Anda di halaman 1dari 3

TUGAS RUTIN 1

MK : LITERASI BAHASA
INDONESIA
PRODI S1 PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA

SKOR NILAI :

NAMA MAHASISWA : CHRISTINE HAGAINA BR. GINTING


NIM : 2213311029
DOSEN PENGAMPU : Drs. Muhammad Joharis Lubis, M.M., M.Pd.
MATA KULIAH : LITERASI BAHASA INDONESIA

PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
1. Jelaskan konsep literasi yang diadopsi dibeberapa negara!
2. Bagaimana pendapat anda tentang Gerakan literasi nasional di Indonesia? Jelaskan informasi
yang anda ketahui tentang gerkan literasi nasional tersebut?
JAWAB:
1. Hasil dari penelitian ini menempatkan Finlandia sebagai negara paling literat atau terpelajar
di dunia. Sedangkan Indonesia menempati urutan ke-60 dari 61 negara. Masyarakat
Finlandia sangat membudayakan aktivitas membaca. Kegiatan ini sudah seperti menjadi
sebuah keharusan di negara tersebut. Pemerintah Finlandia mendukung pendidikan anak
sejak dini. Dimana keluarga memiliki peran menjadi gerbang utama pendidikan untuk anak
terutama dalam tahap belajar usia dini. Di Finlandia juga terdapat perpustakaan dimana-
mana sehingga tidak ada alasan untuk tidak sempat membaca. Budaya membaca didorong
secara turun-menurun. Sistem pendidikan di Finandia lebih menekankan pembelajaran
dengan metode bermain, berimajinasi, dan self discovery. Dengan metode ini anak-anak
akan senang belajar tanpa ada tekanan.
Para orang tua selalu membacakan dongeng demi kedekatan mereka sebagai orang tua
dengan anak dan pengetahuan, dongeng sebelum tidur menjadi tradisi penting dalam
keluarga. Dongeng folk dan mitologi Finlandia diceritakan untuk membentuk karakter anak.
Melalui tradisi ini, minat baca akan terpupuk sejak dini. Selain itu, budaya membaca pada
anak-anak juga dikemas melalui program tv berbahasa asing yang tidak dialihsuarakan dan
hanya diberi teks terjemahan. Dengan begitu, anak-anak akan tetap membaca saat menonton
tv. Finlandia memang sudah membuktikan hasil dari revolusi pendidikannya. Generasi yang
cerdas dan terpelajar lahir dari minat baca yang tinggi. Selain negara Finlandia, ada negara
Amerika Serikat yang menduduki peringkat ke-7 dan negara Inggris di peringkat ke-17. Di
Inggris berbagai contoh mengenai bagaimana budaya membaca ditumbuhkan dan dipelihara.
Misalnya, sekolah mengadakan reading day setiap minggunya. Juga pojok buku yang selalu
tersedia di sekolah-sekolah.
2. Gerakan Literasi Nasional merupakan upaya untuk memperkuat sinergi antarunit utama
pelaku gerakan literasi dengan menghimpun semua potensi dan memperluas keterlibatan
publik dalam menumbuhkembangkan dan membudayakan literasi di Indonesia. Gerakan ini
akan dilaksanakan secara menyeluruh dan serentak, mulai dari ranah keluarga sampai ke
sekolah dan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Meningkatkan literasi bangsa perlu
dibingkai dalam sebuah gerakan nasional yang terintegrasi, tidak parsial, sendiri-sendiri, atau
ditentukan oleh kelompok tertentu. Gerakan literasi tidak hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah, tetapi juga tanggung jawab semua pemangku kepentingan termasuk dunia usaha,
perguruan tinggi, organisasi sosial, pegiat literasi, orang tua, dan masyarakat. Oleh karena
itu, pelibatan publik dalam setiap kegiatan literasi menjadi sangat penting untuk memastikan
dampak positif dari gerakan peningkatan daya saing bangsa.
Sejak tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggiatkan Gerakan
Literasi Nasional (GLN) sebagai bagian dari implementasi dari Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membentuk kelompok kerja Gerakan Literasi
Nasional untuk mengoordinasikan berbagai kegiatan literasi yang dikelola unit-unit kerja
terkait. Gerakan Literasi Masyarakat, misalnya, sudah lama dikembangkan Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD Dikmas),
sebagai tindak lanjut dari program pemberantasan buta aksara yang mendapatkan
penghargaan UNESCO pada tahun 2012 (angka melek aksara sebesar 96,51%). Sejak
tahun 2015 Ditjen PAUD Dikmas juga menggerakkan literasi keluarga dalam rangka
pemberdayaan keluarga meningkatkan minat baca anak. Bersamaan dengan itu,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah mengembangkan Gerakan Literasi
Sekolah untuk meningkatkan daya baca siswa dan Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa menggerakkan literasi bangsa dengan menerbitkan buku-buku pendukung bagi
siswa yang berbasis pada kearifan lokal. Tahun 2017 ini Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) menggagas Gerakan Satu Guru Satu Buku untuk
meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam pembelajaran baca dan tulis. Pada
tahun 2017 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa diberi amanah menjadi
Koordinator GLN. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain penajaman konsep
GLN, Diskusi Kelompok Terpumpun dengan pakar dan pegiat literasi, lokakarya
penyusunan peta jalan, panduan, dan materi pendukung GLN, Diskusi Kelompok
Terpumpun dengan Kementerian/Lembaga, koordinasi dan sinkronisasi kegiatan lintas
unit utama, dan persiapan pencanangan GLN yang akan digelar bertepatan dengan Hari
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 2017 di Plasa Insan Berprestasi, Gedung Ki
Hajar Dewantara, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai