Anda di halaman 1dari 34

Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

REKOMENDASI PENANGANAN
PASIEN COVID-19 DI KAMAR BEDAH
Jakarta, April 2020

PENGURUS PUSAT
HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA (HIPKABI)

Sekretariat PP HIPKABI :

Perumahan Cipinang Indah II


Jl. Camar Blok CC No. 18 RT 015 RW 003
Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur 13430
Website : www.hipkabipusat.org
Email : hipkabipusat@yahoo.com
Telp : 0813 1628 5104, 0856 8109 543

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page i


Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

REKOMENDASI PENANGANAN PASIEN COVID-19 DI KAMAR BEDAH

Penanggung Jawab
Suatmaji

Penyusun
Altje Tulandi
Anthoneta Paliama
Eka Frana Andirja Sukma
Finni Anggraeni Liveta
I Dewa Ayu Rai
Laurentina N.E.
Neny Listiowati
Oktavianus Hendra Wijaya
Ratna Yunawati
Romi Andi
Yani Sriyani

Kontributor
Edi Purwanto
Eko Harsono
Suhatman A. Hakim
Widodo

HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA (HIPKABI)


2020

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page ii


ii
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

KATA PENGANTAR

Assalaamu ‘alaikum Wr. Wb.

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmatNya, buku Rekomendasi
Penanganan Pasien dengan Covid-19 di Kamar Bedah dapat diselesaikan dengan baik.
Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI) menerbitkan rekomendasi ini sebagai
panduan untuk perawat kamar bedah di Indonesia dalam memberikan asuhan keperawatan
perioperatif di tengah pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19/SARS yang terjadi saat ini sudah dalam suasana yang sangat
mengkhawatirkan. Saat pertama kali diumumkan pada awal Maret 2020 oleh Presiden RI
adanya pasien positif Covid–19 di Indonesia, hingga saat ini menunjukkan adanya
peningkatan kasus yang signifikan. Bahkan jumlah kasus pasien Covid-19 yang meninggal
juga semakin meningkat. Sedangkan Pandemi Covid-19 dinyatakan oleh WHO pada tanggal
11 Maret 2020 setelah 114 negara mengalami outbreak Severe Acute Respiratory Syndrome Corona
Virus 2 (SARS- CoV-2).

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) bersama Ikatan/Himpunan dan seluruh


perawat Indonesia berupaya membantu seoptimal mungkin dengan langkah strategis guna
menurunkan angka penularan dan memutus rantai penyebaran Covid–19, hal ini bertujuan
untuk melindungi tenaga kesehatan (dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya) yang
menjadi garda terdepan dalam penanganan Pandemi Covid–19.

Dalam rangka upaya tersebut PPNI dan PP HIPKABI menerbitkan Rekomendasi Penanganan
Pasien dengan Covid-19 di Kamar Bedah. Sehingga perawat kamar bedah dan petugas
kesehatan lain dapat memberikan pelayanan asuhan perawatan perioperatif yang optimal
sesuai dengan petunjuk kewaspadaan yang dapat membantu dalam mempersiapkan diri dan
tim bedah agar dapat melindungi dirinya sendiri sebelum memberikan pelayanan di kamar
bedah untuk kasus Covid–19 yang akan menjalani pembedahan.

Selanjutnya PP HIPKABI menghimbau kepada Pimpinan Rumah Sakit dalam memberikan


pelayanan di kamar bedah untuk kasus Pandemi Covid–19, dapat memberlakukan hal – hal
sebagai berikut :

iii
Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page iii
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

 Pelayanan Elektif harus diminimalkan dan seselektif mungkin dengan pertimbangan


Social Distancing
 Implementasi Hand Hygiene dan APD dengan pemantauan ketat
 Pelayanan Emergency sesuai kebutuhan dengan kasus selektif
 Pembersihan standar dengan pemantauan ketat

Rekomendasi ini merupakan suatu panduan yang berbasis rekomendasi ilmiah (Scientific
Evidence), menyikapi belum adanya buku panduan penanganan pasien dengan kasus Covid-
19 di Kamar bedah. Revisi akan dilakukan sesuai dengan Evidence Based Practice dan
perkembangan keilmuan terkini.

Kami menyadari bahwa Rekomendasi Penanganan Pasien dengan Covid-19 di Kamar Bedah
ini masih terdapat kekurangan dan memerlukan masukkan dari berbagai pihak untuk
perbaikan. PP HIPKABI selalu terbuka menerima masukkan positif untuk perbaikan panduan
ini ke arah yang lebih baik.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi kita, Aamiin YRA.

