PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat adalah
angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Angka kematian bayi merupakan salah
satu indikator untuk mengukur keberhasilan program kesehatan ibu dan anak. Kematian
neonatal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan,
kematian post neonatal adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu tahun yang
disebabkan factor pengaruh lingkungan luar (Nurseha, 2018).
Penilaian lain untuk derajat kesehatan bayi selain kematian adalah morbiditas.
Morbiditas (kesakitan) merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera,
atau keberadaan suatu kondisi sakit. Morbiditas dapat diturunkan dengan melakukan
pemijatan bayi yang bermanfaat untuk meningkatkan berat badan bayi, meningkatkan
pertumbuhan, meningkatkan daya tuhan tubuh, meningkatkan produksi ASI,
memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan dan mengurangi kembung serta kolik yang
diakibatkan karena mengkonsumsi susu formula (Nurseha, 2018. Roesli, 2010).
Bayi yang sehat akan tumbuh menjadi anak yang sehat. Itu tergantung cara
merawat dan memperhatikan perkembangan baik secara fisik dan emosional serta
perkembangan otaknya. Yaitu dengan cara berinteraksi langsung seperti memijat,
membelai, dan mengajak bercanda (Subekti, 2011).
Pijat bayi adalah perawatan kesehatan pada bayi dengan terapi sentuhan dengan
teknik tertentu. Banyak penelitian menunjukkan bahwa pemijatan pada bayi memberikan
manfaat sangat besar pada perkembangan bayi, baik secara fisik maupun secara
emosional. Pijat bayi dapat digunakan untuk menurunkan angka kematian pada bayi dan
mengoptimalkan tumbuh kembang bayi (Enidya, 2012; Maharani, 2011; Roesli, 2011).
Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan lebih mendekati usapan-usapan halus atau
rangsangan raba (taktil) yang dilakukan dipermukaan kulit, manipulasi terhadap jaringan
atau organ tubuh bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf otot, dan sistem
pernafasan serta memperlancar sirkulasi darah. (Maharani, 2011; Roesli, 2010). Pijat
pada dasarnya akan menciptakan bonding attachment dan selain itu pijat bayi dapat
meningkatkan berat badan bayi (Enidya, 2012; Maharani, 2011; Roesli, 2010). Sentuhan
lembut pada pemijatan bayi memberikan rasa tenang dan mendorong potensi
penyembuhan dari diri sendiri pada bayi (Turner dan Nanayakkara, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian pemijatan yang dilakukan selama 15 menit, 2 x
seminggu selama 6 minggu didapatkan kenaikan berat badan yang lebih dari bayi tidak
dipijat. Bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengubah gelombang
otak secara positif, memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan, merangsang fungsi
pencernaan dan pembuangan, meningkatkan hubungan batin antara orangtua dan
bayinya, dan meningkatkan volume air susu ibu (Roesli, 2010).
Bayi baru lahir pada umumnya mengalami masalah pencernaan dikarenakan
saluran pencernaannya masih belum matang. Karena bayi baru mulai beradaptasi dengan
saluran pencernaannya sendiri untuk mencerna dan menyerap nutrisi (Padila et al, 2018).
Berdasarkan teori yang ada salah satu manfaat pijat bayi dapat mengatasi kembung.
Kembung (meteorism tympanites) ialah suatu sistom/gejala yang menunjukkan
adaya udara atau gas dalam rongga abdomen atau usus. Distensi abdomen adalah kesan
secara inspeksi adanya abdomen lebih besar dari ukuran biasa pada anak. Distensi
abdomen mungkin disebabkan oleh adanya masa abdomen atau oleh karena
penumpukkan cairan atau gas. Distensi abdomen pada bayi dan anak biasanya merupakan
manifetasi suatu penyakit (Padila et al., 2019).
Akumulasi gas yang berlebihan dalam lumen usus akan menimbulkan berbagai
gejala; eructation, kembung, borborygmi, flatus, nyeri perut. Gejala-gejala ini dapat
berupa keluhan tunggal atau berhubungan degan keluhan tambahan yang berasal dari
dalam atau luar usus.
Berdasarkan literature yang ada peneliti tertarik mengambil kasus tentang
“Efektivitas pijat bayi untuk penatalaksanaan perut kembung (meteorismus) pada
bayi usia 7 hari di PMB Fony Feftiyanti Z, S.ST Kota Cilegon tahun 2021”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas pijat bayi efektif untuk penatalaksanaan bayi
dengan perut kembung (meteorismus) “Bagaimana efektivitas pijat bayi dalam
penatalaksanaan perut kembung pada bayi usia 7 hari di PMB Fony Feftiyanti Zaldad,
S.ST. tahun 2021”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan perut kembung
(meteorismus) menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
2. Tujuan khusus
a. Mampu mengumpulkan data dasar pada bayi dengan perut kembung
(meteorismus) di PMB Fony Feftiyanti Z, S.ST Kota Cilegon.
b. Mampu menginterpretasi data dasar pada bayi dengan perut kembung
(meteorismus) di PMB Fony Feftiyanti Zaldad, S.ST Kota Cilegon.
c. Mampu mengantisipasi masalah atau diagnosa potensial pada bayi dengan perut
kembung (meteorismus) di PMB Fony Feftiyanti Z, S.ST Kota Cilegon.
d. Mampu mengidentifikasi tindakan segera/kolaborasi pada bayi dengan perut
kembung (meteorismus) di PMB Fony Feftiyanti Z, S.ST Kota Cilegon.
e. Mampu merencanakan asuhan kebidanan pijat bayi pada bayi sebagai
penatalaksanaan perut kembung (meteorismus) di PMB Fony Feftiyanti Z, S.ST
Kota Cilegon.
f. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pijat bayi pada bayi sebagai
penatalaksanaan perut kembung (meteorismus) di PMB Fony Feftiyanti Z, S.ST
Kota Cilegon.
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada efektivitas pijat bayi dalam
penatalaksanaan perut kembung (meteorismus) pada bayi Ny. M di PMB Fony
Feftiyanti Zaldad, S.ST Kota Cilegon.
h. Mampu melakukan pendokumentasian SOAP pada bayi baru lahir dengan perut
kembung (meteorismus).
TINJAUAN PUSTAKA
C. Pijat Bayi
1. Definisi Pijat Bayi
Pijat bayi biasa disebut stimulus touch. Pijat adalah terapi sentuh tertua yang
dikenal manusia dan yang paling popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan
dan pengobatan yang di praktikkan sejak berabad-abad silam lamanya. Bahkan
diperikan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan di dunia, mungkin
karena pijat berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran
(Lee, 2010).
Pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan pada bayi dengan terapi sentuh
dengan teknik-teknik tertentu sehingga manfaat pengobatan dan kesehatan
tercapai. Banyak penelitian menunjukkan bahwa pemijatan pada bayi
memberikan manfaat sangat besar pada perkembangan bayi, baik secara fisik
maupun emosional. Pijat bayi akan merangsang peningkatan aktivitas nervus
vagus yang akan menyebabkan penyerapan lebih baik pada sistem pencernaan
sehingga bayi akan lebih cepat lapar ASI akan lebih banyak di produksi (Luize A,
2010).
Pengaruh positif sentuhan pada proses tumbuh kembang anak telah dikenal
manusia. Namun, penelitian ilmiah tentang hal ini masih belum banyak
dilakukan. Kulit merupakan organ tubuh manusia yang berfungsi sebagai reseptor
terluas yang dimiliki manusia. Oleh karena itu, sejak dalam kandungan, janin
telah dapat merasakan belaian hangat cairan ketuban.
Pengalaman pijat yang pertama yang dialami manusia ialah pada waktu
dilahirkan, yaitu pada waktu jalan lahir si ibu. Proses kelahiran adalah suatu
pengalaman traumatic bagi bayi karena bayi yang lahir harus meninggalkan
rahim yang hangat, aman, dan nyaman, dan dengan keterbatasan ruang gerak
menuju kesuatu dunia dengan kebebasan gerak tanpa batas, yang menakutkan,
tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman disekelilingnya, seperti halnya
ketika berada di dalam rahim (Surinih, 2010).
