Anda di halaman 1dari 9

KARTU BERBICARA SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI ALTERNATIF DAN

AUGMENTATIF BAGI ANAK DENGAN COMPLEX COMMUNICATION


NEEDS

Ervina Yuliandini1, Fadilah Halfa2, Nabilah Qurrotu’aini3, Qori A’ina4, Rizky


Gustian5
Program Magister Pendidikan Khusus, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Pendidikan Indonesia
E-mail:
ervinayd@upi.edu, fadilahhalfa@upi.edu, nabilahkim@upi.edu,
qoriazzahra@upi.edu, rizkygustian@upi.edu

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media sistem komunikasi


alternatif dan augmentatif dalam membantu subjek yang berinisial ZG yang
mengalami complex communication needs. Penelitian ini menggunakan prosedural
penelitian dan pengembangan (Research and Development) untuk pengembangan
media sitem komunikasi alternatif dan augmentatif yang sesuai dengan
kebutuhan subjek dari hasil penelitian ini yaitu bicara, bahasa dan komunikasi.
Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan dalam membantu kebutuhan anak
maka peneliti menciptakan alat kartu berbicara sebagai media komunikasi
alternatif dan augmentatif bagi ZG untuk membantu anak dalam mengemukakan
keinginannya, membantu anak berkomunikasi dengan orang lain, dan
merangsang anak untuk belajar berbicara. Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis data yang dilakukan secara keseluruhan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
penggunaan Kartu Berbicara sebagai media Komunikasi Alternatif dan
Augmentatif bagi anak dengan Complex Communication Needs dapat
melatihkan anak berbicara selain untuk berkomunikasi.

Kata Kunci: complex communication needs, augmentative and alternative


communication, kartu berbicara

PENDAHULUAN perkembangan seperti saat ini.


