Anda di halaman 1dari 13

LK 0.

2: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul MODUL 2 : Rekayasa Perangkat Lunak.


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Object Oriented Analysis Design Dalam Perancangan
Aplikasi/Sistem Informasi.
2. Konsep Manajemen Proyek dalam Pengembangan Sistem
Informasi.
3. Konsep RDBMS dalam Pengelolaan Data.
4. Pemrograman Berorientasi Objek dalam Perancangan
Aplikasi/Sistem Informasi.
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang KB 1. Konsep Object Oriented Analysis Design Dalam
dipelajari Perancangan Aplikasi/Sistem Informasi.
1. Metodologi Berorientasi Objek
Metodologi merupakan cara kerja yang sistematis untuk
memudahkan pelaksanaan pembuatan perangkat lunak guna mencapai
tujuan tertentu. Metodologi berorientasi objek merupakan suatu strategi
pembangunan perangkat lunak yang mengorganisasikan perangkat lunak
sebagai kumpulan objek yang berisi data dan operasi yang diberlakukan
terhadapnya.
Metodologi berorientasi objek adalah suatu cara bagaimana sistem
perangkat lunak dibangun melalui pendekatan objek secara sistematis.
Metode berorientasi objek didasarkan pada penerapan prinsip-prinsip
pengelolaan kompleksitas.
Karakteristik metode berorientasi objek adalah:
1) Cara kerja yang sistematis untuk mengerjakan tahap analisis
berdasarkan pendekatan objek.
2) Ada kumpulan aturan-aturan tertentu yang harus diikuti untuk
menyelesaikan pekerjaan analisis tersebut.
3) Mempunyai urut-urutan aktivitas, teknik, dan alat bantu (tools)
tertentu untuk memodelkan (mendokumentasikan) hasil dari setiap
aktivitas.
Metode Coad dan Yordan disebut juga dengan nama Object Oriented
Analysis (OOA) dan dipandang sebagai salah satu tehnik yang mudah
dipelajari. Notasi model relatif sederhana karena didasarkan pada struktur
fisik dunia nyata, dan petunjuk untuk melakukn analisis cukup jelas.
Metode Rumbaugh dikenal dengan Object Modeling Technique
(OMT) yang dapat digunakan baik untuk analisis maupun desain. Konsep
utama metode ini adalah proses, data store, data flow dan aktor. Metode
ini memiliki tiga model yaitu:
• Model objek
• Model dinamis
• Model Fungsional, yaitu menangani proses dari model, hubungan ke
diagram alir data.
Metode Jacobson dikenal dengan Object Oriented Software
Engineering (OOSE), metode ini memiliki sudut pandang atau fokus
analisis ditekankan pada use case, yaitu deskripsi atau skenario yang
menggambarkan bagaimna pemakai berinteraksi dengan produk atau
sistem yang akan dikembangkan.
Metode Booch merupakan pengembangan makro dan mikro, dengan
anggapan bahwa analisis dan desain merupakan rangkaian kesatuan
aktivitas yang tidak dipisahkan.
Metode Wirfs – Brock disebut juga dengan metode Responsibility
Driven Design/Class Responsibility Collaboration (RDD/CFC). Metode
ini diarahkan pada desain, tetapi sangat berguna untuk memunculkan ide
dalam tahap analisis.
Metode Shlair-Mellor Object Oriented Analysis/Design (OOA/D)
adalah Metode yang menggunakan teknik pemodelan informasi
tradisional yang menjelaskan entitas dalam sistem, menggunakan state
diagram untuk memodelkan keadaan (state) entitas, menggunakan data
flow diagram untuk memodelkan alur data dalam sistem.
2. Metode Analisis Secara Umum.
Metode Analisis Secara Umum pada prinsipnya semua metode
analisis berorientasi objek adalah sama, perbedaan hanya terletak pada
sudut pandang dan teknis pelaksanaannya. Secara umum metode analisis
berorientasi objek mencakup representasi kelas dan hirarki kelas, model
hubungan objek dan model perilaku objek.
