Anda di halaman 1dari 14

Indikator Keterampilan Kebekerjaan

Beberapa pendapat para ahli seperti yang dijabarkan sebelumnya, dipilihlah

8indikator dari keterampilan kebekerjaan. The Australian Chamber of Commerce

and Industry (ACCI) (2002) menjabarkan pengertian 8 indikator tersebut yang

digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut.

a. Komunikasi

Keterampilanuntuk menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain.

Diantaranya dapat mendengarkan dan memahami pendapat orang lain, berbicara

dengan jelas dan langsung, menulis untuk kebutuhan pekerjaan, bernegosiasi

secara responsif, membaca secara mandiri, berempati kepada orang lain, berbicara

dan menulis dalam bahasa selain bahasa Indonesia, memiliki

keterampilanberhitung yang baik, memahami kebutuhan pelanggan internal dan

eksternal, dapat membujuk secara efektif, mampu membangun dan menggunakan

jaringan, bersikap tegas, dan berbagi informasi.

b. Menyelesaikan masalah

Kapasitas untuk menerapkan strategi penyelesaian masalah dengan cara

yang memiliki tujuan, baik dalam situasi di mana masalah dan solusi yang

diinginkan jelas dan dalam situasi yang membutuhkan pemikiran kritis dan

pendekatan kreatif untuk mencapai suatu hasil. Selain itu dapat menunjukkan

kemandirian dan inisiatif dalam mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya,

memecahkan masalah dalam tim, menerapkan berbagai strategi untuk pemecahan

masalah, menggunakan matematika termasuk penganggaran dan manajemen

keuangan untuk menyelesaikan masalah, menerapkan strategi pemecahan masalah

1
di berbagai bidang, menguji asumsi yang mempertimbangkan konteks data dan

keadaan.

c. Kerja tim

Keterampilan untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain baik secara

satu lawan satu maupun dalam kelompok, termasuk bekerja di berbagai usia dan

terlepas dari jenis kelamin, ras, agama, atau keyakinan politik, mengetahui cara

mendefinisikan peran sebagai bagian dari tim, menerapkan kerja tim untuk

berbagai situasi, mis. perencanaan masa depan, pemecahan masalah krisis,

mengidentifikasi kekuatan anggota tim, dan keterampilan melatih dan

membimbing termasuk memberikan umpan balik.

d. Manajemen diri

Keterampilan untuk mencapai kepuasan pribadi dengan memiliki visi dan

tujuan pribadi, selalu mengevaluasi dan memantau kinerja sendiri, memiliki

pengetahuan dan kepercayaan diri dalam ide dan visi sendiri, mengartikulasikan

ide dan visi sendiri, mengambil tanggung jawab.

e. Merencanakan dan mengorganisir kegiatan

Keterampilan untuk merencanakan dan mengatur kegiatan kerja sendiri,

termasuk memanfaatkan waktu dan sumber daya dengan baik, mengelola waktu

dan prioritas dengan menetapkan garis waktu, mengkoordinasikan tugas untuk diri

sendiri dan orang lain, memiliki banyak akal, dapat mengambil inisiatif dan

mengambil keputusan, menetapkan tujuan dan hasil proyek yang jelas,

mengalokasikan orang dan sumber daya lain untuk tugas, merencanakan

penggunaan sumber daya termasuk manajemen waktu, berpartisipasi dalam proses

perbaikan dan perencanaan yang berkelanjutan, mengembangkan visi dan rencana

proaktif untuk menyertainya, memprediksi hal yang akan terjadi (menimbang


2
risiko, mengevaluasi alternatif, dan menerapkan kriteria evaluasi),

mengumpulkan, menganalisis, dan mengatur informasi, dan memahami sistem

bisnis dasar dan hubungannya.

f. Teknologi

Keterampilan untuk menggunakan teknologi dengan baik seperti memiliki

berbagai keterampilan TI dasar, menerapkan TI sebagai alat manajemen,

menggunakan IT untuk mengatur data, bersedia mempelajari keterampilan TI

baru, memiliki pengetahuan K3 untuk menerapkan teknologi, dan memiliki

kapasitas fisik untuk menerapkan teknologi, mis. ketangkasan manual.

