Annisa Camelia R 2018-048 Laporan
Annisa Camelia R 2018-048 Laporan
OLEH:
NIM. 201810360311058
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
Diajukan Oleh :
ANNISA CAMELIA RAMADHANI
NIM. 201810360311058
Telah disetujui
Kamis, 24 November 2021
Mengetahui, Mengesahkan,
Kepala Kantor KPPBC Ka. Prodi Ilmu Hubungan Internasional
Tipe Madya Pabean C Madura
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan PKL dengan sebaik mungkin dan
tepat waktu. Tidak lupa sholawat serta salam penulis ucapkan kepada Rasulullah SAW yang
Adapun tujuan dari penulisan laporan PKL ini adalah sebagai salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan Pendidikan S1 Ilmu Sosial dan Politik Program Studi Hubungan
pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan selama perkuliahan. Dimana mahasiswa dapat
mengaitkan teori yang didapatkan pada praktik yang ada di lapangan. Penulisan laporan
kegiatan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Profesi, PKL, tidak terlepas dari bantuan beberapa
pihak yang mendukung penulis. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Hadi Sucipto dan Ibu Indah Wahyuni yang selalu
memberikan dukungan
2. Bapak Najamuddin Khairur Rijal, S.IP, M.Hub. Int selaku dosen pembimbing kegiatan
PKL
4. Bapak Yanuar Calliandra, S.Sos. Selaku Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Madura yang telah memberikan izin dan bantuan
5. Seluruh anggota dan karyawan yang berada di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea
dan Cukai Tipe Madya Pabean C Madura yang telah memberikan izin dan bantuan
iii
6. Teman seperjuangan yang selalu memberikan dukungan dan semangat Dinda Quran
Ramadhani, Adinda Fadya Putri Ruwanda, Tarisa Aurili Arif dan teman-teman
seangkatan lainya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKL masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi dan jauh dari kata sempurna, sehingga penulis akan
berterimakasih untuk kritik, saran serta masukan yang membangun guna menyempurnakan
laporan PKL ini. Semoga dengan adanya laporan PKL ini dapat memberikan manfaat bagi
iv
DAFTAR ISI
6
DAFTAR GAMBAR
7
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
internasionalnya, dimana aspek geografis negara tersebut berpotensi akan sumber daya alam
dan sumber daya manusianya yang telah berkembang pesat. Perkembangan industri yang ada
di Indonesia menjadi pendorong tingkat perekonomian secara nasional, yang dimana tingkat
perdagangan internasional yang terjadi diantara negara dunia seperti ekspor dan impor. Dalam
perkembangan ekspor dan impor di Indonesia juga mengalami kemajuan yang diikuti dengan
adanya fungsi dari pengawasan dan pelayanan secara maksimal oleh suatu instansi yang terkait
yaitu, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang berada dibawah Menteri Keuangan.
Peran penting dari Menteri Keuangan tersebut adalah mengatur bagaimana lalu lintas barang
masuk (Impor), barang keluar (Ekspor) dari suatu daerah pabean, dengan melakukan
pemungutan bea masuk atau bea keluar. Transaksi perdagangan ekspor dan impor yang
dilakukan oleh suatu negara pada hakikatnya merupakan transaksi yang sederhana, dimana
yang berbeda.
Pada proses ekspor dan impor yang dilakukan oleh suatu negara, tentunya telah diatur
dalam suatu peraturan perundang-undangan yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945 yang
terkandung asas keadilan. Hal tersebut guna menjunjung tinggi hak setiap anggota masyarakat
menjamin perlindungan pada kelancaran arus barang, dokumen secara optimal, dan
menciptakan iklim usaha yang mendorong laju pembangunan nasional. Hal tersebut telah
diatur juga dalam peraturan Undang-Undang Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor
8
10 Tahun 1995 tentang kepabeanan, dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2006. Kemudian, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tersusun atas beberapa
level kantor yang telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari kantor pusat hingga
pangkalan operasi, yang salah satunya ialah Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai
Fungsi utama dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah melindungi masyarakat
dan industri dalam negeri karena adanya kepentingan nasional melalui pengawasan atau
pencegahan dalam masuknya barang ekspor atau impor yang memiliki dampak negatif, dan
berbahaya yang telah dilarang atau dibatasi oleh ketentuan kementrian yang terkait. Kemudian,
tujuan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ialah mampu meningkatkan kelancaran arus
barang dalam rangka mendukung Sistem Logistik Nasional (SILOGNAS) dengan melakukan
penegakan hukum secara efektif melalui peningkatan penerimaan negara pada sektor
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka dalam hal itu perlu adanya
sistem pemeriksaan terhadap kegiatan ekspor dan impor di bagian Bea Cukai, yang termasuk
dalam kegiatan perekonomian dengan proses transportasi barang atau komoditas dari satu
negara ke negara lainya. Dimana proses yang biasanya digunakan oleh perusahaan adalah skala
bisnis kecil sampai menengah yang menjadi strategi untuk persaingan di tingkat internasional.
Maka dari itu peranan Bea Cukai sangatlah penting dalam peningkatan perekonomian di suatu
negara terutama dalam kegiatan ekspor yang telah diatur oleh peraturan Menteri Keuangan
Dalam hal ini, proses ekspor yang dilakukan oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Madura, salah satunya ialah ekspor minyak bumi dan
gas bumi, yang telah diatur berdasarkan peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
9
No.21 Tahun 2019 tentang ketentuan ekspor dan impor minyak bumi, gas bumi, dan bahan
bakar lain. Kemudian, untuk bisa menjaga ketersediaan minyak bumi, gas bumi, dan bahan
bakar lain yang menjadi sumber daya alam yang strategis, Bea dan Cukai memiliki peranan
penting dalam perekonomian nasional. Dimana adanyan pengaturan yang kompherensif terkait
ekspor minyak bumi, gas bumi, dan bahan bakar lain. Ketentuan mengenai ekspor minyak
bumi, gas bumi, dan bahan bakar lainya ini juga telah diatur dalam Peraturan Menteri
dan bahan bakar lainya yang sudah tida sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan
“Apa saja peran dan fungsi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya
Pabean C Madura dalam memfasilitasi ekspor minyak bumi dan gas bumi di Madura?”
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui peranan dari Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe
Madya Kepabeanan C Madura dalam memfasilitasi ekspor minyak dan gas bumi
2. Untuk mengetahui proses ekspor yang dilakukan oleh Kantor Pengawasan dan
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Teoritis
Pada penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan kegiatan ekspor di negara Indonesia,
khusunya wilayah Madura. Kemudian, guna menerapkan ilmu yang bersifat teoritik sehingga
10
hasil penelitian ini berguna untuk memperbanyak referensi ilmu dalam bidang perdagangan
Manfaat Praktis
Cukai
METODE PENELITIAN
Tipe Penelitian
Penelitian yang berjudul “Peran Bea dan Cukai dalam Memfasilitasi Ekspor Minyak
Bumi dan Gas Bumi” ini, menggunakan metode deskriptif, yaitu bagaimana cara
di kawasan Madura mengenai proses ekspor yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau
11
pengusaha di Madura dibawah pengawasan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Tipe Madya
fenomenan yang terjadi dengan metode yang ada. Dimana implementasi pengawasan barang
Metode Pendekatan
Pada penelitian yang dilakukan penulis ini, menggunakan metode pendekatan hukum
normatif. Dimana penelitian hukum normatif ialah penelitian yang dilakukan dengan melihat
atau meneliti bahan pustaka dan data sekunder. Penelitian ini juga dikonsepkan sebagai apa
yang telah tertulis dalam peraturan perundang-undangan atau hukum yang dikonsepkan
sebagai kaidah dan norma sebagai patokan perilaku yang dianggap pantas
pustaka dan teknik analisis bahan yang didasari oleh hukum, baik deskripsi ataupun
argumentasi. Selain itu, pengumpulan data yang dilakukan juga bersumber dari jurnal, literatur,
perundang-undangan, artikel, website dan yang lainya. Sumber data tersebut penulis gunakan
Data Sekunder adalah data yang didapatkan dari kajian pustaka seperti Undang-
Undang, buku ilmiah, atau peraturan lainya. Adapun peraturan-peraturan yang digunakan oleh
12
d. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-29/BC/2016
tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penelitian terdahulu dengan tema dan topik yang sama digunakan, guna menunjang kualitas
dari penelitian ini. Kajian pustaka yang digunakan oleh penulis ini adalah kerangka dasar dalam
melakukan analisis terhadap suatu objek yang diteliti. Pada bagian ini memuat secara sistematis
mengenai apa yang akan dikaji oleh penulis, adapun penelitian terdahulu adalah sebagai
berikut:
Hidayat yang berjudul “Analisis Implementasi Pengawasan Ekspor Impor Barang pada
KPPBC Tipe Madya Pabean Juanda”. Pada penelitian ini, penulis membahas terkait bagaimana
implementasi pengawasan ekspor impor barang yang dilakukan oleh KPPBC Tipe Madya
penelitian ini juga menjelaskan terkait adanya faktor-faktor penghambat yang dialami oleh
KPPBC Tipe Madya Pabean Juanda, dan faktor-faktor pendukung yang dijalin antara KPPBC
Tipe Madya Pabean Juanda dengan masyarakatnya mengenai informasi indikasi terjadinya
penelitian adalah1 :
1. Implementasi pengawasan dalam kegiatan ekspor dan impor yang dilaksanakan oleh
KPPBC Tipe Madya Pabean Juanda ini sesuai dengan peraturan PerDirjen Nomor P-
1
Herlinawati, Y., Kadarisman H. 2016. “Analisis Implementasi Pengawasan Ekspor Impor Barang pada
KPPBC TIPE MADYA PABEAN JUANDA” https://media.neliti.com/media/publications/194053-ID-none.pdf
14
53/BC/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan, selain itu dalam implementasi ini juga
barang ini menjadi terdapat faktor penghambat dan pendukung dari pihak Kantor
Pabean Tipe Madya Pabean Juanda. Dimana faktor penghambatnya adalah kurang
seimbangngnya bebean kerja yang ditanggung oleh para petugas dalam menjalankan
pengawasan di lapangan. Kemudian faktor penghambat lainya ialah para pengguna jasa
yang kurang memahami tentang tata laksana Kepabeanan pada bidang Ekspor. Hal
lainya juga adalah ketidakjelasan spesifikasi barang yang telah tercantum pada
Penelitian Kedua merupakan jurnal perspektif Bea dan Cukai dari Masruri Muhtar dan
