Anda di halaman 1dari 11

COMMUNICATION, VOL. 11 NO.2 OKTOBER 2020.

143-153

p-ISSN 2086 - 5708


e-ISSN 2442 - 7535

Strategi Media Relations Greenpeace Indonesia Dalam Meningkatkan Citra


Organisasi
Intan Widyasari1, Anindita Lintangdesi A.2
Email : intanwidyasari20@gmail.com, lintangdesi@gmail.com
1,2
Communication, STIKOM Interstudi, Jakarta

Submitted: 28 May 2020 Revised: 12 October 2020 Accepted: 16 October 2020

ABSTRAK

Greenpeace Indonesia adalah organisasi internasional yang bergerak dalam mengkampanyekan lingkungan. Terdapat
berita negatif tentang Greenpeace di media online. Tujuan penelitian ini untuk menjabarkan strategi media relations
Greenpeace Indonesia dalam meningkatkan citra organisasi. Pendekatan penelitian dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Hasil penelitian menunjukan Strategi dalam meningkatkan citra yang dilakukan ialah memilah berita yang
dapat menjadi masalah yang signifikan bagi organisasi, kemudian jika iya, Greenpeace menggunakan hak jawab untuk
mengklarifikasi dengan memberikan fakta. Strategi media relations yang dilakukan mengamati media, menjaga
komunikasi, memperlakukan wartawan selayaknya teman, mengundang wartawan untuk bertemu informal, dan
memberikan informasi program-program kegiatan sebelum dilakukan. Media relations yang dilakukan adalah press
conference, press briefing, media gathering, press release, press tour, special event, dan wawancara pers.
Kata kunci: Public Relations, Strategi Media Relations, Citra Positif, Lingkungan.

ABSTRACT

Greenpeace Indonesia is an international organization engaged in environmental campaigning. There is negative news
about Greenpeace in the online media. The purpose of this research is to describe the media relations strategy of
Greenpeace Indonesia in improving the image of the organization. The research approach used by the researchers is a
qualitative approach. The results showed the strategy in enhancing the image carried out was to sort out the news that
could be a significant problem for the organization, then Greenpeace uses the right of reply to clarify by providing facts.
Media relations strategy was monitoring the media, maintaining communication, treating journalists as friends, inviting
journalists to meet informally, and providing information on activity programs before they are carried out. Media
relations carried out are press conferences, press briefings, media gatherings, press releases, press tours, special events
and press interviews.

Keywords: Public Relations, Media Relations Strategy, Positive Image, Environment.

PENDAHULUAN oleh negara maupun oleh perusahaan


Organisasi internasional memiliki multinasional (Teuku, 1993).
peran yang cukup penting dalam terjalinnya Berdasarkan data profil, Greenpeace
hubungan internasional. Bukan hanya negara merupakan organisasi internasional yang
sebagai faktor utama dalam hubungan ini, bergerak mengkampanyekan melindungi
organisasi internasional juga miliki peran yang bumi. Kantor pusatnya terletak di Amsterdam,
cukup penting karena, menjadi suatu wadah sedangkan di Indonesia terletak di Jakarta.
forum diskusi dan negosiasi antar negara Didirikan pada tahun 1972, kini Greenpeace
dalam sistem internasional sehingga dapat mempunyai beberapa kantor di 41 negara
mempengaruhi kebijakan yang dikeluarkan dengan pendukung mencapai 2,8 juta. Fokus
143
COMMUNICATION, VOL. 12 NO.2 OKTOBER 2021. 143-153 144

kampanye yang dilakukan meliputi masalah diharapkan, seorang public relations perlu
lingkungan yakni kehutanan, air, energi, dan memiliki strategi media relations. Dengan
kelautan (Greenpeace Indonesia, 2020). strategi yang tepat dan efektif dapat
Sebagai organisasi yang berdiri di menciptakan dan mempertahankan ikatan
tengah lingkungan masyarakat tentu yang baik antara organisasi dengan institusi
berpotensi terhadap gesekan dan konflik, baik media, sehingga mereka mau
dari internal maupun dari eksternal organisasi. mempublikasikan informasi yang diberikan
Guna mencegah dan menangani tekanan- public relations dan cenderung tidak membuat
tekanan dan konflik yang mungkin akan terjadi berita negatif tentang organisasi (Sholikhah,
biasanya organisasi membentuk bidang 2016).
dengan fungsi manajemen khusus seperti Membangun relasi dengan media
public relations, seperti yang dinyatakan massa atau biasa disebut dengan media
Cutlip, Allen, & Gleen M (2009) bahwa public relations sangatlah penting bagi organisasi,
relations sebagai fungsi manajemen yang begitupun sebaliknya. Informasi dari media
membangun dan mempertahankan hubungan massa dapat mempengaruhi opini publik
baik antara organisasi dengan publik yang karena jangkauannya yang cukup luas. Dengan
mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan berkembangnya opini publik kemudian
organisasi, adapun bidang khusus public terbentuklah citra perusahaan di mata
relations yaitu media relations atau disebut khalayak. Untuk mendapatkan citra yang
sebagai media campaigner di dalam diinginkan maka, diperlukan strategi media
Greenpeace. Public Relations harus selalu relations yang cepat dan tepat (Sholikhah,
menjalin hubungan baik dengan stakeholder 2016).
internal maupun eksternal, salah satunya Indonesia merupakan negara dengan
dengan institusi media dan wartawan. Salah hutan yang sangat luas, kondisi tersebut
satu tujuan organisasi yaitu agar dapat dikenal, kemudian mendasari Greenpeace untuk
diketahui, dan mendapat dukungan publik, menyelamatkan dan melindungi hutan
maka dari itu public relations melakukan Indonesia. Dengan berbagai upaya kampanye
kegiatan media relations agar penyiaran yang banyak dilakukan seperti, kampanye
informasi perusahaan menjadi luas sehingga polusi udara akibat pabrik, pejanjian laut, dan
dapat meningkatkan pengetahuan dan melakukan protes pada perusahaan-
pemahaman publik terhadap perusahaan perusahaan kelapa sawit yang dituduh
(Saputra & Nasrullah, 2011). melakukan deforestasi yaitu, mengalihkan
Public relations memerlukan media fungsi hutan menjadi lahan pertanian,
massa guna mempublikasikan informasi dan pembangunan infrastruktur, pertambangan
media massa memerlukan public relations atau permukiman. Kejadian ini bisa
sebagai narasumber beritanya. Namun disebabkan secara alami oleh alam ataupun
wartawan kerap memandang public relations perbuatan manusia seperti kebakaran hutan
memberikan informasi berdasarkan yang disengaja maupun tidak disengaja
kepentingan perusahaan saja, tidak (Hidayat, 2008). Namun, aksi Greenpeace
berdasarkan dengan fakta yang sebenarnya. tersebut tidak selamanya mendapat jawaban
Anggapan dari wartawan tersebut baik salah satunya oleh kampanye terhadap
menyebabkan tulisan public relations kelapa sawit.
diabaikan dan tidak dimuat dalam media massa Terdapat berita online negatif
(Sterne, 2010). Maka dari itu, untuk Greenpeace berjudul “Greenpeace dinilai
mendapatkan publisitas sesuai dengan yang Tabrak Regulasi”. Kampanye yang dilakukan
COMMUNICATION, VOL. 12 NO.2 OKTOBER 2021. 143-153 145