Sebagai mahluk sosial Begitu pentingnya komunikasi bagi
membutuhkan komunikasi untuk manusia, sehingga banyak cabang
menjembatani dirinya kepada dunia keilmuaan membahas dan
luar. Tanpa komunikasi, sejarah mempelajari masalah komunikasi.
umat manusia tidak akan mencapai Dengan komunikasi, manusia dapat
menyampaikan ide, pemikiran dan modalitas komunikasinya untuk
perasaannya kepada orang lain. mengungkapan apa yang anak
Selain itu, dengan komunikasi juga inginkan. Namun, hal ini berbeda
manusia dapat menerima dan dengan anak yang mengalami
mempelajari segala hal yang kebutuhan komunikasi yang
ditangkap dari lingkungannya. kompleks atau dalam literatur asing
Komunikasi pada hakekatnya disebut dengan complex
dalam kehidupan manusia communication needs.
sangatlah penting terutama dalam Complex Communication Needs
kehidupan sosial. Tanpa adanya (CCN) yaitu individu yang tidak
komunikasi, dunia terasa sepi dan memiliki kecakapan berkomunikasi
tidak berwarna. Kemampuan baik permanen maupun temporer,
berkomunikasi haruslah dipunyai tidak dapat bicara dan komunikasi
oleh masing-masing individu agar dengan menggunakan cara lain
sebuah pertukaran angan-angan, seperti gestur dan kode, dan
pikiran opini, dan info dapat individu dapat berbicara tapi tidak
terlaksana dengan baik, dan dapat dapat digunakan sebagai alat
mendapatkan tanggapan yang tepat. komunikasi.
Proses komunikasi adalah Anak-anak dengan complex
bagaimana komunikator communication needs (CCN) atau
menyampaikan pesan kepada kebutuhan komunikasi yang
komunikasinya, sehingga dapat kompleks sering mengandalkan
menciptakan suatu persamaan strategi augmentative and alternative
makna antara komunikan dengan communication (AAC) atau
komunikatornya (Flensburg, 2009). komunikasi alternatif dan
Proses komunikasi ini bertujuan augmentatif untuk
untuk menciptakan komunikasi mengomunikasikan keinginan,
yang efektif (sesuai dengan tujuan kebutuhan, pemikiran, dan
komunikasi pada umumnya). pendapat mereka sehari-hari (Huist,
Anak yang memiliki 2018).
perkembangan dan pertumbuhan Anak yang mengalami
secara normal, akan memiliki complex communication needs
kemampuan komunikasi seiring membutuhkan suatu alat bantu
perkembangan usianya. Pada bulan- sebagai media komunikasi yang
bulan awal kehidupannya, seorang disebut dengan komunikasi
anak baru bisa menyampaikan alterntaif dan augmentatif.
keinginannya secara sederhana, Komunikasi alternatif dan
lewat tangisan maupun isyarat augmentatif adalah sebuah
tubuh. Seiring bertambahnya usia, perangkat yang menyediakan sarana
kemampuan komunikasinya akan untuk individu dengan
semakin matang, hal ini ditandai ketidakmampuan berbahasa dan
dengan mulai digunakannya bicara untuk dapat berinteraksi dan
berkomunikasi dengan individu
lainnya (Smith, 2006).
Berdasarkan pengamatan di METODE PENELITIAN
lapangan, ditemukan terdapat anak Penelitian ini menggunakan
yang mengalami complex prosedural penelitian dan
communication needs. Berdasarkan pengembangan (Research &
hasil asesmen, anak menunjukkan Development). Metode penelitian dan
ketidakmampuan dalam pengembangan dipilih dengan
kemampuan bahasa ekspresif seperti tujuan untuk membuat suatu
mengungkapkan keinginannya. produk berupa media sistem
Kemampuan ini merupakan komunikasi alternatif dan
modalitas anak dalam melakukan augmentatif yang bernama Kartu
komunikasi. Namun, karena kondisi Berbicara (KB). Adapun desain
yang dialami anak tersebut sehingga penelitian yang digunakan dalam
anak terbatas dalam kemampuan penelitian ini adalah model ADDIE.
berkomunikasinya. Hambatan yang Model ADDIE yaitu model yang
dimiliki oleh anak tersebut terdiri dari singkatan analysis, design,
menghambatnya dalam melakukan development, implementation, and
komunikasi yang sangat penting evaluation.
dalam kehidupan dan Model ADDIE ini
perkembangannya. Menanggapi hal menggunakan lima tahap atau
