Anda di halaman 1dari 1

Pernah kah kamu merasakan penglihatan seperti ini?

Atau seperti ini? Dan yang ini?


Taukah kamu apa itu glaukoma?

Glaukoma atau yang sering disebut si pencuri penglihatan adalah suatu penyakit tekanan
bola mata seseorang tinggi/ tidak normal sehingga mengakibatkan kerusakan saraf mata dan
mengakibatkan gangguan pada sebagian atau seluruh lapangan pandang.

World Health Organization (WHO) memprediksi jumlah penderita Glaukoma di dunia


mencapai sekitar 60,7 juta orang di tahun 2010 dan akan menjadi 79,4 juta di tahun 2020. Di
Indonesia, sebesar 1,8 juta penduduk mengalami kebutaan akibat Glaukoma.

Jadi sebenarnya Siapa saja sih yang beresiko terkena glaucoma?


1. Ras Keturunan asia
2. Jenis kelamin perempuan
3. Riwayat glaukoma di dalam keluarga
4. Usia lebih tua diatas 45 tahun
5. Penyakit degeneratif ( diabetes/hipertensi)
6. Migrain
7. kecelakaan/ operasi pada mata sebelumnya
8. rabun dekat
9. Bentuk lensa yang lebih tebal dan Panjang aksial mata yang lebih pendek
Kak ADE :
Sebagian besar faktor risiko glaukoma seperti usia, keturunan, etnik tidak dapat dicegah
jika kamu memiliki riwayat glaukoma dalam keluarga atau mengkonsumsi obat-obatan
berisiko tinggi, pemeriksanaan mata teratur sangatlah penting untuk deteksi dini glaukoma.
saat terdeteksi glaukoma, umumnya memerlukan pemeriksanaan dan kontrol seumur hidup
ke dokter spesialis mata.
tujuan terapi glaukoma adalah untuk mengontrol tekanan bola mata. menjaga tekanan bola
mata dalam kisaran normal atau sesuai dengan target tekanan, sangat penting dalam menjaga
penglihatan.
diagnosa dini adalah kunci untuk mencegah kebutaan, karena kerusakan saraf glaukoma tidak
dapat dikembalikan. Glaukoma hanya bisa dikontrol, namun tidak bisa disembuhkan.
Yuk sama-sama kita cegah glaukoma, untuk generasi yang lebih baik.
THE WORD IS BRIGHT SAVE YOUR SIGHT

Daftar Pustaka :
American Academy of Ophthalmology Staf. 2021-2022. Section 10: Glaucoma. Basic and
Clinical Science Course. San Francisco: AAO.

Infodatin. Situasi Glaukoma di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI; 2019.

Anda mungkin juga menyukai