2. Fisiologis Pijat Bayi
Menurut Rosalina (2010) mengurai secara rinci efek pijat bayi terhadap fungsi
fisiologi tubuh melalui beberapa sistem syaraf sebagai berikut;
a) Sistem Peredaran Darah
Pijatan dengan tekanan yang agak dalam (± 1-2 mm) akan menambah
aliran darah sampai 85% dan meningkatkan aliran cairan limfa. Pijatan
memberi efek pelebaran pada vena dan kapiler serta memacu efek saraf
vasomotor sehingga membantu darah bergerak melalui vena. Efek ini akan
memberikan rasa segar karena akan mendapat oksigen lebih banyak dan
berbagai macam nutrient, hormone serta yang lainnya. Disamping itu juga
akan terjadi pembersihan tempat yang akan dipijat dari zat racun sehingga
efek jangka panjang pada sistem peredaran darah adalah meningkatkan tonus
dan regangan pembuluh darah itu sendiri.
b) Sistem Limfatik
Pijat sangat berperan untuk aliran limfatik. Racun dan sampah tubuh
dialirkan ke pembuluh darah untuk dinetralisir, bengkak/oedem, akan
berkurang. Dengan dipijat pembentukan limfosit akan meningkat, aliran limfe
menjadi lancar. Jumlah limfosit yang meningkat akan meningkatkan sistem
kekebalan yang dapat membantu mencegah infeksi dan penyakit.
c) Kulit
Kulit bagian dermis terdapat banyak pembuluh darah, pembuluh limfe dan
ujung-ujung dari saraf, yang akan berpengaruh pada saat pemijatan.
Rangsangan pada reseptor akan menyebabkan perubahan reaksi reflek seperti
pelebaran pembuluh darah, relaksasi otot dan pori-pori akan terbuka.
Membukanya pori-pori akan mengeluarkan keringat sehingga dapat
membuang racun dan sampah tubuh, selain itu juga sangat membantu untuk
kulit yang kering.
d) Sistem Otot
Selama pijat posisi otot ditarik kearah samping dan memanjang. Keadaan
ini akan meningkatkan mikrosirkulasi yang dapat menyembuhkan ketegangan
otot dan menguraikan perlengketan jaringan sehingga akan mencegah
jaringan perut. Selain itu dengan pijat dapat mengeluarkan racun seperti asam
laktat yang menyebabkan kelesuan. Dengan maningkatkan fleksibilitas dan
integritas dari jaringan, pijat dapat menyembuhkan kram serta dapat
menguraikan ketegangan postur.
e) Sistem saraf
Pijat mempengaruhi sistem saraf dari tepi sampai pusat. Tekanan pada
reseptor saraf dikulit akan menyebabkan pelebaran vena, arteri dan kapiler
sehingga akan menghambat penyempitan, melemaskan ketegangan otot,
melambatkan detak jantung dan meningkatkan gerakan usus di saluran cerna.
Berdasarkan hasil penelitian yang ada, pijat juga memberi dampak pemacuan
saraf nervus vagus (saraf otak ke-10) yang berhubungan dengan sistem perut
besar dan merangsang pengeluaran hormone penyerapan gastrin dan insulin,
dimana kedua hormone tersebut akan meningkatkan absorbsi makanan
menjadi lebih baik, sehingga bayi akan merasa cepat lapar dan akan menyusui
lebih aktif serta sering. Hal ini akan merangsang peningkatan sekresi
hormone prolactin dan oksitosin ibu yang bearkibat ASI akan semakin
banyak diproduksi.
Pemijatan memberikan rangsangan pada saraf vasodilator, sehingga
ketegangan otot akan sembuh dengan adanya respon relaksasi. Pada bayi
sehat yang mendapat pemijatan menunjukkan peningkatan jam tidur sehingga
dapat meningkatkan kesiagaan (alertness) atau konsentrasi. Hal ini
disebabkan pijatan dapat mengubah gelombang otak dengan cara menurunkan
gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha, yang dapat
dibuktikkan dengan penggunaan EEG (Electro Enchephalogram).
