Anda di halaman 1dari 2

Lubuklinggau, 29 Maret 2021

Kepada Yth.
Ketua IDI Kab. Musi Rawas
Di -
Tempat
Dengan hormat,
Bersama surat ini saya ;
Nama : dr. Muhammad Dienda Ade Nugraha
NPA IDI : 180156
Jabatan : Anggota IDI Kab. Musi Rawas
Tempat Tugas : BLUD UPT Puskesmas Selangit Kab. Musi Rawas
Melaporkan hasil dari kegiatan rapat Pembentukan Kelompok Kerja
Tatalaksana Kasus Malaria Provinsi Sumatera Selatan di Hotel Fave Palembang
pada tanggal 22 s.d. 24 Maret 2021.
Eliminasi malaria adalah suatu upaya untuk menghentikan penularan malaria
setempat dalam satu wilayah geografis tertentu, dan bukan berarti tidak ada kasus
malaria impor serta sudah tidak ada vektor malaria di wilayah tersebut, sehingga
tetap dibutuhkan kegiatan kewaspadaan untuk mencegah penularan kembali.
Sebagaimana Musi Rawas sendiri disiapkan sebagai daerah eliminasi malaria pada
tahun 2021. Tentu nya di perlukan kesiapan baik dari pemerintah daerah melalui
dinas kesehatan, serta organisasi profesi.
Berdasarkan paparan narasumber, diskusi tanya jawab, dan masukan dari
peserta selama pertemuan berlangsung maka dapat disimpulkan rencana tindak
lanjut sebagai berikut :
1. Target pencapaian indicator prioritas program pengendalian malaria
a. API <1 per 1000 penduduk
b. Persentase kasus malaria yang di periksa mikroskopis/RDT(100%)
c. Persentase kasus positif malaria yang diberi tatalaksana ACT (100%)
2. Diagnosa malaria harus berdasarkan pemeriksaan mikroskopis/RDT.
3. Patelki/BBLK melakukan pemantapan mutu eksternal mikroskopis malaria di
wilayah kerja masing-masing.
4. Pengobatan dengan ACT dengan komposisi dehydroartemisinin
Piperaquin/DHP + Primaquine.
5. Setiap Puskesmas, Rumah Sakit, Klinik/ Dokter Praktek Swasta harus
mempunyai buffer stock OAM, ada atau tidak ada kasus, minimal 1 cure.
Ketersediaan OAM dapat dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan Kota/
Kabupaten.
6. Klinik/ Dokter Praktek Swasta melaporkan kasus malaria ke Puskesmas di
wilayah kerja. Selanjutnya setiap kasus positif malaria dilakukan Penyelidikan
Epidemiologi 1-2-5.
7. Pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota mengadakan
pelatihan secara kontinyu bagi tenaga medis Puskesmas dan RS dengan
melibatkan organisasi profesi (IDI)
8. Jika dalam kegiatan PE dan MBS ditemukan kasus positif malaria, maka
harus dilanjutkan dengan pemberian OAM. Obat dapat langsung di berikan di
lapangan atau di fasilitas kesehatan sesuai petunjuk dokter.
9. Dinas Kesehatan menyiapkan draft SK Pokja Diagnosis dan Tatalaksana
Malaria.
10. Draft SK Pokja dan surat kesediaan menjadi anggota Pokja akan dikirimkan
ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.
11. Monitoring pelaksanaan Pokja akan dilakukan bersama Dinas Kesehatan
Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, dan anggota Pokja.
12. Evaluasi pelaksanaan Pokja akan diadakan Dinas Kesehatan Provinsi pada
semester 2 tahun 2021.
Sekian yang dapat saya sampaikan, terima kasih atas kesempatan yang
diberikan kepada saya dalam mengikuti kegiatan rapat Pembentukan Kelompok
Kerja Tatalaksana Kasus Malaria Provinsi Sumatera Selatan di Hotel Fave
Palembang pada tanggal 22 s.d. 24 Maret 2021.

Hormat Saya

dr. Muhammad Dienda Ade Nugraha

Anda mungkin juga menyukai