Wassalaamu ‘alaikum Wr. Wb

Jakarta, April 2020


Pengurus Pusat Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (PP HIPKABI)
Ketua Umum,

Ns. Suatmaji, S.Kep


NIRA : 31730126190

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page iv


iv
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. iii


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… v
I. LATAR BELAKANG …..……………………………………………………................ 1
II. DASAR HUKUM ………….…………………………………………………………... 3
III. TUJUAN ……………………………………………………………………………….. 4
IV. RUANG LINGKUP ……………………………………………………………………. 5
V. TATA LAKSANA ……………..………………………………………………………... 6
A. Penatalaksanaan kewaspadaan di kamar bedah: ……………………….... 6
1. Kondisi lingkungan kamar bedah ………………………………………. 6
2. Pasien di kamar bedah …………………………………………………… 8
3. Tim bedah saat melakukan tindakan di kamar bedah ………………… 9
4. Alur pasien di kamar bedah ………………………………………….. ….. 11
B. Alat Pelindung Diri (APD) di kamar bedah: …………………………………. 14
1. Jenis APD di kamar bedah ……………………………………............ …... 15
2. Penggunaan dan pelepasan APD di kamar bedah ………………. ….. 18
C. Manajemen peralatan dan pembersihan di kamar bedah ……………….. 20
D. Manajemen Spesimen ………………………………………………………… 22
REFERENSI ………………………………………………………………………………… 23
LAMPIRAN …………………………………………………………………………………... 25

v
Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page v
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

LATAR BELAKANG

P
enyakit Covid-19 yang disebabkan oleh Virus Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS CoV-2) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Coronavirus yang baru ditemukan pada tanggal 31 Desember 2019, kasus peumonia yang
terdeteksi di Wuhan Cina, yang pertama kali melaporkan kasus tersebut ke WHO. Pada
tanggal 07 Januari 2020 pihak berwenang Cina menginformasi bahwa mereka telah
mengidentifikasi virus tersebut sebagai Coronavirus yang awalnya oleh WHO disebut sebagai
2019-n CoV. Di Indonesia kasus pertama Covid-19 diumumkan pada tanggal 02 Maret 2020.

Sebagian besar orang yang terinfeksi COVID-19 akan mengalami demam dan gejala gangguan
pernapasan seperti batuk dan sesak napas. Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki
masalah kesehatan lainnya seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan
kronis, dan kanker lebih memungkinkan untuk berkembang menjadi lebih serius. Cara terbaik
untuk mencegah dan memperlambat penularan adalah dengan informasi yang baik tentang
Covid-19, penyakit yang disebabkan dan bagaimana penyebarannya.

Sejak tanggal 11 Maret 2020, WHO telah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global
dimana terdapat lebih dari 118.000 kasus di 114 negara dan 4291 telah meninggal dunia.
Indonesia sendiri menetapkan penyakit Covid-19 sebagai bencana nasional sejak 14 maret
2020. Tanggal 14 April 2020, Pemerintah Indonesia mencatat total kasus 4.839 pasien terdeteksi
positif Covid-19. Dari angka tersebut, pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 426 orang.
Sedangkan pasien meninggal 459 orang. Rasio jumlah kasus meninggal dunia terhadap total
kasus positif di Indonesia tercatat sebesar 9,48 persen.

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page vi


Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

Pelayanan Kesehatan dalam penanganan wabah Covid-19 ini menjadi prioritas dari semua
layanan yang diberikan oleh Pemerintah, termasuk pelayanan keperawatan perioperatif.
Pelayanan keperawatan perioperatif sangat beresiko dalam penularan paparan Covid-19 yang
ditularkan antar manusia melalui kontak erat dan droplet. Risiko tersebut menimbulkan
banyak bahaya terutama bagi pasien dan tim bedah.

Tim Bedah dapat melindungi diri mereka sendiri ketika merawat pasien Covid-19 dengan
mematuhi praktik pencegahan dan pengendalian infeksi di lingkungan perioperatif, yang
mencakup penatalaksanaan lingkungan kamar operasi dan alur penanganan pasien,
penatalaksanaan pasien yang akan dilakukan pembedahan, persiapan tim bedah, serta
ketaatan dan ketepatan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat (yakni tepat dalam
pemilihan jenis APD yang sesuai, cara pemakaian, cara pelepasan dan cara pembuangan atau
pencucian APD).

Berdasarkan uraian di atas, maka PP HIPKABI memandang perlu disusun Rekomendasi


Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah yang menjadi acuan dalam pemberian asuhan
keperawatan perioperatif yang berlandaskan keselamatan pasien.

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page vii


Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

II

DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana


2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar
Dalam Rangka Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid- 19)
5. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan
6. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana Dalam Keadaan Tertentu
7. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
8. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Corona Plus Disease 2019;
9. Permenkes Nomor 26 tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 38 Tahun
2014 tentang Keperawatan
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial
Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
(Covid-19)
11. Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 di Indonesia,
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Maret 2020.

3
Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page viii
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

III

TUJUAN

A. Tujuan Umum
Memberikan rekomendasi penatalaksanaan asuhan keperawatan perioperatif
pasien dengan Covid-19 di kamar bedah

B. Tujuan Khusus
1. Memberikan rekomendasi penatalaksanaan kewaspadaan di kamar bedah
terhadap pasien dengan Covid-19 yang akan dilakukan pembedahan
2. Memberikan rekomendasi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di kamar
bedah
3. Memberikan acuan manajemen peralatan dan pembersihan di kamar bedah
4. Memberikan rekomendasi manajemen spesimen

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page ix


Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

IV

RUANG LINGKUP

A. Penatalaksanaan kewaspadaan di kamar bedah :


1. Kondisi lingkungan kamar bedah
2. Pasien di kamar bedah
3. Tim bedah saat melakukan tindakan di kamar bedah
4. Alur pasien di kamar bedah

