Anda di halaman 1dari 7

LANGKAH - LANGKAH DALAM MENGOPTIMALKAN

KESELAMATAN PASIEN
Dhita Adinda/181101069
dhitaadinda89@gmail.com

Abstrak

Keselamatan Pasien adalah Pasien bebas dari harm/ cedera yang tidak seharusnya terjadi atau bebas
dari harm yang potensial akan terjadi (penyakit, cedera fisik / sosial / psikologis, cacad, kematian
dll), terkait dengan pelayanan kesehatan. Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi resiko.
Banyaknya jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit
yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors).
Tujuan dari kajian ini adalah untuk Terciptanya budaya keselamatan pasien di rs, meningkatnya
akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya KTD, terlaksananya
program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD. Metode yang digunakan
adalah metode kualitatif dimana maksudnya dengan cara mengumpulkan sebanyak-banyaknya data
untuk dianalisis. Yaitu dengan Literature review. Hasil dan bahasannya terdapat 7 langkah-langkah
dalam mengoptimalkan keselamatan pasien.

Kata kunci : Langkah-langkah keselamatan pasien, Keselamatan pasien, mengoptimalkan


keselamatan pasien

Latar Belakang merupakan hal yang potensial bagi


terjadinya kesalahan medis (medical
Keselamatan Pasien adalah Pasien bebas
errors).
dari harm/ cedera yang tidak seharusnya
terjadi atau bebas dari harm yang Kesalahan yang terjadi dalam proses

potensial akan terjadi (penyakit, cedera asuhan medis ini akan mengakibatkan

fisik / sosial / psikologis, cacad, kematian atau berpotensi mengakibatkan cedera

dll), terkait dengan pelayanan kesehatan. pada pasien, bisa berupa Near Miss atau

Hampir setiap tindakan medis Adverse Event (Kejadian Tidak

menyimpan potensi resiko. Banyaknya Diharapkan/KTD). Near Miss atau Nyaris

jenis obat, jenis pemeriksaan dan Cedera (NC) merupakan suatu kejadian

prosedur, serta jumlah pasien dan staf akibat melaksanakan suatu tindakan atau

Rumah Sakit yang cukup besar, tidak mengambil tindakan yang


seharusnya diambil. Adverse Event atau Tujuan dari kajian ini adalah untuk
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) Terciptanya budaya keselamatan pasien
merupakan suatu kejadian yang di rs, meningkatnya akuntabilitas rumah
mengakibatkan cedera yang tidak sakit terhadap pasien dan masyarakat,
diharapkan pada pasien karena suatu menurunnya KTD, terlaksananya
tindakan atau tidak mengambil tindakan program-program pencegahan sehingga
yang seharusnya diambil dan bukan tidak terjadi pengulangan KTD.
karena kondisi pasien.
Sedangkan tujuan dari langkah-langkah
Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam menuju keselamatan pasien ini adalah
tahap diagnostic seperti kesalahan atau untuk mengidentifikasi pasien secara
keterlambatan diagnose, tidak benar, meningkatkan komunikasi yang
menerapkan pemeriksaan yang sesuai, efektif, meningkatkan keamanan dari
menggunakan cara pemeriksaan yang pengobatan resiko tinggi, mengeliminasi
sudah tidak dipakai atau tidak bertindak kesalahan penempatan, kesalahan
atas hasil pemeriksaan atau observasi; pengenalan pasien, kesalahan prosedur
tahap pengobatan seperti kesalahan pada operasi, mengurangi risiko infeksi yang
prosedur pengobatan, pelaksanaan terapi, berhubungan dengan pelayanan, dan
metode penggunaan obat, dan mengurangi risiko pasien terluka karena
keterlambatan merespon hasil jatuh.
pemeriksaan asuhan yang tidak layak;
Metode
tahap preventive seperti tidak
memberikan terapi provilaktik serta Metode yang digunakan adalah metode
monitor dan follow up yang tidak kualitatif dimana maksudnya dengan cara
adekuat; atau pada hal teknis yang lain mengumpulkan sebanyak-banyaknya data
seperti kegagalan berkomunikasi, untuk dianalisis. Yaitu dengan Literature
kegagalan alat atau sistem yang lain. Oleh review ini dengan menganalisis yang
karena itu, ada tujuh langkah menuju berfokus pada langkah- langkah dalam
keselamatan pasien. mengoptimalkan keselamatan pasien.
Adapun tinjauan literatur yang digunakan
Tujuan
seperti buku teks, buku referensi, jurnal, Kebijakan yang dilakukan oleh Tim:
dan google scholar. Dengan kata kunci anggota mampu berbicara, peduli dan
langkah-langkah keselamatan pasien, berani lapor bila ada insiden, dan laporan
Keselamatan pasien, mengoptimalkan harus terbuka dan terjadi proses
keselamatan pasien pembelajaran serta pelaksanaan tindakan
dan solusi yg tepat
Hasil dan Bahasan
2. Memimpin dan dukung staf anda,
Tujuh langkah menuju keselamatan
“bangunlah komitmen dan fokus yang
pasien Sesuai dengan Peraturan Menteri
kuat dan jelas tentang keselamatan pasien
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
di RS”
Tahun 2017 BAB III Penyelenggaraan
Keselamatan Pasien pada ayat (2) huruf c Kebijakan yang dilakukan Rumah sakit :

terdiri dari : Menetukan anggota Direksi yang


bertanggung jawab atas keselamatan
1. Membangun kesadaran akan nilai pasien, di bagian-2 ada orang yang dapat
keselamatan Pasien, “ciptakan menjadi “Penggerak” (champion)
kepemimpinan & budaya yang keselamatan pasien, Prioritaskan
terbuka dan adil” keselamatan pasien dalam agenda rapat

