Anda di halaman 1dari 3

TANGISAN

Firman Allah Ta‟aala:


ِ َ‫وََِي ُّرو َن لِ ْْلَ ْذق‬
ُ ‫ان يَ ْب ُكو َن َويَ ِزي ُد ُى ْم ُخ‬
‫شوع‬ َ
“Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka
bertambah khusyuk.”1

‫الر ْْحَ ِن َخ ُّروا ُس َّجدا َوبُ ِكيِّا‬


َّ ‫ت‬ َ ‫إِ َذا تُ ْت لَى َعلَْي ِه ْم‬
ُ ‫آَي‬
“Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pengasih kepada mereka,
maka mereka tunduk sujud dan menangis.”2
Dikisahkan, suatu hari Sufyan ats Tsauri terlihat menangis dan cemas.
Melihat hal itu, salah seorang sahabatnya berkata:
''Tetaplah engkau berharap kepada Allah. Sesungguhnya ampunan Allah
lebih besar daripada dosa-dosamu.''
Lalu, Sufyan ats Tsauri menjawab:
''Tidak bolehkah aku menangisi dosa-dosaku? Jika saja aku telah
mengetahui bahwa aku akan mati dalam keadaan tetap mengesakan Allah,
maka aku tidak akan peduli dengan dosa-dosaku yang sebesar gunung-gunung
itu.''
Sabda Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam:
ِ ِ
‫َب يف الض َّْر ِع‬ َ ُ‫َّار َر ُج ٌل بَ َكى م ْن َخ ْش ِية هللا َح ََّّت يَع‬
َُ َّ‫ود الل‬ َ ‫الَ يَل ُج الن‬
"Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah
hingga air susu kembali ke teteknya.”3
Menangis karena dosa adalah pengalaman yang mungkin saja jarang dialami
setiap orang. Tidak setiap orang bisa menangis ketika mengingat dosanya.
Bahkan, boleh jadi ada orang yang tidak pernah menangis karena tidak pernah
mengingat dosanya. Ini karena secara naluriah manusia lebih cenderung
berusaha membuat dirinya tertawa daripada menangis. Meski demikian,
menangis karena dosa sebaiknya menjadi pengalaman setiap orang walaupun
kadang sulit dilaksanakan.
Luqman al Hakim berkata:

‫ف ظَ ْه ِر َك‬
َ ‫ك َخ ْل‬
َ ُ‫ك َو َع َمل‬
َ ‫ي َع ْي نَ ْي‬ َ ُ‫ن لِتَ ُك ْن ذُنُ ْوب‬
َ ْ َ‫ك ب‬ ََّ ُ‫ََي ب‬

1
QS. Al Isra‟ (17:109)
2
QS. Maryam (19:58)
3
HR. Turmudzi (1633) dari Abu Hurairah Radhiyallahu „anhu. Albani:SHAHIH

(Dr. H. Syamsul Huda, M.Pd.I/ Mudir MBS al Amin Bojonegoro) 1


“Wahai putraku, letakkanlah dosa-dosamu di depan kedua matamu dan
amalmu di belakang punggungmu.”
Sedemikian tingginya nilai orang yang bisa menangis karena mengingat
dosanya, sampai-sampai Rasulullah Shallaallahu „alaihi wa sallam
menjaminnya sebagai salah satu dari 7 kelompok orang yang akan mendapat
lindungan Allah swt di hari akhir kelak. Yaitu, hari di mana tidak ada
lindungan kecuali lindungan Allah Ta‟ala.
Rasulullah Shallaallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ُ‫ت َع ْي نَاه‬ َ ‫اَّللَ َخالِيا فَ َف‬


ْ ‫اض‬ َّ ‫ َوَر ُج ٌل ذَ َك َر‬، … ُ‫اَّللُ ِِف ِظ ِلّ ِو يَ ْو َم الَ ِظ َّل إِالَّ ِظلُّو‬
َّ ‫َس ْب َعةٌ يُ ِظلُّ ُه ُم‬

“Ada 7 golongan yang dilindungi oleh Allah pada hari yang tiada
perlindungan kecuali perlindungan-Nya . . . , dan seseorang yang mengingat
Allah sendirian lalu berlinang air matanya.”4
Orang yang menangis karena mengingat dosanya berarti ia mengakui
kekhilafannya sebagai hamba Allah Ta’aala. Ia akan merasa dirinya selalu
kurang dalam beramal saleh. Perasaan seperti ini jelas akan membawa kepada
sikap positif, yaitu dorongan untuk terus-menerus memperbanyak amal saleh
dan meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat. Sebaliknya, perasaan puas
terhadap amal saleh yang diperbuat justru akan mematikan semangat untuk
beramal saleh lebih banyak lagi. Pendek kata, mengingat dosa lebih baik
daripada menghitung-hitung amal saleh.
Menangis karena dosa diawali oleh kesadaran bahwa Allah Ta’aala
mengetahui semua perbuatan manusia baik yang positif maupun negatif. Allah
Ta’aala akan membalas setiap dosa yang diperbuat manusia. Siksa yang kekal di
neraka akan dirasakan oleh orang yang berlumuran dosa dan tidak pernah
bertobat dari dosa-dosanya.
Bagi seorang mukmin, keyakinan bahwa kehidupan akhirat adalah
kehidupan yang kekal dan abadi mestinya menjadi pendorong untuk mengingat
dosa yang pernah diperbuat dan menggantinya dengan amal saleh.
Menangislah di dunia karena dosa-dosa, niscaya di akhirat nanti termasuk
kelompok orang yang wajahnya berseri-seri. Dan, kita berlindung kepada Allah
swt dari nasib orang yang ketika di dunia tertawa ria dengan dosanya
sementara di akhirat nanti menangis memohon ampun atas dosanya.

4
HR. Bukhari (629), Muslim (2427), Turmudzi (2568), Ibnu Hibban (4486), Ahmad (9915), Malik
(1746) dari Abu Hurairah Radhiyallahu „anhu.

(Dr. H. Syamsul Huda, M.Pd.I/ Mudir MBS al Amin Bojonegoro) 2


Abu al Faraj berkata:

‫ وقلبك من‬،‫ كم لك على املعاصي مصر؟ مَّت يكون منك املتاب؟ جسمك ابللهو عامر‬،‫َي ىذا‬

.‫ وعند الكرب تبكي على زمان الشباب‬،‫ ضيّعت الشباب يف الغفلة‬،‫التقوى خراب‬

“Oh ini, berapa lama kamu bertahan di atas dosa? Kapan kamu akan
bertobat? Ragamu penuh dengan kesenangan sedang hatimu kosong dari
ketakwaan, kamu habiskan masa muda dalam kelalaian dan saat tua nanti
kamu akan menangisi masa muda.”5

،‫ َي مطرودا بذنوبو عن الباب‬،‫ َي من ضيّع يف الغفلة أَيم الشباب‬،‫سوف ابملتاب حَّت شاب‬
ّ ‫َي من‬

‫ مَّت تقف ابلباب‬،‫مسوفا‬


ّ ‫ يف املشيب‬،‫إذا كنت يف الشباب غافال‬
“Hai orang yang menunda taubat hingga tua! Hai orang yang menyia-
nyiakan masa muda dalam kelalaian! Hai orang yang terusir karena dosa dari
pintu (taubat)! Jika kau lali saat muda dan senantiasa menunda saat tua, kapan
kamu sampai di pintu (taubat).6

5
Bahr ad Dumu‟ (59)
6
Idem (102)

(Dr. H. Syamsul Huda, M.Pd.I/ Mudir MBS al Amin Bojonegoro) 3

Anda mungkin juga menyukai