g. Belajar

Keterampilan untuk peningkatan pengetahuan yang digunakan didalam

pekerjaan. Dengan cara mengelola pembelajaran sendiri, berkontribusi pada

komunitas pembelajaran di tempat kerja, menggunakan berbagai media untuk

belajar (mentoring, dukungan teman sebaya dan jaringan, IT, kursus), menerapkan

pembelajaran pada masalah 'teknis' (mis. Belajar tentang produk) dan masalah

'orang' (mis., Aspek kerja interpersonal dan budaya), memiliki antusiasme untuk

pembelajaran yang berkelanjutan, bersedia belajar dalam situasi apa pun - baik di

dalam maupun di luar pekerjaan, terbuka untuk ide dan teknik baru, bersiap untuk

menginvestasikan waktu dan upaya dalam mempelajari keterampilan baru, dan

mengakui kebutuhan untuk belajar untuk mengakomodasi perubahan.

h. Inisiatif dan kegigihan

Keterampilan untuk berkontribusi pada hasil inovatif. Diantaranya

beradaptasi dengan situasi baru, mengembangkan visi strategis, kreatif, jangka

3
panjang, menjadi orang yang kreatif, mengidentifikasi peluang baru dan

diinformasikan kepada orang lain,menerjemahkan gagasan menjadi tindakan,

dapat menghasilkan berbagai opsi dalam sebuah tindakad, dan memulai solusi

inovatif bagi suatu pekerjaan.

3. Keterampilan adaptasi karir

Saat ini, pengaruh globalisasi membentuk kembali siklus kehidupan orang

dewasa termasuk pilihan karir dan pengembangannya, terlebih lagi dampak

tersebut menjadi sangat dominan bagi generasi muda (Buchholz et al., 2009).

Individu perlu memiliki keterampilan yang memungkinkan mereka untuk dengan

cepat beradaptasi dengan berbagai situasi (Savickas et al., 2009). Sebelumnya,

Savickas (1997) mengusulkan bahwa keterampilan adaptasi karir sebagai konstruk

jembatan yang lebih erat terkait tiga segmen rentang hidup/ ruang kehidupan yang

digagas oleh Super (1957). Dimana gagasannya berisi tentang konsep

pengembangan kejuruan dan kesempurnaan karir tidak lagi cukup untuk

menggambarkan kebutuhan siswa untuk menanggapi harapan sosial dan

lingkungan dalam konteks pekerjaan yang terus berubah diseluruh rentang

kehidupan. Belum lama ini keterampilan adaptasi karir didefinisikan sebagai

seperangkat keterampilan untuk mengatasi perbedaan dan respons kesiapan yang

dapat diaktifkan dan digunakan individu untuk merencanakan, mengeksplorasi,

dan memutuskan tentang kemungkinan masa depan yang terkait dengan karir

(Savickas, 1997).

4
Menurut Guan et al (2014) bahwa keterampilan adaptasi karir berperan

penting dalam membantu siswa yang belum familiar dengan lapangan pekerjaan

untuk mengantisipasi dan mempersiapkan diri terhadap kesulitan serta tantangan

yang mungkin akan dihadapi. Selain itu keterampilan adaptasi karir juga bisa

didefinisikan sebagai sikap, kompetensi, dan perilaku yang digunakan individu

untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang sesuai dengan mereka (Savickas,

2005, hal. 45). Keterampilan adaptasi karir, sebagai seperangkat sumber daya

pribadi yang penting, dipercaya untuk memberikan dampak yang kuat pada karir

atau hasil yang terkait dengan pekerjaan, seperti keberhasilan ditempat kerja,

keterlibatan kerja, pemuasan kerja, atau masa jabatan kerja. Literature

mendukung konsepsi ini, sejauh beberapa keterampilan khusus atau mekanisme

yang dimasukkan atau dikemas dalam keterampilan adaptasi karir, sebagai

keterampilan mengatasi atau mekanisme regulasi emosional (Machin & Hoare,

2008).

