Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ugeng Priyanto

No. Urut : 28

Instansi : Balai K3 Samarinda

Jawaban

1. Bagian alat alat

1. 1. Inlet (HVAC Dust)


2. Control machine High Volume Cyclone sampler
3. Cyclone outlet
4. Dust Bin
2 3

Cyclone Air Sampler

1. Cariollis body
2. Cane
3. Air Intake
2 3 4. Cone

1
Coriolis Air Sampler
head

Motor
housing

Control unit

Reuter Sentrifugal Air Sampler

Exit port Inlet port

Liquid Infinger AGI-30


Collection vessel
Air Inlet
Blower Unit

New Filter

Control Unit

MAS 100

Sampling Head ( With filter )

Handgrip (Handle )

Airflowrate (panel tombol pengatur flow)

Duo SAS 360

Inlet cone

Air Outlet

Slit Impactor

2. Morfologi Koloni bakteri dan Jamur

No Bentuk Bakteri Nama Koloni Contoh spesies


1 Coccus/Bulat Monococcus - Neisseria
(Bentuk Bola Tunggal) Gonorrhoe
- Chlamida
trachomatis
Diplococcus - Diplococcus
(Bentuk Bola berkoloni pneumonia
dua-dua)
Sarcina - Sarcina sp
(Bentuk bola berkoloni - Thiosarcina
membentuk Kubus) rosea
Streptococcus - Streptococcus
(Bentuk bola berkoloni puogens
membentuk buah - Streptoccocus
rantai) tjermophillus
- Streptococcus
lactis
Staphylococcus - Staphylococcus
(bentuk bola berkoloni aureus
membentuk buah
anggur)
2 Spiral Spirillium - Spirilliun minor
(Berupa lengkung lebih - Thiospirillopsis
dari setengah lingkaran) floridana
Comma - Vibrio comma
(Bentuk lengkung lebih atau Vibrio
dari setengah lingkaran, cholera
koma)
Spirochaeta - Treponema
(bentuk lengkung pallidum
seperti kumparan)
3 Bacil/ batang Monobacillus - Escherichia coli
(bentuk batang tunggal) - Lactobacillus
- Salmonella
typhi

a. Koloni Bakteri
- Bentuk (shape)
Bentuk koloni bakteri, atau keseluruhan penampilan bentuk koloni tersebut. Bentuk
umum termasuk melingkar/bulat bertepi (circular), bentuk seperti akar/pertumbuhan
menyebar (rhizoid), tidak beraturan/tidak bertepi (irregular), berserabut (filamentous),
dan lonjong (spindle).
- Tepi (margin)
Tepi koloni bakteri merupakan karakteristik penting dalam identifikasi bakteri. Tepi
yang umum termasuk tepi rata (entire), tepi bergelombang/menyerupai gelombang
(undulate/resembling waves), teoi berlekuk (lobate/lobed structure), tepi melengkung
(curled), tepi bergerigi (rhizoid, serrate), tepi seperti
benang-benang/berfilamen/berlekuk tidak beraturan (filamentous/erose atau
irregularly notched).
- Ketinggian (elevation)
Ketinggian pertumbuhan koloni bakteri koloni. Yang paling umum adalah datar atau
ketinggian tidak terukur, nyaris rata dengan medium (flat), terangkat/ketinggian nyata
terlihat, namun rata pada seluruh permukaan (raised), bentuk cembung seperti tetesan
air/permukaan melengkung (convex/curved surface), berbentuk bantal (pulvinate),
dan bentuk cembung dibagian tengah lebih menonjol (umbonate).
- Ukuran (size)
Ukuran koloni bakteri merupakan karakteristik yang berguna untuk identifikasi, dan
dapat diukur. Ukuran sering digambarkan sebagai berbentuk seperti titik
(punctiform), kecil (small), sedang (moderate), dan besar (large).
- Penampilan Koloni (appearance)
Penampilan koloni merupakan aspek luar permukaan koloni, sering menggambarkan
jika koloni berkilau/mengkilap (glistening, glossy, shiny), kusam atau berawan
(dull/cloudy).
- Properti Optik (optical property)
Ini menggambarkan sifat tak tembus cahaya (opacity) dari koloni bakteri. Koloni
sering terlihat buram (opaque), atau tidak tembus cahaya, tembus cahaya atau cahaya
menembus secara difusi (translucent), dan transparan atau cahaya lewat tanpa
gangguan (transparent).
- Tekstur (texture)
Tekstur koloni bakteri merupakan indentifikasi konsistensi koloni bakteri. Koloni
yang kasar memiliki permukaan yang rata dan sering dikaitkan dengan hilangnya
virulensi. Koloni halus memiliki permukaan bulat berkilau. Istilah lain yang
digunakan untuk menggambarkan tekstur koloni termasuk mukoid/bergetah/kental
(mucoid, gummy, viscous), seperti metega (butyrous), dan kering, koloni rapuh atau
seperti tepung (dry).
- Pigmentasi (pigmentation)
Beberapa spesies bakteri menghasilkan pigmen atau warna koloni yang dapat larut
dalam air atau larut dalam lemak. Produksi pigmen dapat bervariasi tergantung pada
kondisi lingkungan dan usia kolon, warna koloni misalnya putih, kuning, merah,
ungu dan lain-lain

b. Koloni Jamur

MORFOLOGI DAN ANATOMI JAMUR

NO Morfologi koloni jamur Keterangan


1 Kapang : Tampak benang-
benang hifa

2 Khamir:
Koloni bulat, cembung,
basah, tampak terbentuk
budding
1. Hifa dan Miselium Jamur
terdiri dari struktur somatik atau vegetatif yaitu thallus yang merupakan filament
atau benang hifa, miselium merupakan jalinan hifa. Jamur terdiri dari dua golongan
yaitu yang bersifat unuseluler dikenal sebagai khamir atau ragi dan yang bersifat
multiseluler dikenal sebagai kapang. Sel khamir lebih besar dari pada kebanyakan
bakteri dengan ukuran beragam, biasanya berbentuk telur, memanjang atau bola.
Setiap spesies memiliki bentuk yang khas. Tubuh kapang pada dasarnya terdiri dari
dua bagian yaitu miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan Hifa
(filament). Bentuk Hifa ada 3 macam yaitu : 1. Aseptat yaitu Hifa yang tidak bersekat
mengandung banyak inti disebut senositik (coenocytic). 2. Septat dengan sel-sel
uninukleat disebut monositik hifa. 3. Septat dengan sel-sel multinukleat. Diameter
Hifa berkisar 3 – 30 µm. Hifa tua mempunyai ketebalan antara 100 – 150 µm dan
pada dinding selnya terdapat senyawa melanin dan lipid yang berfungsi untuk
melindungi sitoplasma dari ultraviolet. Secara fungsional Hifa terdiri dari: 1. Hifa
vegetatif yang umumnya rebah di atas substrat, berfungsi untuk menyerap nutrisi
dari substrat. 2. Hifa fertil yaitu hifa yang tumbuh tegak di atas permukaan substrat
berfungsi untuk reproduksi. Hifa fertil berupa sporangiofor atau konidiofor. Sejalan
dengan 12 pertumbuhannya hifa-hifa bertambah banyak dan membentuk jalinan
hifa yang disebut miselium yang makin lama makin tebal maka terbentuk koloni.
Hifa udara (aerial hypha) atau miselium udara (aerial mycelium) 3. Stolon yaitu hypa
panjang menegak yang terdapat pada Rhizopus spp. dan Mucor spp. 4.
Klamidospora adalah sel-sel hifa berdinding tebal dan merupakan sel dominan dan
akan berkecambah bila kondisi lingkungan kondusif. Anastomosis hifa yaitu
pertemuan 2 ujung hifa atau ujung hifa satu bertemu dengan bagian yang menonjol
dari sel hifa lain atau pertemuan antara bagian yang menonjol dari masingmasing sel
hifa, kemudian terjadi persatuan sitoplasma dan inti, selanjutnya membentuk hifa
baru dan menjadi jala atau miselium. (modifikasi ST Chang, carlie & Wathmann,
1994 dalam Indrawati Ganjar, dkk., 2006). Macam-macam Hifa berdasarkan proses
pembentukannya: 1. Hifa palsu atau Pseudohifa yaitu hifa yang terbentuk pada
jamur uniselluler (Khamir). Khamir bersifat dimorphism yaitu memiliki 2 fase dalam
siklus hidupnya yaitu fase khamir dan fase hifa yang selanjutnya membentuk
pseudomiselium; contohnya Candida spp., Kluyveromyces spp., dan Pichia spp. Pada
golongan khamir juga ada yang dapat membentuk miselium sejati misalnya pada
Trichosporon spp. 2. Hifa sejati yaitu hifa cendawan berbentuk tabung yang
kemudian terbentuk sekat-sekat/atau tidak terbentuk sekat. Pada setiap sel dari hifa
hanya ada satu inti disebut monokariotik. Bila dalam satu sel selalu ada dua inti
disebut hifa dikariotik. Basidiomycetes mempunyai 3 13 macam hifa yaitu; a. Hifa
primer yaitu hifa yang tumbuh dari satu basidiospora dan berinti banyak,
selanjutnya terbentuk sekat-sekat dan setiap sel berinti satu (homokariotik). b. Hifa
sekunder adalah hifa yang terbentuk dari hasil persatuan antara 2 hifa homokariotik
yang kompatibel. c. Hifa tertier adalah hifa yang berfungsi sebagai penyangga tubuh
buah, pada ujungnya membentuk lamella dengan basidium yang mengandung
basidiospora. Miselium adalah kumpulan dari hifa atau filamen yang membentuk
koloni.
2. Dinding Hifa
Dinding Hifa atau dinding sel umumnya terdiri dari selulose (suatu karbohidrat yang
berantai panjang), zat serupa lignin dan beberapa zat organik lainnya. Tabel 2.1
Komposisi dinding sel jamur (Alexopolous dan Mims, 1979). Katagori dinding sel
Kelompok jamur Genus 1. Sellulose – Glycogen 2. Sellulose – B-Glucan 3. Sellulose –
Chitin 4. Chitin – Chitosan 5. Chitin-BAcrasiomycet es Oomycetes Hyphochytridi
omycetes Zygomycetes Chytridiomyc etes Ascomycetes Poltsphondylium,
Dictyostellium Phytophthora, Phythium, Saprolegnia Rhizidiomyces Mucor,
Phycomyces, Zygorchynchus Allomyces, Blastocladiella 14 Glucan 6. Mannan-
BGlucan 7. ChitinMannan 8.Galactosamin e-Galactosa polymers Deuteromycet es
Basidiomycet es Ascomycetes Basidiomycet es Trichomycete a Neurospora,
Ajellomycetes Aspergillus Schizophyllum, Fomes, Polyporus Sporobolomyces,
Rhodotorula Sporobolomyces, Rhodotorula Amoebidium
3. Membran Hifa (Moore-Landecker, 1996)
Di bawah dinding sel yang kuat terdapat lapisan yang melindungi isi sel, yaitu
membran sel. Komposisi kimia membran sel fungi diduga terdiri dari senyawa-
senyawa sterol, protein (dalam bentuk molekul-molekul yang amorf), serta senyawa-
senyawa fosfolipid. Gambar 2.1 Jenis-jenis hifa (Sumber : Suprvisor IPA, 2018) 15
4. Kompartemen lain pada Hyfa
Adanya kompartemen pada hifa memudahkan kita mempelajari isi sel fungi dengan
mikroskop elektron. Di samping nukleus seringkali terlihat bentuk-bentuk ultra
struktur seperti mitokondria, reticulum endoplasma, ribosom, apparatus Golgi,
microbodies (peroksisom, glioksisom, hidrogenesom, dan lisosom). Mitokondria
terdapat dalam sitoplasma sel fungi berbentuk oval atau memanjang. Retikulum
endoplasma adalah membran yang mengelilingi organel-organel yang hanya
terdapat pada golongan eukariot. Ribosom terdapat pada sitoplasma berfungsi
untuk sintesis polipeptida, Ribosom terdapat dalam matriks mitokondria. Aparatus
Golgi berfungsi dalam sintesis bahan dinding sel yaitu glikoprotein, menyekresikan
bahan-bahan ekstraseluler seperti cell coat pada pembelahan spora dari suatu
sitoplasma yang multiseluler dan menghasilkan vesikel yang berperan dalam
pembentukan dinding sel. Vesikel merupakan struktur berbentuk kantung terdapat
pada lokasi-lokasi pertumbuhan dinding sel, terutama pada hifa apical.Vesikel
mengandung bahan-bahan untuk pembentukan dinding sel.Vesikel juga berperan
dalam mengikat zat warna dan racun serta mengekskresikan enzim-enzim
ekstraseluler. Selain itu ada vesikel yang sangat kecil yang disebut kitosom,
mengandung enzim kitin-sintase dan berperan dalam membentuk fibril kitin dari
prekursornya.(Moore-Landecker, 1996). Microbodies yaitu: peroksisom yang
mengandung katalase, glioksisom mengandung enzim-enzim yang terlibat dalam 16
oksidasi asam lemak dan dalam siklus glio-oksalat, hidrogenosom mengandung
hidrogenase untuk reaksi-reaksi anaerob dalam sel, lisosom mengatur pemecahan
komponenkomponen sel, misalnya pemecahan septum agar inti sel dapat bergerak
dari sel satu ke sel yang lain dan pada sel yang bersifat parasit untuk memecahkan
dinding sel inang (MooreLandecker, 1996). Nukleus / Inti jamur mempunyai inti yang
lengkap yang kita sebut eukarion, yaitu inti yang berdinding, mempunyai nucleolus
dan bahan inti (kromatin) yang membentuk kromosom. Pada jamur yang tumbuhnya
terdiri dari hifa yang tidak bersekat (nonseptate), inti tersebar dimana-mana, hifa
tersebut dinamakan senosit (ceonocyt). Sedang pada hifa yang bersekat (septate
hypha), pada setiap sel terdapat satu, dua atau lebih inti.
5. Haustoria
Haustoria yaitu hifa bercabang atau gelembung bertangkai yang terdapat pada
jamur parasit yang dapat menembus dinding sel inang berfungsi untuk absorpsi
makanan dari sel inang.
6. Plectenchym
Plectenchym yaitu jaringan tenun dari miselium, terdapat dua bentuk yaitu jaringan
longgar disebut prosenchyma dan jaringan padat disebut pseudopharenchyma.
7. Stroma
Stroma yaitu suatu anyaman / jalinan hifa yang cukup padat, fungsinya sebagai
bantalan untuk tumbuh bagian-bagian lain. 17
8. Sklerotium
Sklerotium yaitu anyaman padat serupa rizopor, berfungsi untuk melekat.
9. Spora
Spora adalah ujung hifa jamur yang menggelembung membentuk serupa wadah,
sedangkan protoplasmanya menjadi spora, berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan jamur. Spora terbagi dalam dua golongan yaitu: spora aseksual
dan spora seksual. 1. Spora aseksual terdiri dari: a. Konidiospora atau konidium,
terbentuk di ujung di sisi suatu hifa b. Sporangiospora, terbentuk dalam suatu
kantung yang disebut sporangium c. Oidium atau Oidiospora, terbentuk karena
terputusnya sel-sel hifa d. Klamidospora, terbentuk dari sel hifa somatik e.
Blastospora, terbentuk pada bagian tengah hifa Berdasarkan ukuran, spora terbagi
dalam: a. Mikrospora atau mikrokonidia, umumnya pada golongan kapang dan
khamir. b. Makrospora atau makrokonidia, banyak terdapat pada beberapa jenis
jamur pathogen. 18 Gambar 2.2 Spora Aseksual (Sumber : Siswapedia, 2019) 2.
Spora seksual terdiri dari : a. Askospora, terbentuk dalam kandung askus terdapat
pada kelas Ascomycetes b. Basidiospora, terbentuk dalam struktur yang berbentuk
gada disebut basidium, terdapat pada kelas Basidiomycetes. c. Zigospora disebut
juga gametosit, terbentuk bila dua hifa secara seksual serasi. d. Oospora, terbentuk
dalam struktur betina khusus yang disebut oogonium. 19 Meskipun suatu cendawan
tunggal dapat membentuk spora aseksual dan seksual dengan beberapa cara pada
waktu yang berlainan dan dalam kondisi yang berbeda, struktur dan metode
pembentukkan spora-spora tersebut cukup konstan untuk digunakan dalam
identifikasi dan klasifikasi. Gambar 2.3 Spora Seksual (Sumber : Rumah Belajar, 2011)

Anda mungkin juga menyukai