Anda di halaman 1dari 10

BAB I

KONSEP MEDIS

A.DEFINISI

Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian

atau seluruhnya masuk masuk kedalam kavum uteri dapat secara mendadak atau

terjadi perlahan. Frekuensi inversio uteri adalah 1;20.000

Inversio uteri terbagi atas;

1) inversio uteri ringan (incompleta).

Fundus uteri terbalik menonjol ke dalam kavum uteri namun belum keluar

dari ruang rongga rahim.

2) inversion uteri ringgan (completa).

Fundus uteri terbalik dan sudah masuk kedalam vagina.

3) inversion uteri berat (prolaps).

Uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah keluar vagina.

B.ETIOLOGI

Penyebab inversio uteri;

 Spontan:

Grande multipara, atoni uteri, kelemahan alat kandungan, tekanan intra

abdominal yang tinggi (mengejan dan batuk).

 Tindakan :

Cara crade yang berlebihan, tarikan tali pusat,manual plasenta yang

dipaksakan, perlengketan plasenta pada dinding rahim.

Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya inversio uteri:

 Uterus yang lembek, lemah, tipis dindingnya,

 Tarikan tali pusat yang berlebihan.

1
C. PATOFISIOLOGI

Pertolongan persalinan yang makin banyak dilakukan tenaga terlatih maka

kejadian inversio uteri pun makin barkurang. Inversio uteri memberikan rasa

sakit yang dapat menimbulkan keadaan syok neurogenik. Rasa sakit terjadi

karena tarikan serat saraf yang tedapat pada ligamentum rotundum dan

ligamentum infundilopelvikum bersama dengan pembuluh darahnya. Untuk

menegakkan kemungkinan terjadi inversio uteri dapat dilakukan pemeriksaan

palpasi pada fundus uteri yang menghilang dari abdomen. Pada pemeriksaan

dalam dapat dijumpai fundus uteri dikanalis servikalis bahkan bersama dengan

plasenta yang belum lepas.

Patofisiologi berdasarkan penyimpangan KDM

Kerusakan integritas jaringan

Stranggulasi,nekrosis

Sebagian terlepas Inversio uteri

Plasenta belum terlepas Tarikan tali pusat, spontan grande


Multipara,atoni uteri
Pendarahan
Merangsang reseptor nyeri
Syok kipovelemik
Nyeri
Kekurangan volume cairan
Krisis mental

Cemas

D. MANIFESTASI KLINIS

 Pada kala 3/ post partum dengan gejala nyeri yang hebat,perdarahan yang

banyak sampai syok. Apabila plasenta masih melekat dan sebagian sudah ada

yang terlepas

 dapat terjadi strangulasi dan nekrosis.

 Pemeriksaan dalam:

1. masih inkomplit maka pada daerah simfisis uterus teraba fundus uteri

cekung kedalam

2
2. bila komplit di tinggikan simfisis uterus teraba kosong dan dalam vagina

teraba tumor lunak

3. kavum uteri sudah tidak ada.

E. PENATALAKSANAAN

Reposisi manuvil tidak berhasil atau tidak mungkin, dilaksanakan reposisi

operatif:

 abdominal kalau uterus masih besar (post partum)

