Anda di halaman 1dari 15

Diagnosis Gizi

Pada topik Diagnosisi Gizi, akan dipelajari langkah ke-2 dari Proses Asuhan Gizi
Terstandar sebagai langkah lanjutan dari Asesmen Gizi yang sudah anda pelajari di
topik sebelumnya. Setelah selesai mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan kembali tentang pengertian diagnosisi gizi, tujuan, keterkaitan dengan
asesmen/pengkajian gizi, pernyataan diagnosisi gizi dan termonilogi doain diagnosis
gizi.

1. KONSEP DIAGNOSIS GIZI


1. Pengertian diagnosis gizi
Diagnosis gizi didefinisikan sebagai “identifikasi dan memberi nama
problem gizi yang spesifik dimana profesi dietisien bertanggung jawab untuk
menangani secara mandiri”. Identifikasi adalah menemukan masalah gizi pada
individu atau kelompok , dimana setiap masalah gizi akan diberikan nama sesuai
dengan label atau kodenya. Poblem gizi adalah masalah gizi yang aktual yang
terjadi pada individu dan atau keadaan yang berisiko menjadi penyebab
masalah gizi. Maksud menangani secara mandiri adalah, bahwa seorang
dietisien mempunyai kewenangan untuk menetapkan masalah gizi, menentukan
penyebab dan membuktikan gejala dan tandanya.
Diagnosa gizi berbeda dengan diagnosis medis, baik dari sifatnya maupun
cara penulisannya. Diagnosa gizi merupakan gambaran keadaan masalah gizi
atau risiko/ potensi masalah gizi yang terjadi pada saat ini, dan dapat berubah
sesuai dengan respon pasien, khususnya terhadap intervensi gizi yang
didapatkan. Sementara diagnosa medis lebih menggambarkan kondisi penyakit
atau patologi dari suatu organ tertentu atau sistem tubuh dan tidak berubah
sepanjang patologis atau kondisi penyakit tersebut masih ada. Contoh :
problem diagnosis gizi : NI 5.8.4 asupan karbohidrat yang tidak konsisten
diagnosis medis : diabetes mellitus tipe 2.
2. Tujuan diagnosis gizi
Diagnosis gizi ditujukan untuk menjelaskan dan menggambarkan masalah
gizi spesifik yang ditemukan pada individu, faktor penyebab atau etiologi, serta
dibuktikan dengan adanya gejala/tanda yang terjadi pada individu.
3. Keterkaitan diagnosis gizi dengan pengkajian gizi
Diagnosis gizi merupakan rangkuman masalah gizi, dimana seluruh data
yang dikumpulkan pada pengkajian gizi diolah dan diidentifikasi menjadi
informasi . Informasi inilah yang akan menjadi input pada proses menetapkan
dignosis gizi. Berdasarkan hal tersebut peran pengkajian gizi sangatlah penting
dalam penetapan diagnosis gizi. Kelengkapan data dan ketepatan identifikasi
terlihat sangat berkaitan dengan tepatnya penentuan diagnosis gizi. Agar
diagnosis gizi yang ditentukan tepat, maka :
a. Pertama: data pengkajian gizi harus tersedia lengkap untuk mendukung
penetapan diagnosis gizi.
b. Kedua: pengkajian gizi yang dilakukan harus spesifik agar dapat
memperlihatkan perbaikan.
c. Ketiga pengkajian gizi dapat menjadi sign dan symptom untuk menunjukkan
problem dan etiologi yang ditetapkan.
Untuk mempermudah pemahaman keterkaitan diagnosis gizi dapat dilihat
pada Gambar 1.

