Pada topik Diagnosisi Gizi, akan dipelajari langkah ke-2 dari Proses Asuhan Gizi
Terstandar sebagai langkah lanjutan dari Asesmen Gizi yang sudah anda pelajari di
topik sebelumnya. Setelah selesai mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan kembali tentang pengertian diagnosisi gizi, tujuan, keterkaitan dengan
asesmen/pengkajian gizi, pernyataan diagnosisi gizi dan termonilogi doain diagnosis
gizi.
1. FH PROBLEM
2. BD (What?)
3. AD
4. PD Etiologi
5. CH (Why)
6. CS
SINGS/SYMPTOMS
(How do I know?)
Sumber : Modul Pelatihan TOT Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) bagi Tenaga Gizi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Dit. Gizi Kemenkes RI, WHO, PERSAGI, AsDI. 2014
Gambar 1.
keterkaitan Pengkajian Gizi dengan Diagnosis Gizi
4. Pernyataan diagnosis gizi
Pernyataan diagnosis gizi merupakan rangkaian kalimat yang saling
berkaitan antara komponen Problem dengan Etiologi serta Etiologi dengan
Sign/Symptom. Pernyataan Problem dengan Etiologi dihubungkan dengan
kata “berkaitan dengan“, sedangkan komponen etiologi dengaqn sign/symptom
dihubungkan dengan kata “ditandai dengan”. Pernyataan lengkap diagnosis gizi
ditulis dengan susunan pola kalimat sebagai berikut:
P berkaitan dengan E ditandai dengan S
Komponen diagnosis gizi terdiri dari Problem (P), Etiology (E) dan Signs &
Sypmtoms (S) dan disingkat menjadi P-E-S.
a. Problem (P)
Menggambarkan apakah masalah gizi pasien/klien dimana dietisien
bertanggung jawab untuk memecahkan secara mandiri. Berdasarkan
masalah tersebut dapat dibuat:
1) Tujuan dan target intervensi gizi yang lebih realisistis, dan terukur
2) Menetapkan prioritas intervensi gizi
3) Memantau dan evaluasi perubahan yang terjadi setelah dilakukan
intervensi gizi.
b. Etiology (E)
Menunjukkan faktor penyebab atau faktor-faktor yang mempunyai kontribusi
terjadinya problem (P). Dapat pula dipastikan mengapa terjadi masalah gizi.
Faktor penyebab dapat berkaitan dengan patofisiologi, psikososial,
lingkungan, perilaku, kebiasaan makan dan sebagainya. Mengingat
banyaknya faktor yang berkaitan dengan masalah gizi tersebut maka
penetapan etiologi ini harus dilakukan secara ber hati-hati, dan bila
masalahnya kompleks dapat dilakukan secara tim. Dengan demikian faktor
penyebab yang diidentifikasi benar-benar merupakan faktor penyebab utama.
Etiologi ini merupakan dasar dari penentuan intervensi apa yang akan
dilakukan.
c. Signs dan Symptoms (S)
Merupakan pernyataan yang menggambarkan besarnya atau kegawatan
kondisi pasien/klien. Signs umumnya merupakan data objektif, sementara
symptoms atau gejala merupakan data subjektif. Data signs dan symptoms
diambil dari hasil pengkajian gizi yang dilakukan sebelumnya, serta untuk
mengetahui bagaimana masalah yang terjadi. Signs dan simptoms yang
ditetapkan merupakan dasar untuk monitoring dan evaluasi. Pernyataan
diagnosis gizi yang baik apabila memenuhi syarat-syarat dibawah ini:
1) Sederhana, jelas dan ringkas.
2) Spesifik untuk pasien/klien atau kelompok tertentu.
3) Berkaitan dengan satu masalah pasien/klien atau kelompok yang
berkaitan dengan gizi.
4) Akurat berkaitan dengan penyebabnya (etiologi).
5) Berdasarkan data pengkajian gizi yang akurat dan dapat dipercaya.
2. Domain Klinis
Domain ini adalah masalah gizi utama (P) yang berkaitan dengan ketidak
sesuaian asupan energi, makanan peroral, zat gizi (protein, lemak,
karbohidrat, vitamin dan mineral) serta asupan cairan baik enteral maupun
parenteral. Selain itu juga asupan substansi bioaktif seperti suplemen,
makanan fungsional dan alkohol. Domain asupan terdiri dari 10 kelas dan
beberapa sub kelas dengan pengertiannya sebagai berikut.