dianggap merugikan perekonomian Indonesia, Apalagi, setelah berita yang


17 juta buruh kelapa sawit terancam menyatakan Menteri Koordinator Bidang
kehilangan pekerjaan (Redaksi Sawit Maritim Luhut Pandjaitan, meminta dilakukan
Indonesia, 2018). audit atas tindakan apa saja yang telah
Aksi ini disebut sebagai kampanye dilakukan Greenpeace. Aksi yang dilakukan
hitam yaitu, kampanye yang menyampaikan merugikan ekonomi nasional serta
informasi tidak sesuai dengan bukti maupun menjelekkan nama produksi kelapa sawit
fakta dan dianggap sebagai suatu kebohongan. (Media Indonesia, 2018).
Tidak hanya itu, Asosiasi Petani Sawitku Masa Berita negatif tersebut tentunya dapat
Depanku (SAMADE) mendesak supaya memberikan dampak buruk bagi citra
pemerintah mengambil tindakan tegas Greenpeace Indonesia di mata khalayak
terhadap Greenpeace Indonesia. Karena, berupa menurunnya kepercayaan dari
pengelolaan perkebunan kelapa sawit telah stakeholder seperti mitra bisnis, pendukung,
mengikuti perundang-undangan yang berlaku dan masyarakat. Untuk mendapatkan
meliputi perizinan, pengelolaan kebun, dan kepercayaan publik yang sudah terterpa berita
produksi kelapa sawit dilakukan sesuai negatif tersebut dibutuhkan strategi public
peraturan Negara (Redaksi Sawit Indonesia, relations yang tepat dan cepat, serta
2018). mempertimbangan dampak baik dan buruk
Adapun berita negatif Greenpeace yang ditimbulkan salah satunya dengan
yaitu, artikel yang bejudul Kerap dituduh memanfaatkan kegiatan media relations.
Antek Asing, Kepercayaan Publik pada LSM Seorang public relations khususnya bidang
Turun. Menurut survei opini publik media relations harus memiliki kemampuan
kepercayaan terhadap LSM asing menurun, untuk memecahkan masalah yang sedang
mereka mengganggap LSM asing mempunya terjadi serta menjalin hubungan dengan
maksud tersembunyi dan hukum yang wartawan agar berita negatif tidak berkembang
dilakukan pada produsen kelapa sawit kepada khalayak. Hubungan baik antara public
mengancam perekonomian Indonesia (Hasan, relations dengan media massa tentunya
2017). membawa dampak yang positif karena
Adapun artikel lain dengan judul organisasi dapat memberikan klarifikasi akan
Greenpeace: Ancaman Bagi Keamanan berita negatif yang sedang menerpa serta
Nasional menuliskan, kampanye Greenpeace mendapatkan pemberitaan yang baik dan
merugikan perekonomian Indonesia hingga tempat penyiaran guna sarana komunikasi
US$ 501 juta setiap tahunnya. Tidak hanya dengan publik. Tidak hanya itu, khalayak juga
atas dasar lingkungan, LSM ini mempunyai dapat mengetahui kegiatan positif apa saja
tujuan yang jahat (Schrodinger, 2014). yang sedang atau akan dilakukan organisasi,
Berita lainnya ditulis oleh Greeners.co dengan keterbukaan informasi tersebut akan
berjudul Greenpeace Indonesia Diprotes terbentuk kepercayaan dari khalayak kepada
Lewat Surat Terbuka. Dalam tulisan tersebut organisasi sehingga organisasi mendapat citra
mantan Direktur Eksekutif Greenpeace Emmy yang baik (Sholikhah, 2016).
Hafild mengundurkan diri sebagai supporter
karena kecewa dengan sikap dan strategi yang TINJAUAN PUSTAKA
dijalankan untuk mengadvokasi perusahaan Public Relations
seperti Sinar Mas, APRIL, APP dan WILMAR Public Relations adalah kegiatan yang
yang terlibat dalam kebakaran lahan gambut dilakukan dengan upaya-upaya untuk
(Kosasih, 2015). mendapatkan dampak berupa perubahan yang
COMMUNICATION, VOL. 12 NO.2 OKTOBER 2021. 143-153 146