Haris Suganda yang berjudul “Mendorong Pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah
melalui Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor”. Pada penelitian ini, penulis berusaha
memberikan penyelesaian atas pemanfaatan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE)
IKM di wilayah kerja KPPBC TMP B Yogyakarta, yang dimana IKM di Indonesia ini adalah
salah satu fasilitas yang diberikan oleh pemerintah kepada IKM. Selain itu, terdapat juga
beberapa hambatan dan dorongan dengan tumbuhnya IKM, seperti permasalahan internal, dan
luasnya upaya sosialisasi dan eduasi fasilitas KITE IKM. Adapun kesimpulan dari penelitian
ini adalah2 :
2
Muchtar, M., Haris S. 2021. “Mendorong Pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah melalui Fasilitas
Kemudahan Impor Tujuan Ekspor” https://jurnal.pknstan.ac.id/index.php/PBC/article/view/1123/623
15
1. Pelaksanaan pelayanan dan pengawasan fasilitas KITE IKM di KPPBC TMP B
Yogyaarta ini telah berjalan baik dari pelaku usaha kecil dan menengah yang
merasa puas karena terbantu atas pelayanan yang diberikan oleh Bea dan Cukai
2. Adanya beberapa hambatan dan kendala mengenai industri kecil dan menengah
yang perlu mendapatkan perhatian khusus baik dari internal atau eksternal
3. Permasalahan internal yang dialami adalah lemahnya tata kelola atau pengarsipan
Penelitian Ketiga merupakan tesis dari Tiyas Intan, Kadarisman H, dan Arief
Setyawan yang berjudul “ Pengaruh Bea Masuk dan Pajak dalam Rangka Impor (Bm Dan
Pdri) terhadap Total Penerimaan (Studi pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
Tipe Madya Cukai Malang Periode Tahun 2011-2015)”. Pada penelitian ini penulis membahas
terkait variabel Bea Masuk dan Pajak mengenai impor yang memiliki pengaruh terhadap total
penerimaan, dimana Bea Masuk dan Pajak dalam rangka Impor ini berpengaruh sebesar 31%.
1. Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor ini, dilihat bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan terhadap total penerimaan KPPBC Tipe Madya Cukai Malang
2. Bea Masuk juga berpengaruh pada pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Cukai Malang
3. Pajak dalam rangka Impor berpengaruh juga pada total penerimaan KPPBC Tipe
3
https://media.neliti.com/media/publications/194105-ID-pengaruh-bea-masuk-dan-pajak-dalam-rangk.pdf
16
Penelitian Keempat merupakan jurnal dari Kurnia Nurhakim dan Muhammad
Satar yang berjudul “Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Ekspor Barang”. Pada penelitian ini
penulis membahas terkait kegiatan ekspor yang dijelaskan berdasarkan definisi, tata laksana
dilakukan oleh suatu negara dengan negara lainya. Definisi lain mengenai perdagangan
internasional juga dapat dijelaskan sebagai kegiatan perekonomian dan perdagangan yang
dilakukan oleh masyarakat negara dengan masyarakat negara lain atas dasar kesepakatan
kearah yang lebih spesialisasi dalam memproduksi suatu barang, yang dimana negara tersebut
luar ke dalam masyarakat lokal, yang tidak bisa dipungkiri dapat berpengaruh juga terhadap
akulturasi budaya serta ekonomi yang tercipta dalam perdagangan internasional. Di banyak
negara dunia, perdagangan internasional ini menjadi salah satu faktor utama dalam
meningkatkan Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB). Dimana
perdagangan Internasional ini juga memiliki dampak terhadap kepentingan ekonomi, sosial,
Dalam kegiatan perdagangan internasional yang dilakukan oleh suatu negara juga
4
Nurhakim, K., Muhammad Satar. 2015. “PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN EKSPOR BARANG”
https://jurnal.unnur.ac.id/index.php/indept/article/viewFile/155/126
5
http://eprints.upnjatim.ac.id/7881/2/bei.pdf
6
http://eprints.upnjatim.ac.id/7881/2/bei.pdf
17
1. Mampu meningkatkan hubungan persahabatan antar negara yang dapat diwujudkan
dengan kerjasama dan saling membantu satu sama lain jika mengalami kesulitan
suatu negara yang memiliki kekurangan dalam memproduksi suatu barang dapat
dipenuhi melalui kegiatan ekspor dan impor barang dari suatu negara yang memiliki
kelebihan
dihasilkan
Menurut Amir M.S. Perdagangan Internasional bersifat rumit dan kompleks, dimana
kerumitan yang dialami tersebut diakibatkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan
yang mampu menghambat perdagangan karena adanya bea, tarif, atau quota dari barang yang
1. Model Ricardian
konsep paling penting dalam teori pedagangan internasional. Dimana model ini fokus pada
produksi apa yang mereka paling baik untuk diproduksi, dengan mewujudkan negara-negara
akan menjadi spesialis secara keseluruhan dibandingkan dengan produksi barang komoditas
18
2. Model Heckscher-Ohlin
Model Heckscgher Ohlin ini dibuat sebagai suatu alternatif model dengan dasar
kelebihan komparatif, yang mengesampingkan kompleksitasnya yang lebih jauh dan lebih
rumit, karena model ini tidak membuktikan prediksi yang lebih akurat. Teori yang digunakan
ini menjadi pola dari perdagangan internasional yang ditentukan oleh perbedaan dalam faktor
yang membuat penggunaan intensif dari faktor pemenuh kebutuhannya dan akan mengimpor
pembelian negara lain atas barang buatan perusahaan-perusahaan yang ada di dalam negeri,
atau dapat diartikan lain yaitu pengiriman barang ke luar daerah dari wilayah negara Indonesia.