3. Manfaat Pijat Bayi
a) Meningkatkan berat badan
Bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim penyerapan dan
insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan menjadi lebih baik. Bayi
menjadi cepat lapar dan karena itu lebih sering menyusu sehingga
meningkatkan produksi ASI.
b) Meningkatkan efektivitas istirahat (tidur) dan konsentrasi bayi
Menurut Field (2010) bayi yang dipijat, dibandingkan dengan kelompok
kontrol, mencapai penyesuaian siklus aktivitas istirahat mereka lebih
menyenangkan pada usia 8 minggu dan produksi melatonin noktural yang
lebih tinggi pada usia 12 minggu. Dari penelitian ini disimpilkan bahwa
terapi pijat yang diberikan secara rutin waktu tidur bayi dapat menjadi sinyal
social yang kuat yang dapat mempengaruhi perkembangan dari siklus tidur
terjaga. Sehingga bayi yang terpenuhi kebutuhan tidurnya, saat bangun akan
menjadi bugar. Kebugaran ini juga menjadi factor mendukung konsentrasi
dan kerja otak bayi.
c) Meningkatkan produksi ASI dan gerak peristaltic untuk pencernaan
Pijat bayi dapat menyebabkan bayi lebih rileks dan dapat beristirahat
dengan efektif, hal ini berdampak positif ketika bayi bangun dan membawa
energy yang cukup untuk beraktivitas. Dengan aktivitas yang optimal, bayi
akan cepat lapar sehingga nafsu makannya meningkat. Peningkatan nafsu
makan ini juga ditambah dengan peningkatan aktivitas nervus vagus dalam
menggerakkan sel peristaltic untuk mendorong makanan ke saluran
pencernaan. Dengan semakin banyak dihisap, ASI pun terstimulasi untuk
berproduksi.
d) Meningkatkan daya tahan tubuh
Pemijatan memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan sel
pembunuh alami (natural killet cells). Hal ini dibuktikkan pada penderita
HIV yang dipijat selama 5x dalam seminggu selama satu bulan mampu
meningkatkan jumlah dan toksisitas sel pembunuh alami (natural killet cells).
Dengan demikian, kemungkinan penderita terkena infeksi sekunder
berkurang.
e) Memacu perkembangan otak dan sistem saraf
Rangsangan yang diberikan pada kulit bayi akan memacu proses
myelinisasi (penyempurnaan otak dan sistem saraf) sehingga dapat
meningkatkan komunikasi ke tubuh bayi dan keaktifan sel neuron.
Myelinisasi yang berlangsung lebih cepat memungkinkan otak bayi semakin
terpacu untuk berfungsi sempurna dalam mengkoordinasikan tubuh. Bayi
lebih sigap dan lincah dalam menanggapi apa yang dihadapinya.
f) Meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel
Pemijatan dapat memperlancar proses pengangkutan oksigen ke sel-sel
yang akan dituju. Pengangkutan oksigen ini penting agar sel-sel dapat
menjalankan fungsinya dengan normal. Aliran oksigen ke sel-sel saraf yang
tidak lancar dapat menyebabkan rasa sakit, menurunkan konsentrasi dan
kesiagaan. Stimulasi pemijatan juga memperlancar mengalirnya nutrisi ke
seluruh sel. Nutrisi ini penting agar sel-sel dapat tumbuh dan menjalankan
fungsinya.
Dengan pemijatan akan memperlancar peredaran darah yang mengalir
keseluruh tubuh, termasuk ke otaknya. Salah satu zat penting yang dibawa
oleh darah adalah oksigen. Ketika suplei oksigen untuk otak bayi tidak lancar
maka fungsi otak untuk berpikir dan konsentrasi akan terganggu. Semakin
baik aliran darah ke otak, semakin berkecukupan kebutuhan oksigen otak
yang terpenuhi. Terpenuhinya oksigen di otak secara cukup membuat
konsentrasi dan kesiagaan bayi semakin baik (Subakti, 2010).
4. Pelaksanaan Pijat Bayi
Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan. Dengan lebih cepat
mengawali pemijatan, bayi akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Apalagi
jika pemijatan dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6-7
bulan. Pemijatan dapat dilakukan pada pagi hari dan sore hari sebelum mandi.
Sebelum melakukan pemijatan perhatikanlah hal-hal berikut, antara lain:
tangan harus bersih dan hangat, hindari agar kuku dan perhiasan tidak
mengakibatkan goresan pada kulit, ruang untuk memijat diupayakan hangat dan
tidak pengap, bayi tidak selesai makan atau sedang lapar. Pemijat duduk dalam
kondisi nyaman dan tenang, baringkan bayi diatas permukaan kain yang lembut,
rata, dan bersih, siapkan handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby oil),
serta mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara
membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya bicara.
