Anda di halaman 1dari 15

RAGAM MACAM BENTUK PENYAJIAN DATA STATISTIKA

KLIPING

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Statistika Bisnis
Dosen Pengampu: Dra. Siti Samsiyah Purwaningsih, M.T

Disusun Oleh:
Nuhi Husnun Janan (195254025)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN ADMINISTRASI BISNIS


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BANDUNG
2022
PENYAJIAN DATA

A. DEFINISI PENYAJIAN DATA


Kegiatan pengumpulan data di lapangan akan menghasilkan data angka-angka yang
disebut ‘data kasar’ (raw data) yang menunjukkan bahwa data tersebut belum diolah
dengan teknik statistik tertentu. Jadi data tersebut masih berwujud sebagaimana data itu
diperoleh yang bisanya berupa skor dan relatif banyak tidak beraturan. Dalam pembuatan
laporan penelitian, data termasuk yang harus dilaporkan. Agar dapat memberikan
gambaran yang bermakna, data-data itu haruslah disajikan ke dalam tampilan yang
sistematis dan untuk keperluan penganalisisan biasanya data itu disusun dalam sebuah tabel
atau gambar-gambar grafik. Penyajian data ini bertujuan memudahkan pengolahan data dan
pembaca memahami data sebagai dasar pengambilan keputusan.
Penyajian data dalam sebuah tabel ataupun gambar grafik memiliki maksud tertentu,
seperti halnya pepatah yang mengatakan “satu gambar sama halnya dengan seribu kata,”
yang bermakna bahwa penyajian data dalam bentuk gambar akan lebih cepat bisa ditangkap
atau dimengerti daripada kata-kata yang puitis sifatnya.
Seorang manajer perusahaan atau seorang pejabat tinggi pemerintahan akan lebih
mudah mengetahui perkembangan harga dengan melihat grafik trend yang naik daripada
harus membaca laporan dengan penuh kata-kata yang bagus, akan tetapi kurang sistematis
penyusunannya. Itulah sebabnya, dalam suatu laporan sering disertai tabel-tabel atau
grafik-grafik. Setelah disajikan dalam bentuk tabel, data sering digambarkan grafiknya.

B. JENIS - JENIS PENYAJIAN DATA

Penyajian data merupakan kegiatan dalam pelaporan hasil kegiatan yang telah dilakukan
agar data yang telah dikumpulkan dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Penyajian data statistika biasanya terdiri dari dua bentuk, yaitu:
1) Penyajian data dalam bentuk tabel
2) Penyajian data dalam bentuk grafik

Penyajian data dalam bentuk tabel biasanya data tersaji dalam bentuk kolom dan baris, satu
kolom berarti susunan data berurutan dari atas ke bawah dan penomoran kolom selalu
dimulai dari kiri ke kanan, sedangkan satu baris adalah susunan data yang berurutan dari
kiri ke kanan dan penomoran baris selalu dari atas ke bawah.

Dengan memahami pengertian baris dan kolom pada tabel akan membantu kita untuk
membaca maupun membuat tabel, dengan adanya tabel akan memudahkan penyajian data
secara ringkas dan terstruktur, maka data mudah dilihat, dipahami dan juga lebih mudah
untuk diolah khususnya untuk data digital dapat diolah menggunakan bantuan aplikasi atau
software tertentu.

Sedangkan grafik adalah gambar yang terdiri dari atas garis dan titik-titik koordinat karena
di dalam sebuah grafik terdapat dua jenis garis koordinat yaitu koordinat X dengan posisi
horizontal dan garis koordinat Y dengan posisi vertikal Menyajikan data dalam bentuk
grafik lebih menarik, karens data tersaji dalam berbentuk gambar visual.
1. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel
Komponen-komponen yang biasanya harus ada dalam tabel adalah judul tabel. judul
kolom, judul baris, sel-sel tabel dan sumber data. Bentuk penyajian data dalam bentuk
tabel terdiri dari banyak ragam yang dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel Baris Kolom
Tabel baris kolom adalah tabel yang terdiri dari baris dan kolom, jenis tabel baris kolom
terdiri dari:

a. Tabel Satu Arah


Tabel satu arah adalah tabel yang menyajikan data mengenai satu hal atau satu
karakteristik saja, tabel satu arah ini merupakan tabel yang paling sederhana. Tabel
1 di bawah ini disebut tabel satu arah karena hanya memiliki satu karakteristik saja
yaitu Jumlah Sekolah (baik SD, SMP dan SMA) di bawah naungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di Provinsi DKI Jakarta. 2019/2020 Semester Ganjil.