Tahap atau skema pelaksanaan analisis berorientasi objek yaitu:
a). Menentukan Kebutuhan Pemakai untuk Sistem Berorientasi
Objek.
b). Identifikasi Kelas Dan Objek.
c). Mengidentifikasi Atribut dan Layanan.
d). Mendefenisikan Struktur dan Hirarki.
e). Membuat Model Hubungan Objek.
f). Membuat Perilaku Objek.
3. Tahapan Pengembangan Sistem Berorientasi Objek
Use-Case Drive merupakan perangkat pemodelan yang bagian
utamanya adalah use case yang digunakan untuk menjelaskan tingkah
laku dari sistem.
Unified process adalah proses pengembangan sistem yang dijelaskan
melalui tahapan-tahapan dan alur kerja (workflows). Tahapannya adalah:
• Inception, merupakan tahapan perencanaan. Business case
dibuat dalam tahapan ini
• Elaboration, merupakan tahapan dimana dilakukan analisis dan
perancangan sistem secara mendalam
• Construction, merupakan implementasi diagram kerja ke dalam kode
program (coding)
• Transition, merupakan pemasangan dan implementasi sistem yang
telah dikembangkan.

Pengembangan perangkat lunak yang mendasari pembangunan


sistem adalah System Development Life Cycle (SDLC) atau siklus hidup
pengembangan sistem. Dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat
lunak, SDLC adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta
model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-
sistem tersebut (Muslihudin & Oktafianto, 2016).
Nugroho (2010) mendefinisikan SDLC adalah pengembangan atau
rekayasa sistem informasi perangkat lunak dapat berarti menyusun sistem
atau perangkat lunak yang benar-benar baru atau yang lebih sering terjadi
menyempurnakan yang telah ada sebelumnya.
Sedangkan menurut A.S. & Shalahuddin (2019), SDLC adalah
proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak
dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan
orang untuk mengembangkan sistem-sitem perangkat lunak sebelumnya
(berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik).
4. Alur Kerja Sistem Berorientasi Objek.
Siklus pemodelan atau langkah-langkah pemodelan dalam
mengembangkan suatu sistem adalah:
1).Rekayasa pemodelan sistem
Yaitu menyangkut pengumpulan kebutuhan (requirement gathering)
pada level sistem dengan sejumlah analisis serta top desain.
2) Analisis
Yaitu kebutuhan perangkat lunak, proses requirement gathering
difokuskan, khususnya pada Perangkat lunak. Untuk memahami sifat
program yang dibangun, analis harus memahami domain informasi,
tingkah laku, unjuk kerja, dan interface yang diperlukan. Kebutuhan
sistem maupun Perangkat Lunak didokumentasikan dan direview
bersama user.
3) Desain
Memiliki fokus terhadap 4 hal, yaitu:
i) Desain database
ii) Arsitektur perangkat lunak iii) Arsitektur interface
iv) Algoritma prosedural.
5. Pemodelan.
Dalam banyak aplikasi engineering, model didefinisikan sebagai
representasi dari sistem yang disederhanakan. Representasi ini pun juga
bermacam-macam mulai dari yang bersifat physical, pictorial, verbal,
schematic dan symbolic dimana:
1) Physical yaitu dengan membuat scaleddown version dari sistem yang
dipelajari(model pesawat, model kereta api).
2) Pictorial, yaitu representasi dengan gambar untuk menggambarkan
kontur permukaan bumi seperti peta topografi dan bola dunia.
3) Verbal, yaitu representasi suatu sistem ke dalam kalimat verbal
yang mengambarkan ukuran, bentuk dan karakteristik.
4) Schematic, yaitu representasi dalam bentuk skema figuratif misalnya
model rangkaian listrik, model Atom Bohr dan lain-lain.
5) Symbolic, yaitu representasi ke dalam simbol-simbol matematik
dimana variable hasil karakterisasi proses atau sistem ke dalam variable
formulasi menggunakan simbol-simbol matematik.
Jadi Pemodelan merupakan suatu proses dalam representasi abstrak
suatu model. Proses pemodelan menampilkan deskripsi suatu proses dari
beberapa perspektif tertentu. Proses pemodelan perangkat lunak
merupakan aktifitas yang saling terkait (koheren) untuk
menspesifikasikan, merancang, implementasi dan pengujian sistem
perangkat lunak. (www.ilmukomputer.com, Pemodelan Data,2005).