Sedangkan selama melakukan pemijatan, dianjurkan untuk selalu melakukan
hal-hal berikut ini: memandang mata bayi, disertai pancaran kasih sayang selama
pemijatan berlangsung; bernyanyi atau putarkan lagu-lagu yang tenang/lembut,
guna membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung.
Awali pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan kemudian secara bertahap
tambahkan tekanan pada sentuhan yang dilakukan, khususnya apabila sudah
merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan yang sedang dilakukan.
Sebelum melakukan pemijatan, tuangkan pada tangan pemijat baby oil yang
lembut sesering mungkin.
Jika bayi menangis, cobalah untuk menenangkan sebelum melakukan
pemijatan. Jika bayi menangis lebih keras, hentikan pemijatan karena mungkin
bayi mengharapkan untuk digendong disusui, atau sudah mengantuk dan sangat
ingin tidur. Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa
segar dan bersih setelah dipijat menggunakan baby oil.
Dalam pemijatan pada bayi tidak dianjurkan untuk melakukan hal-hal berikut:
memijat bayi langsung setelah selesai menyusu seharusnya diberi jarak kira-kira
2 jam setelah selesai menyusu. Saat bayi dalam keadaan tidak sehat, memijat bayi
pada saat bayi tidak mau dipijat (biasanya dengan tanda bayi rewel, menangis,
dan memberontak), dan memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi.
5. Daftar Tilik Pijat Bayi
a) Kaki
1) Perahan India
Peganglah kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua telapak tangan
seperti memegang pemukul softball. kemudain gerakan tangan ke
pergelangan kaki seperti memerah susu, atau dengan arah yang sama,
gunakan kedua tangan secara bersamaan, mulai dari pangkal paha dengan
gerakan memeras, memijat, memutar kedua kaki bayi secara lembut.
Gambar 1.1
(Roesli, 2008)
2) Perahan cara swedia
Peganglah kaki bayi pada pergelangan kaki, gerakan tangan secara
bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha
Gambar 1.2
(Roesli, 2008)
3) Telapak kaki bayi
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian,
dimulai dari tumit kaki menuju ke jari kaki. Atau buatlah lingkaran-
lingkaran kecil dengan kedua ibu jari secara bersamaan pada seluruh
telapak kaki dimulai dari tumit
Gambar 1.3
(Roesli, 2008)
4) Jari
Pijatlah jari-jari satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak
kaki, diakhiri dengan tarikan kasih lembut pada tiap ujung jari
Gambar 1.4
(Roesli, 2008)
5) Punggung kaki
Dengan kedua ibu jari, buatlah lingkaran di sekitar kedua mata kaki
sebelah dalam dan luar. Kemudian urutlah seluruh punggung kaki dengan
kedua ibu jari secara bergantian dari pergelangan kaki ke arah jari. Atau
buatlah gerakan yang mebentuk lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua
jari secara bersamaan, dari daerah mata kaki ke jari
Gambar 1.5
(Roesli, 2008)
6) Gerakan menggulung
Pegang pangkal paha dengan kedua tangan anda, kemudian gerakkan
menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki
Gambar 1.6
(Roesli, 2008)
7) Gerakan akhir
Rapatkan kedua kaki bayi, lalu letakkan edua tangan anda secara
bersamaan pada pangkal paha, kemudaian usap dengan halus kedua kaki
bayi dari atas ke bawah
Gambar 1.7
(Roesli, 2008)
b) Gerakan perut
1) Mengayuh pedal sepeda
Lakukan gerakan pada perut bayi seperti mengayuh pedal sepeda, dari
atas ke bawah perut, bergantian tangan dengan kanan dan kiri
Gambar 1.8
(Roesli, 2008)
2) Menekan perut
Tekan kedua lutut kaki bersamaan dengan lembut ke permukaan perut
bayi. Dapat dilakukan secara bergantian dimulai dengan lutut kanan dan
dilanjutkan dengan lutut kiri
Gambar 1.9
(Roesli, 2008)
3) Bulan matahari
Buat lingkaran degan ujung-ujung jari tangan kanan mulai dari perut
sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) sesuai arah jarum jam,
kemudian kembali ke kedaerah kanan bawah (seperti bentuk bulan),
diikiti oleh tangan kiri yang membuat bulatan penuh (seperti bentuk
matahari)
Gambar 2.1
(Roesli, 2008)
4) Gerakan I Love You
“I” : Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah
dengan menggunakan jari-jari tangan kanan seolah membentuk huruf
“I”
“LOVE” : Bentuklah Huruf “L” terbalik, dengan melakukan
pemijatan dari kanan atas perut ke kiri atas kemudian dari kiri atas ke
kiri bawah