Dimana ekspor ini kegiatan yang berasal dari daerah pabean keluar daerah pabean melalui
adanya perjanjian atau tidak, yang dilakukan oleh seseorang, badan hukum ataupun negara,
1. Barang yang telah diatur ekspornya hanya dapat dilakukan oleh eksportir yang
2. Barang yang diawasi ekspornya hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Menteri
Industri dan Perdagangan, seperti minyak, pupuk urea, limbah dan skrap
7
Jimmy Hasoloan, “Peranan Perdagangan Internasional dalam Produktifitas dan Perekonomian”
https://media.neliti.com/media/publications/271659-peranan-perdagangan-internasional-dalam-71f683a0.pdf
8
http://repository.stimart-amni.ac.id/780/2/BAB%202.pdf
19
3. Barang yang dilarang untuk ekspornya adalah barang yang tidak diberi izin untuk
diekspor seperti, ikan keadaan hidup, benda cagar budaya, dan binatang alam atau
tumbuhan alam
3. Eskportir adalah orang atau perseorangan atau badan hukum yang melakukan
ekspor
formulir atau data elektronik, yang telah ditetapkan dalam peraturan DJBC
5. Nota Pelayanan Ekspor (NPE) adalah nota yang diterbitkan oleh Pejabat Pemeriksa
Dokumen, Sistem Komputer Pelayanan, atau Pejabat Pemeriksa barang atas PEB
yang disampaikan, untuk melindungi dari pemasukan barang yang akan dilakukan
bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang berada
20
kantor pabean pemuatan untuk menyerahkan dokumen yang dipersyaratkan oleh
instansi terkait
oleh pejabat pemeriksa dokumen atau Sistem Komputer Pelayanan di kantor pabean
11. Konsolidasi Barang Ekspor adalah kegiatan mengumpulkan Barang Ekspor yang
diberitahukan dalam 2 atau lebih PEB dengan menggunakan 1 peti kemas sebelum
saran pengangkut
12. Konsolidator Barang Ekspor adalah badan usaha yang melaksanakan pengumpulan
ekspor konsolidasi yang dibuat konsolidator, Eksportir, atau Eksportir dalam satu
kelompok perusahaan yang berisikan rincian seluruh PEB, Nota Pelayanan Ekspor,
14. Barang Ekspor Gabungan adalah barang Ekspor yang mendapat fasilitas
pembebasan atau fasilitas pengembalian yang wajib diekspor dalam satu kesatuan
unit
15. Perusahaan pengirim barang adalah perusahaan di dalam negeri yang mendapat
Ekspor Gabungan.
21
16. Perusahaan penerima barang adalah perusahaan didalam negeri yang mendapat
Gabungan
17. Surat Serah Terima Barang (STTSB) adalah bukti telah diserahkanya dan
18. Laporan pemeriksaan ekspor (LPE) adalah laporan hasil pemerisaan pabean barang
19. Nota Hasil Intelijen di bidang ekspor adalah serangkaian kegiatan didalam siklus
berdasarkan informasi yang berasal dari database atau informasi lainya yang
Kemudian pada tata laksana kepabeanan ekspor telah diatur dalam Peraturan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-29/BC/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-32/BC/2014 tentang Tata Laksana Kepabeanan di Bidang
Ekspor. Dalam upaya peningkatan barang ekspor melalui penyesuain ketentuan yang berlaku
pada barang ekspor, meningkatkan pengawasan atas barang ekspor tersebut telah diterbitkan
bidang ekspor.
22
Secara yuridis, barang yang telah dimuat dalam sarana pengangkut untuk bisa
dikeluarkan dari daerah pabean dianggap telah diekspor dan diperlakukan sebagai barang
Secara nyata ekspor terjadi pada saat barang melintasi daerah pabean, namun
mengingat dari segi pelayanan dan pengamanan tidak mungkin menempatkan pejabat bea
dan cukai di sepanjang garis perbatasan untuk memberikan pelayanan dan melakukan
pengawasan barang ekspor, maka secara yuridis ekspor dianggap telah terjadi pada saat
barang tersebut telah dimuat di sarana pengangkut yang akan berangkat ke luar daerah
pabean
dengan informasi yang berasal dari databse atau informasi lainya yang menunjukan
3. Nomor identitas epabeanan adalah NIK, yang berupa nomor identitas yang bersifat
pribadi yang diberian oleh Diretorat Jenderal Bea dan Cukai kepada pengguna jasa
4. Pelabuhan muat asal adalah pelabuhan laut atau udara tempat dimuatnya barang
yang akan diekspor ke sarana pegangkut dalam negeri yang buan merupakan bagian
23
5. Pelabuhan Muat Ekspor ialah pelabuhan laut atau udara tempat dimuatnya Barang
Ekspor ke :
Multimoda
6. Tempat Muat Ekspor merupakan Kawasan Pabean atau tempat lain dengan izin
Kepala Kantor Pabean untuk pemuatan Barang Ekspor ke sarana pengangkut laut
atau darat yang akan berangkat keluar daerah pabean melalui perbatasan laut atau
Republik Indonesia yang meliputi wilayah bagian darat, perairan, udara, dan tempat-tempat
tertentu yang ada di zona ekonomi ekslusif yang didalamnya berlakukan Undang-Undang
Kepabeanan.
Kemudian, konsep daerah pabaen ini adalah konsep wilayah dalam pemungutan pajak-
pajak lalu lintas barang masuk dan keluar di Indonesia. Daerah pabean juga sering disebut
Lalu untuk kawasan pabean merupakan kawasan dengan batas-batas tertentu yang ada
di pelabuhan laut, bandar udara, atau tempat lain yang telah ditetapkan sebagai lalu lintas
barang masuk dan keluar yang secara keseluruhan diawasi oleh Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai, yang dimana secara karakteristik kawasan pabean di berbagai lokasi ini berbeda-beda
sesuai dengan peruntukanya. Untuk kawasan pabean di area pelabuhan laut atau bandar udara
guna tempat pemasukan barang atau pengeluaran barang ini merupakan kawasan yang terbatas
(restriced) yang digunakan sebagai area penumpukan barang-barang impor dan ekspor.
24
2.3.1. PENGERTIAN KEPABEANAN
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 ialah segala sesuatu
yang berhubungan dengan pengawasan mengenai lalu lintas barang yang masuk atau keluar di
daerah pabean dengan adanya pemungutan bea masuk atau bea keluar. Tanggung jawab dan
kewenangan dalam melakukan kegiatan pengawasan atas lalu lintas barang impor atau ekspor
tersebut biasanya dilakukan oleh instansi yang terkait yaitu Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Dalam melakukan kegiatan pemungutan bea masuk dan keluar ini menempatkan
aparatur DJBC sebagai fiskus, yang diamantkan dalam pasal UUD 1945 dengan memiliki
Negara (APBN). Dimana pajak-pajak atas lalu lintas ekspor dan impor ini digunakan sebagai
2. PEB harus disampaikan paling cepat 7 hari sebelum tanggal perkiraan ekspor dan
b. Bukti Bayar Keluar (dalam hal ekspor tentunya dikenai Bea Keluar)
c. Dokumen dari instansi teknis terkait dengan barang ekspor yang terkena
9
Surono,S.Sos.”Konsep dasar Kepabeanan” https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-
content/uploads/pdfmk/ADBI423503-M1.pdf
25
4. Penyampaian PEB bisa dilakukan oleh eksportir atau dikuasakan pada Pengusaha
5. Pada kantor Pabean yang telah menerapkan sistem PDE (Pertukaran Data
a. Barang pindahan
d. Barang cinderamata
e. Barang contoh
26
BAB III
DESKRIPSI TEMPAT MAGANG/PKL
Dalam rangka mengoptimalkan suatu peran dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
dalam memfasilitasi perdagangan dan industri, menjaga wilayah perbatasan dan melindungi
masyarakat dari perdagangan ilegal. Kepabeanan dan cukai memberikan pelayanan pada para
pengguna jasa dengan meningkatkan efektivitas dari organisasi guna mewujudkan good
governance pada instansi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015
tentang Organisasi Kementerian Negara, Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan memutuskan bahwa, peraturan Menteri
Keuangan tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai.
Kantor wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai merupakan suatu instansi vertikal
yang keberadaanya ada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal
Bea dan Cukai, yang dimana kantor wilayah ini dipimpin oleh seorang Kepala Kantor Wilayah.
Tugas yang harus dilaksanakan oleh Kantor Wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1
tugas di bidang kepabeanan dan cukai dalam wilayah kerja Kantor Wilayah yang bersangkutan
27
a. Pengendalian dan evaluasi atas pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang
kepabeanan dan cukai pada unit-unit operasional di daerah wewenang Kantor Wilayah
cukai
h. Pengendalian dan pemantauan tindak lanjut hasil penindakan dan penyidikan tindak
i. Perencanaan dan pelaksanaan audit, serta evaluasi hasil audit di bidang kepabeanan dan
cukai
k. Pengendalian, pengelolaan, dan pemeliharaan sarana operasi dan senjata api Kantor
Wilayah
28
Pada kantor wilayah terdapat 2 bagian yaitu :
1. Kantor Wilayah
1. Bagian Umum
dan melakukan pembinaan administratif bagi Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai,
dan jabatan fungsional lainnya sesuai dengan ruang lingkup tugas jabatan fungsional yang
bersangkutan.
penelitian ulang dan penelitian atas keberatan terhadap keputusan di bidang kepabeanan dan
cukai, melaksanakan penyusunan rencana, analisis potensi, pemantauan dan evaluasi realisasi
penerimaan bea masuk, bea keluar, cukai, dan pungutan negara yang sesuai peraturan
koordinasi dan pengelolaan data, penyajian informasi dan pelaporan, memberikan bantuan
hukum di bidang kepabeanan dan cukai, serta asistensi dari segi hukum dalam penyusunan
keputusan serta pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang
teknis, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan perijinan dan fasilitasi di bidang kepabeanan
29
dan cukai, dan melaksanakan penyuluhan dan publikasi peraturan perundang-undangan
dan melaksanakan penindakan dan penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai.
analisis beban kerja, investigasi internal, upaya pencegahan pelanggaran dan penegakan
kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, penyusunan
rencana kerja dan laporan akuntabilitas , serta perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis
1. Bagian Umum
melakukan pembinaan administratif bagi Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai, dan
jabatan fungsional lainnya sesuai dengan ruang lingkup tugas jabatan fungsional yang
30
2. Bidang Kepabeanan dan Cukai
kepabeanan dan cukai, melaksanakan perijinan, penelitian ulang atas keputusan di bidang
kepabeanan, dan penelitian atas keberatan terhadap terhadap keputusan di bidang kepabeanan
dan cukai, memberikan fasilitas di bidang kepabeanan, dan memberikan bantuan hukum, dan
asistensi dari segi hukum dalam penyusunan keputusan di bidang kepabeanan dan cukai serta
pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang mempunyai implikasi
hukum, serta melaksanakan pengolahan data, penyajian informasi, dan laporan di bidang
teknis, pengendalian, evaluasi, koordinasi dan pelaksanaan inteiijen, patroli dan operasi
kepabeanan dan cukai, serta melaksanakan pengelolaan dan pemeliharaan sarana operasi,
bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi, clan koordinasi penyidikan tindak pidana di bidang
kepabeanan dan cukai, dan melaksanakan penyidikan tindak pidana di bidang kepabeanan dan
cukai.
31
5. Bidang Kepatuhan Internal
tugas, pemantauan pengendalian intern, pengelolaan risiko, pengelolaan kinerja, analisis beban
kerja, investigasi internal, upaya pencegahan pelanggaran dan penegakan kepatuhan terhadap
kode etik
Kemudian dibawah kantor wilayah DJBD, terdapat Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea dan Cukai yang merupakan instansi vertikal, dengan bertanggungjawab langsung terhadap
Kepala Kantor Wilayah. Dimana Kantor Pengawasan dan Pelayanan terdiri dari 5 Tipe sebagai
berikut :
1. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean
2. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai
3. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A
4. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B
5. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C
Kantor Pengawasan dan Pelayanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 134 dapat
membawahi Kantor Bantu Pelayanan Bea dan Cukai atau Pos Pengawasan Bea dan
Cukai
logo dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dapat dijelaskan lebih rinci dari setiap bagian logo
tersebut, dimana terdapat makna dari lukisan, makna logo dan warna logo seperti :
32
Gambar 1
Sumber : https://bcngurahrai.beacukai.go.id/arti-lambang-bea-cukai/
Lukisan :
Makna :
Segi lima dalam lukisan diatas melambangkan negara Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila
Laut, gunung, dan angkasa yang melambangkan Daerah Pabean Indonesia yang
Oktober dan melambangkan Bea dan Cukai sebagai suatu unsur pelaksanaan
Lingkaran Malai Padi yang melambangkan tujuan pelaksanaan dari tugas Bea
33
Warna :
Berdasarkan peraturan Menteri Keuangan atas salinan Keputusan Jenderal Bea dan
Cukai Nomor KEP-105/BC/2014 tentang Visi dan Misi DJBC adalah mampu mencerminkan
cita-cita tertinggi dari DJBC yang lebih baik melalui target yang menantang dan secara terus
3.1. Profil Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C
Madura
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C ini merupakan
instansi dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dibawah pengawasan dan tanggung jawab
Menteri Keuangan, yang dimana KPPBC Tipe Madya Pabean C Madura ini melakukan
pengawasan dan pelayanan pada bidang Kepabeanan dan Cukai di seluruh wilayah Pulau
KKPBC Tipe Madya Pabean C Madura ini juga merupakan salah satu kantor pelayanan
Bea Cukai yang telah naik tipe kantor dari pratama menjadi Tipe Madya Pabean C.
Sebelumnya, KPPBC Madura ini berada di ujung Pulau Madura dengan luas pengawasan dan
pelayanan yang dianggap cukup besar, karena seluruh Pulau Madura terbagi menjadi 4
dan Kabupaten Sumenep, selain itu juga terdapat 126 pulau-pulau kecil yang berada disekitar
Kabupaten Sumenep.
Pada saat ini KPPBC Madura tengah berjuang untuk melakukan pengawasan dan
pelayanan terkait rokok ilegal, yang dimana penerimaan kantor ini utamanya juga berasal dari
34
cukai hasil tembakau dengan berdirinya industri hasil tembakau seperti pabrik-pabrik yang
memproduksi rokok secara legal, yang dimana mampu memberikan pemasukan cukup besar
Selain melakukan pengawasan dan pelayanan pada hasil tembakau, KPPBC Madura
juga melakukan pelayanan terhadap kegiatan Kepabeanan berupa ekspor dan impor yang
dilakukan oleh dua perusahaan. Pada bagian ekspor KPPBC Madura membantu para
perusahaan untuk mengirim barang hasil ekspor minyak dan gasnya keluar wilayah pabean.
Kemudian, untuk bagian impor, KPPBC Madura membantu proses memasukkan barang
kedalam wilayah pabean yang berupa alat produksi pengeboran, yang berada di daerah perairan
Melalui visinya yaitu “menjadi kantor Pengawasan dan Pelayanan yang terbaik dalam
kinerja dan citra”, dan misinya “melakukan pengawasan secara optimal, dengan memberikan
pelayanan yang terbaik bagi masyarakat industri dan dunia usaha, dan mengoptimalkan
penerimaan negara” KPPBC Tipe Madya Pabean C Madura berusaha untuk berkomitmen
dalam menegakkan pengawasan dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat
Terdiri dari 46 pegawai yang berpotensial, KPPBC Tipe Madya Pabean C Madura
dipimpin oleh Kepala Kantor yang dibantu dengan lima unit eselon IV atau 5 bagian yang
1. Sub-bagian umum
pembinaan administratif bagi Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai, dan
jabatan fungsional lain sesuai dengan ruang lingkup tugas jabatan fungsional yang
bersangkutan. Selain itu juga melakukan urusan keuangan dan rumah tangga Kantor
35
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C yang
bersangkutan.
pengelolaan dan pemeliharaan sarana operasi, sarana komunikasi, dan senjata api.
