Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS JENIS TRAUMA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PETER

KARYA RISA SARASWATI SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR


SASTRA DI SMA

Muhammad Haris, Iis Suwartini


Psikologi merupakan salah satu hal yang sensitif bagi manusia, terkhusus
bagi seorang anak. Karena pada usia dia perkembangan psikologi seorang
anak sangatlah perlu diperhatikan, terutama oleh orang tua. Ada beberapa
faktor yang dapat membuat psikologi seorang anak bermasalah, anatara lain
faktor keluarga, seklah, lingkungan bermain, dll. Hal yang paling mudah
membuat psikologi anak bermasalah adalah karena adanya hal yang tidak
menyenangkan, sehingga anak mengalami sebuah trauma.Dalam penelitian
ini peneliti membahas terkait jenis trauma tokoh utama dan novel Peter
karya Risa Saraswati sebagai alternatif bahan ajar sastra di SMA.Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, metode yang digunakan adalah
analisis ini yang digunakan dalam menelaah suatu karya sastra.Karya sastra
yang dianalisis dalam penelitian ini adalah novel Peter karya Risa
Saraswati.Dimana menurut peneliti dalam novel tersebut ada beberapa hal
yang membuat tokoh Peter mangalami sebuah trauma.

Kata kunci: trauma, novel, bahan ajar.

Pendahuluan sebuah cerita yang diperankan.Dari


Karya sastra merupakan dunia tokoh yang digambarkan, pengarang
imajinatif yang merupakan hasil kreasi tidak lepas dari sebuah konflik yang
pengarang setelah merefleksi dibahas dalam sebuah cerita,
lingkungan sosoial kehidupannya khususnya dalam sebuah novel.
(Ma’ruf. 2009: 1).Menurut kamus Konflik sangat berperan penting dalam
bahasa Inggris sastra berarti suatu cerita, dengan adanya sebuah
literature.Salah satu bentuk karya konflik akan membaut alur menjadi
sastra salah satunya adalah lebih beragam dan bagi pembaca akan
novel.Menurut (Mihardja, 2012: 39) menjadi penasaran dengan cerita yang
mengartikan bahwa novel adalah dihadirkan. Konflik yang dialami oleh
sebuah karya fiksi yang ditulis tokoh biasanya dapat membaut
naratif.Suatu karya sastra tidak gangguan psikologis, salah satunya
terlepas dari peran sebuah tokoh yang adalah dapat membuat trauma.
menyajikan cerita tersebut menjadi Karya sastra yang berkaitan
lebih menarik. dengan pikologis sangat banyak
Menurut (Aminuddin, 2002:79) digemari oleh penikmat karya sastra.
tokoh adalah orang yang Karena mereka merasa apa yang
mengambarkan suatu peristiwa dalam mereka alami akan terwakili dengan

68
Komposisi, 2019, Tahun 4, No. 2

adanya cerita yang serupa dengan apa segi bahasa, psikologi dan latar
yang dialaminya. Menurut (Minderop: belakang budaya.
2016:35) karya sastra psikologis Kajian yang digunakan dalam
sangat berkaitan dengan emosional, penelitian ini adalah kajian psikologi
spiritual, dan mental. Karya sastra sastra, menurut (Endraswara: 2011:96)
yang memandang fenomena psikologis menjelaskan bahwa psikologi sastra
akan menampilkan aspek-aspek adalah kajian sastra yang memandang
kajiannya melalui tokoh (Suaka: karya sastra sebagai aktivitas jiwa.
2014:229), maka dari itu antara tokoh Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dan konflik sangat bersinambungan. mengetahui jenis trauma yang dialami
Trauma merupakan salah satu oleh tokoh Peter dan novel Peter karya
kelainan psikologis yang terjadi akibat Risa Saraswati dijadikan sebagai
dari tekanan jiwa atau jasmani (KBBI alternatif bahan ajar sastra di SMA.
V). Adapun pengertian trauma
menurut (Anwar dalam Shelrivonia, Metode
2018:4) adalah keadaan jiwa atau Penelitian ini merupakan
tingkah laku yang tidak normal penelitian deskriptif kualitatif,
penelitian deskriptif adalah penelitian
sebagai akibat dari tekanan jiwa atau
yang dilakukan untuk mendeskripsikan
cedera jasmani; luka berat.Dalam hal
atau menggambarkan suatu fenomena
ini, (Mendatu, 2010:22) pristiwa yang
yang terjadi di dalam masyarakat.
dapat menimbulkan trauma sangat
beragam jenisnya, berdasarkan Penelitian kualitatif yaitu untuk
keterlibatannya itu, pristiwa traumatik mendeskripsikan dan menganalisis
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu fenomena yang dialami oleh subjek
trauma imperasonal, interpersonal dan penelitian secara menyeluruh dengan
kelekatan. cara deskriptif dalam bentuk kata-kata
dan bahasa. Maka dari itu dapat
Selain itu peran karya sastra juga
diartikan bahwa penelitian deskriptif
sangat penting bagi dunia pendidikan,
kualitatif adalah penelitian yang
maka dari itu peneiti berharap novel
Peter karya Risa Saraswati dapat mendeskripsikan suatu fenomena yang
dijadikan sebagai alternatif bahan ajar terjadi kemudian dideskrisikan
sastra di SMA dengan memperhatikan menggunakan kata-kata bukan
aspek-aspek yang dikemukakan oleh angka.Metode yang digunakan adalah
(Rahmanto 1988:27) dalam teknik pengumpulan data dan
menelaah suatu karya sastra.Karya
pengenalan karya sastra di sekolah ada
sastra yang digunakan dalam
tiga aspek yang perlu diperhatikan
penelitian ini adalah nove Peter karya
dalam pemilihan bahan ajar yaitu dari

