Anda di halaman 1dari 3

JUDUL :

Pembagian Obat cacing untuk mencegah cacingan

LATAR BELAKANG

Penyakit cacingan diderita oleh hampir sebagian besar penduduk Indonesia, baik
anak-anak maupun dewasa. Penyakit ini sering menyerang anak usia balita dan anak dikala
sekolah dasar. Penyebab cacingan antara lain sanitasi lingkungan kurang terjaga, kebiasaan
anak-anak yang buang air besar di sembarang tempat, sarana MCK (Mandi, Cuci, kakus)
yang kurang memenuhi syarat, kebiasaan tidak menggunakan alas kaki yang berakibat
terjadinya infeksi telur cacing melalui pori kulit ataupun melalui makanan.
Cacing merupakan parasit atau organisme yang hidup pada organisme lain. Cacing
yang ada dalam tubuh manusia akan merampas zat makanan dari tubuh yang dijadikan
tempat tinggalnya. Jika hal ini terjadi pada anak-anak, akan mengganggu pertumbuhan dan
menurunkan daya tahan tubuh, anak menjadi lemas, lesu, pucat.
Oleh karenanya, anak-anak dari usia dini perlu diajarkan untuk menjaga kebersihan
diri, lingkungan sekitar dengan cara hidup bersih dan sehat. Biasakan menggunakan alas kaki
ketika bermain di luar rumah, mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan
atau buang air, memotong kuku serta tidak buang air besar sembarangan.

PERMASALAHAN

- Cacingan dapat mengakibatkan masalah pertumbuhan pada anak yang dapat


menyebabkan stunting, sehingga harus dicegah dengnan pemberian obat cacing

PERENCANAAN

- Pelaksanaan program ini didukung oleh :


1. Sumber daya manusia (tenaga kesehatan yang akan membagikan obat; dokter,
perawat ataupun bidan)
2. Ketersediaan obat cacing albendazole di Puskesmas Papakelan
3. Penjadwalan yang sesuai dan dilakukan di SD yang terdapat di wilayah kerja
Puskesmas Papakelan.

PELAKSANAAN

- Pembagian obat cacing dilakukan saat pelaksanaan BIAS di wilayah kerja Puskesmas
Papakelan

MONITORING

- Pemantauan ketersediaan obat cacing dan rutin melakukan pengukuran status gizi
anak.
- Mendata sekolah yang belum diberikan obat cacing agar dapat dijadwalkan lagi.
Pemberian Vitamin A pada posyandi di kelurahan Makalounsou

Setiap bulan Februari dan Agustus yang merupakan Bulan Vitamin A, diposyandu atau di
fasilitas kesehatan dibagikan vitamin A secara gratis untuk anak balita.

Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar di seluruh dunia terutama
di Negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur terutama pada masa pertumbuhan .
Salah satu dampak kurang vitamin A adalah kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada
anak usia 6 bulan s/d 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di negara berkembang.

Kurang Vitamin A pada anak biasanya terjadi pada anak yang menderita Kurang Energi
Protein (KEP) atau gizi buruk sebagai akibat asupan zat gizi sangat kurang,termasuk zat gizi
mikro dalam hal ini vitamin A. Anak yang menderita kurang vitamin A mudah sekali
terserang infeksi seperti infeksi saluran pernafasan akut,campak,cacar air,diare dan infeksi
lain karena daya tahan anak menurun.

Masalah

Kekurangan vitamin A terjadi karena tidak sanggubnya orang tua untuk mencukupi gizi anak

Kekurangan vitamin A dapat juga terjadi pada keluarga dengan penghasilan cukup. Hal ini
terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terutama ibu tentang gizi yang baik.
Gangguan penyerapan pada usus juga dapat menyebabkan kekurangan vitamin A.

Perencanaan

Bulan Februari dan Agustus adalah bulan vitamin A. Di kedua bulan ini anak bisa mendapatkan
berupa suplementasi vitamin A Kapsul Biru (dosis 100.000 IU) untuk bayi umur 6-11 bulan dan
Kapsul Merah (dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bulan. Vitamin A dalam bentuk kapsul
merah juga diberikan kepada ibu nifas

Pelaksanaan
Pendataan anak-anak yang datang ke posyandu untuk dapat diberikan vitamin A dengan dosis
yang tepat

Monitoring

Dilakukan pemeriksaan perkembangan pada anak tiap bulannya saat dilaksanakan posyandu

Anda mungkin juga menyukai