Alamat korespondensi :
E-mail : ardyandn@gmail.com 139
Devisa. Dampak positif selain karena adanya hubungan manusia dan
mendapatkan devisa juga mempunyai lingkungan tidak bisa dihindarkan pada
manfaat dalam penyerapan tenaga kerja proses pembangunan berkalnjutan.
di Pemeritahan Kabupaten maupun Pada konsep pembangunan
Pemerintah Kota. berkelajutan terdapat 3 komponen
Industri petambangan yang utama yang harus dipertimbangkan
mempunyai dampak positif yaitu Ekonomi, Sosial dan Lingkungan.
pertambahan devisa dan penyerapan 3 komponen utama ini harus
tenaga kerja juga mempuyai dampak mempunyai keseimbangan, tidak boleh
negatif yaitu terjadinya degradasi mengalami ketimpangan antara
lingkungan dan pencemaran disekitar komponen lainya. Tidak hanya itu
area pertambangan. Sering kali penambangan illegal berdampak pada
dijumpai penambangan mempunyai keselamatan pekerja tambang karena
izin atau tanpa izin. Meskipun pada kurangnya pengetahuan keselamatan
kedua penambangan akan berdampak kerja pada Proses penambangan.
pada kerusakan lingkungan. Terdapat Kewajiban melestarikan dan
beberapa perbedaan pada menjaga lingkungan yang tidak
penambangan berizin yaitu masih dipenuhi dalam proses penambangan
terdapat tanggung jawab akibat proses hal ini tidak sesuai dengan peraturan
penambangan, Hal ini berbeda dengan Kewajiban memelihara lingkungan.
penambangan tanpa izin yang tidak Kewajiban tersebut telah tertuang
bertanggung jawab dari kerusakan sebelumnya dalam UUPLH 1997 yang
lingkungan. kemudian disempurnakan dalam
Dampak Penambangan pasir UUPPLH 2009, yang tertuang dalam
diperkuat dengan Definisi Kerusakan Pasal 67 yang menyatakan bahwa
lingkungan, yang tulis J. M. Johnson “setiap orang berkewajiban
dan J. Baros (dalam Purwanto, 2018), memelihara kelestarian fungsi
terjadinya kerusakan lingkungan lingkungan hidup serta mengendalikan
terdapat hubungan erat dengan pencemaran dan/atau kerusakan
kegiatan manusia aktivitas yang lingkungan hidup.
dilakukan yaitu pembangunan, Industri Pertambangan Identik
kegiatan industri, dan pertanian. Kajian dengan penghasil komoditas seperti
teori ini mempunyai kesamaan dengan Bauksit, Tembaga, Emas, Nikel dan
definisi teori yang diungkapkan oleh Batu bara. Di dalam hasil bahan galian
munasinghe (dalam purwanto, 2018) sudah digolongkan menjadi 3 golongan
dalam kajiannya interaksi yang terjadi menurut UU No 11 Tahun 1967 yang
140 JURNAL
ME XVII , NOMOR 1 JUNI GEOGRAFI,
2019: 11-18 VOLUME XVIII, NOMOR 2, DESEMBER 2020: 139-144
kemudian diubah menjadi UU No 4 LPPM Universitas Muhammadiyah
tahun 2009 Bahan Galian Ponorogo tahun 2015 yang
pertambangan terdapat 3 Golongan mendapatkan hasil akibat
yaitu Golongan A : Bahan Galian pertambangan pasir trass di Desa
Strategis, Dapat didefiniskan untuk Ngrogung Kecamata Ngebel
membantu bidang perekonomian Kabupaten Ponorogo mempunyai
Negara contoh : Minyak Bumi, Gas Indikasi adanya kebocoran air telaga
dan Batu bara ; Bahan galian golongan ngebel yang berpotensi terjadinya
B : Bahan galian mempunyai skala becana tanah longsor.
vital, vital dapat didefinisikan bahan Konsep Pembangunan Bekelanjutan
galian yang menyangkut hajat hidup dapat digunakan sebagai salah satu
orang banyak contoh : Emas, Perak dan pedoman dalam proses perencanaan
Tembaga; Bahan galian golongan C : kegiatan pertambangan. Pertambangan
bahan galian yang mempunyai sifat yaitu suatu kegiatan yang dilakukan
vital dan strategis contoh : Tanah liat, dengan penggalian ke dalam tanah
Batu kapur dan Pasir .