“YOU” : Bentuklah huruf “U” terbalik, dimulai dari kanan bawah
(daerah usus buntu) ke atas kemudian ke kiri, ke bawah dan berakhir di
perut kiri bawah
Gambar 2.2
(Roesli, 2008)
5) Gelembung
Letakan ujung-ujung jari pada perut bayi di bagian kanan bawah dan
buatlah gerakan dengan tekanan sesuai arah jarum jam dari kanan ke kiri
bawah guna memindahkan gelembung-gelembung udara. Dengan kedua
telapak tangan buatlah gerakan dari tengah dada ke samping luar seolah
sedang meratakan kertas buku tua
Gambar 2.3
(Roesli, 2008)
c) Gerakan dada
1) Jantung besar
Buatlah gerakan yang membentuk gambar jantung dengan meletakkan
ujung-ujung jari kedua tangan anada di ulu hati. Setelah itu buatlah
gerakan ke atats sampai kebawah leher, kemudian ke samping atas
tulang selangka, lalu ke bawah ke ulu hati seolah membuat gambar
jantung
Gambar 2.4
(Roesli, 2008)
2) Kupu-kupu
Gerakan dilanjutkan dengan membuat gambar kupu-kupu. Dimulai
dengan tangan kanan yang memijat menyilang dari ulu hati ke arah bahu
kanan, dan kemudian ke ulu hati, kemudian dengan tangan kiri ke bahu
kiri dan kembali ke ulu hati
Gambar 2.5
(Roesli, 2008)
3) Jantung kecil
Buatlah gerakan seperti gambar jantung kecil di sekitar puting susu
Gambar 2.6
(Roesli, 2008)
d) Gerakan tangan
1) Perahan cara India
Perahan cara india bermanfaat untuk relaksasi otot dan arahnya
menjauhi tubuh. Peganglah lengan bayi dengan kedua telapak tangan
mulai dari pundak seperti memegang softball. Gerakkan tangan kanan
dan kiri ke bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah
susu sapi. Atau dengan kedua tangan lakukan gerakan memeras,
memijat, memutar secara lembut pada lengan bayi mulai dari pundak ke
pergelangan tangan
Gambar 2.7
(Roesli, 2008)
2) Perahan cara Swedia
Pijatan di mulai dari pergelangan tangan ke arah badan untuk
mengalirkan darah ke jantung dan ke paru-paru. Gerakakkan tangan
kanan dan kiri secara bergantian, mulai dari pergelangan ke arah
pundak.
Gambar 2.8
(Roesli, 2008)
3) Telapak tangan
Dengan ke dua ibu jari, pijatlah telapak tangan seolah membuat
lingkaran-lingkaran kecil dari pergelangan tangan ke jari-jari.
Sedangkan keempat jari lain memijat punggung tangan.
Gambar 2.9
(Roesli, 2008)
4) Jari
Pijatlah jari-jari tangan bayi satu persatu dengan gerakan memutar
menuju ujung jari dan di akhiri dengan tarikan lembut pada setiap ujung
jari
Gambar 3.1
(Roesli, 2008)
5) Gerakan menggulung
Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua tangan anda,
bentuklah gerakkan menggulung dari pangkal lengan menuju
pergelangan tangan/jari-jari
Gambar 3.2
(Roesli, 2008)
e) Gerakan muka
1) Dahi : menyetrika dahi
Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi. Tekankan
jari-jari anda dengan lembut mulai dari tengah dahi bayi ke arah
samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi. Setelah itu gerakkan ke
bawah ke daerah pelipis dan buatlah lingkaran-lingkaran kecil di pelipis
kemudian gerakkan ke arah dalam melalui daerah bawah pipi di bawah
mata
Gambar 3.3
(Roesli, 2008)
2) Alis : menyetrika alis
Letakkan kedua ibu jari anda diantara kedua alis. Lalu pijat bagian atas
mata/alis dari tengah ke samping seperti menyetrika alis
Gambar 3.4
(Roesli, 2008)
3) Hidung : senyum pertama
Letakkan kedua ibu jari anda di antara kedua alis. Tekankanlah ibu jari
anda dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi
kemudian gerakkan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi
tersenyum
Gambar 3.5
(Roesli, 2008)
4) Rahang atas : senyum kedua
Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan rahang atas atau di atas
mulut di bawah sekat hidung. Gerakkan kedua ibu jari anda dari tengah
ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum
Gambar 3.6
(Roesli, 2008)
5) Dagu/rahang atas : senyum ketiga
Letakkan kedua ibu jari anda di tengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada
dagu, lalu gerakkan dari tengah ke samping kemudian ke atas seolah
membuat bayi tersenyum
Gambar 3.7
(Roesli, 2008)
6) Belakang telinga
Dengan tekanan lembut gerakkan jari-jari kedua tangan anda dari
belakang telinga kanan dan kiri ke tengah dagu. Atau dengan tekanan
lembut gerakkan kedua tangan anda dari belakang telinga membentuk
lingkaran-lingkaran ke seluruh kepala.
