Anda di halaman 1dari 10

SAP

(Satuan Acara Penyuluhan)


ISPA
Di ajukan untuk memenuhi salah satu
Mata kuliah : Keperawatan Keluarga

Oleh :

NINING KURNIAWATI

13075

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH


CIREBON
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ISPA

Pokok Bahasan                   : ISPA


Sub Pokok Bahasan            : 1. Pengertian ISPA
2. Tanda dan gejala ISPA
3. Tata cara perawatan mengatasi ISPA

Sasaran                                 :Warga Dusun III dan IV Desa Talang Aur


Hari / tanggal                                    :  Jumat/ 15 juni 2012
Waktu                                     :  15.10 WIB
Tempat                                   : Masjid Nurul Iman Desa Talang Aur

I.       Tujuan Umum :


         Kegiatan penyuluhan ini diharapkan seluruh peserta dapat mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan ISPA
II.      Tujuan Khusus :
1)    Peserta dapat mengetahui dan memahami pengertian ISPA
2)    Peserta dapat mengetahui dan memahami penyebab ISPA
3)    Peserta dapat memahami dan mengetahui tanda dan gejala ISPA
4)    Peserta dapat memahami dan mengetahui penatalaksanaan ISPA
5)    Peserta dapat memahami dan mengetahui cara perawatan ISPA
6)    Peserta dapat memahami dan mengetahui cara mencegah ISPA
III.    Materi
Terlampir
IV.   Metode
Kegiatan ini menggunakan metode diskusi dan tanya jawab.
V. Media / alat
1. Leaflet
2.Fliptchart
3. Microphone
VI. Pengorganisasian
Penanggung jawab       : Apriyani, S.Kep, Ns
Moderator                                    : Mujianto
Penyaji                             :  Siti Aisyah
Notulen                            : Sarah Okrenediah
Dokumentasi                  : Vebbi Aksal
Fasilitator                         :  Muhammad Daryadi
                                             Reska
                                             Risa Nur Maulia
                                             Rully Sasmita P
                                             Sari Fitriasih
                                             Siska Mitalia
VII. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu Media


1 Pembukaan           mengucapkan salam          menjawab salam 5 menit
          memperkenalkan           mendengarkan
diri           memperhatikan
          mengingatkan           mendengarkan
kontrak

          menjelaskan tujuan


2 Isi           menjelaskan           memperhatikan 15 Leaflet
pengertian ISPA           memperhatikan menit flipchat
          menjelaskan tanda           memperhatikan
dan gejala ISPA
          menjelaskan cara
perawatan ISPA
          menjelaskan cara
pengobatan tradisional
ISPA
          memberikan
ksempatan kepada
audien untuk bertanya.
3 Penutupan           mengevaluasi           mengungkapkan 10
perasaan peserta setelah perasaan setalah menit
penyuluhan penyuluhan
          mengajukan           bertanya tentang
beberapa pertanyaan materi penyuluhan
yang belum paham
VIII. Evaluasi hasil
1.    Sebutkan pengertian ISPA
2.    Jelaskan  tanda dan gejala ISPA
3.    Sebutkan penyebab ISPA
4.    Jelaskan cara perawatan ISPA
5.    Jelaskan cara penatalaksanaan ISPA
6.    Sebutkan cara mencegah ISPA

X. Sumber
DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 1992.

Doenges, Marlyn E . Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan


pendokumentasian perawatan pasien

Gordon,et.al,2001, Nursing Diagnoses : definition & Classification 2001-2002,Philadelpia,USA

Naning R,2002,Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Handout kuliah Ilmu Kesehatan Anak) PSIK FK
UGM tidak dipublikasikan.

Suriadi,Yuliani R,2001,Asuhan Keperawatan pada Anak,CV sagung Seto,Jakart

Lampiran Materi
Lampiran Leaflet
TINJAUAN TEORI

I. PENGERTIAN

Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi akut yang terjadi pada saluran napas
termasuk adneksanya. Akut adalah berlangsung sampai 14 hari, Adneksa yaitu sinus, rongga
telinga dan pleura.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran pernapasan yang
berlangsung sampai 14 hari. Saluran pernapasan meliputi organ mulai dari hidung sampai
gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan
selaput paru.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) meliputi saluran pernapasan bagian atas dan
saluran pernapasan bagian bawah. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan bersifat ringan,
misalnya batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun demikian
jangan dianggap enteng, bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat menyebabkan
anak menderita pneumoni yang dapat berujung pada kematian.
Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit ISPA dibagi menjadi dua
golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia.
Pneumonia dibedakan atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan
pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan
napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia.