Hasil penelitian terdahulu dari Koen, Klehe, & Vianen (2012) juga

menunjukkan bahwa ketika siswa memiliki keterampilan adaptasi karir yang

rendah, akan sulit bagi siswa untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai terutama

dalam kondisi ekonomi yang tidak jelas dan kemungkinan mengganggur yang

tinggi. Adaptasi karir yang tinggi meningkatkan kepercayaan diri siswa untuk

menghadapi tantangan-tantangan dalam mencari kerja, yang nantinya akan

bermanifestasi dalam bentuk hasil pencarian kerja yang positif (Guan et al, 2014).

Siswa yang memiliki keterampilan adaptasi yang tinggi lebih sukses dalam

menghadapi masa transisi, beresiko lebih kecil menjadi pengangguran dalam

5
jangka waktu yang lama dan membuat pilihan karir yang lebih baik (Creed, dkk.,

2003). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulakan bahwa penting bagi siswa

calon lulusan SMK untuk mengembangkan keterampilan adaptasi karir dalam

menghadapi masa transisi sehingga nantinya mendapatkan pekerjaan tanpa

menjadi pengangguran dalam jangka waktu yang lama serta mendapatkan

pekerjaan yang sesuai dengan diri maupun keahlian siswa.

4. Indikator Keterampilan Adaptasi Karir

Keterampilan adaptasi karir mencakup empat dimensi spesifik: kepedulian,

pengendalian, rasa ingin tahu, dan kepercayaan diri. Definisilebih jelas tentang

empat indikator ini sebagai berikut.

Tabel 4. Pengertian komponen keterampilan adeptasi karir menurut para ahli

Savickas (2005) Savickas & Porfeli (2012)


Kepedulian Keterampilan untuk menyadari Berorientasi dan terlibat dalam
dan merencanakan masa depan mempersiapkan masa depan
kejuruan
Pengendalian Mencerminkan perasaan subyektif Disiplin diri seperti
tentang pengendalian diri dan ditunjukkan dengan menjadi
ketegasan mengenai masa depan teliti dan bertanggung jawab
kejuruan dalam membuat keputusan
Rasa ingin tahu Kecenderungan untuk menggali Menjelajahi keadaan dan
suatu lingkungan mencari informasi tentang
peluang
Kepercayaan diri Kecenderungan untuk merasa Keterampilanyang dirasakan
efisien berkenaan dengan untuk menyelesaikan masalah
keterampilan untuk memecahkan dan mengatasi hambatan
masalah karir yang nyata

6
Untuk penjelasan lebih jelas dari empat indikator keterampilan adaptasi

karir (Savickas & Profeli, 2013) sebagai berikut.

1. Kepedulian (Career Concern)

Indikator pertama adalah kepedulian, dalam artian individu memilki

kepedulian terhadap karir dan mempersiapkan masa depan karirnya. Kepedulian

terhadap karir merupakan orientasi ke masa depan, merasa penting, dan terlibat

dalam persiapan masa depan (Savickas & Profeli, 2013). Kepedulian yang

dimiliki individu mengenai karirnya tentu saja dapat dibangun dengan memiliki

pandangan yang optimis dan memiliki perencanaan yang matang terhadap segala

hal yang akan terjadi dimasa depannya dengan melihat pengalaman yang pernah

didapat di masa lali dan keadaan saat ini. Kesadaran individu terhadap karirnya

akan mendorong timbulnya perhatian untuk menjadi sadar akan tugas kerja dan

masa transisi yang dihadapi.

2. Pengendalian (Career Control)

Indikator pengendalian yang artinya individu mempunyai keyakinan untuk

memiliki masa depannya sendiri serta tanggungjawab yang besar terhadap

karirnya (Savickas & Profeli, 2013). Pengendalian dalam indikator ini

memungkinkan individu untuk lebih bertanggungjawab dalam membentuk diri

dan lingkungan sekitar untuk menghadapi perubahan yang terjadi di masa depan

dengan menggunakan disiplin diri, usaha, dan ketekunan. Keyakinan individu

memiliki pengendalian meliputi sikap asertif dan tegas dalam memutuskan untuk

terikat dalam tugas perkembangan kerja dan mampu untuk menghindar dan

menunda-nunda. Sikap tersebut akan mendorong individu untuk terlibat dalam

7
aktifitas dan pengalaman yang dapat meningkatkan ketegasan dalam mengambil

keputusan. Selain itu kurangnya pengendalian diri terhadap karir disebut dengan

kebimbangan karir (indecision).