Dalam melaksanakan tugasnya yang tertera dalam Pasal 258, Seksi Penindakan
cukai
Penghitungan bea masuk, cukai, pajak dalam rangka impor, dan denda
undangan
bukti
36
Pengumpulan data pelanggaran peraturan perundang-undangan
3. Seksi Perbendaharaan
pengadministrasian bea masuk, bea keluar, cukai, dan pungutan negara yang sesuai
37
oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, serta pengadministrasian dan
penyelesaian premi
administrasi pelelangan
bermotor
Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Tenis memiliki tugas
untuk melakukan pelayanan teknis dan fasilitas serta dukungan teknis di bidang
38
penunjang. Kemudian melakukan pengelolaan dan penyimpanan data dan berkas
pencegahan pelanggaran dan penegakan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin,
39
Bagan 3.2.
Sumber: https://bcmadura.beacukai.go.id/index.php/struktur-organisasi/
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan rencana kegiatan yang telah dibuat, Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan
di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Madura, yang
bertempat di Jl. Panglima Sudirman No.2 Rw. 03, Barurambat Kota, Madura, Kabupaten
Pamekasan, Jawa Timur 69317. Dimana Praktik Kerja Lapang yang dilaksanakan mahasiswa
Kegiatan PKL ini dilaksanakan selama kurang lebih 30 hari kerja sesuai dengan
September 2021 hingga 30 Oktober 2021. Adapun beberapa jadwal pelaksanaan kegiatan PKL
ini dilakukan setiap hari senin sampai dengan jum’at pukul 07.30-17.00 WIB.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan selama PKL berlangsung tertera pada tabel seperti
berikut :
(P2)
41
Mempelajari dan memahami mengenai Seksi P2 di
ilegal
(Pengguna jasa)
DISPERIDAG Madura
Kemenkeu
Impor
PKL
42
4.2. PEMBAHASAN
Dalam upaya menjaga ketersediaan minyak bumi, gas bumi, dan bahan bakar lainya
yang menjadi sumber daya alam yang strategis secara terbarukan ataupun tidak terbarukan,
dengan peranan pentignya untuk perekonomian nasional, diperlukan adanya aturan yang
mengatur pelaksanaan ekspor minyak bumi, gas bumi, dan bahan bakar lainya. Maka dari itu,
untuk dapat memberikan kepastian dalam pelaksanaan eksporitasi minyak bumi, gas bumi, dan
bahan bakar lainya, pelaksanaan pengendalian ekspor ini perlu penyempurnaan terhadap
ketentuan-ketentuan mengenai tata laksana ekspor minyak bumi, gas bumi, dan bahan bakar
lainya. Ketentuan mengenai hal tersebut telah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93,
2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara
43
4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik
5. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 123,
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik
6. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak
dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124,
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak
dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 59,
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik
Umum di Bidang Ekspor (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
395)
44
9. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 9 Tahun 2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 194)
Dalam Peraturan Menteri Pasal 1 terkait ekspor minyak dan gas bumi adalahh :
1. Minyak bumi merupakan hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam
kondisi teanan dan temperatur atmosfer berupa fasa air atau padat, termasu aspal,
lilin mineral, atau ozoerit dan bitumen yang didapatan dari proses penambangan,
tetapi tida termasu batubara atau endapan hidrokarbon yang berbentuk padat yang
2. Gas bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan
dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses penambangan
3. Bahan Bakar lain adalah bahan bakar yang berbentuk cair atau gas yang berasal dari
4. Eksportir terdaftar minyak bumi dan gas bumi disebut dengan ET, yang berarti
5. Kegiatan Usaha Hilir Minyak Bumi dan Gas Bumi adalah kegiatan usaha yang
hukum yang menjalankan jenis usaha bersifat tetap, terus-menerus dan didirikan
7. Bentuk Usaha Tetap yang selanjutnya disingkat BUT adalah badan usaha yang
didirikan dan berbadan hukum di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
45
yang melakukan kegiatan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
Indonesia
8. Persetujuan ekspor minyak bumi dan gas bumi ini disebut dengan PE, yang berarti
10. Surveyor adalah perusahaan survey yang mendapat otorisasi untuk melakukan
Verifikasi atau Penelusuran Teknis barang ekspor. Selain itu, Surveyor juga
masuk atau keluar, dan pungutan negara terkait ekspor. Bea Cukai memiliki peranan untuk
dapat mengawasi dan mengontrol keluar masuknya suatau barang di wilayah pabean, terutama
pada proses ekspor minyak dan gas bumi yang mernjadi sumber daya alam berbahan baku yang
dijalankan melalui perdagangan internasional antara negara dunia. Dimana peran Bea Cukai
dengan tujuan menekankan biaya yang tinggi, sehingga mampu menciptakan iklim
46
2. Industrial Assistance, yang merupakan fungsi guna memberikan dukungan terhadap
para industri dalam negeri dengan tujuanya adalah mencapai keunggulan secara
penerimaan negara yang diperoleh melalui adanya bea masuk, Pajak dalam rangka
Selain itu pada proses ekspor minyak dan gas bumi, Bea Cukai juga berperan dalam
mengurus perizinan dokumen pemberitahuan ekspor barang yang dilakukan oleh perusahaan-
Invoice merupakan dokumen nota atau faktur penjualan terkait barang ekspor,
yang diterbitkan oleh penjual, eksportir, atau pengirim barang tersebut, yang
dimana didalam invoice ini waji bagi eksportir untuk mencantumkan nomer dan
tanggal dokumen invoice, nama pembeli / importir atau penerima barang, nama
barang yang akan di ekspor, dan cara penyerahan barang tersebut. Selain itu,
Invoice juga digunakan sebagai dasar untuk menghitung pajak ataupun pungutan
negara.
serta berat dari barang ekspor, karena packing list ini digunakan sebagai dasar
47
2. Dokumen Transport: Bill of Lading (B/L) untuk Kapal / Airway Bill untuk
(B/L) adalah dokumen perjalanan atau pemuatan yang dikeluarkan oleh pihak
tersebut. Kemudian, B/L juga dapat diartikan sebagai bukti penyerahan atau pengiriman
barang dari pengirim kepada pelayaran untuk bida dikirimkan barangnya hingga ke
tempat tujuan. B/L ini menjadi dokumen penyerahan barang dari eksportir kepada pihak
Guna mendapatkan persetujuan ekspor barang yang hanya dapat diekspor oleh
ET, ET Minyak gas dan Bumi harus mengajukan permohonan secara elektronik melalui
Laporan realisasi ekspor Minyak dan Gas Bumi yang telah mendapatkan
PE sebelumnya
Rekoemndasi ekspor Minyak dan Gas Bumi dari Direktur Jenderal atas
Dalam penetapan sebagai ET Minyak bumi dan Gas Bumi, Direktur Jenderal
(Digital Signature) dengan tidak memerlukan cap dan tangan tangan basah, dengan
48
mencantumkan kode QR, dengan kurun waktu paling lama adalah 5 hari kerja setelah
pemohon diterima secara lengkap dan benar. Kemudian hal tersebut hanya berlaku 3
Laporan Surveyor (LS) dibutuhkan sebagai verifikasi data ekspor dari pihak
Pada kegiatan ekspor yang dilakukan oleh suatu perusahaan melalui Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas Bumi, maupun Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas bumi. Salah satu
sumber daya alam yang digunakan sebagai ekspor ialah sumber bahan baku Crude Oil, dan
minyak mentah dari olahan Kondensat yang terbentuk melalui suhu penurunan hingga dibawah
Kondensat ini merupakan Natural Gas Liquid yang memiliki tekanan uap rendah
dibandingkan dengan bensin alami, hidrokarbon ringan dan bahan bakar cair, yang dimana
kondensat ini terdiri dari propana, butana, pentana dan fraksi hidrokarbon yang bersifat lebih
berat. Cairan dihasilkanya kondensat ini telah dipisahkan dari gas melalui alat separator atau
scrubber yang memiliki bentuk bejana bertekanan, dan gas ini mampu dilewatkan melalui
bagian dalamnya.
Kondensat memiliki ciri-ciri yang serupa dengan minyak mentah (crude oil) yang dapat
digunakan sebagai bahan baku penyulingan minyak dan industri petrokimia yang lainya.
Dalam hal ini, kondensat memiliki komposisi tersendiri dengan Specific Gravity yang
berkisaran antara 0,5-0,8. Menurut Pedoman Tata Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana
49
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK MIGAS) yang tertera pada Nomor PTK-
Daftar Minyak dan Gas Bumi dan Bahan Bakar Lainya yang diatur Ekspornya
2019
2019
50
3. ET Minyak dan Gas Bumi. PE Peraturan Gas Alam
2019
2019
2019
methyl ester)
Perdagangan
51
No.21 Tahun
2019
Menteri Bakar
Perdagangan
No.21 Tahun
2019
52
DAFTAR PUSTAKA
Anggri Harnida. 2021.”Tata Cara Perhitungan Bea Keluar Ekspor Crude Palm Oil dan
Produk Turunanya pada KPPBC Tipe Madya Pabean B Jambi” Skripsi Prodi Perpajakan, 2021
https://repository.unja.ac.id/24172/1/Laporan%20Tugas%20Akhir%20Anggri%20Fiks-dikonversi.pdf
http://repository.ut.ac.id/3819/1/ADBI4235-M1.pdf
Penerimaan Cukai’
https://beacukaijatim1.com/eperpus/2018-wbc-edisi-01-2018-tercapainya-target-penerimaan-
cukai
https://repository.beacukai.go.id/peraturan/2014/09/e3101712711eacce3a53740923637d9a-
per-32bc2014.pdf
Kementerian Keuangan RI. 2018. “Lampiran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terkait
http://repository.beacukai.go.id/download/2018/12/fec77e0664b44e399e0219f1928d6e5f-
nd1326.pdf
https://repository.beacukai.go.id/office/2019/03/536557b9dd0d0e35058bc59f49fea5da-lakin-
direktorat-jenderal-bea-dan-cukai-2018.pdf
53
https://jurnal.unnur.ac.id/index.php/indept/article/viewFile/155/126
http://annirahimah.lecture.ub.ac.id/files/2013/02/AKE-1-up.pdf
Rohmah Nur., Darul Prayoga, Diyan Pratiwi. 2019. “ Analisis Penerbitan Laporan
Surveyor pada Ekspor Kondensat MT. New Advance di Husky Area Madura Strait Marine
https://ejurnal.pip-semarang.ac.id/index.php/jdb/article/view/118/74
https://media.neliti.com/media/publications/170392-ID-none.pdf
Widiyanti, Estining. 2019. “Manfaat Bea dan Cukai dalam Perdagangan Internasional”
https://www.researchgate.net/publication/337077635_MANFAAT_BEA_CUKAI_DALAM_
PERDAGANGAN_INTERNASIONAL
Warta Bea Cukai. 2020. “Peran Bea Cukai dalam Program Pemulihan Ekonomi
https://beacukaijatim1.com/sites/default/files/e-perpus/2020/102020.pdf
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/14081/5/BAB%20II.pdf
54
LAMPIRAN
dan Penindakan