positif. Public Relations atau PR memiliki Adapun public relations menurut


peran yang penting sebagai penengah yang Soemirat merupakan komunikasi yang yang
menjembatani antara organisasi dengan pihak- terencana bertujuan untuk mendapatkan citra
pihak yang berkaitan seperti stakeholder, positif organisasi atas dasar sikap saling
pemerintah, dan publik. Dengan adanya public menghormati kepentingan bersama (Soemirat,
relations diharapkan tercipta hubungan positif Soleh & Ardianto, 2005).
yang saling menguntungkan, sehingga tujuan- Pokok-pokok tugas PR di dalam suatu
tujuan yang diharapkan demi kelangsungan perusahaan, yaitu: membuat dan bertanggung
hidup organisasi dapat terwujud. PR juga jawab atas informasi organisasi; memantau,
berperan sebagai fasilitator sebagai mencatat, menilai tanggapan dan pendapat
perwujudan tujuan organisasi yang sesuai masyarakat; menciptakan citra organisasi yang
harapan publik. dapat dipercaya di mata publik; dan tanggung
IPR (Institute of public relations) jawab sosial.
mendefinisikan public relations sebagai Fungsi utama PR menurut Nova (2011)
keseluruhan upaya yang dilakukan secara yaitu menciptakan dan meningkatkan
terencana dan berkesinambungan untuk hubungan baik organisasi dengan publik
menciptakan dan memelihara niat baik internal dan eksternal guna menanamkan
(goodwill) serta terjalinnya keadaan saling pengertian, menumbuhkan motivasi serta
pengertian antara organisasi dengan khalayak partisipasi publik dalam upaya menciptakan
(Jefkins & Yadin, 2004). opini publik yang menguntungkan organisasi
Public relations menurut Rex F. atau perusahaan.
Harlow merupakan fungsi manajemen yang Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat
menciptakan dan memelihara komunikasi dua ditarik kesimpulan PR berperan dan bertindak
arah, saling pengertian, saling menerima dan melakukan aktivitas yang bersifat
bekerja sama antara organisasi atau mengguntungkan perusahaan dan public. PR
perusahaan dan masyarakat yang melibatkan bertanggung jawab atas informasi-informasi
manajemen masalah, membantu manajemen organisasi agar maknanya dapat diketahui dan
untuk selalu mendapatkan informasi dan dipahami dengan baik oleh khalayak. PR
merespons pendapat umum, mendefinisikan merupakan suatu fungsi manajemen yang
dan menekankan tanggung jawab manajemen bersifat terencana, berkelanjutan dan dapat
dalam melayani kepentingan masyarakat, diukur guna untuk menanamkan goodwill,
membantu manajemen untuk mengikuti dan kepercayaan dan sikap saling pengertian
memanfaatkan perubahan secara efektif, serta diantara organisasi dengan publik. PR sebagai
berfungsi sebagai peringatan awal (Nova, jembatan yang memelihara relasi baik
2011). organisasi dengan publiknya, guna
Frank Jefkins juga berpendapat public membentuk opini publik yang menguntungkan
relations ialah komunikasi yang bersifat kedua belah pihak. PR sangat berperan penting
terencana guna mencapai tujuan yang dalam kelangsungan hidup organisasi karena
diinginkan organisasi dengan dasar sikap berhubungan langsung dengan citra.
saling pengertian (mutual understanding)
(Jefkins & Yadin, 2004). Media Relations
Menurut John E. Marston public Media relations adalah upaya yang
relations adalah komunikasi yang bersifat penting dari Public Relations eksternal yang
persuasif dan terencana untuk mempengaruh membina dan mengembangkan hubungan baik
publik (Kriyantono, 2008). dengan media massa sebagai sarana
COMMUNICATION, VOL. 12 NO.2 OKTOBER 2021. 143-153 147

komunikasi antara organisasi dengan publik hubungan baik berlandaskan atas saling
untuk mencapai tujuan organisasi (Iriantara, pengertian .
2005). Philip Lesly berpendapat media Adapun bentuk-bentuk kegiatan media
relations ialah hubungan dengan media guna relations menurut Soemirat & Ardianto (2003)
melakukan publisitas atau merespon yaitu: a) Press Conference, kegiatan ini
kepentingan media terhadap kepentingan dilakukan apabila ada informasi yang ingin
organisasi (Saputra & Nasrullah, 2011). disampaikan oleh perusahaan,
Dalam penelitian yang dilakukan oleh diselenggarakannya peristiwa yang penting,
Amelia & Bhernadetta (2013) dikatakan tujuan atau adanya permintaan dari media atau pers,
utama menjalin media relations bukan hanya dalam pertemuan ini dihadiri oleh wartawan
demi kepentingan citra namun lebih dari itu, dan perwakilan perusahaan, b) Press briefing,
ialah menciptakan pemahaman dan pola pikir kegiatan ini dilakukan ketika PR ingin
negatif menjadi positif, yang semula tidak tahu memberikan informasi kegiatan yang baru saja
menjadi tahu sehingga terjadi perubahan sikap dilakukan, juga terdapat sesi tanya jawab
dan perilaku publik kepada organisasi. apabila wartawan ingin menggali informasi
Berdasarkan pengertian tersebut dapat lebih detail, c) Press Tour, kegiatan yang
disimpulkan media relations ialah upaya- dilakukan secara informal guna menjalin
upaya yang dilakukan oleh PR guna keakraban, mengajak wartawan ke suatu
mendapatkan penyiaran seluas-luasnya guna daerah untuk menikmati wisata, d) Press
kepentingan perusahaan menjangkau public, Release, informasi yang dibuat oleh PR dalam
mempererat ikatan dengan media massa atau bentuk berita yang diharapkan mendapat
wartawan surat kabar, radio, televisi dan penyiaran di media massa, e) Special Event,
majalah. Hubungan antara keduanya harus kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan
tetap erat, terjaga dan bersifat profesional banyak orang serta mengetahui selera publik,
sehingga pesan yang dibuat PR baik iklan seperti ulang tahun perusahaan, seminar,
maupun berita akan diproses media massa dan pameran, dan open house. Biasanya organisasi
dipublikasikan ke khalayak. Dapat dikatakan mengundang pers untuk meliput kegiatan, f)
hubungan keduanya saling membutuhkan, PR Press Luncheon, kegiatan jamuan makan siang
membutuhkan media sebagai sarana publikasi, bersama dengan perwakilan pers. Pada
sebaliknya media juga membutuhkan PR kegiatan ini pers bisa mengenal lebih dekat
sebagai sumber akurat dari informasi yang dia para pejabat PR, menjalin hubungan baik dan
butuhkan, hubungan ini bisa diartikan sebagai mengetahui perkembangan perusahaan, g)
simbiosis mutualisme. Wawancara Pers, dilakukan lebih pribadi, pers
Tujuan dilakukan media relations melakukan wawancara langsung dengan PR
menurut Wardhani (2008) ada 5 (lima) yaitu: atau wakil organisasi yang bersangkutan untuk
(1) untuk mempublikasikan informasi kegiatan menggali informasi dan sifatnya interpersonal
yang dilakukan organisasi, ini merupakan (Ardianto, 2011).
langkah yang tepat untuk diketahui publik; (2) Citra
untuk mendapatkan sarana publikasi untuk Citra menurut Frank Jeffkins ialah
kepentingan organisasi; (3) untuk kesan seseorang atau individu tentang sesuatu
mendapatkan feedback dari publik atas yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan
kegiatan dan upaya yang dilakukan organisasi; dan pengalaman (Nova, 2011). Rosady
(4) sebagai data untuk menilai secara tepat berpendapat citra merupakan seperangkat
situasi atau permasalahan yang mempengaruhi keyakinan, ide, dan kesan seseorang terhadap
keberhasilan organisasi; dan (5) membangun suatu objek tertentu (Ruslan, 2010).
COMMUNICATION, VOL. 12 NO.2 OKTOBER 2021. 143-153 148

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik memperpanjang kelangsungan hidup


kesimpulan citra ialah sesuatu yang besifat perusahaan. Untuk mengukur citra dapat
abstrak dapat berupa positif maupun negatif menggunakan skala pendapat, respon, ataupun
seperti kesan, keyakinan dan pendapat kesan seseorang terhadap suatu objek,
seseorang tehadap sesuatu dan dampaknya bertujuan untuk mendapatkan apa yang
dapat dirasakan. Citra merupakan tujuan dipikirkan khalayak secara pasti baik itu
penting yang ingin dicapai seorang PR. pemahaman, ataupun suka atau tidak sukanya
Sikap kerap terjadi berdasarkan citra, seseorang terhadap perusahaan. Citra sendiri
citra dibentuk berdasarkan informasi, dan dapat berjalan stabil atau berubah-ubah seiring
informasi paling sering didapat dari media berjalannya waktu sesuai dengan pengalaman
massa. Maka, media massa terlebih dahulu dan jalan pikiran seseorang terhadap objek.
mengubah citra kemudian citralah yang Berdasarkan penjelasan di atas
mendasari sebuah sikap. Media massa kerangka pemikiran dalam penelitian ini
menampilkan informasi yang mampu adalah adalah sebagai berikut :
mempengaruhi sikap audiensnya terutama
dalam pandangan atau persepsi. Kemudian Citra Positif
persepsi tersebut berbuah citra.
Ada empat (4) jenis citra menurut
Frank Jefkins, yaitu: 1) The mirror image
(cerminan citra), yaitu citra dugaan Greenpeace Indonesia
manajemen mengenai penilaian publik
terhadap perusahaan 2) The current image
(citra masih hangat), yaitu citra yang terdapat
di benak khalayak berdasarkan pengalaman Public Relations
dan informasi yang didapat, 3) The wish image
(citra yang diinginkan) yaitu, citra yang ingin
ditampilkan oleh perusahaan 4) The multiple
Eksternal Media Relations
image (citra yang berlapis) yaitu citra yang
dibentuk oleh perwakilan dalam tatanan
organisasi perusahaan (Soemirat, Soleh &
Ardianto, 2007).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat Media Online Media Massa
ditarik kesimpulan, citra adalah penilaian atau
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
persepsi khalayak akibat adanya perbuatan
atau informasi yang didapat khalayak. Citra Metode Penelitian
perusahaan yang positif akan memberikan Penelitian ini berupaya
persepsi yang positif juga untuk kegiatan yang menggambarkan suatu kejadian maupun
dilakukan perusahaan, sehingga tercipta fenomena dengan pendekatan subjektif atau
kepercayaan khalayak kepada perusahaan. interpretatif melalui pendekatan penelitian
Citra perusahaan yang positif memberikan kualitatif dengan paradigma post positivisme.
keuntungan seperti kesetiaan atau loyalitas Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
khalayak, dimana khalayak akan rela berlandaskan pada filsafat post positivisme,
berkorban untuk mendapa tkan produknya. digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
Khalayak juga akan mendukung kegiatan- yang alamiah, peneliti berperan sebagai
kegiatan yang dilakukan sehingga dapat instrumen kunci dalam penelitian.
COMMUNICATION, VOL. 12 NO.2 OKTOBER 2021. 143-153 149

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Moleong (2007) triangulasi adalah teknik yang
purposive dan snowball, teknik pengumpulan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
data secara triangulasi (gabungan), analisis guna keperluan pengecekan atau pembanding.
data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil Peneliti berusaha menggali data dari berbagai
penelitian lebih menekankan pada makna sudut pandang, melakukan pengamatan,
(Sugiyono, 2016). mengambil benang merah dari pengamatan
Metode pengumpulan data menurut tersebut kemudian menghubungkan
Riduwan (2007) adalah teknik yang digunakan keduanya.Penelitian ini menggunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data, triangulasi data berupa data dari hasil
berkaitan erat dengan permasalahan yang ingin wawancara dan studi literatur. Triangulasi
dipecahkan. Dalam penelitian ini ada 2 jenis metode juga digunakan berupa metode
data yaitu data primer dan data sekunder. Data wawancara, dan studi literatur.
primer didapat berdasarkan wawancara
mendalam peneliti dan informan. Data HASIL DAN PEMBAHASAN
sekunder didapat dengan studi literatur antara Kegiatan media relations yang dilakukan
lain press realese Greenpeace Indonesia, Greenpeace Indonesia
artikel online, dan jurnal penelitian mengenai Bidang media campaigner Greenpeace
strategi media relations. Indonesia adalah pihak yang melakukan
Metode pemilihan informan kegiatan media relations, karena
menggunakan purposive sampling melaksanakan fungsi menyebarluaskan
berdasarkan kriteria tertentu yang paling informasi dan kerja sama dengan media dan
memahami objek penelitian (Sugiyono, 2016). wartawan dengan tujuan tercapainya pesan
Kriteria informan yaitu mereka yang bertugas kampanye yang sedang dilakukan,
melaksanakan kegiatan media relations dan mendapatkan dukungan publik, dan citra
menjalin hubungan dengan wartawan, terikat organisasi yang positif.
secara penuh dan aktif dalam organisasi Kegiatan yang dilakukan public
Greenpeace. relations mengenai media relations merujuk
Tabel. 1 Informan Penelitian pada teori yang dijelaskan oleh (Ardianto,
Nama Type Jabatan
2011). Sesuai dengan pernyataan Afif Saputra,
Afif Key Informan Manager Media
Saputra Campaigner selaku manager media campaigner
Greenpeace Indonesia Greeenpeace Indonesia melakukan press
Deby Informan 1 Tim Media Campaigner
Natalia Greenpeace Indonesia conference dengan mengundang wartawan
Ichwan Informan 2 Jurnalis Kompas secara umum, bertujuan untuk
Susanto menyebarluaskan informasi kampanye dan
Teknik analisis data ini dilakukan fakta-fakta yang didapatkan di lapangan.
dengan cara data yang telah didapat diproses Kegiatan Press Conference dilakukan selama
terlebih dahulu dengan melalui reduksi data 2 jam di hotel, restaurant, atau di tempat
(pencatatan, pengetikan dan penyuntingan). tertentu sesuai dengan isu kampanye yang
Kemudian melakukan penyajian data yang ingin disampaikan, adapun agenda
dikualifikasikan dalam kategori-kategori kegiatannya mulai dari penjabaran materi dari
tertentu sesuai dengan keabsahannya narasumber, sesi tanya jawab dan makan siang.
menggunakan open coding, axial coding dan Greenpeace melakukan press briefing
selective coding. Setelah itu hasil data dengan tujuan agar wartawan dapat lebih
dianalisis kemudian ditarik kesimpulan. memahami isu kampanye, berdiskusi tentang
Teknik pemeriksaan keabsahan data agenda kampanye, dan menjalin keakraban
menggunakan teknik triangulasi. Menurut
COMMUNICATION, VOL. 12 NO.2 OKTOBER 2021. 143-153 150