Tabel 2
Kelas Domain Klinis
Kelas Sub kelas
Fungsional (NC -1.) Kesulitan menelan NC-1.1
Kesulitan mengunyah/menggigit NC-1.2 Kesulitan
menyusui NC-1.3
Gangguan fungsi Gastro Intestinal NC-1.4
Biokimia (NC 2) Gangguan penggunaan zat gizi (Perubahan
Kemampuan Mengabsorbsi, memetabolisme zat gizi
dan zat bioaktif) NC-2.1
Perubahan nilai laboratorium terkait gizi NC-2.2
Interaksi makanan dan obat NC-2.3
Perkiraan Interaksi Obat dan Makanan NC-2.4
Berat badan (NC- 3) Berat Badan kurang NC-3.1
Penurunan berat badan yang tidak
direncanakan/diharapkan NC-3. 2
Berat Badan Lebih / overweight NC – 3.3
Kenaikan berat badan yang tidak
direncanakan/diharapkan NC-3.4
Sumber: Buku Pedoman Praktis Diagnosa Gizi Dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar. Instalasi Gizi
Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang, 2014.
Tabel 3
Kelas Domain Perilaku – Lingkungan
Kelas Sub kelas
Pengetahuan dan kepercayaan (NB.1) 7 (sub kelas)
Aktifitas dan fungsi fisik (NB 2) 6 (sub kelas)
Keamanan dan akses makanan (NB 3) 3 (sub kelas)
Sumber: Modul Pelatihan TOT Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) bagi Tenaga Gizi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Dit. Gizi Kemenkes RI, WHO, PERSAGI, AsDI. 2014
ASSESSMENT
IDENTIFIKASI DIAGNOSA (PES)
DATA DASAR
MASALAH
1. Diagnosa Medis Chronic Kidney
Chronic Kidney Disease Disease stage 5
stage 5 Drop Out Drop Out
Hemodialisa+Post DOC + Hemodialisa+Post
Shortness Of Breath DOC + Shortness
+Syndrome + anemia renal+ Of Breath
Diabetes Mellitus Tipe 2 +Syndrome +
Uncontrolled+Hiperuricemia+ anemia renal+
HHH+LBP Diabetes Mellitus
Tipe 2
2. Keluhan Utama Uncontrolled+Hiper
Pasien mengalami sesak uricemia+HHH+LBP
nafas,batuk,nyeri pada
pinggang dan kaki,mual.
3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang Sesak, Batuk, nyeri
- Pasien mengalami pinggang dan
sesak nafas , kaki,mual.
sebelum masuk RS
pada tanggal 15 maret
2016
- Pasien mengalami
nyeri pada pinggang
dan kaki.
- Pasien batuk sebelum
masuk rumah sakit
- Pasien mengalami
muntah sejak sehari
sebelum masuk rumah
sakit.
b. Dahulu
- Tidak ada penyakit
dahulu
c. Keluarga
- Tidak ada
4. Skrining Gizi
a. Antropometri P = NC. 3.1 Berat Badan Kurang
- TL= 41 cm berkaitan dengan
= 145,9 cm E = intake kurang dan pasien
- BBI= (1,45)2 x 21 menderita penyakit kronik
= 44,1 kg Status gizi kurang Ditandai dengan
- LILA = 21,5 S = % LILA 67,82%, pasien
- LILA/U menderia GGK komplikasi DM
= (21,5/31,7)x100%
= 67,82 % (kurang) NI-5.2 Malnutrisi protein dan
energi yang nyata berkaitan
denganasupan makanan yang
kurang di masa lampau ditandai
dengan % LILA = 67,82% (status
gizi kurang)
b. Laboratorium NI-5.4 Penurunan kebutuhan zat
- Kreatinin = 3,74 mg/dl Keratin (↑) gizi Protein berkaitan dengan
(↑) Ureum (↑) gangguan fungsi ginjal ditandai
- Ureum = 115,00 mg/dl Kolesterol HDL(↓) Kreatinin 3,74 mg/dl dan ureum
(↑) Hb (↓) 115 mg/dl
- Hb = 8,8 g/dl (↓) Na (↓)
- Natrium= 125 Kalium (↓) NI-5.1 Peningkatan kebutuhan
mmol/L(↓) zat gizi (fe) berkaitan dengan
- Kalium= 2,44 mmol/L penyakit pasien anemia ditandai
(↓) dengan nilai Hb 8,8 g/dl
- Klorida = 102mg/dl (N)
- GDS= 198 mg/dl (N) NC2.2. Perubahan Nilai
- Trigliserida = 89 Laboratorium terkait zat gizi
mg/dL (N) khusus berkaitan dengan
- Kolesterol HDL= 21 gangguan fungsi ginjal ditandai
mg/Dl(↓) dengan kadar ureum dan
- Kolesterol LDL=63 kreatinin tinggi, kadar Fe, Na,
mg/dL(N) Kalium dan HDL rendah
c. Fisik/Klinis
- KU = lemas,sesak KU : Lemas,sesak
nafas,batuk,mual,sulit nafas,mual,sulit
menelan,nyeri menenlan,nyeri
pinggang dan kaki. pada pinggang dan
- RR = 60xmenit kaki.