B. Alat Pelindung Diri (APD) di kamar bedah :


1. Jenis APD di kamar bedah
2. Penggunaan dan pelepasan APD di kamar bedah

C. Manajemen Peralatan dan Pembersihan di kamar bedah

D. Manajemen Spesimen

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page x


Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

TATA LAKSANA

A. Penatalaksanaan Kewaspadaan Bedah


1. Kondisi lingkungan kamar bedah
Adalah proses kontrol yang menekankan pada desain dan pengaturan fasilitas
kesehatan (termasuk didalamnya adalah pengadaan peralatan dan bahan-bahan yang
diperlukan) untuk menghilangkan peluang transmisi wabah dari sumbernya atau
meningkatkan standar pelayanan fasilitas kesehatan itu sendiri.

Prabedah
a. Operasi elektif selama pandemi Covid-19 diminimalkan atau ditunda sementara
waktu termasuk operasi dengan tehnik minimal invasive, kecuali operasi
emergency. Keputusan penundaan sementara operasi elektif diputuskan oleh
Pimpinan Rumah Sakit
b. Semua pasien yang akan menjalani pembedahan harus dilakukan screening Covid
19
c. Keputusan untuk operasi pada pasien suspect/confirm Covid 19 diambil melalui
rapat tim
d. Sebelum pembedahan, pasien dirawat di ruang isolasi Covid 19
e. Persiapan prabedah harus sudah selesai sebelum pasien didaftarkan untuk
operasi
Intra Bedah
a. Rumah sakit mempersiapkan 1 (satu) Kamar bedah yang khusus digunakan
untuk pembedahan pasien Covid-19 dan tidak dapat digunakan untuk operasi
yang lain.

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page xi


Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

b. Kamar bedah yang digunakan adalah kamar bedah yang mempunyai anteroom
yang tekanan negatif dan dengan pertukaran udaranya minimum 6 kali / jam.
Suhu dan kelembaban sesuai standar umtuk meminimalkan risiko infeksi. Kamar
bedah yang digunakan adalah yang berlokasi di sudut kompleks kamar bedah.
c. Kamar bedah yang digunakan untuk pembedahan Covid-19 masuk dalam Zona
Merah, sehingga akses kamar bedah tersebut harus terpisah dengan bagian lain
di kamar bedah (Zona Hijau). Petugas yang masuk ke Kamar Bedah Covid-19
harus melalui pintu masuk zona hijau. Dilarang masuk ke Zona Merah tanpa
menggunakan APD lengkap untuk pembedahan pasien Covid-19.
d. Selama operasi, pintu atau akses yang menghubungkan koridor zona merah ke
ruang anteroom dan pintu atau akses yang menghubungkan anteroom dan kamar
bedah Covid-19 harus selalu tertutup.
e. Mesin anestesi yang digunakan untuk pembedahan pasien suspect/confirm Covid-
19 hanya digunakan untuk pasien Covid-19 dan tidak boleh dipindah selama
periode pandemi Covid-19.
f. Mesin anestesi yang digunakan dilengkapi dengan 3 (tiga) buah filter HME (Heat
and Moisture Exchanger) yang diletakkan di ujung ETT, konektor antar ETT dan
sirkuit, dan inlet ke dalam mesin anestesi. Setiap selesai operasi pasien Covid-19
yang menggunakan mesin anestesi, maka filter HME yang digunakan, soda lime,
dan sirkuit harus diganti.
g. Semua kebutuhan operasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang
diperlukan untuk operasi disiapkan dalam paket per pasien. Bahan Medis Habis
Pakai (BMHP) disiapkan yang sekali pakai, termasuk linen operasi dan jas
operasi.
h. Semua barang yang digunakan pada pada kamar operasi Covid-19 harus
7
digunakan sesuai kebutuhan yang digunakan untuk pembedahan. Kebutuhan
tambahan akan disiapkan oleh runner yang bertugas.

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page xii


Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

i. Semua bahan yang tidak digunakan di lingkungan kamar operasi Covid-19


diasumsikan terkontaminasi dan dibuang.
j. Setelah pembedahan, Kamar operasi Covid-19 dilakukan dekontaminasi pada
semua permukaan kamar operasi yang digunakan untuk operasi pasien Covid-
19.
k. Beri jeda waktu minimal satu jam antar kasus Covid-19 dengan kasus lain untuk
memungkinkan petugas melakukan dekontaminasi semua permukaan di kamar
operasi yang digunakan untuk operasi pasien yang terinfeksi Covid-19.
l. Sebagai tindakan pencegahan tambahan, setelah dikonfirmasi pasien dengan
Covid-19, kamar bedah dibersihkan menggunakan Chlorin dan dilanjutkan
dengan tindakan cold foging yang menggunakan Chlorin 1000 ppm untuk
dekontaminasi kamar operasi.

2. Pasien dengan COVID - 19 di kamar bedah


a. Lakukan hand over kondisi pasien melalui telepon/rekam medik elektronik antara
perawat ruang isolasi dengan perawat kamar bedah
b. Pasien dikirim ke kamar bedah setelah tim bedah siap dan kamar bedah siap
digunakan dan perawat ruang isolasi dihubungi oleh perawat kamar bedah.
c. Pengiriman rekam medis tidak melewati jalur pasien dan serah terima rekam
medik dilakukan di Zona Hijau.
d. Pasien telah menggunakan masker bedah dari ruang isolasi dan langsung masuk
ke dalam kamar bedah tanpa melewati ruang persiapan.
e. Pasien post operasi tidak melalui recovery room, pemantauan post operasi
dilakukan di kamar operasi sampai dengan pasien stabil dan siap untuk
dipindahkan (transportable). Pasien ditransfer langsung ke ruang Isolasi atau
8
ruang perawatan khusus Covid- 19.
f. Lakukan hand over melalui telepon/rekam medik elektronik antara perawat
kamar bedah dengan perawat ruang isolasi.

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page xiii


Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

3. Tim bedah saat melakukan tindakan di kamar operasi


a. Semua personel bedah (termasuk Operator, anestesi dan perawat) wajib cuci
tangan, harus memakai APD sebelum masuk ruang operasi.
Standar APD yang digunakan :
1) Topi bedah (Surgical Cap)
2) Pakaian dasar kamar bedah/ baju bedah
3) Apron
4) Masker N95
5) Goggles
6) Coverall (Baju Hazmat)
7) Cover Shoes
8) Sepatu boots
9) Handscoen pendek sesuai ukuran
10) Handscoen panjang sesuai ukuran
11) Face Shields
12) Jas operasi (disposible)
13) Handscoen steril sesuai ukuran

b. Alat Pelindung Diri (APD) yang harus disiapkan untuk setiap pembedahan covid
19 minimal 8 set, yakni untuk : DPJP anestesi, perawat anestesi di dalam kamar
operasi, perawat anestesi di Nurse Station, Scrub Nurse, Circulating Nurse 2 orang
(sebagai Circulating Nurse di dalam Kamar operasi dan sebagai Perawat Runner
di ruang ante room), DPJP Bedah, Asisten bedah. dan ditambah 2 set cadangan
untuk konsultasi di meja operasi.

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page xiv


Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

c. Tim bedah berada di dalam kamar bedah terdiri dari DPJP Bedah, Asisten bedah,
DPJP Anastesi, Perawat Anastesi, Scrub Nurse dan Circulating Nurse.

d. Circulating Nurse di ruang ante room bertugas sebagai perawat runner untuk
memfasilitasi kebutuhan tambahan dari dalam Kamar operasi.

10

10

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page xv


Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

4. Alur Pasien Di Kamar Operasi

Department of Anaesthesia, Yong Loo Lin School of Medicine, National University of Singapore, Singapore, Singapore

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page11


16
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

Prosedur Saat Datang ke Ruang Operasi dan Selama Pembedahan


a. Tanda RUANGAN COVID-19 akan dipasang pada pintu-pintu di kamar operasi
untuk memberitahu staf dan meminimalisir paparan.
b. Catatan akan diletakkan pada bagian luar pintu untuk mencatat semua staf yang
masuk ke dalam ruangan.
c. Pasien langsung dimasukan ke kamar operasi, dan pintu harus selalu tertutup.
d. Setelah pasien dipindahkan ke meja operasi, tempat tidur/brankar akan
dibersihkan dan dipindahkan ke lokasi yang sudah ditentukan di luar kamar
operasi.
e. Tim Bedah menggunakan APD lengkap sesuai standar.
f. Sebelum tindakan yang berpotensi menimbulkan aerosol (misalnya intubasi,
ekstubasi, dan suction) dilakukan, semua personel kamar operasi harus memakai
masker N95, masker bedah dan face shield/pelindung wajah, di tambah dengan
gaun dan sarung tangan.
1) Setelah tindakan yang berpotensi menimbulkan aerosol dilakukan, personel
kamar operasi tambahan yang masuk ke kamar operasi harus mengenakan APD
yang sesuai.
2) Gunakan alat pembatas (barrier) yang terbuat dari plastik atau acrylic saat
melakukan tindakan yang potensial menimbulkan aerosol (Intubasi, Ekstubasi
atau suction), jika memungkinkan.
g. Bila pasien tidak dilakukan pembiusan umum, maka pasien tetap harus
menggunakan masker bedah selama prosedur.
h. Batasi petugas saat dilakukan prosedur anestesi, hanya tim anestesi yang berada di
kamar operasi.
i. Bila pasien dilakukan pembiusan umum, tim bedah harus keluar dari ruangan
selama intubasi dan ekstubasi, kecuali tim bedah (misalnya THT atau bedah oral &
maksilofasial) yang terlibat langsung dalam manajemen jalan napas. Mereka dapat
masuk kembali setelah 15 menit (atau setelah intubasi dan ekstubasi selesai)

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page12


i
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

j. Pertimbangkan penutup disposible (misalnya lembaran plastik untuk permukaan)


untuk mengurangi kontaminasi droplet dan kontak dari peralatan dan permukaan
lingkungan lain.

Catatan :
a. Tindakan yang berpontensi menimbulkan aerosol dapat meningkatkan risiko
tertular kepada tim bedah dan hal ini harus diminimalkan, tetapi tidak dapat
dihindari. Maka pilihannya adalah meminimalkan waktu di kamar operasi dan
memaksimalkan keselamatan bagi pasien dan staf kesehatan.
(https://www.facs.org/Covid-19/clinical-guidance/elective-case)
Contoh tindakan yang menimbulkan aerosol : Intubasi, ekstubasi, bag masking,
bronkoskopi, selang dada (Chest tube), Elektrokauter untuk perdarahan, jaringan
pencernaan, semua cairan tubuh pasien, laparascopy /endoscopy.
Jika pilihan tindakan laparascopy harus dilakukan, maka persiapan yang harus
dilakukan adalah mengoptimalkan penggunaan smoke evakuator.
b. Yang perlu diperhatikan saat tindakan laparascopy dalam Penggunaan Filtrasi
Selama laparascopy :
1) Semua pneumoperitonuem harus dievakuasi dengan aman dari port yang
terpasang ke perangkat filtrasi sebelum penutupan, pelepasan trocar, ekstraksi
spesimen, atau konversi menjadi terbuka.
2) Setelah ditempatkan, port tidak boleh dibuang jika memungkinkan. Jika
pergerakan port insufflating diperlukan, port harus ditutup sebelum melepas
tubing dan port baru harus ditutup sampai tubing insufflator terhubung.
Insufflator harus "menyala" sebelum katup port baru dibuka untuk mencegah
gas mengalir kembali ke insufflator.
3) Selama desufflation, semua gas CO2 dan asap yang lolos harus ditangkap
dengan sistem ultra-filtrasi dan mode desufflation harus digunakan pada
insufflator Anda jika tersedia.

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page13


ii
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

4) Jika insufflator yang digunakan tidak memiliki fitur desufflation, pastikan untuk
menutup katup pada port yang berfungsi yang digunakan untuk insufflation
sebelum aliran CO2 pada insufflator dimatikan (bahkan jika ada filter in-line di
tubing). Tanpa mengambil tindakan pencegahan ini CO2 intra-abdomen yang
terkontaminasi dapat didorong ke insufflator ketika tekanan intraabdominal
lebih tinggi daripada tekanan di dalam insufflator.
5) Pasien harus rata dan port yang paling tidak tergantung harus digunakan
untuk desufflasi.
6) Spesimen harus dikeluarkan setelah semua gas dan asap CO2 di evakuasi.
7) Saluran pembuangan bedah harus digunakan hanya jika benar-benar
diperlukan.
8) Perangkat penutupan jahitan yang memungkinkan kebocoran insuflasi harus
dihindari. Facia harus ditutup setelah desufflasi.
9) Operasi dengan bantuan tangan dapat menyebabkan kebocoran yang
signifikan dari CO2 dan asap yang tidak berasap dari pelabuhan dan harus
dihindari. Jika digunakan untuk menghilangkan spesimen yang lebih besar
dan melindungi luka, itu dapat ditempatkan setelah desufflation. Spesimen
kemudian dapat dilepas dan penutupan dilakukan.

B. Alat Pelindung Diri (APD) di Kamar Bedah


Penyakit Covid-19 menular terutama melalui droplet. Alat Pelindung Diri (APD)
merupakan salah satu metode efektif pencegahan penularan selama prosedur tindakan
keperawatan perioperatif.

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page14


iii
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

1. Jenis APD di Kamar Operasi pada pasien Covid–19


Jenis APD yang direkomendasikan untuk disediakan dalam penanganan Covid-19 di
kamar bedah adalah:
a. Topi bedah (Cap)
b. Pakaian dasar kamar bedah/baju bedah
c. Masker N95
d. Masker bedah
e. Goggles
f. Coverall (Baju Hazmat)
g. Apron
h. Cover Shoes
i. Sepatu boots
j. Handscoen pendek sesuai ukuran
k. Handscoen panjang sesuai ukuran
l. Face Shields
m. Jas operasi (disposible)
n. Handscoen steril sesuai ukuran

Masker N95
Masker N95 adalah alat pelindung pernapasan yang dirancang dengan segel ketat di
sekitar hidung dan mulut untuk menyaring hampir 95 % partikel yang lebih kecil <0,3
mikron.

Gambar 1. Masker N95, (Sumber : FDA, 2020)

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page15


iv
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

Kacamata (Goggles)
Kacamata/goggle pada aktifitas tertentu seperti: saat aktivitas dimana kemungkinan
risiko terciprat /tersembur. Khususnya pada saat prosedur menghasilkan aerosol, saat
kontak dekat berhadapan muka dengan muka pasien Covid-19.

Gambar 2. Pelindung Mata (goggles)

Pelindung Wajah (Face Shield)


Pelindung wajah adalah pelindung wajah sebagai proteksi ganda bagi tenaga
kesehatan dari percikan infeksius pasien saat melakukan perawatan. Pelindung wajah
ini umumnya terbuat dari plastik jernih transparan yang menutupi wajah bahkan
sampai ke dagu.

Gambar 3. Pelindung wajah (face shield)

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page16


v
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

Hazmat Suit

Gambar 4. Hazmat Suit

Cover Shoes

Gambar 5. Sepatu pelindung/Cover Shoes

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page17


vi
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

2. Penggunaan dan pelepasan APD di kamar bedah


a. Langkah-langkah memakai APD Kamar Bedah :
1) Cuci tangan prosedural
2) Memakai Pakaian dasar kamar bedah/baju bedah

3) Memakai Topi bedah (Surgical Cap)


4) Cuci tangan prosedural
5) Memakai Masker N95
6) Memakai Masker bedah
7) Memakai Goggles
8) Memakai Coverall (Baju Hazmat)
9) Memakai apron
10) Memakai Cover Shoes pendek
11) Memakai Sepatu boots/Cover Shoes panjang jika sepatu boots tidak ada
12) Cuci tangan prosedural
13) Memakai Handscoen pendek sesuai ukuran
14) Memakai Handscoen panjang sesuai ukuran
15) Memakai Face Shields
16) Cuci tangan prosedural
17) Memakai Jas operasi (disposible)
18) Memakai Handscoen steril sesuai ukuran

b. Pelepasan APD Kamar Bedah:


Yang harus dilepas di dalam kamar operasi :
1) Lepaskan disposable surgical gowning kemudian masukkan ke kantong plastic
sampah infeksius
2) Lepaskan sarung tangan (Handscoen) terluar yang telah terkontaminasi
3) Lepaskan apron
4) Lepaskan Sepatu boots/Cover Shoes panjang jika sepatu boots tidak ada

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page vii


18
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

5) Cuci tangan procedural


6) Lepaskan face shield
7) Cuci tangan prosedural

Yang harus dilepas di ruang antara/ante room :


8) Scrub nurse melepas sarung tangan (Handscoen) panjang
9) Lepaskan hazmat suit
10) Cover shoes pendek di lepas dan kenakan sandal
11) Cuci tangan prosedural
12) Lepaskan masker bedah
13) Cuci tangan prosedural
14) Lepaskan Goggle
15) Cuci tangan prosedural
16) Lepaskan topi
17) Cuci tangan prosedural
18) Lepaskan sarung tangan (Handscoen) pendek pertama atau terdalam
19) Cuci tangan prosedural
20) Pakai sarung tangan/Handscoen (bersih) baru dan topi baru

Catatan :
1) Anteroom adalah ruang transisi yang menghubungkan area terkontaminasi
dan area tidak terkontaminasi. Di tempat ini, tenaga kesehatan memakai atau
melepas APD sebelum berpindah.
2) Bila di fasilitas kesehatan tidak terdapat Anteroom maka dapat digunakan area
lainnya, misalnya doorway, asalkan tidak mencemari lingkungan di luar area
terkontaminasi.

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page19


viii
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

Yang harus di lepas di luar ante room


21) Cuci tangan prosedural
22) Lepaskan masker N95
23) Cuci tangan prosedural
24) Lepaskan Topi
25) Cuci tangan prosedural
26) Lepaskan sarung tangan (Handscoen)
27) Cuci tangan prosedural
28) Lepas sandal sebelum masuk Zona Hijau
29) Tim bedah mandi terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam ruang bebas
30) Setelah mandi ganti pakaian dasar kamar bedah dan sandal yang baru.

c. Penggunaan APD Bagi Petugas Kebersihan di Kamar Bedah


Petugas Kebersihan yang bertugas membersihkan lingkungan kamar bedah
menggunakan APD lengkap sesuai standar tanpa gaun steril.

C. Manajemen peralatan di kamar operasi


1. Instrumen yang akan dipakai telah disiapkan di dalam kamar operasi sesuai dengan
kebutuhan selama operasi
2. Siapkan semua item yang diperlukan untuk operasi dan gunakan item bedah sekali
pakai jika memungkinkan
3. Alat kesehatan kebutuhan operasi termasuk kebutuhan anestesi (alat dan obat-obatan)
yang paling prioritas untuk pasien tersebut disiapkan secukupnya di kamar operasi
yang telah ditentukan dan untuk kebutuhan cadangan ditempatkan di ruang preparasi
room.
4. Limbah medis harus dibuang sebagai limbah medis diberi label Covid-19.
Menggunakan kantong plastik ganda dan diikat.

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page20


ix
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

5. Peralatan medis yang dapat digunakan kembali harus didesinfeksi sesuai dengan
prosedur desinfeksi Covid-19 terkait peralatan medis yang dapat digunakan kembali.
6. Permukaan benda (instrumen dan perangkat termasuk meja perangkat, meja operasi,
tempat tidur operasi, dll.) didesinfeksi sesuai dengan prosedur desinfeksi terkait Covid-
19.
7. Percikan darah/cairan tubuh yang terlihat harus sepenuhnya dihilangkan sebelum di
desinfeksi (ditangani sesuai dengan prosedur pembuangan darah dan tumpahan cairan
tubuh). Semua permukaan harus dibersihkan dengan desinfektan yang mengandung
klorin aktif 1000 mg / L dan dibiarkan selama 30 menit dengan disinfektan.
8. Dekontaminasi instrumen menggunakan cairan disinfektan (clorin 100 ppm) selama 10
– 15 menit dalam wadah tertutup dan dilakukan di kamar bedah kemudian dikirim ke
CSSD.
9. Melakukan pembersihan dan disinfeksi peralatan medis yang telah dipakai
diperlakukan sesuai dengan standar operasional yang berlaku secara berkala dan
segera setelah penggunaan.
10. Melakukan pembersihan dan disinfeksi terutama pada bagian yang sering disentuh
(handle pintu, saklar lampu, meja, dan lain-lain), segera setelah penggunaan sesuai
dengan standar pembersihan kamar operasi.

Catatan :
Bila tidak tersedia disposable item, dapat menggunakan linen dengan tetap
mempertahankan kewaspadaan standar. Setelah pemakaian linen harus dimasukkan ke
dalam plastik ganda, isi ¾ kapasitas kantong, diberi label Covid-19, jumlah, jenis linen dan
diikat.

D. Manajemen Spesimen
1. Specimen yang diambil saat pembedahan dikelola sesuai dengan tatalaksana
21
penanganan spesimen dan dibungkus ganda.

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page x


Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

2. Pemberian label atau identitas pada specimen di tempel pada setiap pembungkus.
3. Untuk pengiriman spesimen dengan menggunakan kontainer tertutup dan petugas
memakai sarung tangan dan masker bedah.

22

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page xi


Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

REFERENSI

American College of Surgeons, 2020, COVID-19: Recommendations for Management of


Elective Surgical Procedures. https://www.facs.org/about-acs/covid-
19/information-for- surgeons (accessed March 14, 2020).
AORN, 2013, Perioperative standard and recomendedepractice: For Inpatient And ambulatory
Setting. Denver: AORN
CDC, 2020, Healthcare Supply of Personal Protective Equipment.
CDC, 2020, What Law Enforcement Personnel Need to Know about Coronavirus Disease
2019 (COVID-19).
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, 2020, Skrining terduga COVID-19 di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama.
Direktorat Jendertal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020, Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.
Forrester JD, Nassar AK, Maggio PM, Hawn MT., 2020, Precautions for operating room
team members during the COVID-19 pandemic. March 30. J Am Coll Surgeons.
DOI: https://doi.org/10.1016/j.jamcollsurg.2020.03.030 .
Government of Singapore, 2020, Coronavirus disease 2019: cases in Singapore. Available
from URL: https://www.gov.sg/article/Covid-19-cases-in- singapore
(accessed March 2020).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020, Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri
(APD) dalam Menghadapi Wabah COVID-19. Jakarta: Kemenkes;
Liang T (editor). 2020. Handbook of COVID-19 Prevention and Treatment. Compiled
According to Clinical Experience. China: Zhejiang University School of Medicine.
Peng PW, Ho PL, Hota SS., 2020, Outbreak of a new coronavirus: what anaesthetists should
know. Br J Anesth; DOI: https://doi.org/10.1016/j.bja.2020.02.008.
Ti LK, Ang LS, Foong TW, Ng BSW, 2020, What we do when a COVID-19 patient needs
an operation: operating room preparation and guidance. Can J Anaesth. doi:
10.1007/s12630-020-01617-4
Wang D, Hu B, Hu C, et al., 2019, Clinical characteristics of 138 hospitalized patients with
2019 novel coronavirus–infected pneumonia in Wuhan, China. JAMA; DOI:
https://doi.org/10.1001/jama.2020.1585.
Wax RS, Christian MD., 2020 Practical recommendations for critical care and anesthesiology
teams caring for novel coronavirus (2019-nCoV) patients. Can J Anesth; DOI:
https://doi.org/10.1007/s12630-020-01591-x.

23

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page xii


Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

World Health Organization, 2019, Coronavirus disease (COVID-2019) situation reports.


Available from URL: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-
coronavirus-2019/situation-reports (accessed March 2020).

24

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page xiii


Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

LAMPIRAN 1. Alur Kamar Bedah

Department of Anaesthesia, Yong Loo Lin School of Medicine, National University of Singapore, Singapore, Singapore

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page25


14
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

Alur Kamar Bedah


1. Kamar bedah dengan tekanan negatif yang terletak di bagian paling sudut pada kompleks
kamar bedah, dan dengan akses yang terpisah, di desain khusus untuk kasus COVID-19
yang terkonfirmasi. Kamar Bedah sebenarnya terdiri dari lima kamar yang saling
terhubung, dimana hanya kamar/ruangan ante dan ruang induksi anestesi yang memiliki
tekanan atmosfer negatif. Ruang Kamar Bedah yang tepat, ruang persiapan, dan ruang
scrub atau ruang ganti semuanya memiliki tekanan positif (Gambar 1 dalam Bahan
Tambahan Elektronik [ESM]). Memahami aliran udara dalam Kamar Bedah sangat
penting untuk meminimalkan risiko infeksi.
2. Kamar bedah yang sama dan mesin anestesi yang sama hanya akan digunakan untuk
kasus COVID-19 selama durasi epidemi. Filter penukar/exchanger panas dan kelembaban
tambahan (HME/ heat and moisture exchanger) ditempatkan pada limb ekspirasi dari sirkuit.
Filter HME dan soda lime diganti setelah selesai setiap kasus. Troli obat anesthesia
disimpan di ruang induksi. Sebelum dimulainya setiap operasi, ahli anestesi
menempatkan semua obat dan peralatan yang diperlukan untuk prosedur ke
nampan/wadah untuk menghindari terpegangnya/handling troli obat selama
penanganan kasus. Namun demikian, jika ada kebutuhan untuk obat-obatan tambahan,
kebersihan tangan dan penggantian sarung tangan dilakukan sebelum memasuki ruang
induksi dan memegang troli obat.
3. Troli airway yang terisi penuh juga ditempatkan di ruang induksi. Sejauh mungkin,
peralatan airway sekali pakai lah yang digunakan. Jalan nafas/airway harus diamankan
menggunakan metode dengan peluang tertinggi untuk keberhasilan pertama kali, untuk
menghindari instrumentasi jalan nafas yang berulang, termasuk penggunaan video-
laringoskop. Peralatan dalam persediaan terbatas, seperti monitor indeks bispektral atau
pompa infus, dapat diminta tetapi perlu dibersihkan (wiped down) setelah digunakan.

26
Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page i
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

Gambar tersebut memberikan detail informasi mengenai peran dan tanggung jawab setiap
anggota tim Kamar Bedah. Keamanan/security rumah sakit bertanggung jawab untuk
‘membersihkan’ rute dari bangsal atau unit perawatan intensif (ICU) ke Kamar Bedah,
termasuk lift.
4. Pemindahan dari bangsal ke Kamar Bedah akan dilakukan oleh perawat bangsal dengan
peralatan pelindung pribadi yang lengkap (APD) termasuk masker N95 yang pas,
pelindung mata atau pelindung wajah, gaun/apron tahan percikan, dan penutup sepatu
boot. Untuk pasien yang datang dari ICU, digunakan ventilatKamar Bedahtransportasi
khusus. Untuk menghindari aerosolisasi, aliran gas dimatikan dan tabung endotrakeal
dijepit dengan forsep selama pergantian ventilator. Para personel ICU mengenakan
PPE/APD penuh dengan powered air-purifying respiratKamar Bedah(PAPR) untuk transfer.
5. Di ruang induksi, PAPR dipakai selama induksi dan pembalikan anestesi (reversal of
anesthesia) untuk semua personil dalam jarak 2 m dari pasien. Untuk prosedur jalan nafas
operatif seperti trakeostomi, semua staf menjaga PAPR mereka sepanjang prosedur. Untuk
prosedur lain, anestesi regional lebih diminati, tetapi jika general anesthesia diperlukan,
prinsip-prinsip manajemen mirip dengan yang telah di terbitkan/dikeluarkan
sebelumnya.
6. Selama prosedur, orang yang dapat berlari (runner/pelari) ditempatkan di luar Kamar
Bedah jika diperlukan obat atau peralatan tambahan. Kesemuanya tersebut ditempatkan
pada troli yang akan ditinggalkan di ruang ante tim Kamar Bedah untuk diambil. Proses
yang sama ini secara terbalik digunakan untuk mengirimkan spesimen seperti sampel gas
darah arteri dan spesimen potongan beku (frozen section). Pelari mengenakan APD saat
memasuki ruang ante.
7. Personil yang keluar dari Kamar Bedah membuang gaun/apron bekas dan sarung tangan
mereka di ruang ante dan membersihkan tangan sebelum meninggalkan ruang ante (ESM,
gambar 2). PAPR apa pun akan disingkirkan di luar ruang ante.

Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page27


ii
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

Pasien yang tidak memerlukan perawatan ICU pasca operasi sepenuhnya dilakukan
pemulihan dalam Kamar Bedah itu sendiri. Ketika pasien siap untuk dipulangkan, rute ke
bangsal isolasi atau ICU kembali dibersihkan oleh pihak keamanan.
8. Minimal satu jam direncanakan antar beberapa kasus untuk memungkinkan staf Kamar
Bedah mengirim pasien kembali ke bangsal, melakukannya dengan dekontaminasi semua
permukaan, layar, keyboard, kabel, monitor, dan mesin anestesi. Semua barang yang tidak
digunakan pada baki/nampan obat dan troli airway harus diasumsikan terkontaminasi
dan dibuang. Semua staf harus mandi sebelum melanjutkan tugas rutin mereka. Sebagai
tindakan pencegahan tambahan, setelah dikonfirmasi COVID-19 kasus, penguap hidrogen
peroksida (hydrogen peroxide vaporizer) akan digunakan untuk mendekontaminasi Kamar
Bedah.

Kesimpulannya, karena petugas kesehatan berada pada risiko yang lebih tinggi terhadap
infeksi coronavirus, alur kerja pengendalian infeksi yang komprehensif dan kuat telah
diterapkan.

Keterangan gambar:
Gambar Lengkap alur kerja ruang operasi untuk kasus penyakit coronavirus 2019 (COVID-
19).
CD = obat yang dikendalikan/dikontrol;
ICU = unit perawatan intensif;
NM = manajer perawat;
KAMAR BEDAH= ruang operasi;
PAPR/powered air-purifying respirator = respirator pemurni udara bertenaga;
PC = komputer pribadi;
APD = peralatan perlindungan pribadi;
pre-op = pra-operasi

28
Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page iii
Pengurus Pusat | Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA


(HIPKABI)
2020 Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 di Kamar Bedah | HIPKABI | Page iv

Anda mungkin juga menyukai