dengan media. kegiatan ini dilakukan data yang lengkap, aktual, dan narasumber
sebanyak sebulan sekali, di cafe atau tempat yang kredibel, dan Greenpeace dinilai telah
lain dengan nuansa nyaman. Isu terakhir yang memberikan informasi sesuai dengan kriteria
dibicarakan dalam kegiatan ini yaitu mengenai tersebut.
polusi udara, dalam kegiatan ini wartawan Greenpeace melakukan media
dapat menanyakan semua isu yang terjadi. gathering yang dilakukan secara informal
Berita dan data yang didapatkan oleh media selama satu hingga satu setengah jam di
juga tidak harus dipublikasikan. sebuah cafe atau restoran dengan tujuan untuk
Greenpeace menulis press release memperkenalkan Greenpeace, menjalin
yang dikirimkan kepada media yang tedapat kedekatan dengan media, dan menggali
pada database, bertujuan untuk pandangan dari wartawan tentang isu apa yang
menyebarluaskan kepada media mengenai sedang terjadi, adapun terkadang terdapat
informasi kampanye dan temuan-temuan pesan yang disampaikan seperti kampanye.
dengan tujuan agar dapat dipublikasikan Greenpeace juga melakukan kegiatan
kepada publik. media trip. Tujuan dari kegiatan ini adalah
Tabel 2. Kliping Press Release selain untuk menggali informasi, Greenpeace
No Bulan Judul juga ingin memberikan kesempatan langsung
Terbit kepada media untuk mendapatkan siaran
1 Juli 2020 Greenpeace menemukan ekslusif pada beritanya, serta sebagai wadah
perusakan lahan gambut dan bagi masyarakat yang ingin menceritakan
memicu kebakaran hutan oleh bagaimana kondisi lingkungan yang terjadi
Asia Pulp Paper
secara detail. Greenpeace mengajak wartawan
2 Agustus Briefer- Indonesia: deforestasi
untuk mendalami isu yang sedang
2019 meningkat di area-area yang
dilindungi oleh moratorium dikampanyekan serta mengizinkan wartawan
untuk menulis berita lain untuk kepentingan
3 November Perusahaan merek ternama
2019 membeli minyak sawit yang perkerjaannya di wilayah tersebut. Kegiatan
terkait masalah karhutla yang berlangsung selama 3 hingga 5 hari ini
4 September Investigasi greenpeace pernah mengunjungi kota-kota seperti Riau,
2018 memaparkan bagaimana Bandung, Bali, Papua, dan Kalimantan.
perusahaan merek-merek
terbesar dunia masih terkait Seperti pernyataan yang dikatakan Ichwan
dengan perusakan hutan di Susanto bahwa beliau juga pernah mengikuti
Indonesia kegiatan tersebut “Kalo saya sih baru sekali ke
5 November Enam aktivis greenpeace Papua Barat, Sorong Selatan. Mengenai isu
2018 ditangkap saat beaksi menduduki hutan desa. Dia memeperjuangkan hutan desa
kapal bermuatan minyak sawit
kotor Wilmar menuju Eropa untuk melindungi hutan itu dari kelapa sawit.
Kita ke lokasi hutan desa di sorong selatan,
6 November Hutan Indonesia masih dalam
2017 ancaman industri kelapa sawit kemudian ketemu narasumber kunci dari
masyarakat, pemerintah.”
7 Agustus Penanam kelapa sawit terbesar di
2017 Indonesia dipaksa untuk Sesuai dengan pernyataan Deby
memperbaiki lebih dari 1.000 Natalia, selaku tim media campaigner
hektar hutan hujan
Greenpeace Indonesia, dilakukan juga special
Sumber: Arsip Kliping Berita Greenpeace Indonesia event seperti Summer Fest yang didalamnya
Menurut Ichwan Susanto, selaku diisi dengan kegiatan festival musik, catatan
wartawan Kompas, Informasi yang menarik akhir tahun, dan fashion show. Pada kegiatan
bagi wartawan ialah informasi yang terdiri dari ini juga disisipkan pesan kampanye agar
COMMUNICATION, VOL. 12 NO.2 OKTOBER 2021. 143-153 151

publik mengetahui kampanye yang dilakukan dilakukan ialah memonitor media secara
Greenpeace, serta mengundang wartawan dan berkala tentang informasi yang berkaitan
komunitas, masyarakat dipersilahkan untuk dengan Greenpeace, menjaga komunikasi
datang. salah satunya dengan bertegur sapa,
Greenpeace juga mempersilahkan memperlakukan wartawan sebagai teman yang
media untuk melakukan wawancara pers. tidak hanya menghubungi saat membutuhkan
Wawancara pers dilakukan untuk memberikan sesuatu, mengundang wartawan untuk bertemu
kesempatan kepada wartawan untuk informal di cafe, dan memberikan informasi
mewawancarai pihak Greenpeace untuk program-program kegiatan yang akan
menggali informasi, isu yang belum jelas, data dilakukan sehingga memudahkan wartawan
yang belum akurat dan pendapat tentang saatu untuk mendalami informasi tersebut sebelum
isu lingkungan. Tidak ada kriteria dalam kegiatan dilakukan.
wawancara pers. Tempat dan waktu kegiatan
ini berlangsung secara fleksibel tergantung isu Strategi media relations Greenpeace
dan kampanye yang terjadi, adapun tempat Indonesia dalam meningkatkan citra
yang biasa dilakukan adalah kantor oganisasi
Greenpeace, kantor media, menggunakan Greenpeace ingin menampilkan citra
media online, ataupun bertemu di suatu tempat sebagai organisasi independent yang
yang telah disepakati. mengkampanyekan lingkungan, bersifat
kredibel, tanpa kekerasan, dapat dipercaya,
Strategi media relations yang dilakukan dan tidak berpihak pada siapapun. Greenpeace
Greenpeace Indonesia merealisasikan citra yang ingin didapat dengan
Menurut Afif Saputra, media relations membina dan menjalin hubungan media serta
sangat penting bagi suatu perusahaan atau selalu memberikan data yang akurat tanpa
organisasi. Dengan adanya kegiatan media merubah fakta-fakta yang ada di dalamnya
relations yang dijaga dengan baik, pada setiap informasi.
memudahkan Greenpeace untuk Sebagai organisasi yang tumbuh dan
mempublikasi informasi dan kampanye yang berkembang di tengah masyarakat adapun
sedang dilakukan, sehingga informasi tersebut beberapa media yang menuliskan berita
dapat diketahui dan dipahami oleh publik. negatif, untuk mengatasi hal tersebut
Setiap perusahaan atau organisasi harus Greenpeace memilah apakah berita tersebut
mempunyai hubungan baik dengan para media dapat menjadi masalah yang signifikan bagi
agar tercapai tujuan yang diinginkan. organisasi atau tidak. Jika dapat menyebabkan
Adapun menurut Ichwan, kegiatan masalah yang signifikan Greenpeace
media relations dianggap penting bagi menggunakan hak jawabnya untuk
organisasi dan institusi media untuk mencapai mengklarifikasi dengan memberikan fakta
tujuan yang diinginkan. Dengan hubungan berupa data-data sebenarnya. Media relations
yang dijaga dengan baik, lebih menarik yang sudah terjalin dengan baik memudahkan
watawan untuk mempublikasikan informasi Greenpeace untuk melakukan klarifikasi, serta
yang disampaikan organisasi. Hubungan tetap mengurangi resiko penulisan berita negatif
dilakukan dengan profesional. tentang organisasi. Sesuai dengan pernyataan
Membina dan menjaga hubungan baik yang disampaikan oleh Afif, adanya berita
dengan media massa, baik media cetak tentang black campaign membuat citra
ataupun media online selalu dilakukan oleh Greenpeace sempat menurun, namun kini
Greenpeace Indonesia. Adapun strategi yang sudah mulai meningkat dan kini kesadaran
COMMUNICATION, VOL. 12 NO.2 OKTOBER 2021. 143-153 152