(bumi) untuk mendapatkan sesuatu
Pemanfaatan bahan galian
yang berupa hasil tambang menurut
golongan A, B dan C secara maksimal
Supramono (2012)
dimasyarakat adalah bahan galian
Pertambangan menurut UU No.4
golongan C yang berupa pasir karena
pada dasarnya bahan pasir mampunyai
Tahun 2009 Undang-Undang
jumlah yang melimpah. Ditinjau dari Pertambangan Mineral dan Batubara
pemanfaatan jangka pendek maupun (UUPMB), pasal 1 yaitu sebagian
jangka panjang, bahan pasir akan atau seluruh tahapan kegiatan dalam
mengalami penyusutan jumlah akibat rangka penelitian, pengolahan dan
pemanfaatan yang berlebihan akibat pengusahaan mineral atau batu bara
dari kebutuhan pasir yang tinggi untuk yang meliputi penyelidikan umum,
kegiatan pembangunan yang setiap
eksplorasi, studi kelayakan
tahunya pembangunan mengalami
konstruksi, penambangan,
peningkatan.
pengolahan dan pemurnian,
Akibat belum maksimal
pengangkutan dan penjualan, serta
diterapkannya konsep pembangunan
berkelanjutan dan ketidak pedulian
kegiatan pasca tambang.
para penambang pada peningkatan Salim (1990) menyatakan
kelestarian lingkungan. Hal ini Konsep Pembangunan Berkelajutan
diperkuat dengan hasil penelitian memiliki tujuan untuk dapat
142 JURNAL
ME XVII , NOMOR 1 JUNI GEOGRAFI,
2019: 11-18 VOLUME XVIII, NOMOR 2, DESEMBER 2020: 139-144
berkelanjutan, ekonomi sekitar mengetahui dampak sosial ekonomi
pertambangan mempunyai potensi terhadap masyarakat sekitar area
jangka panjang dan tidak adanya konflik pertambangan.
sosial disekitar area pertambangan
B. METODE
sehingga tidak menimbulkan kerugiatan
atau kerusakan dimasa yang akan dating Jenis penelitian yang
akibat proses pertambangan. Perlu digunakan adalah penelitian
analisis dampak pertambangan pasir deskriptif dengan pendekatan
berbasis pembangunan berkelanjutan kualitatif. Penelitian ini
sehingga dapat diketahui dampak yang dilaksanakan di wilayah Kecamatan
ditimbulkan dari proses pertambangan Ngebel, Kabupaten Ponorogo. Area
pasir di Kecamatan Ngebel Kabupaten
penelitian ini adalah lahan
Ponorogo. Alasan Pemilihan
penambangan pasir di yang terletak
pertambangan pasir di Kecamatan
di Desa Ngrogung. Teknik
Ngebel karena berlokasi dekat dengan
pengumpulan data yang digunakan
tempat pariwisata unggulan yang
berpotensi menambah devisa daerah dari yaitu observasi dan wawancara.
bidang pariwisata Teknik observasi digunakan untuk
Peneliti mengambil rumusan masalah: memperoleh data terkait luas lahan
a. Bagaimana dampak lingkungan tambang dan data kualitas udara.
pertambangan pasir berbasis Teknik wawancara digunakan
pembangunan berkanjutan untuk mendapatkan data sosial
dikecematan ngebel ? seperti pendapat dari masyarakat
b. Bagaimana dampak sosial-ekonomi
sekitar lokasi tambang. Teknik
masyarakat disekitar pertambangan
analsis data adalah analisis
pasir ?
deskiptif. Penjelasan dituangkan
Berdasarkan latar belakang di atas
dalam bentuk deskribsi, tabel, dan
maka penulis melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Dampak gambar. Metode ini dipilih
Penambangan Pasir Berbasis mengingat kesesuaiannya dengan
Pembangunan Berkelajutan di Desa tujuan dalam penelitian ini.
Ngrogung Kecamatan Ngebel
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kabupaten Ponorogo” dengan tujuan
untuk mengetahui Dampak Lingkungan, Lokasi Penelitian ini berada
akibat penambangan pasir berbasis di Desa Ngrogung Kecamatan
pembangunan berkalnjutan dan untuk Ngebel Kabupaten Ponorogo.
