Anda di halaman 1dari 2

Izin Menyampaikan tanggapan:

Sanksi pidana pajak bisa menimpa siapa saja. Bahkan, seorang olahragawan
internasional yang dikenal kaya dan dermawan sekalipun bisa terkena sanksi pidana
pajak.

Salah satu contoh kasus yang ramai diperbincangkan adalah olahragawan kelas dunia
yang belum lama ini didakwa melakukan penggelapan pajak oleh pemerintah Spanyol.
Tidak tanggung-tanggung, besar pajak yang digelapkan senilai US$ 16 juta yang setara
dengan Rp 241 miliar.

Sang atlet tersohor itu pun menerima dakwaan berupa hukuman dua tahun penjara dan
denda. Untungnya, yang bersangkutan merupakan salah satu wajib pajak yang dinilai
patuh dan belum pernah didakwa dengan kasus serupa sebelumnya.

Alhasil, hukuman pun diringankan menjadi hukuman percobaan selama dua tahun dan
pengurangan denda yang di awal senilai US$ 16 juta menjadi US$ 6,8 juta.

Sanksi pidana pajak adalah jenis sanksi yang dapat dikenakan pada wajib pajak
maupun pejabat. Sanksi tersebut dapat berupa denda pajak atau berakibat pada
hukuman badan seperti penjara atau kurungan.

Berikut ini adalah penjelasan dari sanksi denda, penjara dan kurungan dalam pidana
pajak:

1. Denda pidana. Sanksi ini dikenakan pada wajib pajak/pejabat pajak maupun pihak
ketiga yang melakukan pelanggaran norma. Contoh pelanggaran norma adalah pejabat
pajak yang tidak menjaga kerahasiaan data wajib pajaknya sendiri sehingga bisa
dikenakan sanksi pajak pidana berupa denda senilai Rp 4 juta.

2. Pidana Kurungan. Sanksi ini berupa perampasan kebebasan wajib pajak/pejabat


pajak dan pihak ketiga yang melakukan pelanggaran peraturan perpajakan. Seorang
wajib pajak/pejabat pajak atau orang ketiga juga dapat dikenakan kombinasi sanksi
pajak seperti denda dan kurungan. Namun, hal itu tergantung dari tingkat pelanggaran
norma yang dilakukan dan jumlah kerugian negara yang ditimbulkan.

3. Pidana penjara. Pidana penjara tidak sama dengan pidana kurungan.


Perbedaannya terlihat dari jangka waktu. Jika kurungan umumnya berlangsung singkat,
pada pidana penjara perampasan kebebasan bisa bertahun-tahun hingga seumur
hidup. Pidana pajak ditujukan bagi wajib pajak dan pejabat pajak yang melakukan
tindak pidana kejahatan.

Sanksi pidana pajak dibuat untuk berbagai macam tujuan yakni:

 Membuat wajib pajak lebih mematuhi aturan pajak.


 Membuat jera para pelanggar peraturan pajak.
Jika merujuk pada kasus yang disampaikan pada awal artikel ini, sanksi pidana pajak
muncul karena terdakwa melakukan penggelapan pajak. Namun, di Indonesia, sanksi
pidana pajak juga bisa muncul karena sebab-sebab lain seperti:

 Wajib pajak yang dengan kealpaannya tidak menyampaikan SPT atau wajib
pajak menyampaikan SPT namun memalsukan dokumen atau mengisi data yang
tidak benar.
 Wajib pajak dengan sengaja tidak melaporkan SPT.
 Menolak untuk diperiksa oleh petugas pajak.
 Tidak menyelenggarakan pembukuan yang benar.
 Menyalahgunakan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Terima kasih.

Sumber: Modul dan Internet

Anda mungkin juga menyukai