Khutbah Jumat 8 April 2022
Khutbah Jumat 8 April 2022
ْ ْال َح ْم ُد هلِل ِ الَّ ِذي.ض َعلَ ْينَا الصِّ يَا َم َأِلجْ ِل التَّ ْق ٰوى
َ َوفَ َر،ان َش ْهرًا ُمبَا َر ًكا
َ ضَ اَ ْل َح ْم ُد ِهللِ َج َع َل َر َم
ِ َق ْال َمق
اص ُد ُ ات َو ْالبَ َر َك
ُ َّ َوبِتَ ْوفِ ْيقِ ِه تَتَ َحق،ات ُ َوبِفَضْ لِ ِه تَتَنَ َّز ُل ْال َخ ْي َر،ات
ُ ِبنِ ْع َمتِ ِه تَتِ ُّم الصَّالِ َح
ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ اَل نَبِ َّي
َ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي.ات
ُ ََو ْال َغاي
َأ َّما.صحْ بِ ِه ال ُم َجا ِه ِدي َْن الطَّا ِه ِري َْن َ ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو ِ َص ِّل َو َسلِّ ْم َوب َ اللهم.ُبَ ْع َده
َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ.ي بِتَ ْق َوى هللاِ َوطَا َعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِح ُْو َن
ين آ َمنُوا ِ ضر ُْو َن ُأ ْو
َ ص ْي ُك ْم َوِإيَّا َ فَيَا آيُّهَا،بَ ْع ُد
ِ الحا
َ ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم
َوتَ َز َّو ُدوا فَِإ َّن َخ ْي َر ال َّزا ِد التَّ ْق َوى،ون َّ اتَّقُوا هَّللا َ َح
ُِول هللا َ َأ َّن َرس:ُض َي هللاُ ع َۡنه ِ ع َۡن َأبِي ه َُر ۡي َرةَ َر،ج ِ َع ِن اَأۡل ۡع َر، ع َۡن َأبِي ال ِّزنَا ِد،ك ٍ ِ ع َۡن َمال،ََح َّدثَنَا ع َۡب ُد هللاِ ۡبنُ َم ۡسلَ َمة
امرٌُؤ َقاتَلَ ُه َأ ۡو ۡ ن ِ َوِإ، ۡج َهل ۡ َث َواَل ي ۡ اِئما فَاَل يَ ۡر ُف ً ح ُد ُك ۡم َص َأ
َ َ َفِإ َذا َكان،الص َيا ُم جُن ٌَّة ِّ ( : َﷺ َقال
مW ۡلW اWح Wِ WَW دWع ۡنWِ Wب
ِ W ِريWنWۡ Wى ِمWلWَ WاWW َعWَ تWWهللا ُ Wَ يW َأ ۡطWِئ ِمW اWص َ WيWِّ ِإن:WلWۡ Wُ قWَ يW ۡلWَ فW،WWُ هW َمWَتW اWَش
َّ WلW اW ِمWَ فWWُفWوWُ لW ُخWَ لW،WW ِهW ِدWَيWِ بWW يW ِسW ۡفWَ نWيWW ِذWَّلWواWَ W، WنWِ W ۡيWَ َّرتW َمW، Wِئ ٌمWاWص
صيَا ُم لِي َوَأنَا َأ ۡج ِزي بِ ِه ُ يَ ۡت ُر،
ِّ ال،ك طَ َعا َمهُ َو َش َرابَهُ َو َش ۡه َوتَهُ ِم ۡن َأ ۡجلِي
Hadirin sidang jumat rahimakumullah, hadits yang dibacakan tadi setidak terdapat
tanda-tanda, atau indikator penerimaan ibadah puasa kita oleh Allah swt.
Perhatikan kalimat Rasulullah swt yang pertama. WٌWةWَّ نW ُجW ُمWاWَ يWص
ِّ WلW ا.
Puasa yang kita lakukan itu disebut dengan “asshiyam” untuk menegaskan
Kembali apa yang difirmankan Allah dalam QS surat 2 ayat 183
َب َعلَى الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُوْ ۙن َ ِٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ُكت
َ ِب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا ُم َك َما ُكت
secara singkat jika disebutkan Shiyam, ada satu pemaknaan bahwa puasa adalah
menahan dengan aturan tertentu, ada ketentuan yang harus dipenuhi oleh orang
yang melaksanan Shiyam. Ada yang diperintahkan, ada yang dianjurkan dan ada
yang dilarang oleh Allah. Oleh karena itu, kalua ada orang yang melakukan
shiyam, tapi tidak sesuai dengan tata aturan yang telah ditetapkan Allah, maka
jangan mengharapkan untuk menghadirkan kebaikan bagi orang yang
melaksanakannya.
Oleh karena itu, dari diksi Asshiyam yang digunakan dalam al Quran maupun
hadits Nabi dapat kita Tarik kesimpulan awal bahwa, jika ada orang yang benar
melakukan puasa Ramadhan sesuai ketentuan, maka kita dapat mengukur
pertama kali yang didapatkan dari orang yang berpuasa adalah :Junnatun.