144 JURNAL
ME XVII , NOMOR 1 JUNI GEOGRAFI,
2019: 11-18 VOLUME XVIII, NOMOR 2, DESEMBER 2020: 139-144
Ngrogung Kecamatan Ngebel maupun sekitar area penambangan.
membawa dampak positif bagi Dampak Negativ yang ditimbulkan
masyarakat, Selain membawa adalah terjadinya potensi bencana
dampak positif. Penambangan pasir alam. Dari hasil penelitian LPPM
Desa Ngrogung terdapat sisi Universitas Muhammadiyah
Negatif pada faktor lingkungan Ponorogo tahun 2015 potensi
140 JURNAL
ME XVII , NOMOR 1 JUNI GEOGRAFI,
2019: 11-18 VOLUME XVIII, NOMOR 2, DESEMBER 2020: 139-144
Penambang pasir memperoleh dengan konsep pembangunan
air dengan cara melakukan boor berkelanjutan menurut Jaya Askar
sehingga berdampak pada (2004) salah satu strategi
terpotongnya alur air didalam pembangunan berkelanjutan adalah
tanah. Dari Pembahasan diatas dilibatkannya masyarakat pada
bahwa Kerusakan Lingkungan kegiatan ekonomi. Salain
dampak dari penambangan pasir partisipasi masyarakat / keterlibatan
yang sudah terjadi tidak bisa masyarakat dalam penambangan
dicegah dan tidak bisa pasir, Dengan adanya penambangan
dikembalikan seperti semula dan pasir berdampak tercukupinya
dapat menyebabkan bencana tanah memenuhi kebutuhan rumah tangga
longsor, karena terdapat hilangnya masyarakat sekitar, sehingga dapat
lapisan tanah. hilangnya lapisan tanah memerangi kemiskinan disekitar
diperparah dengan adanya proses erosi lokasi penambangan pasir.
dan sebagainya.
Pengurangan kemiskinan
b) Analisis Dampak Penambangan dilihat dari banyaknya masyarakat
Pasir berbasis Pembangunan
berkelanjutan terhadap Sosial yang terserap pada penambangan
dan Ekonomi pasir. Adanya penambangan pasir
1) Dampak penambangan pasir mampu meningkatnya akses
terhadap sosial berbasis pendidikan dan kesehatan pada
pembangunan berkelajutan
masyarakat sekitar lokasi
Berdasarkan hasil study literatur penambangan. Dampak Negatif dari
Agustina Ayu U (2015) dan penambangan pasir berpotensi
Wibowo Prakoso D (2016) dampak terdapat Kesenjangan sosial antara
penambangan pasir pada sektor pemilik lahan dan masyarakat
sosial menghasilkan dampak positif pekerja. Potensi adanya konflik
dan dampak negativ pada antar masyarakat atau masyarakat
masyarakat Desa Ngrogung. dan pemerintah. Pada Potensi
Dampak Positif berbasis konflik masyarakat dan pemerintah
pembangunan berkelanjutan terjadi konflik dalam perizinan
terdapat partisipasi masyarakat usaha penambangan yang
yang dilibatkan dalam berdampak pada penutupan
penambangan pasir. Hal ni sesuai penambangan masyarakat.
142 JURNAL
ME XVII , NOMOR 1 JUNI GEOGRAFI,
2019: 11-18 VOLUME XVIII, NOMOR 2, DESEMBER 2020: 139-144
Berdasarkan konsep 3. Penambangan pasir terhadap
sumberdaya yang dapat diperbarui Ekonomi mempunyai pengaruh
dan tidak dapat diperbarui pembuat positif dalam hal ini mampu
kebijakan di daerah harus meningkatkan pendapatan
mengidentifikasi / mengklasifikasi masyarakat sekitar dan
sumber daya sebagai sumber yang meningkatkan pendapatan
terpulih, tidak terpulihkan, dan pemerinta desa setempat.
lingkungan hidup. Sumber yang
DAFTAR PUSTAKA
terpulihkan seperti hutan
dapatmemberikan manfaat secara Agustina, Ayu Unike. 2015.
Manajemen Konflik Dalam
berkelanjutan bila tidak
Penambangan Pasir Tass Di
memperlakukan produktivitas
Desa Ngrogung Kecamatan
ekonomi sebagai fungsi yang pasif
Ngebel Kabupaten Ponorogo
atau jasa yang
144 JURNAL
ME XVII , NOMOR 1 JUNI GEOGRAFI,
2019: 11-18 VOLUME XVIII, NOMOR 2, DESEMBER 2020: 139-144