69
Haris, Analisis Jenis Trauma…

Risa Saraswati.Data yang Tabel 1. Jenis Trauma Tokoh


dikumpulkan dan dikaji dalam Utama dalam Novel Peter Karya
penelitian ini adalah isi dari hasil Risa Saraswati
analisis karya sastra.Sedangkan Jenis
No Hal Frek
sumber data yang digunakan adalah Trauma
sumber data suatu karya sastra, yaitu Trauma
1. - 0
novel Peter karya Risa Impersonal
Saraswati.Teknik yang digunakan 158, 158,
Trauma
untuk mengumpukan data yaitu 2. 159, 5
Interpersonal
dengan teknik baca catat dan metode 161,161
kajian kepustakaan. Sedangkan teknik 66, 161,
analisis yang digunakan adalah analisis 17, 21,
Trauma
interaktif meliputi, membaca karya 3. 21, 37, 10
Kelekatan
sastra, mengidentifikasi data-data 144, 16,
sesuai dengan kategori, , penyajian 125
data, kemudian penarikan kesimpulan.
Jumlah 15
Hasil dan Pembahasan Dari tabel di atas dapat dilihat
Setelah ditemukannya hasil bahwa tokoh Peter hanya
penelitian, kemudian peneliti akan mengalami dua jenis trauma, yaitu
membahas hasil penelitian yang telah trauma interpersonal dengan
peneliti lakukan sebelumnya. Dari mengalami sebuah intimidasi,
hasil penelitian ditemukan data sebagai pemukulan, ancaman,
betrikut. penyiksaan.Kemudian trauma
kelekatan dengan mengalami
1. Jenis Trauma Tokoh Utama sebuah kekerasan fisik, kekerasan
dalam Novel Peter Karya Risa psikologis, anak diperlakukan
Saraswati kejam, dan dipisahkan dengan
Dalam novel Peter karya Risa orang dekat.
Saraswati tokoh Peter mangalami
a. Trauma Impersonal
beberpa jenis trauma, yaitu trauma Dalam pencarian data, peneliti
interpersonal dan trauma
tidak menemukan data yang
kelekatan. Selama proses pencarian
berkaitan dengan jenis trauma
data, peneliti tidak menemukan impersonal yang dialami oleh
trauma impersonal, yaitu trauma tokoh Peter. Trauma impersonal
yang berkaitan dengan kejadian menurut (Mendatu, 2010:22)
alam. adalah pristiwa yang tidak