Kebijakan yang dilakukan Rumah sakit Direksi/Manajemen, memasukkan

antara lain : Menentukan kebijakan untuk keselamatan pasien dalam semua program

mentidaklanjuti staf segera mungkin latihan staf.

setelah insiden, kemudian kumpulkan Kebijakan yang dilakukan tim: Ada


fakta-fakta, dan setelah dukungan “penggerak” dalam tim untuk memimpin
kepada staf, pasien, keluarga, yang kedua Gerakan keselamatan pasien, jelaskan
menentukan kebijakan: yang berupa relevansi dan pentingnya, serta manfaat
peran dan akuntabilitas individual pada gerakan keselamatan pasien, serta
insiden, Tumbuhkan budaya pelaporan menumbuhkan sikap ksatria yang
dan belajar dari insiden, serta melakukan menghargai pelaporan insiden
kebijakan asesmen dengan menggunakan
survei penilaian keselamatan pasien
3. Mengintegrasikan aktivitas pelaporan insiden, ke dlm maupun ke luar
pengelolaan risiko, “kembangkan sistem yg hrs dilaporkan ke KKPRS – PERSI
dan proses pengelolaan risiko, serta
Kebijakan yang dilakukan oleh Tim:
lakukan identifikasi dan asesmen hal yang
dorong anggota untuk melaporkan setiap
potensial bermasalah”
insiden dan insiden yang telah dicegah
Kebijakan yang dilakukan Rumah sakit : tetapi tetap terjadi juga, sebagai bahan
Membuat struktur dan proses menjamin pelajaran yg penting
risiko klinis dan non klinis, mencakup
5. Melibatkan dan berkomunikasi
Keselamatan pasien, Kembangkan
dengan pasien, “kembangkan cara-cara
indikator kinerja bagi sistem pengelolaan
komunikasi yang terbuka dengan pasien”
risiko, dan gunakan informasi dari sistem
pelaporan insiden &dan asesmen risiko Kebijakan yang dilakukan Rumah Sakit :
dan tingkatkan kepedulian terhadap menentukan kebijakan komunikasi
pasien. terbuka tentang insiden dengan pasien
dan keluarga, Pasien dan keluarga
Kebijakan yang dilakukan oleh tim :
mendapatkan informasi bila terjadi
mendiskusi isu keselamatan pasien dalam
insiden, dukungan,pelatihan dan
forum-forum, untuk umpan balik
dorongan semangat kepada staf agar
menjamin kepada yang terkait, penilaian
selalu terbuka kepada pasien dan
risiko pada individu pasien, proses
keluarga. (dalam seluruh proses asuhan
asesmen risiko teratur, tentukan
pasien)
akseptabilitas tiap risiko, dan langkah
memperkecil risiko tsb Kebijakan yang dilakukan oleh Tim:
Hargai dan dukung keterlibatan pasien
4. Mengembangkan sistem pelaporan,
dan keluarga. bila telah terjadi insiden,
“pastikan staf agar dengan mudah dapat
Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien
melaporkan kejadian/insiden serta RS
dan keluarga. bila terjadi insiden segera
mengatur pelaporan kpd KKP-RS”
stlh kejadian, tunjukkan empati kepada
Kebijakan yang dilakukan Rumah sakit : pasien dan keluarga
melengkapi rencana implementasi sistem
6. Belajar dan berbagi pengalaman insiden, audit serta analisis, Solusi
tentang Keselamatan pasien, “dorong staf mencakup penjabaran ulang sistem,
untuk melakukan analisis akar masalah penyesuaian pelatihan staf dan kegiatan
untuk belajar bagaimana dan mengapa klinis, penggunaan instrumen yg
kejadian itu timbul” menjamin Keselamatan pasien, Asesmen
risiko utk setiap perubahan,
Kebijakan yang dilakukan Rumah Sakit:
Sosialisasikan solusi yg dikembangkan
Staf terlatih mengkaji insiden secara
oleh KKPRS-PERSI, dan Umpan balik
tepat, mengidentifikasi sebab, membuat
kepada staf tentang setiap tindakan yang
kebijakan dengan kriteria pelaksanaan
diambil atas insiden
Analisis Akar Masalah (Root Cause
Analysis/RCA) atau Failure Modes & Kebijakan yang dilakukan oleh tim :
Effects Analysis (FMEA) atau metoda Kembangkan asuhan pasien menjadi lebih
analisis lain, mencakup semua insiden baik dan lebih aman, Telaah perubahan
dan minimum 1 x per tahun untuk proses yang dibuat tim dan pastikan
risiko tinggi pelaksanaannya dan umpan balik atas
setiap tindak lanjut tentang insiden yg
Kebijakan yang dilakuakan oleh Tim:
dilaporkan.
Diskusikan dalam tim pengalaman dari
hasil analisis insiden, dan identifikasi Penutup
bangun lain yang mungkin terkena
Sebagai perawat harus melaksanakan
dampak dan bagi pengalaman tersebut
tujuh langkah-langkah menuju
7. Cegah cedera melalui implementasi keselamatan pasien dengan tepat. Agar
system Keselamatan pasien, “Gunakan Terciptanya budaya keselamatan pasien
informasi yg ada ttg kejadian/masalah utk di rs, meningkatnya akuntabilitas rumah
melakukan perubahan pd sistem sakit terhadap pasien dan masyarakat,
pelayanan” menurunnya KTD, terlaksananya