demikian anak membutuhkan suatu langkah pengembangan
upaya bantuan agar anak dapat sebagaimana dapat dilihat pada
tetap berkomunikasi dan tidak bagan berikut ini (Gall, M, D, and
terisolasi dari lingkungan agar Borg, W, R, 1998):
perkembangan anak tidak
terhambat dan dapat berkembang
dengan optimal.
Berdasarkan latar belakang
tersebut, salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk membantu Bagan 1. Model ADDIE untuk
komunikasi anak yang mengalami pembuatan alat identifikasi anak
complex communication needs tersebut berkebutuhan khusus
ialah dengan bantuan media sistem Secara rinci penjelasan
komunikasi, alternatif dan tentang proses penelitian dan
augmentatif yang harus sesuai pengembangan dengan penggunaan
dengan karakteristik dan kebutuhan model ADDIE adalah sebagai
anak tersebut. Maka dirancanglah berikut.
sistem komunikasi, alternatif dan 1. Analisis (Analyze)
augmentatif ini berdasarkan dari Tahap awal yang dilakukan
hasil asesmen yang disebut dengan dalam penelitian ini yaitu
Kartu Berbicara. menganalisis kebutuhan yang
ditemukan di lapangan. untuk mengetahui efektivitas
Analisis ini ditujukan kepada penggunaan media SKAA
kebutuhan anak yang Kartu Berbicara untuk
mengalami complex membantu komunikasi anak
communication needs yang mengalami complex
berdasarkan hasil asesmen. communication needs.
Selain itu, analisis kondisi 5. Evaluasi (Evaluation)
lingkungan sekitar anak. Tahap evaluasi yang dilakukan
2. Desian (Deisgn) yaitu mengevaluasi hasil
Tahap desain menjadi langkah pembuatan media SKAA Kartu
selanjutnya setelah melakukan Berbicara, yang sudah dibuat.
analisis permasalahan. Pada Pada tahap ini, peneliti melihat
tahap ini kegiatan yang kekurangan dan kelebihan
dilakukan adalah perumusan produk yang di buat.
rancangan produk media
sistem komunikasi alternatif HASIL PENELITIAN
dan augmentatif yang disusun Nama media sistem komunikasi
berdasakan kebutuhan dan alternatif dan augmentatif (KAA) ini
disesuaikan dengan hasil kajian adalah “KB” atau “Kartu Berbicara”.
teori untuk menghasikan Media sistem KAA ini dibuat
produk media SKAA Kartu berdasarkan hasil asesmen subyak
Berbicara yang dirumuskan ZG yang mengalami complex
dalam penelitian ini. communication needs. Fungsi dan
3. Pengembangan (Development) tujuan pembuatan media
Development adalah tahap pembelajaran ini yaitu untuk (a)
pembuatan media yang telah membantu anak dalam
dirancang sebelumnya. Tahap mengemukakan keinginannya, dan
pengembangan ini berkaitan (b) merangsang anak untuk belajar
dengan kegiatan berbicara.
pengembangan media SKAA Berdasarkan analisis hasil
Kartu Berbicara yang telah asesmen, komponen-komponen
dirumuskan. sistem komunikasi alternatif dan
4. Implementasi (Implementation) augmentatif untuk subjek ZG yang
Pada tahap ini merupakan mengalami complex communication
tahapan melaksanakan uji coba needs adalah, yaitu (a) Teknik
media SKAA Kartu Berbicara Komunikasi, yang digunakan ialah
yang sudah dirancang dan dengan alat bantu (aided
dibuat pada tahap sebelumnya. communication) high-tech, karena alat
Uji coba dilakukan setelah bantu yang dikembangkan
mendapatkan hasil dan membutuhkan setidaknya baterai
dinyatakan layak untuk untuk beroperasi dan merupakan
digunakan. Tujuan uji coba alat bantu elektronik yang berbicara.
(b) Sistem Simbol, yang digunakan aktivitas, meliputi mandi, bobo,
ialah kartu bergambar dan output pipis, pup, main, hp, dan gambar; (b)
suara; (c) Kemampuan makanan, meliputi nasi goreng,
Berkomunikas, kemampuan ayam, tahu, tempe, sosis, telur, mie
berkomunikasi anak saat ini ialah kuah, mie goreng, ciki dan sayur
non verbal dengan memahami sop; dan (c) minuman, meliputi
perintah sederhana. minum, susu, dan teh.
Sistem komunikasi alternatif dan Mekanisme penggunaan media
augmentatif ini terdiri dari 2 elemen, sistem KAA ini adalah sebagai
yaitu alat yang mampu berikut.
mengeluarkan suara dan kartu
bergambar.
1. Alat

Gambar 3.1 Alat KAA


Alat ini menggunakan box X4
yang berukuran ukuran 12.5 cm x 8.5
cm x 5 cm.

2. Kartu Berbicara

PEMBAHASAN
Kegiatan implementasi di awali
dengan tahap pengenalan kepada
subyek. Subyek diperkenalkan
dengan komponen-komponen
media KAA, dimulai dari konten
materi yang diperkenalkan dengan
Gambar 3.2 Kartu bergambar memperlihatkan simbol pada kartu
Kartu berbahan plastik seperti dengan benda aslinya, kemudian
kartu ATM dengan ukuran 8,5 cm x pengenalan fitur pada alat seperti
5,3 cm. scanner, tombol power, dan sumber
Konten/materi yang dimuat pada bunyi. Untuk alat pengisi daya
media sistem KAA ini terbagi diperkenalkan kepada orang tua
menjadi 3 konten utama, yaitu (a) subjek, karena hal ini tidak berkaitan
dengan fungsi komunikasi yang kriteria yang telah ditentukan
akan digunakan oleh subjek. dengan hasil yang telah dicapai.
Pada tahap pengenalan ini, Berdasarkan hasil uji coba yang telah
subjek diperlihatkan kartu-kartu dilakukan, setiap komponen yang
gambar dan benda aslinya. ada pada media tersebut dapat
Pengenalan ini diberikan secara digunakan dan berfungsi dengan
berulang-ulang hingga akhirnya baik. Selain itu, karena
subjek memahami arti dari simbol komponennya sederhana sehingga
tersebut. Tahap pengenalan pertama dapat memudahkan anak dalam
ialah pada simbol susu, teh, minum, penggunaannya.
ciki, sosis. Anak menunjukkan Berdasarkan hasil implementasi
ketertarikan pada media KAA media pada anak, anak mampu
tersebut. menggunakan media KB (Kartu
Selanjutnya, pada tahap uji coba. Bicara) ini dengan baik. Anak
Anak diperlihatkan jika memahami arti simbol pada medai
menginginkan susu, maka kartu bicara ini, seperti gambar susu,
mengambil gambar susu dan nanti teh, minum, sosis dan ciki. Anak
akan diberikan susu. Dicobakan memahami bahwa jika ia
beberapa kali hingga anak mengerti menunjukkan gambar susu, maka ia
bahwa jika menginginkan sesuatu akan mendapatkan susu. Selain itu,
itu menunjukkan gambarnya. anak memahami instruksi jika kartu
Selanjutnya, kartu yang sudah akan mengeluarkan suara jika
diambil ditempelkan pada scanner menempelkan dengan men-tap
yang bertulis RFID karena tulisan ini kartu bergambar pada RFID di
tidak terlihat maka ditunjukkan samping speaker. Orang lain akan
pada posisi disebelah speaker, mengerti arti dari keinginan anak
sehingga nantinya akan melalui simbol tersebut.
mengeluarkan suara yang dapat Namun, anak belum mampu
ditiru oleh anak sebagai upaya mengikuti ucapan yang keluar dari
latihan berbicara. alat tersebut. Selama proses
Namun, anak belum mampu implementasi, orang tua ikut serta
untuk mengikuti suara yang dan antusias, dengan bantuan
dikeluarkan dari media tersebut. semangat dan dukungan orang tua
Uji coba yang dijalankan harus dalam uji coba alat untuk
tetap ditinjau keberhasilannya. mengoptimalkan kemampuan
Melalui evaluasi media dari hasil uji komunikasinya pada bahasa
coba yang telah dijalankan dapat ekspresif.
menjadi tolak ukur sejauh mana
tujuan dapat dicapai. Evaluasi media KESIMPULAN
juga dapat membantu mengetahui Komunikasi adalah pertukaran
kinerja atas media KAA KB (Kartu informasi dan makna antara dua
Bicara) dengan membandingkan orang atau lebih. Ini melibatkan
vokalisasi, berbicara, mendengar, berbicara selain untuk
mendengar, mengungkapkan, berkomunikasi.
memahami, keterampilan sosial, REKOMENDASI
membaca, menulis, dan Komunikasi adalah pertukaran
menggunakan isyarat, ekspresi informasi dan makna antara dua
wajah, simbol dan tanda. Individu orang atau lebih. Ini melibatkan
dengan complex communication needs vokalisasi, berbicara, mendengar,
menjadikan mereka mengalami mendengar, mengungkapkan,
hambatan dalam proses memahami, keterampilan sosial,
komunikasinya. Kurangnya membaca, menulis, dan
informasi yang dimiliki membuat menggunakan isyarat, ekspresi
individu dengan complex wajah, simbol dan tanda. Individu
communication needs menjadi dengan complex communication needs
cenderung pasif dan defensif menjadikan mereka mengalami
terhadap orang lain di sekitarnya. hambatan dalam proses
Berdasarkan hasil asesmen komunikasinya. Kurangnya
pada berbagai aspek, subjek ZG informasi yang dimiliki membuat
menunjukkan kesukaran atau individu dengan complex
masalah dalam melakukan communication needs menjadi
komunikasi, memiliki sedikit atau cenderung pasif dan defensif
tidak ada ucapan, kesulitan untuk terhadap orang lain di sekitarnya.