Pengkajian Diagnosis Intervensi Monitoring


Gizi Gizi Gizi Evaluasi Gizi

1. FH PROBLEM
2. BD (What?)
3. AD
4. PD Etiologi
5. CH (Why)
6. CS
SINGS/SYMPTOMS
(How do I know?)

Sumber : Modul Pelatihan TOT Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) bagi Tenaga Gizi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Dit. Gizi Kemenkes RI, WHO, PERSAGI, AsDI. 2014
Gambar 1.
keterkaitan Pengkajian Gizi dengan Diagnosis Gizi
4. Pernyataan diagnosis gizi
Pernyataan diagnosis gizi merupakan rangkaian kalimat yang saling
berkaitan antara komponen Problem dengan Etiologi serta Etiologi dengan
Sign/Symptom. Pernyataan Problem dengan Etiologi dihubungkan dengan
kata “berkaitan dengan“, sedangkan komponen etiologi dengaqn sign/symptom
dihubungkan dengan kata “ditandai dengan”. Pernyataan lengkap diagnosis gizi
ditulis dengan susunan pola kalimat sebagai berikut:
P berkaitan dengan E ditandai dengan S

Komponen diagnosis gizi terdiri dari Problem (P), Etiology (E) dan Signs &
Sypmtoms (S) dan disingkat menjadi P-E-S.
a. Problem (P)
Menggambarkan apakah masalah gizi pasien/klien dimana dietisien
bertanggung jawab untuk memecahkan secara mandiri. Berdasarkan
masalah tersebut dapat dibuat:
1) Tujuan dan target intervensi gizi yang lebih realisistis, dan terukur
2) Menetapkan prioritas intervensi gizi
3) Memantau dan evaluasi perubahan yang terjadi setelah dilakukan
intervensi gizi.
b. Etiology (E)
Menunjukkan faktor penyebab atau faktor-faktor yang mempunyai kontribusi
terjadinya problem (P). Dapat pula dipastikan mengapa terjadi masalah gizi.
Faktor penyebab dapat berkaitan dengan patofisiologi, psikososial,
lingkungan, perilaku, kebiasaan makan dan sebagainya. Mengingat
banyaknya faktor yang berkaitan dengan masalah gizi tersebut maka
penetapan etiologi ini harus dilakukan secara ber hati-hati, dan bila
masalahnya kompleks dapat dilakukan secara tim. Dengan demikian faktor
penyebab yang diidentifikasi benar-benar merupakan faktor penyebab utama.
Etiologi ini merupakan dasar dari penentuan intervensi apa yang akan
dilakukan.
c. Signs dan Symptoms (S)
Merupakan pernyataan yang menggambarkan besarnya atau kegawatan
kondisi pasien/klien. Signs umumnya merupakan data objektif, sementara
symptoms atau gejala merupakan data subjektif. Data signs dan symptoms
diambil dari hasil pengkajian gizi yang dilakukan sebelumnya, serta untuk
mengetahui bagaimana masalah yang terjadi. Signs dan simptoms yang
ditetapkan merupakan dasar untuk monitoring dan evaluasi. Pernyataan
diagnosis gizi yang baik apabila memenuhi syarat-syarat dibawah ini:
1) Sederhana, jelas dan ringkas.
2) Spesifik untuk pasien/klien atau kelompok tertentu.
3) Berkaitan dengan satu masalah pasien/klien atau kelompok yang
berkaitan dengan gizi.
4) Akurat berkaitan dengan penyebabnya (etiologi).
5) Berdasarkan data pengkajian gizi yang akurat dan dapat dipercaya.

Contoh penulisan diagnosis gizi:


Kelebihan asupan energy (P) berkaitan dengan konsumsi makanan tinggi
lemak dengan porsi besar (E) ditandai dengan asupan energi lebih dari 1000
kkal dari yang dianjurkan dan kenaikan berat badan 6 kg dalam 18 bulan
terakhir (S).
Hal yang kritis dalam diagnosis gizi adalah memilih dan menetapkan
diagnosis yang spesifik, serta menetapkan pernyataan diagnosis gizi yang
tepat. Oleh karena itu setelah pernyataan ditentukan, seorang dietitisien
dapat mengetahui ketepatan pernyataan diagnosis gizi dengan melakukan
evaluasi dengan pertanyaan berikut ini:
1) P - Apakah dietisien dapat memperbaiki atau memecahkan? (baik pada
individu atau kelompok).
2) E- Apakah etiologi yang ditetapkan adalah benar-benar akar masalah?
(dapat diatasi oleh dietisien atau berdasarkan sign & symptom).
3) S- Apakah sign dan symptom dapat mengukur bahwa masalah yang
spesifik tersebut dapat diperbaiki?
2. KATEGORI TERMINOLOGI DIAGNOSIS GIZI
Academy of nutrition and dietetetics mengelompokkan masalah gizi menjadi
4 kategori yang disebut domain, yaitu domain asupan(NI), domain klinis (NC) dan
domain perilaku – lingkungan (NB). Kemudian berkembang domani ke empat yaitu
tidak terdapat diagnosis gizi (NO). Setiap domain menggambarkan suatu karakter
yang unik dari masalah-masalah yang mempunyai kontribusi terhadap kesehatan
dengan terminology tertentu dan terbagi menurut kelasnya.
1. Domain Asupan (Intake)
Domain ini adalah masalah gizi utama (P) yang berkaitan dengan ketidak
sesuaianasupan energi, makanan peroral, zat gizi (protein, lemak, karbohidrat,
vitamin dan mineral) serta asupan cairan baik enteral maupun parenteral.
Selain itu juga asupan substansi bioaktif seperti suplemen, makanan
fungsional dan alkohol. Domain asupan terdiri dari 10 kelas dan beberapa sub
kelas dengan pengertiannya sebagai berikut.
Tabel 1
Kelas Domain Asupan (Intake)
No. Kelas Kode
1 Asupan Energi NI-1. (7 sub kelas)
2 Asupan oral/nutrition suport NI- 2. (9 sub kelas)
3 Asupan cairan NI- 3. (2 sub kelas )
4 Asupan substansi bioaktif NI- 4. (3 sub kelas)
5 Asupan zat gizi NI- 5. (5 sub kelas)
6 Asupan lemak dan cholesterol NI- 5. 6. (3 sub kelas)
7 Asupan Protein NI- 5.7. (3 sub kelas)
8 Asupan KH dan serat NI- 5.8. (6 sub kelas)
9 Asupan vitamin NI- 5. 9. (2 sub kelas)
10 Asupan mineral NI- 5. 10. (2 sub kelas)
11 Asupan multi zat gizi NI- 5.11 (2 sub kelas)
Sumber: Buku Pedoman Praktis Diagnosa Gizi Dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar.
Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang, 2014.
Contoh Diagnosa Gizi Domain Asupan/Intake (NI)
a. Keseimbangan energi
NI-1.4. Kekurangan Intake Energi (P) berkaitan dengan mual dan muntah
(syndrome uremia) yang ditandai dengan asupan energi 40% kebutuhan
(S).
b. Asupan Makanan melalui oral
NI-2.1 Kekurangan intake makanan dan minuman oral (P) yang berkaitan
dengan pengetahuan yang kurang (E) yang ditandai dengan hanya mau
menghabiskan makanan ½ dari makanan yang dihidangkan (S).
c. Asupan Cairan
NI-3.2 Kelebihan asupan cairan (P) berkaitan dengan berkurangnya
pengeluaran urine melalui ginjal (E), ditandai dengan adanya udeme
dan kenaikan berat badan 2 kg dalam 3 hari (S).
d. Zat bioaktif
NI-4.3 Kelebihan intake alcohol (P) berkaitan dengan kecanduan alkohol
(E) ditandai dengan asupan 12 oz perhari (S).
e. Zat Gizi
NI-5.3 Kekurangan intake energy protein (P) berkaitan dengan
keterbatasan akses terhadap makanan (E) ditandai dengan kebiasaan
asupan energy 60% dan protein 45%, IMT 16,5 kg/m2 dan albumin 4,5
gr/dl (S).