70
Komposisi, 2019, Tahun 4, No. 2

melibatkan penderita dengan orang psikologis, anak diperlakukan


lain, contohnya seperti gempa kejam, dan anak dipisahkan
bumi, banjir, tsunami, longsor, dll. dengan orang dekatnya.Trauma
b. Trauma Interpersonal kelekatan yang paling banyak
Trauma interpersonal yang dialami oleh Peter adalah
dialami oleh Peter terjadi karena kekerasan secara psikologis,
adanya beberapa faktor, seperti peneliti menemukan 6
intimidasi, pemukulan, ancaman, data.Tindakan kekerasan
dan penyiksaan.Berdasarkan data psikologis yang dialami oleh
yang telah diperoleh, trauma tokoh Peter dapat dilihat dalam
interpersonal yang dialami oleh kutipan beriku.
tokoh Peter dapat dilihat dalam “Anak ini bodoh! Bodoh sekali,
kutipan berikut. Beatrice! Aku tak pernah
Michael tampak kaget, namun meminta anak yang bodoh
didorong refleks, anak itu kepada Tuhan! Dan terkutuklah
berlari ke arah Peter sambil aku sekarang karena diberi
melayangkan tinju, tepat ke anak yang bodoh seperti
wajah Peter.Seketika itu juga, dia!”Albert geram, telunjuknya
tubuh Peter ambruk.Tak hanya tak berhenti-berhenti menunjuk
terluka, dia pun pingsan Peter.Tangis Peter semakin
seketika. (Saraswati, 2016:161) keras, Beatrice memluknya
Pemukulan yang dialami oleh dengan sangat erat sekarang.
Peter dilakukan oleh Michael saat (Saraswati, 2016: 21)
mereka melakukan perdebatan. Kutipan di atas merupakan
Pemukulan yang diterima Peter suatu perkataan yang diterima
tepat dibagian wajah Peter Peter dari sang papa, yaitu Albert.
sehingga membuatnya pingsan Peter mendapatkan perkataan-
seketika karena perbuatan perkataan yang tidak pernah ia
Michael. Respon yang dilakukan dengar sebelumnya, sehingga
oleh Peter setelah sadar, ia membuatnya menangis dan
merasakan ketakutan karena merasa takut terhadap sang papa.
peristiwa yang dialaminya. Albert yang kasar dan memaksa
c. Trauma Kelekatan Peter untuk menuruti apa yang ia
Trauma kelekatan yang mau, membuat Peter merasa
dialami oleh tokoh Peter dalan tertekan dan menimbulkan respon
novel Peter karya Risa Saraswati ketakutan terhadap Peter. Peter
berupa kekerasan fisik, kekerasan merasa bahwa ia adalah anak yang

71
Haris, Analisis Jenis Trauma…

tidak pernah Albert inginkan, 2. Penerapan Novel Peter sebagai


karena ia dianggap bodoh oleh alternatif Bahan Ajar Sastra di
Albert. SMA
Adapun kejadian kekerasan Pemilihan bahan ajar sastra
psikologis yang dialami oleh Peter menurut (Rahmanto, 1988:27)
di lingkungan sekolahnya, yang perlu mempertimbangkan tiga
membuatnya trauma dengan yang aspek yaitu bahasa, psikologi dan
namanya bangku sekolah.Berikut latar belakang budaya.
adalah kutipan dari kekerasan a. Bahasa
psikologis. Dari segi bahasa novel Peter
Salah seorang anak karya Risa Saraswati dapat
perempuan berambut pirang dijadikan alternatif bahan ajar,
berdiri sambil meneriakinya, karena bahasa yang digunakan
“ Bodoh! Anak ini bodoh! oleh pengarang mudah untuk
Hahaha!” (Saraswati, 2016: dipahami oleh peserta didik.hal
37) ersebut dapat dilihat dari kutipan
Kutipan di atas merupakan berikut.
suatu kejadian yang berlatar Peter membelalak seketika,
tempat di suatu sekolah.Hari itu lalu berdiri dengan cepat di
adalah hari dimana pertama hadapan Beatrice “Apa
kalinya Peter masuk sekolah. maksudmu, Mama? Kita
Sedari pagi Peter sangat semua akan pindah ke
bersemangat untuk bersekolah, Netherland?” dia bertanya,
karena keinginannya selama ini setengah berteriak saking
dikabulkan oleh sang papa. Tetapi, gembiranya. (Saraswati, 2016:
hari itu diluar ekspetasi Peter, 126)
teman-teman kelasnya justru Dari kutipan di atas dapat
menceomoh bahkan menghina terlihat jelas bahwa bahasa yang
Peter dengan kata “bodoh” digunakan oleh penulis sangatlah
.Kejadian tersebut membuat Peter mudah untuk dimengerti oleh
tidak ingin lagi bersekolah dan pembaca.Dalam kutipan di atas
merasa takut dengan sekolah, penulis hanya menggunakan diksi
hingga hari itu adalah hari “membelalak” untuk
pertama sekaligus hari terakhir mendefinisikan sorotan mata yang
Peter bersekolah. lebar.

