Kriptokokus
Kriptokokus
PENDAHULUAN
Penyakit infeksi masih tetap merupakan problem utama kesehatan di Indonesia. Penyakit
infeksi jamur selama ini masih merupakan penyakit yang relatif jarang dibicarakan. Akan
tetapi akhir-akhir ini perhatian terhadap penyakit ini semakin meningkat dan kejadian infeksi
jamur paru semakin sering dilaporkan. Cryptococcus neoformans merupakan salah satu jamur
yang dapat menginfeksi manusia. Cryptococcus neoformans adalah jamur tak berkapsul yang
bersifat patogen. Didapatkan secara meluas di alam dan sebagian besar pada tinja burung
merpati yang kering. Penyakit yang ditimbulkan biasanya terkait dengan fungsi imun yang
tertekan. Infeksi berupa infeksi subklinik. Cryptococcus neoformans mampu tumbuh dengan
optimal pada suhu 370C berbeda dangan spesies cryptococcus yang non patogen. Pengobatan
Pada tahun 1894, penemuan berasal dari fermentasi jus buah persik yang menemukan
jenis jamur tak berkapsul. Jamur tersebut kemudian diisolasi oleh seorang berkebangsaan
Italia bernama Sanfelice dan tak lama setelah itu didapatkan juga dari tulang kering seorang
wanita. Setelah itu terbuka pikiran bahwa jamur tersebut berpotensi bersifat patogen bagi
manusia. Tahun – tahun berikutnya, mikroorganisme yang pertama kali diisolasi oleh
Sanfelice kemudian diisolasi ulang dan diberikan beberapa nama antar lain, Saccharomyces
hominis, Cryptococcus hominis dan Torula histolytica. Pemberian nama ini masih
menimbukan sedikit kebingungan dan pada akhirnya diputuskan diberi nama Cryptococcus
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
C. Tujuan
3. Mahasiswa dapat mengetahui gejala morfologi pengobatan dan pencegahan Cryptococcus
neoformans
BAB II
PEMBAHASAN
A. Epidiemology
dan subtropis dan terisolasi dari spesies tertentu pohon kayu putih dan udara di bawah
mereka. Cryptococcus neoformans var neoformans, yang pulih dari kotoran burung merpati
usia, sarang burung, dan guano, adalah selalu serotipe A atau D. Meskipun serotipe A dan D
yang ada dalam konsentrasi tinggi dalam tinja merpati, jamur tidak menginfeksi unggas.
Dalam lembab atau kotoran burung dara kering, neoformans C dapat bertahan hidup selama 2
tahun atau lebih. Dalam lingkungan saprobik, C neoformans tumbuh unencapsulated, namun,
strain unencapsulated virulensi kembali mereka setelah diperoleh kembali kapsul polisakarida
mereka. Cryptococcus neoformans var gattii biasanya menyebabkan penyakit pada pasien
Kriptokokosis alami terjadi pada hewan dan manusia, tetapi tidak penularan hewan ke
manusia atau penularan dari orang ke orang melalui rute paru belum didokumentasikan.
Transmisi melalui transplantasi organ telah dilaporkan ketika organ donor yang terinfeksi
pada host imunosupresi, termasuk pasien dengan AIDS, sedangkan C neoformans var gattii
Meskipun C neoformans var neoformans ditemukan di seluruh dunia, C neoformans var gattii
biasanya diidentifikasi di daerah subtropis seperti Australia, Amerika Selatan, Asia Tenggara,
dan Tengah dan sub-Sahara Afrika. Di Amerika Serikat, C neoformans var gattii ditemukan
di Southern California.
dalam hubungan dengan pohon-pohon yang berbeda, seperti pohon-pohon karet sungai merah
(E camaldulensis) dan pohon hutan karet merah (E tereticornis). Infeksi diperoleh dengan
menghirup udara ditanggung propagul yang menginfeksi paru-paru dan mungkin memperluas
British Columbia, Kanada. Infeksi telah dilaporkan antara penduduk dan pengunjung ke
pulau, serta antara hewan peliharaan dan liar. Penyakit telah paling sering diidentifikasi pada
kucing, anjing dan musang. mamalia laut juga telah diidentifikasi untuk membawa infeksi.
Vektor dapat membubarkan spora dari daerah endemik ke daerah yang sebelumnya tidak
terpengaruh. Ini mungkin telah menjadi rute penyebaran dalam kasus Pulau Vancouver. Sejak
tahun 2003, penyakit kriptokokus telah menjadi infeksi di tingkat propinsi dilaporkan di
British Columbia. Isolat telah diidentifikasi di cemara Douglas pesisir dan zona hemlock
Kejadian infeksi yang berhubungan dengan usia, ras, atau pekerjaan tidak secara
signifikan berbeda. orang Sehat dengan riwayat kontak dengan merpati atau kotoran burung
dan pekerja laboratorium terpapar ke aerosol organisme memiliki tingkat yang lebih tinggi
reaksi kulit positif tertunda untuk antigen kriptokokus atau cryptococci. Kadang-kadang,
disebarluaskan jarang dalam pengaturan ini. Terkadang inokulasi kulit dengan neoformans C
B. Penyebab
Spora dari jamur yang menyebabkan kriptokokus dihasilkan di permukaan tanah (soil)
dan terbawa dan tersebar kemana-mana oleh angin, lalu terhirup manusia dan menimbulkan
atau kelelawar. Kriptokokosis atau penyakit yang disebut infeksi jamur Cryptococcus
neoformans terjadi bila seseorang termakan buah-buahan atau terminum susu yang telah
tercemari atau terkontaminasi dengan kotoran burung yang mengandung jamur tersebut.
Mastitis pada lembu bisa pula akibat infeksi jamur Cryptococcus neoformans sehingga
terminum susu lembu yang mengidap mastitis bisa pula mengundang infeksi jamur tersebut.
Gejala klinis pada kucing berupa infeksi pada rongga hidung, bersin, mucopurulent, serous
(bunyi sengau), hemorrhagi, edema subcutan, juga luka pada kulit yang berupa papula atau
bongkol-bongkol kecil. Luka yang lebih besar cenderung menjadi bisul yang berupa serous
eksudat pada permukaan kulit. Infeksi ini juga dikaitkan dengan penyakit saraf karena
berhubungan dengan perubahan CNS, bahkan bisa mengakibatkan kebutaan. Berbeda dengan
kucing, pada anjing tampak gejala klinis yang berkaitan dengan kerusakan CNS dan
kebutaan. Gejala klinis lain adalah meningoencephalitis, radang urat saraf yang berhubungan
dengan mata, dan granulomatous chorioretinitis. Kadang juga ditemukan luka di dalam
rongga hidung. Sekitar 50% anjing ditemukan infeksi pada paru-paru, ginjal, kelenjar getah
bening, limpa, hati, gondok, pankreas, tulang, otot, myocardium, glandula prostata, klep
mikroorganisme yang menyebabkan radang di fase granuloma. Luka pada umumnya terdiri
atas kumpulan organisme tanpa capsula di dalam suatu jaringan. Terlihat berupa
macrophages dan sel raksasa dengan beberapa sel plasma dan lymphocytes. Epithelioid sel
raksasa dan area necrosis lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan infeksi sistemik mycosis
yang lain
D. Morfologi
Cryptococcus neoformans di dalam jaringan atau cairan spinal berbentuk bulat atau
lonjong dengan diameter 4-12μm, sering bertunas, dan dikelilingi oleh simpai yang tebal.
Pada agar Sabouraud dengan suhu kamar koloni yang terbentuk berwarna
glukosa, maltosa, sukrosa, dan galaktosa (tetapi laktosa tidak). Urea dihidrolisis. Berbeda dari
kriptokokus non patogen C. neoformans tumbuh baik pada suhu 370C pada sebagian besar
gartii.
Semua spesies Cryptococcus merupakan jamur non-fermentasi aerob. Pembagian spesies
Obat ini tersedia dengan bentuk pil atau suntikan dalam pembuluh darah (intravena/IV).
Flukonazol lumayan efektif, dan biasanya mudah ditahan (lihat Lembaran Informasi (LI)
534). Itrakonazol kadang kala dipakai untuk orang yang tidak tahan dengan flukonazol.
amfoterisin B adalah obat yang sangat manjur. Obat ini disuntikkan atau diinfus secara
perlahan, dan dapat mengakibatkan efek samping yang parah. Efek samping ini dapat
dikurangi dengan memakai obat semacam ibuprofen setengah jam sebelum amfoterisin B
dipakai. Ada versi amfoterisin B yang baru, dengan obat dilapisi selaput lemak menjadi
gelembang kecil yang disebut liposom. Versi ini mungkin menyebabkan lebih sedikit efek
samping.
Meningitis kriptokokus kambuh setelah kejadian pertama pada kurang lebih separo orang.
Walau jarang, meningitis kriptokokus dapat tampaknya kambuh atau menjadi lebih berat bila
terapi antiretroviral (ART) dimulai dengan jumlah CD4 yang rendah, terutama setelah
pengobatan sebelumnya. Gejala mungkin tidak umum. Hal ini disebabkan oleh pemulihan
Jika kita meningitis, kita diobati dengan obat antijamur seperti amfoterisin B, flukonazol dan
flusitosin. amfoterisin B adalah yang paling manjur, tetapi obat ini dapat merusak ginjal. Obat
lain mengakibatkan efek samping yang lebih ringan, tetapi kurang efektif memberantas
kriptokokus.
Jika meningitis didiagnosis cukup dini, penyakit ini dapat diobati tanpa memakai amfoterisin
B. Namun, pengobatan umum adalah amfoterisin B untuk dua minggu diikuti dengan
flukonazol oral (pil). Flukonazol harus dipakai terus untuk seumur hidup. Tanpa ini,
Memakai flukonazol waktu jumlah CD4 di bawah 50 dapat membantu mencegah meningitis
kriptokokus. Tetapi ada beberapa alasan sebagian besar dokter tidak meresepkannya:
Memakai flukonazol jangka panjang dapat menyebabkan infeksi jamur ragi (seperti
kandidiasis mulut (thrush), vaginitis, atau infeksi kandida parah pada tenggorokan)
yang kebal (resistan) terhadap flukonazol. Infeksi resistan ini hanya dapat diobati
dengan amfoterisin B
Garis Dasar
Meningitis kriptokokus terjadi paling sering pada orang dengan jumlah CD4 di bawah 100.
Walaupun obat antijamur dapat mencegah meningitis kriptokokus, obat ini biasanya tidak
dipakai karena mahal dan risiko mengembangkan infeksi ragi yang resistan terhadap obat
tersebut.
Jika kita meningitis, diagnosis dini mungkin membolehkan pengobatan dengan obat yang
kurang beracun. Kita sebaiknya menghubungi dokter jika kita mengalami sakit kepala, leher
Jika kita pernah meningitis, kita harus memakai obat antijamur terus-menerus untuk
mencegah kambuhnya. Namun profilaksis ini dapat dihentikan bila CD4 kita tetap di atas 200
A. Kesimpulan
Cryptococcus neofarmans adalah jamur seperti ragi (yeast like fungus) yang ada
dimana-mana di seluruh dunia. Jamur ini menyebabkan penyakit jamur sistemik yang disebut
cryptococcosis, dahulu dikenal dengan nama Torula histolitica. Jamur ini paling dikenal
sebagai penyebab utama meningitis jamur dan merupakan penyebab terbanyak morbiditas
dan mortalitas pasien dengan gangguan imunitas. Cryptococcus neofarmans dapat ditemukan
pada kotoran burung (terutama merpati), tanah, binatang juga pada kelompok manusia
(colonized human). Gejalanya seperti meningitis klasik yang melibatkan meningitis secara
difusI. Jamur yang menginfeksi manusia terdiri dari 2 kelompok yaitu, jamur patogenik dan
opportunistik. Jamur patogenik adalah beberapa jenis spesies yang dapat menginfeksi
manusia normal setelah inhalasi atau inflantasi spora. Kelompok kedua adalah kelompok
jamur opportunistik salah satunya adalah Cryptococcus neofarmans.
B. Saran
1. Cryptococcus neofarmans dapat ditemukan pada kotoran burung (terutama merpati), tanah,
2. Terapi dengan amphotericin B memperlihatkan hasil yang baik. Amphotericin B diberikan
tiap hari intravena dengan dosis 0,5 mg/kg,diberikan enam sampai sepuluh minggu,