Gambar 3.8
(Roesli, 2008)
f) Gerakan punggung
1) Gerakan maju mundur : kuda goyang
Tengkurapkan bayi melintang di depan anda dengan kepala di sebelah
kiri dan kaki di sebalah kanan anda. Pijatlah dengan gerakkan maju
mundur menggunakan kedua telapak tangan sepanjang punggung bayi,
dari bawah leher sampai ke pantat.
Gambar 3.9
(Roesli, 2008)
2) Gerakan menyetrika
Lakukan usapan dengan telapak tangan kanan anda, menyerupai gerakan
menyetrika dimulai dari pundak ke bawah sampai ke pantat.
Gambar 4.1
(Roesli, 2008)
Bayi kembung meliputi data subjektif yaitu ; Ibu Ibu mengatakan bayinya
rewel, Ibu mengatakan bayinya susah BAB, Ibu mengatakan bayinya tidak
mau menyusu (Budiarso, 2017). Sementara itu, data objektif berupa Perut
tampak keras saat dilakukan palpasi tampak pembesaran pada perut
(Budiarso, 2017).
2) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang sedang dialami oleh bayi baru lahir yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan pengumpulan data dasar, sebagai
contoh pada masalah Meteorismus adalah gangguan rasa nyaman, susah
BAB, dan bayi tidak mau menyusu (Budiarso, 2017).
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnose atau masalah yang didapat dengan
melakukan analisis data, sebagai contoh pada masalah Meteorismus
dilakukan pijat bayi (Budiarso, 2017).
c. Langkah III (Antisipasi masalah dan diagnose potensial) mengidentifikasi
masalah-masalah potensial yang kemungkinan muncul sehingga kita siap
siaga dalam menghadapi berbagai kemungkinan.
Masalah potensial pada Meteorismus adalah konstipasi pada bayi. Adapun
antisipasi masalah yang dilakukan adalah pijat bayi (Budiarso, 2017).
d. Langkah IV (Identifikasi tindakan segera atau kolaborasi) antisipasi
tindakan segera dibuat berdasarkan hasil identifikasi dari diagnose potensial.
Pada langkah keempat ini tidak dilakukan tindakan segera atau kolaborasi
karena kasus Meteorismus ini tidak dibutuhkan tindakan segera atau
kolaborasi. Tetapi Meteorismus termasuk kedalam masalah pada bayi baru
lahir.
e. Langkah V (Rencana menyeluruh asuhan kebidanan) menyusun rencana
asuhan ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya pada langah ini rencana
asuhan harus sama-sama disetujui oleh bidan maupun pasien agar efektif, oleh
karena itu pada langkah ini diperlukan diskusi antara tenaga kesehatan dengan
pasien mengenai semu rencana tindakan termasuk penegasan dan persetujuan.
Menurut Budiarso 2017 hasil dari pemeriksaan langkah V maka : Posisikan
bayi tengkurap, Gendong bayi dalam posisi tegak, Pijat bayi.
f. Langkah VI (Pelaksanaan Implementasi) dari rencana asuhan seperti yang
telah diuraikan pada langkah V dan harus dilaksanakan secara efisien dan
benar.