72
Komposisi, 2019, Tahun 4, No. 2

b. Psikologi yang tamak malu-malu.“Ini


Dari segi prikologi novel adalah anakku, Peter.Berikan
Peter karya Risa Saraswati dapat salam pada mereka semua,
dijadikan alternatif bahan ajar Peter!” Pintanya pada sang
sastra karena banyak sekali nilai anak. Peter mengangguk dan
moral yang terdapat dalam novel membungkukan badannya,
tersebut.Hal tersebut dapat dilihat “Peter Van Gils,” dia
dari kutipan sebagai berikut. memperkenalkan diri dengan
“Jangan pernah lakukan itu, suara pelan. (Saraswati,
oke?Kalau kau menyakiti 2016: 84)
Bungan dan segala Dari kutipan di atas terlihat
tumbuhan, berarti kamu sekali budaya perkenalan yang
menyakiti sangat berbeda dengan budaya di
Mama.Mengerti?”Beatrice Indonesia, tetapi budaya tersebut
menatap anaknya. tidak mengurangi rasa sopan dan
(Saraswati, 2016: 72) menghargai kepada seseorang
Kutipan di atas juga yang lebih tua.
menunjukan sikap kematangan Berdasarkan kriteria
psikologis Beatrice yang mencoba pemilihan bahan ajar, novel Peter
memberikan pemahaman kepada karya Risa Saraswati telah
Peter bahwa ia harus menyayangi memenuhi ketika kriteria tersebut
segala mahluk hidup dan juga yaitu dari segi bahasa, psikologi
menjaganya. Sikap kematangan dan latar belakang budaya. Oleh
psikologis Beatrice dapat ditiru karena itu, penelitian ini akan
oleh peserta didik bahwa setiap dipublikasikan menyesuaikan
manusia memang sudah dengan kurukulum 2013 edisi
seharusnya saling menghargai, revisi 2017 yang berkaitan dengan
merawat dan saling mengingatkan. teks novel yaitu dalam KD 3.9 dan
c. Latar Belakang Budaya 4.9 yang kemudian akan
Dari segi latar belakang dikembangkan menjadi bahan
budaya, banyak sekali nilai positif ajar.
yang dapat diambil oleh peserta
didik.hal tersebut dapat dilihat dari Simpulan dan Saran
kutipan sebagai berikut. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, diketahui bahwa dala novel
Beatrice tertawa mendengar
Peter karya Risa Sarasawati, tokoh
suara nyaring anak itu,
Peter hanya mengalami jenis trauma
sambil menarik tangan Peter

73
Haris, Analisis Jenis Trauma…

interpersonal dan kelekatan dengan Mendatu, Achmanto. 2010. Pemulihan


total data 15 data. Kemudian untuk Trauma. Yogyakarta: Jalasutra.
dijadikan sebagai alternatif bahan ajar Mihardja, Ratih. 2012. Buku Pintar:
sastra, novel Peter karya Risa Sastra Indonesia. Jakarta: PT
Saraswati dapat dijadikan alternatif Niaga Swadaya.
bahan ajar karena sudah memenuhi Minderop, Albertine. 2013. Psikologi
tiga aspek pemilihan bahan ajar di Sastra: Karya Sastra, Metode,
sekolah, yaitu dari aspek bahasa, Teori, dan Contoh Kasus.
psikolohi, dan latar belakang budaya. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Berdasarkan penelitian yang Indonesia.
telah peneliti lakukan, dari novel yang Rahmanto, B. 1988.Metode
telah peneliti analisis diharapkan Pengajaran Sastra. Bandung: PT
peserta didik dapat mengabil nilai-nilai Manale Penghibur.
positif yang terdapat dalam novel Sherlivonia, Favridilla Putri .2018.
Peter karya Risa Saraswati.Peneliti Trauma Tokoh Arima Kousei
juga berharap bagi pendidik dapat dalam Komik Shigatsuwa
menyesuaikan bahan ajar sesuai Kimino Uso Karya Naoshi
dengan tiga aspek pemilihan bahan Arakawa; Tinjauan Psikologi
ajar.Semoga dengan adanya penelitian Sastra. Diploma Thesis, Padang:
ini dapat menumbuhkan gerakan Universitas Andalas.
literasi bagi peserta didik. Suaka, I Nyoman. 2014. Analisis
Sastra: Teori dan Aplikasi.
Daftar Rujukan Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Al-Ma’arif, Ali Imron. 2009. Stilistika:
Teori, Metode, dan Aplikasi
Pengkajian Estetika Bahasa.
Surakarta: Cakra Books Solo.
Aminuddin. 2002. Pengantar
Apresiasi Karya Sastra.
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Endraswara, Suwardi. 2005. Metode
dan Teori Pengajaran Sastra.
Yogyakarta: Buana Pustaka.
Kemendikbud. 2016. KBBI.
https://kbbi.kemdikbud.go.id.
Diakses pada tanggal 30 Juli
2019

74

Anda mungkin juga menyukai