2. Domain Klinis
Domain ini adalah masalah gizi utama (P) yang berkaitan dengan ketidak
sesuaian asupan energi, makanan peroral, zat gizi (protein, lemak,
karbohidrat, vitamin dan mineral) serta asupan cairan baik enteral maupun
parenteral. Selain itu juga asupan substansi bioaktif seperti suplemen,
makanan fungsional dan alkohol. Domain asupan terdiri dari 10 kelas dan
beberapa sub kelas dengan pengertiannya sebagai berikut.
Tabel 2
Kelas Domain Klinis
Kelas Sub kelas
Fungsional (NC -1.) Kesulitan menelan NC-1.1
Kesulitan mengunyah/menggigit NC-1.2 Kesulitan
menyusui NC-1.3
Gangguan fungsi Gastro Intestinal NC-1.4
Biokimia (NC 2) Gangguan penggunaan zat gizi (Perubahan
Kemampuan Mengabsorbsi, memetabolisme zat gizi
dan zat bioaktif) NC-2.1
Perubahan nilai laboratorium terkait gizi NC-2.2
Interaksi makanan dan obat NC-2.3
Perkiraan Interaksi Obat dan Makanan NC-2.4
Berat badan (NC- 3)  Berat Badan kurang NC-3.1
 Penurunan berat badan yang tidak
direncanakan/diharapkan NC-3. 2
 Berat Badan Lebih / overweight NC – 3.3
 Kenaikan berat badan yang tidak
direncanakan/diharapkan NC-3.4
Sumber: Buku Pedoman Praktis Diagnosa Gizi Dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar. Instalasi Gizi
Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang, 2014.

Contoh Diagnosis Gizi Domain Klinis (NC)


a. Fungsional
NC-1.1 Gangguan menelan (P) berkaitan dengan gejala sisa stroke (E)
ditandai dengan sering tersedak pada saat makan (S).
b. Biokimia
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus (P) berkaitan
dengan perubahan fungsi endokrin (E) ditandai dengan kadar gula
darah sewaktu 250 gr/dl (S).
c. Berat Badan
NC-3.3 Overweight (P) berkaitan dengan kelebihan asupan energi (E)
ditandai dengan IMT 28 kg/m2.

3. Domain Perilaku – Lingkungan (NB)


Kondisi lingkungan seperti pengetahuan,perilaku,budaya,ketersediaan
makanan di rumah tangga dan lainnya dapat mempengaruhi asupan zat gizi.
Termasuk dalamnya masalah yang berkaitan dengan pengetahuan dan
kepercayaan; aktifitas fisik; keamanan makanan dan akses makanan. Domain
perilaku – lingkungan mempunyai 3 kelas, sebagai berikut.

Tabel 3
Kelas Domain Perilaku – Lingkungan
Kelas Sub kelas
Pengetahuan dan kepercayaan (NB.1) 7 (sub kelas)
Aktifitas dan fungsi fisik (NB 2) 6 (sub kelas)
Keamanan dan akses makanan (NB 3) 3 (sub kelas)
Sumber: Modul Pelatihan TOT Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) bagi Tenaga Gizi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Dit. Gizi Kemenkes RI, WHO, PERSAGI, AsDI. 2014

Contoh Diagnosis Gizi Domain Perilaku – Lingkungan (NB)


a. NB-1.5 Gangguan pola makan (P) berkaitan dengan pengetahuan ibu
yang kurang (E) ditandai dengan bayi mendapat makanan padat mulai
umur 2 bulan (S).
b. NB-1.3 Ketidak siapan melakukan diet atau perubahan pola makan (P)
berkaitan dengan kurangnya motivasi (E) ditandai dengan sikap
menolak terhadap informasi gizi (S).