Tabel 1 Contoh Tabel Satu Arah (Provinsi DKI Jakarta dalam Angka 2020
b. Tabel Dua Arah
Tabel dua arah adalah tabel yang menyajikan data dalam hubungan antar dua hal
atau dua karakteristik yang berbeda. Tabel 2 di bawah ini disebut tabel dua arah
karena terdiri dari dua karakteristik yaitu jumlah sekolah dan tingkat sekolah, di
bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Provinsi DKI Jakarta,
2019/2020 Semester Ganjil.

Tabel 2 Contoh Tabel Dua Arah (Provinsi DKI Jakarta dalam Angka 2020)

c. Tabel Tiga Arah


Tabel tiga arah adalah tabel yang berisi tiga jenis karakteristik yang berbeda.
Contoh tabel tiga arah terdapat pada Tabel 3 sebagai berikut yang terdiri dari Jumlah

Tabel 3 Contoh Tabel Tiga Arah (Provinsi DKI Jakarta dalam Angka 2020)
Sekolah, tingkat sekolah dan Status sekolah yang dikelola di bawah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di Provinsi DKI Jakarta, 2019/2020 Semester Ganjil.

d. Tabel Kontingensi
Tabel kontingensi merupakan tabel baris kolom yang memiliki karakteristik sendiri
yaitu penyajian data dengan 2 faktor atau 2 variabel. Setiap variabelnya terdiri dari
beberapa kategori bisa dalam bentuk baris, kolom, dan total.
Data yang terdiri dari dua variabel, dengan variabel yang satu terdiri dari bb
kategori dan lainnya terdiri atas kk kategori, sehingga dapat dibuat tabel kontingensi
berukuran baimes khxk dengan bb menyatakan baris dan kk menyatakan kolom.

Tabel 4 Contoh Tabel Kontingensi (Provinsi DKI Jakarta dalam Data 2020)

2. Penyajian Data dalam Bentuk Grafik


Penyajian data dalam bentuk grafik adalah bentuk penyajian data statistik berupa
gambar-gambar visual, penyajian data menggunakan grafik akan mempermudah dalam
penyampaian sebuah data. Pengguna data akan lebih mudah memahami keadaan data
yang ditampilkan melalui grafik daripada tabel karena manusia cenderung lebih
menyukai sesuatu yang disampaikan secara visual daripada melalui kata-kata.

Ada banyak jenis penyajian data dalam bentuk grafik, berikut akan disajikan dalam
beberapa bentuk:

a. Grafik Batang
Grafik batang merupakan grafik yang terdiri dari batang batang, grafik batang dapat
digambarkan secara vertikal maupun horizontal Grafik batang terdin dari dua
bagian yaitu grafik batang tunggal (single bur chart) dan grafik batang gands
(multiple bar chart). Grafik batang lebih cocok digumakan untuk menggambarkan
data yang menunjukkan kuantitas, atau data yang bertujuan memberikan
perbandingan sebuah rangkaian data.
Gambar 1 Contoh Grafik Batang Tunggal

Contoh grafik batang tunggal (single bar chart) dapat dilihat pada gambar 1 di atas:
Jumlah Sekolah (SD. SMP dan SMA Di Bawah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan di Provinsi DKI Jakarta, 2019/2020 Semester Ganjil.

Contoh grafik batang ganda (multiple bar chart) adalah sebagai berikut:

Jumlah Sekolah Di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Menurut


Tingkat Sekolah di Provinsi DKI Jakarta, 2019/2020 Semester Ganjil.

Gambar 2 Grafik Batang Ganda

b. Grafik Garis
Grafik garis adalah grafik yang posisi titik-titiknya dihubungkan dengan garis garis
saja, grafik garis dibuat dari 2 sumbu yaitu sumbu X yang menunjukkan bilangan
yang sifatnya tetap, seperti tahun, ukuran, lama waktu pengamatan dan lainnya.
Sementara pada sumbu Y ditempatkan bilangan yang sifatnya dapat berubah-ubah
seperti jumlah, harga, hasil dari pengamatan dilakukan dan lainnya.
Kedua sumbu X dan Y saling berpotongan secara tegak lurus, pasangan nilai yang
terdapat pada sumbu mendatar dan sumbu tegak dibuat dari sebuah titik seperti titik
yang dipakai pada diagram Cartesius, selanjutnya titik-titik tersebut dihubungkan
satu persatu hingga membentuk sebuah garis kurva. Buasanya grafik garis
digunakan untuk melihat perkembangan suatu data dari waktu ke waktu, misalnya
perkembangan harga emas setiap han. perkembangan inflasi setiap bulan,
perkembangan tinggi badan balita setiap bulan dan lain-lain.