6. Unified Modeling Language (UML)
Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa pemodelan untuk
sistem atau perangkat lunak yang berparadigma berorientasi objek”
(Nogroho, 2010). Unified Modeling Language (UML) disebut bahasa
pemodelan bukan metode. Bahasa pemodelan (sebagaian besar grafik)
merupakan notasi dari metode yang digunakan untuk mendesain secara
cepat.
KB 2. Konsep Manajemen Proyek dalam Pengembangan Sistem
Informasi.
1. Konsep Dasar Manajemen Projek.
Menurut Soeharto (1999), manajemen adalah proses merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan anggota,
serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi
(perusahaan) yang telah ditentukan. Selanjutnya menurut Schwalbe
(2006), projek adalah suatu usaha yang bersifat sementara untuk
menghasilkan suatu produk atau layanan yang unik.
Pada umumnya projek melibatkan beberapa orang yang saling
berhubungan aktifitasnya dan sponsor utama dari projek biasanya tertarik
dalam penggunaan sumber daya yang efektif untuk menyelesaikan projek
secara efisien dan tepat waktu.
Sementara itu menurut Gray &Larson (2000), projek adalah kegiatan
yang kompleks, tidak rutin, dan usaha satu waktu yang dibatasi oleh
waktu, anggaran, sumber daya, dan spesifikasi kinerja yang dirancang
untuk memenuhi kebutuhan costumer. Menurut Gray &Larson
(2000), tujuan utama dari projek adalah untuk memuaskan
kebutuhan customer.
Lebih lanjut Nicholas (2001), menyebutkan bahwa terdapat 3
elemen penting dalam manajemen projek yaitu:
a. Manajer projek
Elemen paling penting dalam manajemen projek adalah manajer
projek. Manajer projek adalah seseorang yang bertanggung jawab
untuk merencanakan, mengarahkan, dan mengintegrasikan usaha
kerja dari anggota untuk mencapai tujuan projek. Manajer projek
mengkoordinasikan usaha antar area fungsional dan
mengintegrasikan perencanaan dan pengendalian dari biaya, jadwal,
dan pembagian tugas dalam suatu projek.
b. Tim projek
Tim projek merupakan kumpulan orang yang biasanya berasal
dari area fungsional yang berbeda yang akan saling bekerja sama
dengan tujuan untuk menyelesaikan pekerjaan projek.
c. Sistem manajemen
Sistem manajemen projek dibuat berdasarkan struktur organisasi,
proses informasi, dan pelatihan serta prosedur yang mengintegrasikan
elemen dari organisasi projek secara vertikal dan horizontal. Elemen
vertikal meliputi pemecahan tugas dalam projek. Sedangkan elemen
horizontal meliputi unit fungsional dan departemen yang terlibat
dalam projek.
2. Fungsi dan Batasan Manajemen Projek.
Berikut ini adalah beberapa fungsi manajemen projek:
1) Pelingkupan (scooping), yang menjelaskan mengenai batas-batas
dari sebuah projek.
2) Perencanaan (planning), menidentifikasi tugas apa saja yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan sebuah projek.
3) Perkiraan (estimating), setiap tugas yang dibutuhkan dalam
penyelesaian sebuah projek harus diperkirakan.
4) Penjadwalan (scheduling), seorang manajer projek harus
bertanggung jawab atas penjadwalan seluruh kegiatan suatu projek.
5) Pengorganisasian (organizing), seorang manajer projek
memastikan bahwa seluruh anggota tim dari sebuah projek
mengetahui peran serta tanggung jawab masing-masing dan hubungan
laporan mereka kepada manajer projek.
6) Pengarahan (directing), mengarahkan seluruh kegiatan-kegiatan
tim dalam projek.
7) Pengontrolan (controlling), fungsi pengontrolan atau
pengendalian ini mungkin saja merupakan fungsi tersulit dan juga
terpenting bagi seorang manajer apakah projek akan berjalan
semestinya ataukah tidak.
8) Penutupan (closing), manajer projek hendaknya selalu menilai
keberhasilan atau kegagalan pada kesimpulan dari sebuah projek yang
dijalani.