3. Rasa Ingin Tahu (Career Curiosity)

Indikator rasa ingin tahu mengacu pada kekuatan individu dalam

mengeksplorasi berbagai situasi dan peran yang dibutuhkan karir mereka ke

depan. Rasa ingin tahu yang terjadi akan mendorong individu melakukan

eksplorasi yang terkait dengan penyesuaian diri dalam dunia kerja. Rasa ingin

tahu mendorong individu untuk menggambarkan dirinya pada berbagai situasi dan

peran (Savickas & Profeli, 2013). Hal ini dapat diketahui dari munculnya inisiatif

untuk mempelajari berbagai jenis pekerjaan yang ingin didapatkan dan mencari

kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Rasa ingin tahu akan

membentuk sebuah pengetahuan yang berguna bagi individu untuk mengambil

pilihan yang terkait dengan pekerjaan. Selain itu, individu juga akan menunjukkan

sikap penyesuaian seperti melakukan percobaan, berani mengambil resiko, dan

memberanikan diri untuk menanyakan hal-hal yang terkait dengan karir atau

pekerjaan (Savickas, 2012).

4. Kepercayaan diri (Career Confidence)

Indikator kepercayaan diri yaitu sejauh mana individu menunjukkan

keyakinan untuk mampu menyelesaikan masalah dan menunjukkan upaya yang

dibutuhkan untuk mengatasi hambatan yang dihadapi. Individu yang memiliki

kepercayaan diri akan cenderung tidak menghindar saat menghadapi

permasalahan karir. Hal ini ditunjukkan dengan sikap pantang menyerah, selalu

8
berjuang, dan tekun. Percaya diri dapat timbul melalui keberhasilan yang dicapai

dalam melakukan aktifitas sehari-hari sehingga dapat meningkatkan penerimaan

diri dan perasaan menghargai diri sendiri. Selain itu, kepercayaan diri akan

memungkinkan individu membuat pilihan dalam mencapai rencana masa depan

(Savickas, 2012)

Dalam konteks global yang berubah dengan cepat, penting bahwa individu

memperoleh kompetensi untuk beradaptasi dengan persyaratan pengembangan

karir dan tuntutan pekerjaan transisi karir seperti dari sekolah ke pekerjaan atau

dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain (Klehe et al., 2011) memicu keterampilan

adaptasi karir seseorang, terutama di saat ketidakpastian lingkungan yang tinggi.

Baru-baru ini, peneliti dari 13 negara mengadopsi pendekatan multisentris,

lintas nasional dan mengembangkan Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) untuk

mengembangkan kerangka kerja keterampilan adaptasi karir dan membangun

ukuran keterampilan adaptasi karir yang terdiri dari empat subskala

(Savickas&Porfeli, in press). Menggunakan CAAS-Internasional Form 2.0 terdiri

dari empat indikator dengan masing-masing enam item dalam satu indikator. Skor

total untuk 24 item menunjukkan keterampilan adaptasi karir.

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

1. Penelitian ini dilakukan oleh Allan B. de Guzman & Kyoung Ok Choi (2013)

dengan judul “The relations of employability skills to career adaptability

among technical school students”. Penelitian ini bertujuan untuk (1)

9
Mengetahui apakah ada hubungan yang patut diperhatikan antara seperangkat

keterampilan kebekerjaan dan keterampilan adaptasi karir, (2) Mengetahui

variabel keterampilan kebekerjaan apa yang paling berkontribusi terhadap

hubungan keterampilan kebekerjaan dan keterampilan adaptasi karir. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Populasi yang digunakan

dalam penelitian adalah siswa dan lulusan teknik di Papua Nugini yang

berjumlah 183 siswa dan 10 lulusan. Teknik pengumpulan data menggunakan

kuesioner. Terdapat 2 kuesioner yaitu dari keterampilan kebekerjaan yang

dibuat dengan mengutip dari bebagai sumber jurnal menjadi 30 item kuisioner

dan keterampilan adaptasi karir(menggunakan CASS International Form 2.0)