 vaginal kalau uterus ukurannya biasa,dapat dikerjak

3
BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

a. Pengumpulan Data

 Klien mengeluh nyeri

 Pada perabaan simfisis uterus teraba fundus uteri cekung

kedalam

 Pada sifisis uterus teraba adanya massa

 Pendarahan yang banyak

 Wajah tampak meringis

 Turgor kulit jelek

 Klien berkeringat banyak

 Anemia

 Klien mengatakan pusing

 Gelisah

 Klien mengatakan takut akan kondisinya

 Gemetar

 Klien mengatakan lemah

 Wajah tampak tegang

4
b. Klasifikasi Data

DS Do

 Klien mengatakan :  Wajah tampak meringis

̵ Nyeri  Pada perabaan simfisis uterus

̵ Takut akan teraba fundus uteri cekung

kondisinya kedalam

̵ Lemah  Pada simfisis uterus teraba

̵ pusing adanya massa

 Pendarahan yang banyak

 Turgor kulit jelek

 Anemia

 Klien berkeringat banyak

 Gelisah

 Gemetar

 Wajah tampak tegang

c, Analisa data

No. Sign/symptom Etiologi Problem


1 Ds : Tarikan saraf pada Kekurangan
 Klien mengatakan volume cairan
ligamentum rotundum
pusing
serta vaskular

Do :
Plasenta belum

5
 Turgor kulit jelek terlepas

 Klien berkeringat ↓

banyak Pendarahan

 Adanya
Kekurangan volume
perdarahan yang
cairan
banyak

 Anemia

2 Ds : Tarikan saraf pada Nyeri


 Klien mengatakan
ligamentum rotundum
nyeri
serta vaskuler
Do :

 Wajah tampak
Merangsang reseptor
meringis
nyeri
 Klien berkeringat

banyak
Nyeri

3 Ds : Tarikan saraf pada Cemas


 Klien mengatakan ligamentum rotundum
serta vaskuler
takut akan

kondisinya Merangsang reseptor
nyeri

Do : Nyeri
 Gelisah ↓
Krisis mental
 Gemetar ↓
Cemas

6
 Wajah tampak

tegang

B. Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan berlebih

(pendarahan).

2. Nyeri b/d adanya tarikan saraf.

3. Cemas b/d kondisi penyakit.

C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa 1

Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan berlebih


(perdarahan)

Tujuan :

Mencegah disfungsi bleeding dan memperbaiki volume cairan

Intervensi :

a. Pantau intake dan output cairan dalam 24 jam.

Rasional : Untuk menjaga keseimbangan antara cairan yang

masuk dan yang keluar.

b. Monitor tanda-tanda vital

7
Rasional : Perubahan tanda vital terjadi bila perdarahan semakin

kuat

c. Pemberian transfusi darah sesuai indikasi

Rasional: Penggantian darah diberikan untuk memungkinkan

pengangkutan oksigen bila hemoglobin berkurang

dengan berarti

d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan tambahan

melalui parenteral sesuai indikasi.

Rasional : Menggantikan cairan yang hilang.

Diagnosa 2

Nyeri b/d adanya tarikan saraf

Tujuan :

Mengontrol dan meminimalisir nyeri

Intervensi ;

a. Menginstruksikan penggunaan bantal penghangat yang aman,

gunakan penghangat yang lembab (termoprone)

Rasional : penghangat yang lembab membantu untuk menurunkan

rasa nyeri dan meningkatkan rasa nyaman/istirahat

b. Ajarkan anggota keluarga untuk melakukan pijat punggung dan

tindakan lain yang dapat menimbulkan rasa nyaman

8
Rasional : mempermudah tidur malam dengan nyenyak dan

meningkatkan kemampuan untuk mengatasi nyeri

c. Berikan obat analgetik narkotik bila di parlukan

Rasional : obat analgetik dapat mengurangi atau menghilangkan

rasa nyeri

Diagnosa 3

Cemas berhubungan dengan kondisi penyakitnya

Tujuan :

Menurunkan tingkat kecemasan seperti yang ditunjukkan oleh


pasien

Intervensi :

a. Pertahankan lingkungan yang aman dan nyaman

Rasional : keadaan dilingkungan yang aman dapat membantu

pasien dalam mengurangi tingkat kecemasannya

b. Kaji respon psikologis pasien terhadap perdarahan pasca

persalinan

Rasional : persepsi klien mempengaruhi intensitas cemasnya

c. Bantu pasien dalam mengidentifikasi sumber-sumber stres yang

mungkin seperti penggunaan alkohol, kafein, nikotin, dll

Rasional : bahan-bahan kimia dapat mempengaruhi tingkat

kecemasan

9
d. Ajarkan tentang penggunaan relaksasi progresif

Rasional : mencegah dan menurunkan tingkat kecewa

10

Anda mungkin juga menyukai