masyarakat tentang lingkungan juga sudah pemerintah yang menyuarakan isu-isu


meningkat. Namun seiring berjalannya waktu, lingkungan mereka masih punya
integritas, konsistensi masih di isu-isu
Greenpeace dapat mengklarifikasi berita hutan, pencemaran udara, laut, masih oke.”
tersebut dengan mendatangi media yang Ichwan (4, November 2020)
menuliskan berita tersebut, menjelaskan
kepada publik mengenai kampanye yang KESIMPULAN
sedang dilaksanakan disertai data-data, dan Media relations dianggap penting bagi
melakukan pendekatan yang baik kepada suatu organisasi guna mencapai tujuan yang
media, agar apa yang di publikasikan oleh diinginkan. Dalam pelaksanaan kegiatan
wartawan sesuai dengan informasi yang media relations, media campaigner
diharapkan oleh Greenpeace. Greenpeace Indonesia melakukan berbagai
Deby menyatakan, adanya berita cara agar tujuan yang ingin dicapai dapat
tentang black campaign memberikan dampak terpenuhi, diantaranya adalah press
yang negatif pada Greenpeace, yaitu conference, press briefing, media gathering,
menurunnya kepercayaan dari pendukung press release, press tour, special event, dan
berupa penghentian bantuan donasi dan wawancara pers. Strategi media relations yang
keluhan di media sosial. Namun, kini citra dilakukan oleh Greenpeace Indonesia ialah
Greenpeace telah meningkat, sesuai dengan memonitoring media secara berkala, menjaga
yang diharapkan. Dengan dilakukannya media komunikasi dengan cara bertegur sapa,
relations yang baik, Greenpeace mendapatkan memperlakukan media selayaknya teman,
kepercayaan wartawan sebagai narasumber mengundang wartawan untuk berbincang
terhadap isu-isu lingkungan dan menurunnya informal di cafe atau restaurant, dan
berita negatif tentang Greenpeace. Hal ini memberikan informasi program-program
merupakan wujud dari the wish image dan the kegiatan yang akan dilakukan sehingga
current image yang telah dicapai oleh memudahkan wartawan untuk mendalami
Greenpeace Indonesia informasi tersebut sebelum kegiatan
Adapun menurut Ichwan, meskipun dilakukan.
masih terdapat pro dan kontra di masyrakat Citra Greenpeace sempat menurun
tentang Greenpeace, dengan informasinya akibat adanya tulisan berita yang negatif,
yang selalu disampaikan berdasarkan data dan dampaknya berupa bekurangnya dukungan
fakta, kini citra Greenpeace dinilai telah supporter dengan menghentikan donasi dan
meningkat, sebagai organisasi yang memiliki keluhan di media sosial. Adapun strategi
intergritas dan konsistensi tehadap kampanye Greenpeace Indonesia dalam meningkatkan
lingkungan. Hal ini merupakan wujud dari the citra organisasi yaitu dengan upaya
current image yang telah dicapai oleh mengklarifikasi berita tersebut dengan
Greenpeace Indonesia. mendatangi media yang menuliskan berita,
“Sebenarnya untuk perkembangan Image menjelaskan dengan baik kepada publik, dan
Greenpeace sudah mulai adanya melakukan pendekatan yang baik kepada
peningkatan, berbeda dengan jaman dulu.
Karena Greenpeace mendapatkan media, agar apa yang di publikasikan oleh
tudingan dari sana sini untuk masalah wartawan sesuai dengan informasi yang
kelapa sawit. Akhirnya Greenpeace diharapkan oleh Greenpeace. Kini, citra
memberikan klarifikasi dan infomasi Greenpeace telah meningkat sesuai dengan
berdasarkan data dan fakta. Jadi menurut
saya ada sih perkembangan, imagenya yang diharapkan. Adapun citra yang terbentuk
juga sudah semakin bagus, ada beberapa adalah the mirror image, the current image,
publik masih pro dan kontra juga kok. dan the wish image.
Masih oke ya sebagai lembaga non
COMMUNICATION, VOL. 12 NO.2 OKTOBER 2021. 143-153 153