4. Domain Lain : (NO)


International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual
mengembangkan domain saat ini tidak ada diagnosis gizi. Domain ini
didefinisikan sebagai tidak munculnya masalah gizi terkini karena adanya
intervensi gizi, hasil dari pengkajian gizi (NO-1.1).
5. Terminologi Diagnosis Gizi
Setiap diagnosis gizi telah diidentifikasi oleh para pengamat dengan satu
terminology yang unik menggunakan nomor dengan 5 digit, serta kode.
Pengkodean dimaksudkan untuk mempermudah pendokumentasian dan
pencatatan secara elektronik. Academy of Nutrition and Dietetic telah
menyusun manual sebagai referensi untuk terminology, agar digunakan
sebagai bahasa yang terstandar dalam asuhan gizi di wilayah negaranya. Di
Indonesia, saat ini terminology diagnosis gizi menggunakan IDNT edisi ke 4.
Setiap domain selain diberikan kode dan nomor, juga diberikan batasan yang
standar .penggunaan standar tersebut dapat membantu tenaga gizi
menggunakan bahasa yang konsisten didalam profesinya.
Contoh:
NI-1.4. Asupan energy tidak adekuat didefinisikan sebagai “ asupan energy
kurang dari energy ekspenditur atau standar rujukan atau anjuran yang
ditetapkan berdasarkan kebutuhan fisiologis”.
Pada IDNT Edisi 4 telah diidentifikasi kemungkinan etiologi untuk setiap
problem, serta sign/symptom yang berkaitan dengan masalah gizi tersebut.
Pada NI-1.4 terdapat 5 (lima) kemungkinan penyebab (etiologi), serta
kemungkinan indikator potensial yang menjadi sign/symptomnya.

3. LANGKAH PENETAPAN DIAGNOSIS GIZI


Dalam merumuskan diagnosis gizi, dietisien menggunakan kemampuan
berpikir kritisnya untuk menemukan pola dan hubungan antar data dan
kemungkinan penyebab dari problem gizi, melalui langkah langkah sebagai
berikut.
a. Mengelompokkan dan analisa data pengkajian untuk menetapkan diagnosis
gizi.
b. Memilih diagnosis gizi.
c. Identifikasi data yg belum lengkap untuk menetapkan diagnosis yang lebih
pasti.
d. Gunakan signs dan symptoms dari masalah.
e. Identifikasi diagnosis gizi yang prioritas.
f. Identifikasi akar masalah sbg dasar intervensi gizi.
g. Identifikasi signs – symptoms dapat dikoreksi, diminimalkan, atau dapat
dimonitor/ diukur perkembangannya.
CONTOH KASUS
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
Nama : Ny. Rumiati
JK : Perempuan
Umur : 58 tahun
No. Register : 10719819

ASSESSMENT
IDENTIFIKASI DIAGNOSA (PES)
DATA DASAR
MASALAH
1. Diagnosa Medis Chronic Kidney
Chronic Kidney Disease Disease stage 5
stage 5 Drop Out Drop Out
Hemodialisa+Post DOC + Hemodialisa+Post
Shortness Of Breath DOC + Shortness
+Syndrome + anemia renal+ Of Breath
Diabetes Mellitus Tipe 2 +Syndrome +
Uncontrolled+Hiperuricemia+ anemia renal+
HHH+LBP Diabetes Mellitus
Tipe 2
2. Keluhan Utama Uncontrolled+Hiper
Pasien mengalami sesak uricemia+HHH+LBP
nafas,batuk,nyeri pada
pinggang dan kaki,mual.