3. Metodologi Umum Pelaksanaan dan analisis Projek
Sistem Informasi (Metode Generik)
Secara umum, projek-projek sistem informasi dalam perusahaan
atau organisasi dapat dikategorikan dalam 3 kelompok besar.
1)Projek yang bersifat pembangunan jaringan infrastruktur
teknologi informasi, menyangkut hal-hal mulai dari pengadaan dan
instalasi komputer sampai dengan perencanaan dan pengembangan
infrastruktur jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide
Area Network).
2)Implementasi dari paket program aplikasi yang dibeli di pasaran
dan diterapkan di perusahaan, mulai dari software kecil seperti
produk- produk retail Microsoft sampai dengan aplikasi terintegrasi
berbasis ERP, seperti SAP dan BAAN.
3)Perencanaan dan pengembangan aplikasi yang dibuat sendiri secara
khusus (customized software), baik oleh internal perusahaan maupun
kerja sama dengan pihak luar seperti konsultan dan software house.
Terdapat enam langkah pengembangan dalam manajemen Projek
sistem informasi yaitu: Tahap perencanaan, Analisis, Desain,
Konstruksi, Implementasi, Pascaimplementasi.
4. Proposal Projek Sistem Informasi.
Proposal projek adalah suatu rancangan kegiatan atau kerja
projek yang disusun secara sistematis dan terperinci sesuai standar
oleh seseorang atau sekelompok perencana untuk diajukan kepada
pihak pemegang projek dalam mendapatkan persetujuan maupun
bantuan dalam perencanaannya atau pengerjaannya.
Adapun ciri-ciri proposal projek sebagai berikut :
1) Proposal projek dibuat untuk meringkas kegiatan projek yang
akan dilakukan.
2) Sebagai pemberitahuan pertama suatu kegiatan projek.
3) Berisikan tujuan-tujuan projek, latar belakang kegiatan projek.
4) Berupa lembaran-lembaran pemberitahuan yang telah dijilid yang
nantinya diserahkan kepada yang penyelenggara kegiatan projek.
5) Ada pihak yang mengajukan.
6) Ada pihak yang menyetujui.
7) Terdapat gambaran kegiatan projek secara umum.
8) Disusun sebelum rencana kerja.
9) Bersifat bisnis.
10) Memiliki sasaran dan tujuan yang jelas.
11) Manfaat pembuatan proposal projek sebagai berikut:
12) Menjadi rencana yang mengarahkan pengembang dalam
melaksanakan kegiatan projek.
13) Menjelaskan secara tidak langsung kepada pihak-pihak yang
ingin mengetahui kegiatan projek.
14) Untuk meyakinkan user atau sponsor agar mereka
memberikan dukungan material maupun finansial dalam
mewujudkan kegiatan projek.
15) Sebagai gambaran awal sebuah kegiatan projek.
16) Sebagai alat untuk memperoleh persetujuan dari pihak projek
berwenang.
17) Sebagai alat pengontrol jalannya kegiatan projek.
18) Sebagai alat evaluasi kegiatan projek.
19) Sebagai salah satu alat untuk memperluas jaringan kerja dan
komunikasi.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menyusun proposal
projek yang baik sebagai berikut:
1) Sistematis, artinya proposal projek yang disusun harus berurutan
secara sistematis menurut pola tertentu, dari yang paling sederhana
hingga yang paling kompleks agar efektif dan efisien
2) Terencana, artinya proposal projek tersebut dibuat secara sengaja
dan telah dipikirkan langkah-langkah pelaksanaanya, serta mengacu
pada tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan projek.
3) Mengikuti konsep ilmiah, artinya pengerjaan proposal projek
mulai dari awal hingga akhir harus sesuai dengan cara-cara atau
metode ilmiah yang sudah ditentukan.
4) Jelas dan dapat dimengerti, artinya roposal projek yang dibuat
harus jelas dan menggambarkan kegiatan projek yang akan
dilaksanakan. Sehingga pihak penerima dapat mendapatkan
gambaran jelas tentang kegiatan projek yang akan dilaksanakan
tersebut.
KB 3. Konsep RDBMS dalam Pengelolaan Data.