- Nadi =119xmenit
- Tensi darah = 117/60
mmHg
- Suhu = 36° C
d. Dietary history Asupan makan NI-2.1 Kekurangan intake
Sekarang kurang makanan dan minuman oral
- Pasien mendapatkan berkaitan dengan keadaan
diit Makanan Saring 1 pasien sulit menelan,sesak nafas
+ Cair Rendah Protein ditandai dengan hasil recall
- Nafsu makan kurang. E=7,43%, P=13,03%, L=8,39%,
- Hasil recall KH=5,79%.
E:114,8kkal(7,43%)
P : 6,9 gr(13,03%)
L : 3,6gr(8,39%)
K H : 13,7gr(5,79%)
Dahulu
- Frekuensi makan
3x/hari
- SumberKH adalah
nasi sebanyak 1
centong tiap makan ±
50 gr
- Pasien mengomsumsi
lauk hewani yaitu ikan
laut dengan porsi 1
potong sebanyak 50
gram dengan
frekuensi 1x/minggu..
- Pasien mengomsumsi
sayur setiap hari porsi
kecil seperti
kangkung, sayur krai,
bayam.
- Pasien mengomsumsi
tempe 3x / minggu
sebanyak ±50 gram.
- Pasien mengonsumsi
air putih 8x dalam
sehari sebanyak 1
gelas.
5. Sosial Ekonomi
- Pasien seorang
pedagang kaki lima
- Agama islam
TUGAS MAHASISWA
Kasus
Seorang pasien Ny. Ag, umur 24 tahun, pekerjaan wiraswasta, agama Islam, dirawat d
irumah sakit dengan Diagnosa medis Penyakit Appendicitis Acute Perforata Post
Eksplorasi Laparatomi. Pasien saat ini mengeluh mual, tekanan darah 110/70 mmHg,
Nadi 69x/menit, suhu 35oC, RR 20x/menit.
Hasil anamnesa pola makan pasien menunjukkan Frekuensi makan 3x sehari, Nasi
3x/hari @ (50 gr), Ikan segar satu ekor 2x/hari @ (50 gr), Ayam 1x/hari @ (50 gr),
Daging 1x/hari @ (50 gr), Tahu 2x/hari @ (50 gr), Tempe 1x/hari @ (50 gr), Sayur
jarang di konsumsi dalam 3x/minggu, Sayur bening yang sering dikonsumsi dua kali
sehari, Buah semangka 2x/minggu @ (100 gr), Buah pisang 3x/minggu @(100 gr).
Asupan makanan saat ini adalah Energi = 366 kkal (17,51%), Protein = 10,16 gr
(13,28%), Lemak = 15,25 gr (26,27%) dan Karbohidrat = 49,95 gr (15,93%).
Hasil pengukurang antropometri menunjukkan TB : 166 cm, BB : 45 kg. Hasil
pengukuran biokimia adalah:
Tabel 1. Hasil Laboratorium
Parameter Nilai Normal Interpretasi
3
Leukosit 23,66 10 /µL (4,3 – 10,3 mg/dL) ↑
Ureum 72,80 mg/dL (16,6-48,5mg/dL) ↑
Kreatinin 2,20 mg/dL <1.2 mg/dL) ↑
GDS 76 mg/dL (<200 mg/dL) (N)
Soal
Pemeriksaan Hasil
PT 11.2 /detik
APTT 25.5/ detik
GDS 102 mm/dl
Ureum 19 mm/dl
Kreatinin 0.70 mg/dL
SGOT 66 U/L
SGPT 28 U/L
Albumin 3.4 gr/dl
Natrium 139 mmol/I
Kalium 3.7 mmol/I
Klorida 103 mmol/I
HB 11.4 gr/dl
GDP 174 mg/dl
Soal