3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang Sesak, Batuk, nyeri
- Pasien mengalami pinggang dan
sesak nafas , kaki,mual.
sebelum masuk RS
pada tanggal 15 maret
2016
- Pasien mengalami
nyeri pada pinggang
dan kaki.
- Pasien batuk sebelum
masuk rumah sakit
- Pasien mengalami
muntah sejak sehari
sebelum masuk rumah
sakit.
b. Dahulu
- Tidak ada penyakit
dahulu
c. Keluarga
- Tidak ada
4. Skrining Gizi
a. Antropometri P = NC. 3.1 Berat Badan Kurang
- TL= 41 cm berkaitan dengan
= 145,9 cm E = intake kurang dan pasien
- BBI= (1,45)2 x 21 menderita penyakit kronik
= 44,1 kg Status gizi kurang Ditandai dengan
- LILA = 21,5 S = % LILA 67,82%, pasien
- LILA/U menderia GGK komplikasi DM
= (21,5/31,7)x100%
= 67,82 % (kurang) NI-5.2 Malnutrisi protein dan
energi yang nyata berkaitan
denganasupan makanan yang
kurang di masa lampau ditandai
dengan % LILA = 67,82% (status
gizi kurang)
b. Laboratorium NI-5.4 Penurunan kebutuhan zat
- Kreatinin = 3,74 mg/dl Keratin (↑) gizi Protein berkaitan dengan
(↑) Ureum (↑) gangguan fungsi ginjal ditandai
- Ureum = 115,00 mg/dl Kolesterol HDL(↓) Kreatinin 3,74 mg/dl dan ureum
(↑) Hb (↓) 115 mg/dl
- Hb = 8,8 g/dl (↓) Na (↓)
- Natrium= 125 Kalium (↓) NI-5.1 Peningkatan kebutuhan
mmol/L(↓) zat gizi (fe) berkaitan dengan
- Kalium= 2,44 mmol/L penyakit pasien anemia ditandai
(↓) dengan nilai Hb 8,8 g/dl
- Klorida = 102mg/dl (N)
- GDS= 198 mg/dl (N) NC2.2. Perubahan Nilai
- Trigliserida = 89 Laboratorium terkait zat gizi
mg/dL (N) khusus berkaitan dengan
- Kolesterol HDL= 21 gangguan fungsi ginjal ditandai
mg/Dl(↓) dengan kadar ureum dan
- Kolesterol LDL=63 kreatinin tinggi, kadar Fe, Na,
mg/dL(N) Kalium dan HDL rendah
c. Fisik/Klinis
- KU = lemas,sesak KU : Lemas,sesak
nafas,batuk,mual,sulit nafas,mual,sulit
menelan,nyeri menenlan,nyeri
pinggang dan kaki. pada pinggang dan
- RR = 60xmenit kaki.
- Nadi =119xmenit
- Tensi darah = 117/60
mmHg
- Suhu = 36° C
d. Dietary history Asupan makan NI-2.1 Kekurangan intake
Sekarang kurang makanan dan minuman oral
- Pasien mendapatkan berkaitan dengan keadaan
diit Makanan Saring 1 pasien sulit menelan,sesak nafas
+ Cair Rendah Protein ditandai dengan hasil recall
- Nafsu makan kurang. E=7,43%, P=13,03%, L=8,39%,
- Hasil recall KH=5,79%.
E:114,8kkal(7,43%)
P : 6,9 gr(13,03%)
L : 3,6gr(8,39%)
K H : 13,7gr(5,79%)
Dahulu
- Frekuensi makan
3x/hari
- SumberKH adalah
nasi sebanyak 1
centong tiap makan ±
50 gr
- Pasien mengomsumsi
lauk hewani yaitu ikan
laut dengan porsi 1
potong sebanyak 50
gram dengan
frekuensi 1x/minggu..
- Pasien mengomsumsi
sayur setiap hari porsi
kecil seperti
kangkung, sayur krai,
bayam.
- Pasien mengomsumsi
tempe 3x / minggu
sebanyak ±50 gram.
- Pasien mengonsumsi
air putih 8x dalam
sehari sebanyak 1
gelas.

