Anda di halaman 1dari 7

Wimba Candrikaningrum

22041820320002

SOAL UJIAN AKHIR MODUL


SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLIK
Dosen PJMK : Dr. dr. Darmono SS, MPH, Sp.GK(K)
Rabu, 9 Februari 2022

Yellow Pin

1. Please describe several guideline, regulation for DM patients during Ramadhan fasting.
Please elaborate advantages and disadvantages distinction. List also corcerning take home
masseges.
Jawaban:
Pada saat berpuasa, terdapat perubahan fisiologis tubuh. Seiring dengan penurunan kadar
glukosa darah, sekresi insulin menurun. Pada kondisi hipoglikemia (kadar glukosa darah
Pada saat berpuasa, terdapat perubahan fisiologis tubuh. Seiring dengan penurunan kadar
glukosa darah, sekresi insulin menurun. Pada kondisi hipoglikemia (kadar glukosa darah <65-
70 mg/dL), terdapat aktivasi mekanisme kontraregulator (glikogenolisis hati) yang
melibatkan hormon glukagon dan epinefrin untuk mempertahankan kadar glukosa darah
dalam rentang normal. Seiring berjalannya puasa, terdapat metabolic switch pada
metabolisme glukosa yaitu kombinasi glikogenolisis dan glukoneogenesis (sintesis glukosa
dari gliserol dan asam amino)

Sumber: Ramadan and Diabetes: A Narrative Review and Practice Update


Published online 2020 Sep 9. doi: 10.1007/s13300-020-00886-y

Keuntungan:
- Menurut PERKENI 2015 pada seseorang berpuasa, kadar glukosa darah akan turun
sehingga menyebabkan penurunan sekresi insulin, yang kemudian mengakibatkan
peningkatan kerja dari hormon kontra insulin, yakni glukagon dan katekolamin yang
menghasilkan pemecahan glikogen. Setelah beberapa jam berpuasa, cadangan glikogen
akan mulai berkurang.
- Akibat dari berkurangnya insulin dalam sirkulasi inilah akan menimbulkan pelepasan
asam lipid. Asam lemak bisa dipecah untuk menghasilkan energy serta keton. Keton
adalah senyawa yang tidak dapat dilihat dan dapat masuk kedalam aliran darah dan dapat
menjadikan sumber energy banyak otot dan pada jaringan tubuh lainnya (Smeltzer &
Bare, 2010).
- Beberapa penelitian telah dilakukan oleh American Diabetes Association Scientific
Session yang berkaitan dengan puasa telah mendapatkan hasil tentang manfaat puasa dan
kesehatan tubuh memberikan efek yang baik, termasuk masalah kesehatan seperti
diabetes tipe II. Seseorang yang mengalami gula darah yang tinggi kronis bisa menjauhi
pada risiko terjadinya komplikasi dengan cara melakukan puasa secara bertahap untuk
menstabilkan kadar gula darah pada tubuh. Sedangkan riset yang dilaksanakan Bener &
Yousafzai (2014) memperlihatkan bahwa kadar glukosa darah pada penderita diabetes
melitus yang melakukan puasa selama bulan Ramadhan (1 bulan) mengalami penurunan
secara signifikan dibandingkan dengan sebelum Ramadhan

Kerugian:
- Komplikasi yang Dapat Terjadi pada Pengidap Diabetes ketika Puasa
Berpuasa pada seseorang yang mengidap diabetes mungkin dapat memengaruhi kadar
glukosa darah menjadi tidak memadai, sehingga dapat menyebabkan berbagai risiko.
Beberapa komplikasi utama yang dapat disebabkan oleh puasa adalah rendahnya kadar
glukosa darah atau hipoglikemia, glukosa darah yang terlalu tinggi atau hiperglikemia,
ketoasidosis diabetikum, dan trombosis atau pembekuan darah.

- Hipoglikemia dan Hiperglikemia


Hipoglikemia adalah penurunan kadar gula darah di bawah kadar normal (kurang dari 70
mg/dl-3,9 mmol/l). Hiperglikemia adalah kenaikan gula darah di atas kadar normal (di
atas 200 mg/dl-11,1 mmol/l) yang dapat menyebabkan Ketoasidosis diabetik pada
pengidap diabetes tipe 1. Kedua hal tersebut dapat terjadi pada seseorang yang melakukan
puasa bagi pengidap diabetes.

- Ketoasidosis Diabetikum
Gangguan tersebut dapat terjadi pada pengidap diabetes yang berpuasa. Ketika sel-sel
tubuh tidak mendapatkan cukup glukosa, tubuh mulai membakar lemak untuk energi.
Ketika tubuh membakar lemak, bukan glukosa, itu menyebabkan limbah yang disebut
keton. Keton dapat membuat darah menjadi asam dan ini bisa berbahaya. Risiko
ketoasidosis diabetik dapat meningkat lebih lanjut karena pengurangan insulin yang
berlebihan dan berdasarkan asumsi bahwa asupan makanan berkurang selama sebulan.
Seseorang dengan diabetes tipe 1 yang memilih untuk berpuasa selama bulan Ramadan
memiliki risiko lebih tinggi terkena ketoasidosis, terutama jika orang tersebut telah sering
mengalami hiperglikemia sebelum Ramadan.

- Dehidrasi dan Trombosis

Puasa selama bulan Ramadan dapat menyebabkan dehidrasi karena kurangnya asupan
cairan serta cuaca panas dan lembap. Dehidrasi kemudian dapat menghasilkan viskositas
atau kelengketan pada darah yang lebih tinggi, yang meningkatkan kemungkinan
trombosis atau pembekuan darah.