Ada jannatun, ada jinnatun ada junnatun. Ketiganya berakar dari satu kata yang
sama diawali dengan huruf Jin dan Nun. Setiap ada huruf Jin dan Nun dalam
kalimat Bahasa arab, tidak akan lepas dari satu makna “sesuatu yang
tersembunyi. Jin, kenapa disebut Jin, karena tidak tampak, tidak bisa kita lihat.
Jannah, Surga, kenapa disebut Jannah, karena saat ini tidak tampak oleh kita.
Nanti Ketika telah Kembali kepada Allah dan mendapatkan rahmat Allah maka
kita akan melihat dan merasakan serta berinteraksi didalamnya.
Junnatun, berarti perisai. Tapi bukan perisai biasa karena ada perisai yang
tampak, Bahasa arabnya Dir’un. Tapi kalau perisainya tidak tampak, maka disebut
dengan junnatun. Perisai ini lahir, dihasilkan dari karakteristik yang terbangun
saat kita ditempa Ketika menunaikan ibadah dibulan ramadhan. Bukankah saat
shiyam kita dilatih untuk meningkatkan ibadah, memperbanyak bacaan quran,
qiyam dimalam hari, tarawih, memperbanyak sedekah, infak, saat yang
bersamaan kitapun berusaha menjauhi hal yang dilarang, berdusta, bergibah,
tidak mau berselisih.
Hadirin yang dirahmati Allah, Ketika ibadah kita meningkat, maka akan bermuara
pada perbuatan baik, hasanah. Contohnya adalah Sholat. Kita lihat QS 29 ayat 45:
Baca dan pahami apa yang dibaca Ketika sholat, jangan sampai kita tidak mengerti
apa yang dibaca dalam sholat. Bagaimana kita bisa khusyu kalau kita tidak
mengerti apa yang kita baca, tidak mengerti apa yang diungkapkan.
Dari ayat di atas maka Jika kita sudah paham apa yang dibaca dan makna dari
َّ َأقِ ِم ال, Sholat yang
Gerakan Sholat, maka kata Allah dirikanlah sholat. َصاَل ة
dipahami bacaan dan Gerakannya, itulah yang membuat kita menjadi baik.
Terbebas dari dua keburukan, fahsya wal munkar.
Intinya kalau ada orang benar dalam menjalani ibadah dibulan Ramadhan, maka
akan tercipta perubahan karakter dalam dirinya. Yang paling Nampak dia sudah
enggan berbuat maksiat. Ketika dia melihat hal yang tidak pantas meskipun
melalui HP, maka dia akan memalingkan wajah darinya, itu sudah punya Junnah
Namanya. Ketika mendengar ataupun melihat tayangan ghibah maka akan
ditinggalkan. Karena telah diikat dengan imannya.
Pertanyaan khatib pada diri sendiri dan kita semua, sampai hari keenam ini, sudah
muncul belum junnah kita, atau sampai detik ini masih gemar membicarakan
orang lain, masih gemar menggibah, masih gemar bermaksiat, mata melihat yang
salah telinga mendengar yang keliru?
Maka untuk mengecek apakah Junnah kita sudah diraih, dapat dievaluasi dengan
menggunakan Hadits Nabi ,
ۡ َث َواَل ي
ۡج َهل ۡ فَاَل يَ ۡر ُف
Orang sudah mendapatkan junnah itu akan meninggalkan perbuatan rafats dalam
shiyamnya. Rafats itu bermakna Kata-kata kotor, kata-kata jorok, kata-kata tidak
pantas, membicarakan hal yang jelek dan sia-sia. Maka ciri pertama orang yang
telah mendapatkan Junnah akan terlihat melalui lisannya.
Sabda Rasulullah
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya dia
berkata baik atau diam” (HR Muslim no 222)
Yang kedua ciri orang yang telah mendapatkan Junnah adalah “wala Yajhal”, tidak
melakukan perbuatan bodoh baik perbuatan maksiat maupun perbuatan yang
tidak ada nilainya. Baik untuk agama maupun dalam kehidupan keduniaan.
Dan terkahir ciri dari orang yang telah mendapatkan junnah adalah
jika ada orang yang mengajak bertengkar atau berselisih baik melalui kehidupan
real atau media sosial, orang yang telah mendapatkan junnah hanya akan
mengatakan saya sedang berpuasa, saya sedang berpuasa.
Kalau ada orang yang telah berhasil mendapatkan junnah, maka akan ada jaminan
dahsyat sebagaimana dijanjikan Rasulullah sebagaimana lanjutan hadits ini:
Pertama, Allah akan jadikan bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi dari
harum kesturi.