II. KLASIFIKASI
Secara anatomis yang termasuk Infeksi saluran pernapasan akut :
1.      ISPA atas : Rinitis, faringitis,Otitis
2.      ISPA bawah : Laringitis ,bronchitis,bronkhiolitis,pneumonia.

III. ETIOLOGI

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau kuman golonganA
streptococus, stapilococus, haemophylus influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma, dan
pneumokokus yang menyerang dan menginflamasi saluran pernafasan (hidung, pharing, laring)
dan memiliki manifestasi klinis seperti demam, meningismus, anorexia, vomiting, diare,
abdominal pain, sumbatan pada jalan nafas, batuk, dan suara nafas wheezing, stridor, crackless,
dan tidak terdapatnya suara pernafasan.
Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman. Disamping itu terdapat beberapa
faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/ neonatus, ukuran dari saluran pernafasan,
daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca (Whaley and Wong; 1991;
1419).
Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari terjadinya infeksi
saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan penyebab utama yakni golongan
A -hemolityc streptococus, staphylococus, haemophylus influenzae,b clamydia trachomatis,
mycoplasma dan pneumokokus.
Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut berpengaruh didalam derajat
keparahan penyakit. Karena dengan lobang yang semakin sempit maka dengan adanya
edematosa maka akan tertutup secara keseluruhan dari jalan nafas.
Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi antara lain
malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara langsung mempengaruhi saluran
pernafasan yaitu alergi, asthma serta kongesti paru.
Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan musim, tetapi juga biasa
terjadi pada musim dingin (Whaley and Wong; 1991; 1420).
Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak
dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita.
Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus
mendapat antibiotic.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan
gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat
dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin
meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang
lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan
tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh
dalam kegagalan pernapasan.
Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda laboratoris.

·         Tanda – Tanda Klinis ISPA


1.    Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak,
napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.
2.     Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest.
3.    Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung,
kejang dan coma.
4.    Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
·         Tanda - Tanda Laboratoris ISPA
1.    Hypoxemia,
2.    Hypercapnia dan
3.    Acydosis (metabolik dan atau respiratorik)
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa minum,
kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya pada anak golongan
umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun ampai
kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun,
stridor,Wheezing.
IV. FAKTOR RESIKO

tor diri (host) : Umur, jenis kelamin, status gizi, kelainan congenital, imunologis, BBLR dan premature.
lingkungan : Kualitas perawatan orang tua, asap rokok, keterpaparan   terhadap infeksi, social ekonomi, cuaca
dan polusi udara.

V.  PATOFISIOLOGI

Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :


1.    Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa.
2.    Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi lemah apalagi
bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3.    Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam dan batuk.
Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh sempurna,sembuh dengan
atelektasis,menjadi kronos dan meninggal akibat pneumonia.

VI. PENATALAKSANAAN  ISPA

Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar


merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian karena
pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat pada
pengobatan penyakit ISPA).
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan
penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus
batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi
penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman
sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA.
Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :

a. Upaya pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
1.    Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
2.    Immunisasi.
3.    Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
4.    Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

b. Pengobatan dan perawatan

Prinsip perawatan ISPA antara lain :


1.    Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
2.    Meningkatkan makanan bergizi
3.    Bila demam beri kompres dan banyak minum
4.    Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan yang bersih
5.    Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.
6.    Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih menetek.

Pengobatan antara lain :

1.        Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi
dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam
untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus
dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air
(tidak perlu air es).

2.        Mengatasi batuk


Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok
teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 1992.

Doenges, Marlyn E . Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan


pendokumentasian perawatan pasien

Gordon,et.al,2001, Nursing Diagnoses : definition & Classification 2001-2002,Philadelpia,USA

Naning R,2002,Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Handout kuliah Ilmu Kesehatan Anak) PSIK FK
UGM tidak dipublikasikan.

Suriadi,Yuliani R,2001,Asuhan Keperawatan pada Anak,CV sagung Seto,Jakarta

Anda mungkin juga menyukai