yang terdiri dari 24 item yang dibagi dari 4 subskala yang terdiri dari

kepedulian, pengendalian, rasa ingin tahu, dan kepercayaandiri, menggunakan

skala Likert (1= aku tidak mempunyai keterampilan itu hingga 5= aku

mempunyai keterampilan yang sangat kuat). Teknik analisis data dalam

penelitian ini menggunakan uji validitas, uji reabilitas, dan menggunakan

analisis statistik menggunakan SPSS Manova.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: hubungan keterampilan

kebekerjaan dan keterampilan adaptasi karir dengan menggunakan jenis

penelitian Canonical Correlation Analysis (CCA) menunjukkan bahwa kerja

tim memiliki hubungan yang signifikan terhadap 4 skala dari keterampilan

adaptasi karir (kepedulian, pengendalian, rasa ingin tahu, kepercayaandiri).

2. Penelitian ini dilakukan oleh Norain Jaafar, S., Zakaria, N., & Abd Rasheid,

N. (2018) dengan judul “Career Choice and Employability Skills for

10
Vocational College Student”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan

dari employability sklills dan pemilihan carrer dari siswa Vocational College.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Populasi yang

digunakan pada penelitian ini adalah 90 responden dari Batu Pahat Vocational

College dan 60 responden dari Muar Vocational College. Dengan

menggunakan perhitungan, ditentukanlah ada 106 responden yang menjadi

sampel. Teknik pengumpulan data menggunakan 4 kuesioner yang membahas

: (1) kuesioner demografis, (2) kuesioner self-efficacy yang mengadaptasi dari

CDSE-SF form, (3) kuesioner keterampilan kebekerjaan yang diadaptasi dari

SCANS (2001), (4) kuesioner tentang pilihan career. Teknik analisis data

dalam penelitian ini menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, data

analisisnya menggunakan analisis deskripsi dan diferensial dan menggunakan

analisis statistik menggunakan SPSS Anova.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) basic skills dan interpersonal

skills memiliki level yang tinggi, (2) Keterampilan kebekerjaan terlihat kuat

dan memiliki hubungan yang positif yang dimana keterampilan kebekerjaan

yang dimiliki siswa dapat berdampak pemilihan karir mereka, (3) siswa yang

mempunyai keterampilan kebekerjaan yang tinggi dan bekerja dengan orang

lain, memiliki pemikiran yang kreatif dan lebih bertanggung jawab dalam

memilih karir

3. Penelitian ini dilakukan oleh Udayar, S., Fiori, M., Thalmayer, A.G., dan

Rossier, J. (2018) dengan judul “Investigating the link between trait emotional

intelligence, career indecision, and self-perceived employability: The role of

11
keterampilan adaptasi karir”. Penelitian ini bertujuan untuk memahami alur

dimana emosi tentang persepsi diri mewakili aspek afektif dari kepribadian

yaitu kecerdasan emosi dapat mempengaruhi hasil yang terkait career, seperti

keraguan dalam career dan employability yang dirasakan dalam diri

seseorang. Populasi yang digunakan dakam penelitian ini adalah 400

responden (46% wanita) dengan rentang umur dari 17 hingga 48 tahun dari

beberapa Universitas di area Lausanne (Switzerland). Teknik pengumpulan

data menggunakan 6 kuesioner, diantaranya: (1) Trait Emotional Intelligence

Quetionnaire-Short Form (TEIQue-SF) terdiri dari 30 item kuesioner tentang

laporan pribadi dan menggunakan skala Likert (1 = sangat tidak setuju hingga

7= sangat setuju), (2) Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) yang terdiri dari

24 item yang dibagi dari 4 subskala yang terdiri dari kepedulian,

pengendalian, rasa ingin tahu, dan kepercayaandiri, menggunakan skala Likert

(1= aku tidak mempunyai keterampilan itu hingga 5= aku mempunyai

keterampilan yang sangat kuat), (3) Career Decision-making Difficulties

Questionnaire (CDDQ) terdiri dari 34 item namun dalam penelitian ini hanya

menggunakan 32 item karena masalah teknikal dan administrasi termasuk

skala informasi yang tidak konsisten, menggunakan skala Likert (1= tidak

mendeskripsikan aku hingga 9=sangat mendeskripsikan aku), (4) Self-

Perceived Employability Scale (SPES) terdiri dari 16 item yang digunakan

untuk mengevaluasi ekspetasi dan persepsi diri dari employability siswa

universitas, menggunakan skala Likert (1= sangat tidak setuju hingga

7=sangat setuju), (5) Raven’s Standard Progesssive Matrices (RPM)