menyampaikan maksud atau Berdasarkan hasil asesmen
keinginannya kepada orang lain dan pada berbagai aspek, subjek ZG
orang lain disekitarnya tidak menunjukkan kesukaran atau
mengerti tentang apa yang masalah dalam melakukan
diucapkannya, sehingga subjek ZG komunikasi, memiliki sedikit atau
termasuk ke dalam kelompok anak tidak ada ucapan, kesulitan untuk
dengan complex communication needs. menyampaikan maksud atau
Anak yang mengalami complex keinginannya kepada orang lain dan
communication needs beresiko tinggi orang lain disekitarnya tidak
dalam semua aspek perkembangan mengerti tentang apa yang
mereka. Maka dari itu, untuk diucapkannya, sehingga subjek ZG
mengatasi masalah tersebut termasuk ke dalam kelompok anak
dibutuhkan suatu alat bantu dalam dengan complex communication needs.
komunikasi yang disebut dengan Anak yang mengalami complex
komunikasi alternatif dan communication needs beresiko tinggi
augmentatif. Media komunikasi dalam semua aspek perkembangan
yang dikembangkan bernama Kartu mereka. Maka dari itu, untuk
Berbicara, merupakan suatu alat mengatasi masalah tersebut
bantu komunikasi yang terdiri dari dibutuhkan suatu alat bantu dalam
visual (kartu gambar) dan output komunikasi yang disebut dengan
suara untuk melatihkan anak komunikasi alternatif dan
augmentatif. Media komunikasi Communication Needs.
yang dikembangkan bernama Kartu Journal Augmentative and
Berbicara, merupakan suatu alat Alternative Communication:1-12
bantu komunikasi yang terdiri dari https://doi.org/10.1080/074346
visual (kartu gambar) dan output 18.2018.1556732
suara untuk melatihkan anak Paramita Putri Nida, D. A. D. T., &
berbicara selain untuk Hartiani, F. (2018). Modifikasi
berkomunikasi. Perilaku Kontak Mata Pada
Anak Dengan Autism
REFERENSI Spectrum Disorder (Asd).
Christjahja, J. K., & Yusuf, V. (2021). Seurune Jurnal Psikologi
Perancangan Aplikasi Unsyiah, 1(1), 34–52.
Augmentative and Alternative https://doi.org/10.24815/s-
Communication (AAC) Bagi jpu.v1i1.9923
Anak-Anak Autis di ACTS Pertiwim Dwi Endah dkk. (2016).
Surabaya. 21(2). Pengembangan Kemampuan
https://doi.org/10.9744/nirman Komunikasi Alternatif dan
a. Augmentatif Melalui Media
Beukelman, David R. & Janice C. Kartu Gambar pada Siswa
Light. (2020). Augmentative & Autis di Kezia School and
Alternative Communication: Learning Center. Journal of
Supporting Children and Adults Special Education: 2(2): 137-147
with Complex Communication Rovasita, S. (2018). Peningkatan
Needs Fifth Edition. Paul H. Kemampuan Komunikasi Siswa
Brookes Publishing: USA Cerebral Palsy Non-Vocal dengan
Huist, Andrea, dkk. (2018). Using Teknologi Informasi. V(1), 73–94.
Video to Teach Early https://doi.org/10.14421/ijds.0
Language Concept and 50104
Symbols to Children With Sanusi, R., Dianasari, E. L.,
Complex Communication Khairiyah, K. Y., & Chairudin,
Needs. Journal Communication R. (2020). Pengembangan
Disorder Quarterly: 1-3. Flashcard Berbasis Karakter
Doi:10.1177/1525740118780419 Hewan untuk Meningkatkan
Light, Janice, dkk. (2019). Kemampuan Mengenal Huruf
Challenges and Opportunities Anak Tunagrahita Ringan.
in Augmentative and Jurnal Pendidikan Edutama,
Alternative Communication: 7(2), 37.
Research and Tecnology https://doi.org/10.30734/jpe.v7
Development to Enhance i2.745
Communication and Shopianty, Riani. (2019).
Participation for Individuals Pengembangan Media
with Complex Komunikasi Alternative dan
Augmentative pada Anak PDD
Nos di Rumah Intervensi
Anak Cimahi. Jurnal Teras
Kesehatan, 2(1): 32-43
Sigafoos, Jeff & Cindy Gevarte2.
(2019). Introduction to the
Special Issue: Communication
Intervention for Individuals
with Complex
Communication Needs.
Journal Behavior Modification:
Vol. 43 (6), 767-773.
https://doi.org/10.1177/014544
5519868809
Sunusi, H. C., Soetjiningsih, C. H., &
Kristijanto, A. I. (2018). Picture
Exchange Communication
System (PECS) dan
Communication
Apprehension (CA) pada
Remaja Tunagrahita Jenjang
SD di SLBN Salatiga. Jurnal
Psikologi, 45(2), 132.
https://doi.org/10.22146/jpsi.3
3607
The State of Queensland. (2018).
Complex Communication Needs.
Department of Communities,
Disability Services and
Seniors: Australia
Wahidah, A. S. (2021). Komunikasi
Non Verbal Sebagai Solusi
Meningkatkan Perkembangan
Bahasa Anak Autis. Al-Mabsut:
Jurnal Studi Islam Dan Sosial.
Retrieved from
http://ejournal.iaingawi.ac.id/i
ndex.php/almabsut/article/do
wnload/575/267

Anda mungkin juga menyukai