1. Konsep Basis Data dalam RDBMS.
Definisi Database Management System (DBMS) pada sejumlah
literatur sangatlah bervariasi. Namun secara umum DBMS diartikan
sebagai suatu program aplikasi komputer yang digunakan untuk
memasukkan, mengubah, menghapus, memanipulasi dan memperoleh
data dan atau informasi dengan praktis dan efisien. Menurut Date (1995),
sistem basis data dalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utamanya
adalah memelihara informasidan membuat informasi tersebut tersedia
saat dibutuhkan.
Dibandingkan dengan sistem data yang berbasis kertas, DBMS
memiliki beberapa keunggulan:
1) Mengurangi redundancy, data yang sama pada beberapa aplikasi
cukup disimpan sekali saja.
2) Integrity, data tersimpan secara akurat.
3) Menghindari inkonsisten, karena redundancy berkurang, maka update
data jadi lebih efisien.
4) Penggunaan data bersama, data yang sama dapat diakses oleh beberapa
user pada saat bersamaan.
5) Menyangkut keseragaman penyajian data.
6) Menyeimbangkan kebutuhan, dapat ditentukan prioritas suatu operasi,
misal antara update dengan retrieval.
2. Abstraksi Data
Abstraksi data dalam DBMS biasanya dibagi menjadi 3 lapis, yaitu:
1) Lapis fisis
Lapis fisis merupakan lapisan terendah dalam abstraksi data. Lapis
ini menjelaskan bagaimana data sesungguhnya disimpan. Pada
lapis inilah struktur data dijabarkan secara rinci.
2) Lapis konseptual
Lapis konseptual bersifat lebih tinggi daripada lapis fisis. Lapis ini
menjabarkan data apa saja yang sesungguhnya disimpan pada basis
data, dan juga menjabarkan hubungan- hubungan antar data. Level
ini biasanya digunakan oleh Database Administrator (DBA).
3) Lapis pandangan
Lapis pandangan merupakan lapis tertinggi pada abstraksi data. Pada
lapis ini pengguna hanya mengenal struktur data yang sederhana
yang berorientasi pada kebutuhan pengguna. Data yang dikenal oleh
masing-masing pengguna bisa berbeda-beda dan barangkali hanya
mencakup sebagian dari basis data.
3. Model Basis Data.
Model basis data menyatakan hubungan antar rekaman yang
tersimpan dalam basis data. Beberapa literatur menggunakan istilah
struktur data logis untuk menyatakan keadaan ini. Model dasar yang
paling umum ada 3 macam, yaitu model hierarkis, jaringan, dan
relasional.
4. Perintah DBMS.
Semua DBMS minimal mempunyai tiga macam perintah yang
digunakan untuk mengelola dan mengorganisasikan data, yaitu:
1) Bahasa Definisi Data (DDL/Data Definition Language)
2) Bahasa Manipulasi Data (DML/Data Manipulation Language)
3) Bahasa Pemerolehan Data (DQL/Data Query Language)
Selain kedua macam perintah di atas, pada kebanyakan DBMS
sekarang juga terdapat perintah yang tergolong DCL (Data Control
Language) yang berkaitan dengan pengaturan sekuritas terhadap basis
data.
5. Keamanan Basis Data.
Keamanan merupakan suatu proteksi terhadap pengrusakan data dan
pemakaian data oleh pemakai yang tidak punya kewenangan. Keamanan
database adalah suatu cara untuk melindungi database dari ancaman, baik
dalam bentuk kesengajaan atau pun bukan.Ancaman adalah segala situasi
atau kejadian baik secara sengaja maupun tidak yang bersifat merugikan
dan mempengaruhi sistem database.
Keamanan basis data dapat dikelompokan sebagai berikut :
• Pencurian dan penipuan
• Hilangnya kerahasiaan dan privasi
• Hilangnya integritas
• Hilangnya ketersediaan
Secara garis besar keamanan database dikategorikan sebagai
berikut:
• Keamanan server
• Trusted Ip Access
• Koneksi Database
• Kontrol Akses Tabel
Konkurensi merupakan mekanisme untuk menjamin bahwa
transaksi yang konkuren pada basis data multi user yang tidak saling
mengganggu operasinya masing-masing.
