktu penulisannya. Selain itu, kita juga harus beranggapan, bahwa
Allah mampu menyampaikan kehendak-Nya dengan benar. Oleh karena itu, seseorang dengan
keyakinan tersebut tidak boleh meneliti Alkitab dengan menggunakan standar untuk mengukur
kebenaran dan juga kepalsuannya yang berbeda dengan standar pada waktu Alkitab ditulis.
Pentingnya bahwa Alkitab itu ineransi adalah:
1. Alkitab adalah suatu dokumen yang dapat dipercaya, seperti catatan historis lainnya.
Contohnya kisah tentang perang Julius Caesar.
2. Dasar sejarah yang dicatat oleh Alkitab memiliki alasan yang cukup kuat untuk
mempercayai bahwa Yesus Kristus, melakukan apa yang Dia klaim telah Ia lakukan.
3. Yesus Kristus bukan hanya memikul otoritas Alkitab, tetapi Ia juga melakukannya,
bahkan mengajarkan bahwa Alkitab seluruhnya tanpa kesalahan dan juga kekal, karena
Alkitab adalah Firman Allah (Mat 5:18).
4. Kalau Alkitab adalah Firman Tuhan, seperti yang Yesus ajarkan, cukup dengan satu
alasan ini, seluruh isi Alkitab pasti dapat dipercaya dan juga ineran, karena Allah
(Yesus) adalah kebenaran.
5. Atas dasar ajaran Yesus Kristus, Allah yang infalibel (tidak salah), gereja pun
mempercayai bahwa Alkitab juga infalibel.
Memang, ada beberapa bagian Alkitab yang dipermasalahkan. Tapi, bukan berarti bahwa
isi Alkitab itu salah ataupun kontradiksi (bertentangan). Contoh bagian yang
dipermasalahkan antara lain:

1. Siapa istrinya Kain?


Alkitab menyatakan bahwa Adam dan Hawa adalah manusia pertama yang mempunyai
dua anak, yaitu Kain dan Habel. Tapi Habel dibunuh oleh Kain. Jadi, bagaimana
mungkin bisa menurunkan umat manusia begitu banyak? Jawabannya adalah karena
Adam dan Hawa mempunyai anak laki-laki dan perempuan yang lain, selain Kain,
Habel, dan Set (Kej 5:4).
2. Biji sesawi adalah biji yang terkecil?
Tuhan Yesus pernah menyampaikan perumpamaan bahwa biji sesawi adalah biji yang
paling kecil dari semua benih. Tapi, faktanya biji yang terkecil bukanlah biji sesawi,
karena ada biji yang lebih kecil lagi, contohnya biji opium atau biji rue. Memang biji
sesawi itu bukan biji yang paling kecil, tetapi ada peribahasa di kalangan orang Yahudi
untuk sesuatu yang sangat kecil, yaitu “kecil seperti biji sesawi”. Fakta lain yang perlu
dicatat yaitu kata “terkecil” dalam bahasa aslinya (Bahasa Yunaninya) adalah
mikroteros, bukan mikrotatos; jadi seharusnya terjemahan yang lebih tepat yaitu lebih
kecil. Atau, bisa dibilang Tuhan Yesus tidak menyatakan bahwa biji sesawi itu mutlak
kecil, tapi Ia menempatkan biji sesawi dalam golongan biji terkecil. Jadi,
kesimpulannya Dia menempatkan biji sesawi dalam golongan biji yang terkecil, dan
juga Dia mementingkan peribahasa yang populer untuk mewakili sesuatu yang sangat
kecil.

C. Sifat-Sifat Alkitab
Sebagian orang memiliki sifat apatis terhadap Alkitab. Mereka berpendapat bahwa
Alkitab tidak bisa dijadikan standar dalam pengajaran maupun pedoman bagi kehidupan.
Namun, bagi gereja, Alkitab tetap dapat dijadikan standar kehidupan dan juga pengajaran iman.
Hal ini dikarenakan Alkitab mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Berotoritas
Alkitab bisa dikatakan berotoritas karena seluruh isi Alkitab adalah Firman Allah yang
merupakan dasar dan sumber pengajaran yang harus ditaati
2. Mutlak
Keberadaan gereja tidak dapat dipisahkan dari Alkitab. Alkitab mutlak diperlukan
sebagai sumber pengajaran.

3. Cukup
Alkitab yang terdiri dari 66 kitab bersifat cukup bagi pengenalan jalan keselamatan dan
pengetahuan yang benar tentang Allah.

3. Kesimpulan
Keyakinan tentang ineransi Alkitab adalah keyakinan kepada Pribadi Allah. Allah itu
tidak mungkin keliru dan juga menyesatkan, akan tetapi Dia bisa mengkomunikasikan firman-
Nya secara tepat sekalipun melalui manusia-manusia yang terbatas. J.H. Gerstner berpendapat,
bahwa “Tidak masuk akal, kalau Allah memberi ilham kepada manusia, akan tetapi Dia tidak
mampu membuat mereka terbebas dari kesalahan manusiawi ketika menulis”.
Daftar Pustaka
Boice, James Montgomery. 2011. Dasar-Dasar Iman Kristen. Surabaya: Penerbit Momentum
Bruggen, Jakob Van. 2010 Siapa yang Membuat Alkitab. Surabaya: Penerbit Momentum.
Lukito, Daniel Lucas. 2002. Pengantar Teologia Kristen. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.
Ryrie, Charles C. 1991. Teologi Dasar 1 Panduan Populer untuk Memahami Kebenaran
Alkitab. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Situmorang, Jonar T.H. 2013. Bibliologi Menyingkap Sejarah Perjalanan Alkitab dari Masa
ke Masa. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Anda mungkin juga menyukai