12
menggunakan keterampilan kognitif terutama untuk mengevaluasi kepandaian

yang berubah-ubah, terdiri dari 5 set (A hingga E) masing-masing 12 pilihan

ganda (total: 60 item) dan diberi durasi 20 menit dalam mengerjakan, (6) Brief

HEXACO Inventory (BHI) terdiri dari 24 item kuesioner yang terdiri dari 6

dimensi kepribadian: kejujuran, emosi, keterbukaan, kesesuaian, kesadaran,

dan keterbukaan; menggunakan skala Likert (1=sangat tidak setuju hingga

5=sangat setuju).

Hasil dalam penelitian ini diantaranya (1) individu yang mendapat skor

tinggi pada TEI, memperoleh skor yang lebih tinggi pada keterampilan

adaptasi karir, yang pada gilirannya memiliki dampak positif pada skor

keraguan karir, (2) kapasitas yang dirasakan untuk memahami dan

menggunakan emosi dalam konteks yang berbeda dapat memobilisasi sumber

daya pengaturan diri individu, yang pada gilirannya mengurangi kesulitan

dalam membuat keputusan karir, (3) Keterampilan adaptasi karir terbukti

menjadi mediator hubungan antara disposisi kepribadian dan eksplorasi dan

keterlibatan karir, keterampilan adaptasi karir juga dapat mengatur dampak

dari lebih banyak disposisi emosional, khususnya kecerdasan emosi sifat, pada

kesulitan pengambilan keputusan karier.(4) TEI memiliki peran penting dalam

mempengaruhi kesulitan yang dirasakan yang timbul sebelum membuat

keputusan terkait karir dengan demikian individu dengan TEI tinggi akan

memiliki lebih sedikit kesulitan terkait dengan kurangnya kemauan untuk

membuat keputusan, untuk kesulitan umum dalam membuat keputusan, atau

untuk keyakinan disfungsional tentang proses pengambilan keputusan karir.

13
Tabel 5. Penelitian yang relevan

No Penelitian Hasil
1. Allan B. de Guzman & Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
Kyoung Ok Choi dari keterampilan adaptasi karir. Keterampilan
(2013) kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
Instrumen = kuisioner komunikasi, kerja tim, dan menyelesaikan
Career Adapt-Abilities masalah.
Scale (CAAS)
2. Norain Jaafar, S., Keterampilan kebekerjaan memiliki hubungan
Zakaria, N., & Abd yang positif yang di mana keterampilan
Rasheid, N. (2018) kebekerjaan yang dimiliki siswa dapat berdampak
Instrumen = kuisioner pemilihan karir mereka. Siswa yang mempunyai
keterampilan kebekerjaan yang tinggi dan bekerja
dengan orang lain, memiliki pemikiran yang
kreatif dan lebih bertanggung jawab dalam
memilih karir
3. Udayar, S., Fiori, M., Keterampilan adaptasi karir terbukti menjadi
Thalmayer, A.G., dan mediator hubungan antara kepribadian dan
Rossier, J. (2018) eksplorasi dan keterlibatan karir, keterampilan
Instrumen = kuisioner adaptasi karir juga dapat mengatur dampak dari
Career Adapt-Abilities kecerdasan emosi sifat, pada kesulitan
Scale (CAAS) pengambilan keputusan karier
Berdasarkan kajian yang relevan, beberapa aspek yang digunakan pada penelitian

ini adalah, 1) teknik pengumpulan data dengan kuisioner atau angket untuk

mengukur keterampilan kebekerjaan dan keterampilan adaptasi karir, 2)

menggunakan Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) sebagai angket untuk

mengukur keterampilan adaptasi karir.

35

Anda mungkin juga menyukai