Bau mulut orang yang puasa tidak ada kaitannya dengan bau mulut karena tidak
sikat gigi dan lain sebagainya. Tetapi karena lisan dan mulut dari orang yang
berpuasa yang telah mendapatkan junnah, hanya mengeluarkan hal-hal yang
baik, dzikir, tilawah al qur’an serta istigfar seraya menahan lisan dari ghibah,
fitnah bahkan celaan. Dan puncaknya orang yang telah mendapatkan Junnah akan
mendapatkan balasan langsung dari Allah:
Kita sholat, baca quran, di luar Ramadhan, dicatat dulu oleh malaikat baru dinilai
oleh Allah. QS al An’am ayat 160
ۖ َمن َجٓا َء بِ ْٱل َح َسنَ ِة فَلَهۥُ َع ْش ُر َأ ْمثَالِهَا
shiyam, tidak. Kalau benar shiyam kita sesuai keinginan Allah, maka Allah
langsung yang akan memberikan pahalanya. Dan itu bisa kita lihat dan buktikan
nanti Ketika kita telah Kembali kepadaNya.
Karena itu para hadirin rahimakumullah. Khatib mengajak mari kita serius
menjadikan Ramadhan ini lebih baik dari sebelumnya. Banyak saudara-saudara
kita orang tua, dan orang-orang sholeh telah Kembali kepada Allah, mungkin
dalam pandangan Allah mereka telah memiliki bekal yang cukup sehingga tidak
butuh Ramadhan. Kita masih diberi kesempatan mungkin karena bekal kita masih
jauh dari cukup, masih lebih banyak maksiat dan dosa yang kita lakukan. Dan kita
tidak pernah tahu berapa Ramadhan lagi waktu kita atau mungkin Ramadhan ini
adalah terakhir bagi kita. Kalau Allah telah menyampaikan kita ke Ramadhan ini
itu tandanya Allah masih menginginkan kita untuk Kembali kepadaNya dalam
keimanan sehingga bisa mendapatkan ridho dan surgaNya Allah.
ُ ِإنَّه.ر ْال َح ِكي ِْمWِ َو َج َعلَنِ ْي َوِإيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِم َن اآْل يَاِت َوال ِّذ ْك،ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ آ ِن ْال َع ِظي ِْم
َ ار
َ َب
Wُ هُ َو البَرُّ التَّوَّابُ ال َّرُؤ ْو.
ف ال َّر ِح ْي ُم
KHUTBAH KEDUA
لى تَ ْوفِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِهَ .وَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ اِلَهَ ِإالَّ هللاُ َوهللاُ اَ ْل َح ْم ُد هللِ َع َ
لى ِإحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ َع َ
إلى ِرضْ َوانِ ِه .اللهُ َّم ْك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َّ
أن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ ال َّدا ِعي َ َوحْ َدهُ الَ َش ِري َ
ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا َأ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ
َ
اِتَّقُوا هللاَ فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْنتَه ُْوا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُم ْوا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر بَ َدَأ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل
صلُّ ْوا
لى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذي َْن آ َمنُ ْوا َ
صلُّ ْو َن َع َ ِئ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَ َ
ال تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئ َكتَهُ يُ َ
َ .علَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِ ْي ًما
ك َو َمآلِئ َك ِة آل َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآِئ َ
ك َو ُر ُسلِ َ ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍدَ ،و َعلَى ِ
اللهُ َّم َ
َّاش ِدي َْن َأبِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر َو ُع ْث َمان َو َعلِى َو َع ْن بَقِيَّ ِة
ض اللَّهُ َّم َع ِن ْال ُخلَفَا ِء الر ِ
ْال ُمقَ َّربِي َْن َوارْ َ
ان اِلَى يَ ْو ِم َّحابَ ِة َوتَابِ ِعي التَّابِ ِعي َْن بِاِحْ َس ٍالص َ
ت اَالَحْ يآ ِء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ
ت ،اللهُ َّم ت َو ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِاَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ
ك ْال ُم َو ِّح ِد ْ
ينَ ،وا ْنصُرْ ك َو ْال ُم ْش ِر ِكي َْن َوا ْنصُرْ ِعبَا َد َ
َأ ِع َّز ْاِإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َوَأ ِذ َّل ال ِّشرْ َ
اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َو َد ِّمرْ َأ ْع َدا َء ال ِّدي ِْن َوَأ ْع ِل َكلِ َماتِ َ
ك ِإلَى يَ ْو َم ص َر ال ِّدي َْن َو ْ َم ْن نَ َ
لوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َوس ُْو َء ْالفِتَ ِن َو ْال ِم َح ِنَ ،ما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما ال ِّدي ِْن .اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْا َ
ان ْال ُم ْسلِ ِمي َْن عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِمي َْنَ .ربَّنَا
صةً َو َساِئ ِر ْالب ُْل َد ِ
بَطَ َنَ ،ع ْن بَلَ ِدنَا اِ ْن ُدونِ ْي ِسيَّا َخآ َّ
ارِ .عبَا َدهللاِ ! ِإ َّن هللاَ يَْأ ُم ُر بِاْل َع ْد ِل اب النَّ ِ آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْاآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ
بى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن ان َوِإيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ َ َو ْاِإل حْ َس ِ
هللا َأ ْكبَرْ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َع َ
لى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر ِ