Bagi pengidap diabetes yang memilih untuk berpuasa selama bulan Ramadan, penting
untuk minum banyak air selama jam-jam non-puasa. Tetap terhidrasi dapat membantu
mencegah dehidrasi dan komplikasi terkait.

Take home masseges:


- Sebelum puasa lakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu
- Lakukan pemeriksaan kadar glukosa darah apabila mengalami gejala hipoglikemia atau
hiperglikemia. Apabila hasil pemeriksaan kadar glukosa darah < 60 mg/dL atau
meningkat >300 mg/dL puasa dapat dibatalkan.
- Penyesuaian dosis dan jadwal pemberian obat atau insulin menurut anjuran dokter
- Hindari makanan berbuka yang terlalu manis atau yang mengandung karbohidrat berlebih
- Menyegerakan berbuka dan usahakan makan sahur menjelang waktu imsak (saat puasa
akan dimulai)
- Makanan berbuka dapat berupa buah-buahan seperti kurma,pisang, melon, pepaya dll
- Konsumsi makan malam dan sahur dengan prinsip piring makan model T
- Konsumsi makanan selingan yang tidak terlalu manis menjelang tidur
- Hindari Aktivitas fisik dan latihan fisik yang berlebihan
- Selalu berkonsultasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya selama menjalankan
ibadah puasa
2. Make diagram, concerning up and down regulation on thyroid hormone. Please listed toward
parameter, defect and organ target.
Jawaban:

Organ target Lab/parameter


Hipertiroid - Konstitusional: TSH turun, T4 naik, T3
Penurunan berat badan normal/turun
meskipun nafsu makan
meningkat; Gejala yang
berhubungan dengan panas
(intoleransi panas,
berkeringat, dan polidipsia)
- Neuromuskular:
Tremor, kecemasan, kelelahan,
kelemahan, gangguan tidur
- Kardiovaskuler:
Palpitasi, takikardi, irregular
heartbeat (artrial fibrilation)
- Paru-paru:
Sesak, nafas pendek
- Gastrointestinal:
Diare, mual, muntah
- Kulit:
Keringat berlebihan
- Reproduksi:
Gangguan menstruasi
- Okular (graves diasease):
Dipoplia, iritasi pada mata,
kelopak mata membengkak,
nyeri retro-orbital
Hipotiroid - Metabolisme umum: TSH naik, T4 turun, T3
Peningkatan berat badan, naik/normal
kelelahan
- Kardiovaskular:
Kelelahan saat beraktivitas,
sesak nafas
- Neurosensory:
Suara serak, penurunan indera
perasa, pemglihatan atau
pendengaran
- Neurological dan psikiatri:
Gangguan memori, parastesia
dan gangguan mood
- Gastrointestinal:
Konstipasi
- Endokrin:
Infertilitas, gangguan
menstruasi, galaktore
- Muskuloskeletal:
Kelemahan otot, kram otot,
atralgia
- Hemostasis:
Perdarahan
- Kulit dan rambut:
Kulit kering dan rambut rontok
- Elektrolit dan fungsi ginjal:
Penurunan fungsi ginjal

Sumber:
Hyperthyroidism, Published online 2016 Mar 30. doi: 10.1016/S0140-6736(16)00278-6
Hypothyroidism, Published online 2017 Mar 20. doi: 10.1016/S0140-6736(17)30703-1
3. Describe an organic substances thyroid induce and its defect for health and diseases.
Yodium. Dari sekian banyak mineral yang dapat mempengaruhi fungsi tiroid, yodium adalah
yang paling penting. Ini adalah substrat penting untuk sintesis hormon tiroid dan juga
berinteraksi dengan fungsi kelenjar tiroid pada beberapa tingkat.
Kekurangan yodium dapat menyebabkan gondok, nodul tiroid, dan hipotiroidisme.
Konsekuensi paling parah dari kekurangan yodium adalah kretinisme (yaitu, perkembangan
mental dan fisik yang terbatas dalam rahim dan selama masa kanak-kanak).
Efek yodium yang paling menarik adalah penurunan vaskularisasi yang terjadi ketika ion
diberikan pada pasien dengan gondok toksik difus. Yodium mungkin dapat menginduksi
apoptosis pada sel tiroid.
Kalsium. Kalsium dikatakan goitrogenic bila dalam diet berlebihan. Pemberian 2 g kalsium
per hari dikaitkan dengan penurunan iodide cleareance oleh tiroid. Kalsium juga secara akut
dan kronis mengurangi penyerapan tiroksin.
Nitrat dalam makanan (0,3-0,9%) dapat mengganggu penyerapan pada tiroid.
Brom dipekatkan oleh tiroid dan mengganggu pengambilan tiroid, mungkin dengan
penghambatan kompetitif transportasi iodida ke dalam kelenjar. Brom juga dapat
menginduksi perubahan arsitektur seluler, suplai darah dan dapat menyebabkan penurunan
kadar T4 dan T3.
Rubidium bersifat goitrogenik
Flour tidak terkonsentrasi oleh tiroid tetapi memiliki efek antitiroid ringan, mungkin dengan
menghambat transportasi iodida
Cobalt menghambat pengikaan iodida oleh tiroid, mekanisme nya tidak diketahui
Pemberian kadmium pada tikus atau mencit menurunkan kadar serum T4 dan T3
Litium bersifat goitrogenik bila digunakan dalam pengobatan psikosis manik-depresif dan
dapat menginduksi miksedema.

Sumber: Effects of the Environment, Chemicals and Drugs on Thyroid Function. David
Sarne, M.D. Medical Director, Endocrinology and Metabolism Clinics University of
Chicago. Last Update: September 27, 2016

Anda mungkin juga menyukai