Enkripsi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengkodekan
data sedemikian rupa sehingga keamanan informasinya terjaga dan tidak
dapat dibaca tanpa didekripsi (kebalikan dari proses enkripsi) dahulu.
Enkripsi merupakan proses pengamanan suatu informasi dengan cara
membuat informasi tersebut tidak dapat dibaca tanpa bantuan
pengetahuan khusus.
6. Replikasi Basis Data.
Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy dan
pendistribusian data dan objek-objek database dari satu database ke
database lain dan melaksanakan sinkronisasi antara database sehingga
konsistensi data dapat terjamin. Dengan menggunakan teknik replikasi
ini, data dapat didistribusikan ke lokasi yang berbeda melalui koneksi
jaringan lokal maupun internet. Replikasi juga memungkinkan untuk
mendukung kinerja aplikasi, penyebaran data fisik sesuai dengan
penggunaannya, seperti pemrosesan transaksi online dan DSS (Desiscion
Support System) atau pemrosessan database terdistribusi melalui
beberapa server.

KB 4. Pemrograman Berorientasi Objek dalam Perancangan


Aplikasi/Sistem Informasi.
1. Konsep Pemrograman Berorientasi Objek.
Object-oriented programming atau OOP adalah suatu metode
pemrograman yang berorientasi pada objek. Program-program yang telah
ada merupakan gabungan dari beberapa komponen-komponen kecil yang
sudah ada sebelumnya. Hal itu dapat mempermudah pekerjaan seorang
programmer dalam melakukan pengembangan program.
Dalam object oriented programming, dikenal empat prinsip yang
menjadi dasar penggunaannya. Merangkum Freecodecamp, keempat
prinsip OOP tersebut adalah sebagai berikut:
1) Encapsulation
Encapsulation atau pengkapsulan adalah konsep tentang pengikatan
data atau metode berbeda yang disatukan atau “dikapsulkan” menjadi satu
unit data. Maksudnya, berbagai objek yang berada dalam class tersebut
dapat berdiri sendiri tanpa terpengaruh oleh yang lainnya. Encapsulation
dapat mempermudah pembacaan kode.
2) Abstraction
Prinsip selanjutnya yaitu abstraction. Prinsip ini sendiri berarti
memungkinkam seorang developer memerintahkan suatu fungsi, tanpa
harus mengetahui bagaimana fungsi tersebut bekerja. Lebih lanjut,
abstraction berarti menyembunyikan detail latar belakang dan hanya
mewakili informasi yang diperlukan untuk dunia luar.
3) Inheritance
Inheritance dalam konsep OOP adalah kemampuan untuk
membentuk class baru yang memiliki fungsi turunan atau mirip dengan
fungsi yang ada sebelumnya. Konsep ini menggunakan sistem hierarki
atau bertingkat. Maksudnya, semakin jauh turunan atau subclass-nya,
maka semakin sedikit kemiripan fungsinya.
4) Polymorphism
Prinsip terakhir dalam OOP adalah polymorphism. Pada dasarnya
polymorphism adalah kemampuan suatu pesan atau data untuk diproses
lebih dari satu bentuk. Salah satu ciri utama dari OOP adalah adanya
polymorphism. Tanpa hal ini, suatu pemrograman tidak bisa dikatakan
sebagai OOP. Polymorphism sendiri adalah konsep di mana suatu objek
yang berbeda-beda dapat diakses melalui interface yang sama.
Macam-macam bahasa pemrograman yang cocok untuk penerapan
metode OOP adalah sebagai berikut:
1) Visual Foxpro
2) Java
3) C++
4) Pascal (bahasa pemrograman)
5) Visual Basic.NET
6) SIMULA
7) Smalltalk
8) Ruby
9) Python
10) PHP
11) C#
12) Delphi
13) Eiffel
14) Perl
15) Adobe Flash AS 3.0
2 Daftar materi yang sulit 1. KB 3: Konsep RDBMS dalam Pengelolaan Data.
dipahami di modul ini 2. KB 4: Pemrograman Berorientasi Objek dalam Perancangan
Aplikasi/Sistem Informasi.

3 Daftar materi yang sering 1. Pemahaman Script


mengalami miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai