Anda di halaman 1dari 18

a.

Pengertian toleransi dan kerja sama antar


umat beragama
b. Wawasan Al-Qur’an tentang toleransi
c. Dialog antar umat beragama
d. Bidang-bidang kerja sama
e. Tantangan mewujudkan toleransi.
• Radikalisme agama;
• Terorisme;
. Pengertian Toleransi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa toleransi
adalah bersikap menenggang (menghargai, membiarkan,
membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan,
kebiasaan, kelakuan) yang berbeda atau bertentangan dengan
pendirian sendiri. WJS Poerwadarminta, 2005 : 1204
 Dengan pendekatan psikologi sosial, Yayah Khisbiyah

menjelaskan, toleransi adalah kemampuan untuk

menahankan hal-hal yang tidak kita setujui atau tidak

kita sukai, dalam rangka membangun hubungan sosial

yang lebih baik.


 Toleransi beragama adalah sikap bersedia menerima keanekaragaman
dan kebebasan beragama yang dianut dan kepercayaan yang diyakini
oleh suatu pihak atau golongan.

 Toleransi beragama harus dipahami sebagai bentuk pengakuan kita


akan adanya agama-agama lain selain agama kita dengan segala bentuk
sistem dan tata cara peribadatannya dan memberikan kebebasan untuk
menjalankan keyakinan agama masing-masing.
 Toleransi dalam beragama bukan berarti
mencampuradukkan semua keyakinan agama
atau dengan bebasnya mengikuti ibadah dan
ritual semua agama tanpa adanya peraturan
yang mengikat
 Toleransi beragama harus dipahami sebagai
bentuk pengakuan kita akan adanya agama-
agama lain selain agama kita dengan segala
bentuk sistem, dan tata cara peribadatannya dan
memberikan kebebasan untuk menjalankan
keyakinan agama masing-masing
. PENGERTIAN KERJASAMA AGAMA

KERJA SAMA adalah

aktifitas yang dilakukan oleh sekelompok orang yang saling


berhubungan satu dengan yang lainnya dan keterlibatan setiap
individu dari dalam kelompok tersebut yang mengandung unsur
kepercayaan, kejujuran, tanggung jawab, dukungan, dan harapan
yang tinggi untuk memperoleh tujuan bersama serta saling
memberikan gagasan untuk menyelesaian berbagai masalah yang ada
di dalam tim
Kerjasama merupakan suatu keharusan bagi umat

beragama untuk menghasilkan

pembaharuan yang diperlukan.


Pluralitas adalah salah satu kenyataan objektif yang dikehendaki oleh
Allah dan menjadi Sunnah Allah (QS 11 : 118).

Bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku


supaya saling mengenal (QS 49:13).

Bahwa perbedaan bahasa dan warna kulit manusia harus diterima


sebagai sebuah kenyataan yang postif yang merupakan salah satu dari
tanda-tanda kekuasan Allah (QS 30:22)
erbagai makna dan bentuk dialog yang dapat dilakukan oleh

enganut agama yang berbeda yakni :

Dialog antarumat beragama dapat mendorong orang untuk lebih


memahami agamanya secara tepat dan jernih.

Dialog antarumat beragama menuntut orang mau mendengarkan, ma

mempertimbangkan dan mau menghormati pandangan pihak lain

Dialog antarumat beragama bukan bermaksud untuk mempengaruhi


pihak lain ke dalam kepercayaan kita sendiri.
Wujud-wujud dialog antarumat beragama

adalah sebagai berikut :

 Dialog kehidupan sehari-hari,

 Dialog formal

 Dialog teologis
 Ada banyak bidang di mana agama-agama dapat bekerja sama
memainkan peran pencerahan dan pembebasan yang membuahkan
pemberdayaan bagi para penganutnya dan warga Negara Indonesia
seluruhnya.

 Beberapa hal penting di antaranya dapat kita sebut di sini :

a) Penegakan keadilan

b) Perbaikan taraf hidup ekonomi

c) Perbaikan akhlak
 1. Pengertian Radikalisme Agama

Dalam perspektif keagamaan, radikalisme merupakan gerakan-


gerakan keagamaan yang berusaha merombak secara total tatanan
sosial dan politik yang ada untuk kembali kepada akar-akar tradisi
pada awalnya yang ketat dan kaku dengan jalan menggunakan
kekerasan.
2. Ciri-ciri Radikalisme Agama :
. Sikap tidak toleran dan tidak mau menghargai

pendapat atau keyakinan orang lain.

. Sikap fanatik, yakni sikap yang membenarkan diri sendiri dan


menyalahkan orang lain.

Sikap eksklusif, yakni sikap tertutup dan berusaha berbeda dengan


kebiasaan orang banyak.

. Sikap revolusioner yakni kecenderungan untuk menggunakan


kekerasan dalam mencapai tujuan (Deded Rodin : 2016, 34)
3. FAKTOR-FAKTOR PEMICU RADIKALISME
Persepsi terhadap ketidakadilan distributif, prosedural, dan interaksional.
Pemaknaan terhadap ayat-ayat kitab suci yang dipersepsikan mendukung
adikalisme.
Komunitas yang mendukung atau menyuburkan persepsi radikalisme.
Polarisasi ingroup-outgroup. Teori ingroup mengacu ke kelompok tempat
elaku menjadi anggotanya, sedangkan outgroup mengacu ke kelompok di
uar pelaku.
Bias heuristik yang dialami para pelaku tindak terorisme.
Kekecewaan terhadap praktik sistem demokrasi
4. DERADIKALISASI AGAMA

 Deradikalisasi Agama adalah sebuah langkah


untuk merubah sikap dan cara pandang yang
dianggap keras menjadi lunak; toleran, pluralis,
moderat dan liberal
Terorisme adalah serangan-serangan
terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan
perasaan teror terhadap sekelompok
masyarakat.

Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak


tunduk pada tatacara peperangan seperti
waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan
target korban jiwa yang acak serta seringkali
merupakan warga sipil.

Anda mungkin juga menyukai