DAFTAR PUSTAKA Manusia: 75 Tahun M.Alwi Dahlan. Jakarta:


Kompas.
Amelia, R., & Bhernadetta, P. (2013). Strategi Media
Relations PT Central Proteinaprima, Tbk. Dalam Nova, F. (2011). Crisis Public Relations. Jakarta: PT.
Mengelola Citra Peerusahaan. Marketing Raja Grafindo Persada.
Komunikasi. Ramaswati, N. L., & Fiesta, N. D. (2015). Srategi Media
Ardianto, E. (2011). Handbook of Public Relations: Relations ITDC Dalam Membentuk Citra (Studi
Pengantar Komprehensif. Bandung: Simbiosa Pada Event Nusa Dua Fiesta Periode 2014-2015).
Rekatama Media. Redaksi Sawit Indonesia. (2018). Greenpeace Dinilai
Arovi, M. (2016). Srategi Media Relations Humas PT. Tabrak Regulasi. Retrieved April 15, 2020, from
Perkebunan Nusantara V Pekanbaru ( PTPN V) 12 May website:
Dalam MEeningkatkan Citra Positif. Ilmu https://sawitindonesia.com/greenpeace-dinilai-
Komunikasi. tabrak-regulasi/

Cutlip, S., Allen, C., & Gleen M, B. (2009). Effective Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-variabel
Public Relations (Kesembilan). Jakarta: Kencana Penelitian. In Alfabeta, Bandung.
Prenada Media Group. Ruslan, R. (2010). Manajemen Public Relations dan
Greenpeace Indonesia. (2020). Sejarah Greenpeace Media Komunikasi. In Rajawali Pers. Jakarta: PT.
Indonesia. Retrieved April 15, 2020, from Raja Grafindo Persada.
https://www.greenpeace.org/indonesia/sejarah- Saputra, W., & Nasrullah, R. (2011). Public Relations
greenpeace/ 2.0: Teori dan Praktik Public Relations di Era
Hasan, A. . (2017). Kerap Dituduh Antek Asing, Cyber. Depok: Gramata Publishing.
Kepercayaan Publik pada LSM Turun. Retrieved Schrodinger, J. (2014). Greenpeace: Ancaman untuk
April 15, 2020, from 12 Maret website: Keamanan Nasional. Retrieved April 15, 2020,
https://tirto.id/kerap-dituduh-antek-asing- from 24 November website:
kepercayaan-publik-pada-lsm-turun-ckAb https://www.kompasiana.com/jurgen.schrodinger
Hidayat, H. (2008). Politik Lingkungan: Pengelolaan /54f4afe8745513982b6c8e4b/greenpeace-
hutan Masa Orde Baru dan Reformasi (Pertama). ancaman-untuk-keamanan-nasional
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Sholikhah, F. S. (2016). Strategi Media Relations PT.
Iriantara, Y. (2005). Media Relations: Konsep, Telekomunikasi Indonesia, Tbk Untuk
Pendekatan dan Praktik (K. Rema, Ed.). Meningkatkan Citra Perusahaan. Jurnal
Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Komunikator, 8(284), 93–111.

Jefkins, F., & Yadin, D. (2004). Public Relations. Soemirat, Soleh & Ardianto, E. (2003). Dasar Dasar
Jakarta: Erlangga. Public Relations. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kosasih, D. (2015). Greenpeace Indonesia Diprotes Soemirat, Soleh & Ardianto, E. (2005). Dasar Dasar
Lewat Surat Terbuka. Retrieved from 1 November Public Relations. Bandung: Remaja Rosdakarya.
website: Soemirat, Soleh & Ardianto, E. (2007). Dasar-Dasar
https://www.greeners.co/berita/greenpeace- Public Relations. Bandung: Remaja Rosdakarya.
indonesia-diprotes-lewat-surat-terbuka/2/
Sterne, G. D. (2010). Media perceptions of public
Kriyantono, R. (2008). Public Relations Writing: Teknik relations in New Zealand. Journal of
Produksi Media Public Relations dan Publisitas Communication Management.
Korporat. Jakarta: Kencana. https://doi.org/10.1108/13632541011017780
Media Indonesia. (2018). Menko Luhut Usulkan Audit Sugiyono, P. D. metode penelitian kuantitatif,
Greenpeace. Retrieved April 15, 2020, from 21 kualitatif,dan R&D. , Alfabeta, cv. (2016).
November website:
https://mediaindonesia.com/read/detail/199297- Teuku, R. (1993). Teori Etika dan Kebijakan Hubungan
menko-luhut-usulkan-audit-greenpeace Internasional. Bandung: Angkasa.
Moleong. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. In Wardhani, D. (2008). Media Relations: Sarana
Landasan Teori. Membangun Reputasi Organisasi. Yogyakarta:
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 Graha Ilmu.
Naina, A. (2008). Manusia Komunikasi, Komunikasi

Anda mungkin juga menyukai