Kebijakan yang dilakukan Rumah Sakit: program-program pencegahan sehingga

Tentukan solusi dengan informasi dari tidak terjadi pengulangan KTD.

sistem pelaporan, asesmen risiko, kajian


REFERENSI
Firawati. (2012). Pelaksanaan Program Ismainar, H. (2019). Keselamatan Pasien
Keselamtan pasien di RSUD di Rumah Sakit. Yogyakarta :
Solok. Jurnal Kesehatan Deepublish.
Masyarakat. 6 (2), 74-77.
Kemenkes RI. (2011). Permenkes RI
Ginting, D. (2019). Kebijakan Penunjang No.1691/Menkes/VIII/2011
Medis Rumah Sakit (SNARS). tentang Keselamatan Pasien
Yogyakarta : Deepublish. Rumah Sakit.

Harus, B., D., & Sutriningsih, A. (2015). Najihah. (2018). Budaya Keselamatan
Pengetahuan Perawat Tentang Pasien dan Insiden Keselamatan
Keselamatan Pasien dengan Pasien Di Rumah Sakit: Literature
Pelaksanaan Prosedur Review. Journal Of Islamic
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Nursing. 3 (1), 1-4.
(KPRS) di Rumah Sakit Panti
Neri, R., A., Lestari, Y., & Yetty, H.
Waluya Sawahan Malang. 3(1),
(2018). Analisis Sasaran
25-27.
Pelaksanaan Keselamatan Pasien
Herawati, Y., T. (2015). Budaya di Rawat Inap Rumah Sakit
Keselamatan Pasien di Ruang Umum Daerah Padang Pariaman.
Rawat Inap Rumah Sakit X Jurnal Kesehatan Andalas. 7 (4),
Kabupaten Jember. Jurnal Ikatan 48-50.
Kesehatan Masyarakat. 11(1), 54-
Priyoto, & Widyastuti, T. (2014).
58.
Kebutuhan Dasar Keselamatan
Iskandar, E. (2017). Tata Kelola dan Kerja. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Kepatuhan Penerapan Standar
Rivai, F., Sidin, A., I., & Kartika, I.
Patient Safety Penyakit Stroke di
(2016). Faktor Yang Berhubungan
Rumah Sakit Dr Kanujoso
Dengan Implementasi
Djatiwibowo. Jurnal Administrasi
Keselamatan Pasien Di Rsud
Rumah Sakit. 3(3), 169-170.
Ajjappannge Soppeng Tahun
2015. Jurnal Kebijakan Triwibowo, C., Yuliawati, S., & Husna,
Kesehatan Indonesia. 5(4), 152- N., A. (2016). Handover sebagai
154. Upaya Peningkatan Keselamatan
Pasien (Patient Safety) di Rumah
Simamora, R. H. (2018). Buku Ajar
Sakit. Jurnal Keperawatan
Keselamatan Pasien Melalui
Soedirman. Vol.11 (2). Hal 77-79.
Timbang Terima Pasien Berbasis
Komunikasi Efektif: SBAR. Wardhani, V. (2017). Buku Ajar
Manajemen Keselamatan Pasien.
Simamora , R.H. (2019). Buku Ajar :
Malang : UB Press.
Pelaksanaan Identifikasi Pasien.
Ponorogo, Jawa Timur: Uwais Yasmi, Y., & Thabrany, H. (2018).
Inspirasi Indonesia. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Budaya Keselamatan
Simamora , R. H. (2019). Documentation
Pasien di Rumah Sakit Karya
of Patient Identification into the
Bhakti Pratiwi Bogor Tahun 2015.
Electronic System to Improve the
Jurnal Administrasi Rumah Sakit.
Quality of Nursing Services .
4 (2), 99-103.
INTERNATIONAL JOURNAL OF
SCIENTIFIC & TECHNOLOGY
RESEARCH , 1884-1886.

Simamora , R. H. (2019). Pengaruh


Penyuluhan Identifikasi Pasien
dengan Menggunakan Media
Audiovisual terhadap
Pengetahuan Pasien Rawat Inap .
Jurnal Keperawatan Silampari
Vol 3 No 1, 342-351.

Anda mungkin juga menyukai