5. Sosial Ekonomi
- Pasien seorang
pedagang kaki lima
- Agama islam
TUGAS MAHASISWA

Kasus
Seorang pasien Ny. Ag, umur 24 tahun, pekerjaan wiraswasta, agama Islam, dirawat d
irumah sakit dengan Diagnosa medis Penyakit Appendicitis Acute Perforata Post
Eksplorasi Laparatomi. Pasien saat ini mengeluh mual, tekanan darah 110/70 mmHg,
Nadi 69x/menit, suhu 35oC, RR 20x/menit.
Hasil anamnesa pola makan pasien menunjukkan Frekuensi makan 3x sehari, Nasi
3x/hari @ (50 gr), Ikan segar satu ekor 2x/hari @ (50 gr), Ayam 1x/hari @ (50 gr),
Daging 1x/hari @ (50 gr), Tahu 2x/hari @ (50 gr), Tempe 1x/hari @ (50 gr), Sayur
jarang di konsumsi dalam 3x/minggu, Sayur bening yang sering dikonsumsi dua kali
sehari, Buah semangka 2x/minggu @ (100 gr), Buah pisang 3x/minggu @(100 gr).
Asupan makanan saat ini adalah Energi = 366 kkal (17,51%), Protein = 10,16 gr
(13,28%), Lemak = 15,25 gr (26,27%) dan Karbohidrat = 49,95 gr (15,93%).
Hasil pengukurang antropometri menunjukkan TB : 166 cm, BB : 45 kg. Hasil
pengukuran biokimia adalah:
Tabel 1. Hasil Laboratorium
Parameter Nilai Normal Interpretasi
3
Leukosit 23,66 10 /µL (4,3 – 10,3 mg/dL) ↑
Ureum 72,80 mg/dL (16,6-48,5mg/dL) ↑
Kreatinin 2,20 mg/dL <1.2 mg/dL) ↑
GDS 76 mg/dL (<200 mg/dL) (N)

Soal

Buatlah assessment dan diagnosa gizi pada kasus diatas!


Kasus
Seorang pasien Ny. F, umur 62 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir tamat
SD sehati-hari aktivitasnya adalah ibu rumah tangga. Masuk rumah sakit dengan
diagnosa Tumor recti 1/3 distal suspek malignancy + DM. Riwayat Penyakit
Sekarang : Tumor recti 1/3 distal suspek malignancy, Keluahan dialami pasien
sejak 4 bulan yang lalu sebelum masuk RS (Oktober 2015), buang air jadi sering
dalam sehari, jika kencing keluar dara dan lendir,BAB berdarah. Pasien
mengatakan tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit seperti yang
diderita oleh pasien.
Hasil wawancara mengenai pola makan menunjukkan bahwa Nafsu makan
pasien kurang, Hasil Recall 24 jam asupan energi 56.0%, protein 64.8%, lemak
52.1% dan karbohidrat 53.2%. Makanan pokok nasi 2 kali sehari, lauk hewani
(ikan ) 2x/hari,daging 3-5 kali setahun, lauk nabati (tahu atau tempe ) 2x/hari,
sayur bayam, tomat,wortel 2x sehari, suka minum teh dan makan kue yang
manis-manis untuk sarapan pagi, buah jarang 2-3x seminggu, sering makan
jajanan terutama gorengang dan kue-kue. Pasien belum pernah mendapat
edukasi gizi sebelumnya.
Ny Fatimah, belum menikah dan sekarang tinggal di rumah saudaranya dan
membantu pekerjaan yang ada diruah saudaranya ,ny. Fatimah hanya tamat SD
beragama islam,suku bugis.
Hasil pengukuran antropometri menunjukkan Tinggi Badan 155 cm, LILA 22 cm.
Hasil Pemeriksaan Fisik/klinis keadaan umum sedang, tekanan darah 130/80
mmHg, Nadi 92x/menit, pernafasan 18x/menit, suhu 36oC.
Hasil pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil
PT 11.2 /detik
APTT 25.5/ detik
GDS 102 mm/dl
Ureum 19 mm/dl
Kreatinin 0.70 mg/dL
SGOT 66 U/L
SGPT 28 U/L
Albumin 3.4 gr/dl
Natrium 139 mmol/I
Kalium 3.7 mmol/I
Klorida 103 mmol/I
HB 11.4 gr/dl
GDP 174 mg/dl

Soal

Buatlah assessment dan diagnosa gizi pada kasus diatas!

Anda mungkin juga menyukai