Menurut Budirso 2017 hasil dari pemeriksaan langkah VI maka
Memposisikan bayi tengkurap, Menggendong bayi dalam posisi tegak,
Memijat bayi
g. Langkah VII (Evaluasi) : Langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah di
identifikasi di dalam masalah masalah dan diagnose.
Hasil dari pemeriksaan langkah VII bahwa telah mendapatkan penanganan
perut kembung dengan pijat bayi, bayi merasa nyaman dan Meteorismus
teratasi.
2. Metode Pendokumentasian SOAP
SOAP merupakan catatan yang bersifat sedehana, jelas, logis, dan tertulis. Metode
SOAP dapat dipakai sebagai penyaring inti sari proses penatalaksanaan kebidanan
dalam tujuannya penyediaan dan pendokumenasian asuhan, dan dengan SOAP
dapat membantu bidan dalam mengorganisir pikiran dan asuhan yang
menyeluruh. Langkah-langkah metode SOAP adalah sebagai berikut;
a. S : SUBJEKTIF
Data subjekif adalah data yang diperoleh dari sudut pandang pasien atau
segala bentuk pernyataan atau keluhan dari pasien. Pada pasien bisu maka
dibagian data belakang “S” diberi kode “O” atau “X”
b. O : OBEKTIF
Data objektif merupakan data yng diperoleh dari hasil pemeriksaan atau
observasi bidan atau tenaga kesehatan lain. Yang termasuk kedalam data
objektif meliputi : pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium,
ataupun pemeriksaan diagnostic lainnya.
c. A : ASSESMENT
Assessment merupakan pendokumentasian dari hasil analisa data subjektif dan
objektif. Analisa yang cepat dan akurat sangat diperlukan guna pengambilan
keputusan atau tindakan yang tepat.
d. P : PLANNING
Planning atau perencanaan adaah rencana yang dibuat berdasarkan hasil
analisa.
E. Kewenangan Bidan
Bidan adalah salah satu jenis tenaga kesehatan yang diakui Negara. Hal ini
tercantum dalam pasal 11 Undang-Undang nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga
kesehatan dimana profesi bidan dicantumkan salah satu dari 12 jenis tenaga kesehatan
yang diuraikan dalam undang-undang.
Pasal 21 ayat (2) Peraturan Menteri Kesehatan nomor 25 tahun 2014 tentang
upaya kesehatan anak menguraikan berbagai upaya kesehatan yang dilakukan kepada
bayi, anak balita, dan prasekolah. Yang berisi; Pemberian ASI eksklusif hingga usia 6
bulan, pemberian ASI hingga 2 (dua) tahun, pemberian Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (MP ASI) mulai usia 6 (enam) bulan, pemberian imunisasi dasar lengkap
bagi bayi, pemberian imunisasi lanjutan DPT/HB/Hib pada anak usia 18 bulan dan
imunisasi campak pada anak usia 24 bulan, pemberian Vitamin A, upaya pola
mengasuh anak, pemantauan pertumbuhan, pemantauan perkembangan, pemantauan
gangguan tumbuh kembang, MTBS dan, merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
dalam kondisi stabil, tepat waktu ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
Pasal 70 peraturan Pemerintah nomor 103 tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Tradisional, mengemukakan bahwa salah satu keterampilan pelayanan
kesehatan tradisional diberikan dengan teknik pijat. Pasal 48 ayat (1) tentang
Kesehatan disebutkan bahwa salah satu upaya kesehatan diselenggarakan melalui
kegiatan pelayanan kesehatan tradisional. Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2012
tentang sistem kesehatan nasional kemudian mencantumkan pelayanan kesehatan
tradisional menjadi bagian dari sistem kesehatan nasional.
Dasar hokum pelayanan pengobatan komplementer-alternatif UU RI No. 36 tahun
2009, Permenkes RI No. 1076/Menkes/SK/2003 tentang pengobatan tradisional,
Permenkes RI No. 1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang penyelenggaraan pengobatan
komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan, Permenkes RI No.
120/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan hiperbarik, Keputusan Direktur
Jenderal Bina Pelayanan Medik, No. HK.03.05/I/199/2010 tentang pedoman kriteria
penataan metode pengobatan komplementer-alternatif yang dapat di integrasikan di
fasilitas pelayanan kesehatan.
F. Kerangka Pikir/Kerangka Pemecahan Masalah
Bagan 1.1 Kerangka Pikir
Bayi baru lahir