Berikut ini disajikan contoh grafik garis perkembangan penjualan sparepart mobil
di sebuah toko onderdil mobil dan data pendapatan penjualan sparepart mobil tahun
2020.

Gambar 3 Contoh Grafik Garis

c. Grafik Lingkaran
Grafik lingkaran merupakan sebuah grafik yang berbentuk lingkaran yang dibagi-
bagi menjadi beberapa insan. Umumnya digunakan untuk menyajikan data dalam
bentuk persentase. Untuk membuat grafik lingkaran, gambarkan sebuah lingkaran
kemudian bagi menjadi beberapa sektor. Tiap sektor berisi kategori data yang
terlebih dahulu diubah ke dalam format derajat. Dianjurkan titik pembagian dimulai
dari titik tertinggi lingkaran.
Contoh pembentukan grafik lingkaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Jumlah Sekolah (SD, SMP dan SMA) Di Bawah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan di Provinsi DKI Jakarta, 2019/2020 Semester Ganjil.

Tabel 5 Jumlah Sekolah di Provinsi DKI Jakarta (Provinsi


DKI Jakarta dalam Angka 2020)
Pertama: dihitung terlebih dahulu persentase berdasarkan data yang tersedia,
selanjutnya tiap nilai data diubah ke dalam bentuk derajat, misalnya pada baris
Kepulauan Seribu, persentasenya = 22/3963 x 100 % = 0,56 %, sedangkan
derajatnya adalah 22/3963x360 = 2,00 derajat, untuk Jakarta Selatan persentasenya
adalah = 828/3963 x 100% derajatnya adalah 828/3963 x 360 = 75,22 derajat,
begitu seterusnya sehingga setiap baris mendapat persentase dan derajat masing
masing. Total jumlah derajat keseluruhan adalah 360 derajat.

Berdasarkan contoh soal pada Jumlah sekolah di bawah Kementerian Pendidikan


dan Kebudayaan di Provinsi DKI Jakarta, 2019/2020 Semester Ganjil, yang telah
dihitung dengan pembagian lingkaran berdasarkan derajat yang dihasilkan, seperti
yang dilakukan di atas maka kita dapat menggambar grafik lingkaran tersebut, yang
terlihat di bawah

Gambar 4 Contoh Diagram Lingkaran

d. Scatter Plot (Plot Pencar)


Scatter plot atau diagram pencar adalah bentuk grafik yang biasanya digunakan
untuk melihat suatu pola hubungan antara 2 variabel numerik yang diproyeksikan
pada sumbu X dan sumbu Y, tujuan menggunakan scatter plot adalah untuk
melihat pola hubungan antara 2 variabel apakah mempunyai hubungan positif atau
hubungan yang negatif atau tidak mempunyai hubungan sama sekali.

Untuk mengetahui hubungan positif dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Gambar 5 Contoh Grafik Scatter Plot Positif


Jika plot yang terjadi seperti pada gambar 5, maka variabel-1 dan variabel-2
menunjukkan hubungan yang positif, karena terjadi peningkatan pada variabel 1
juga diikuti peningkatan pada variabel-2. Sebaliknya jika variabel-I mengalami
penurunan, maka variabel-2 juga mengalami penurunan, dengan bahasa mudahnya
adalah kalau-1 variabel naik maka akan diikuti oleh variabel yang lain juga naik
tetapi kalau variabel yang lain turun maka akan diikuti juga oleh variabel lain
yang ikut turun.

Untuk mengetahui hubungan negatif dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Gambar 6 Contoh Grafik Scatter Plot Hubungan Negatif

Jika plot yang terjadi seperti pada gambar 6, maka variabel-1 dan variabel-2
menunjukkan hubungan yang variabel. Karena peningkatan yang terjadi pada
variabel-1 diikuti penurunan oleh variabel-2, dan jika variabel-1 mengalamu
penurunan, maka variabel-2 akan mengalami peningkatan. Dengan kata lain
variabel satu variabelnya naik maka variabel yang lain akan turun dan variabel
satunya turun maka variabel yang lain akan naik. Untuk mengetahui hubungan
yang rendah atau tidak ada hubungan dapat terlihat pada grafik di bawah ini:

Gambar 7 Contoh Grafik Scatter Plot yang Tidak Mempunyai Hubungan

Jika plotnya menyebar seperti pada Gambar 7, maka dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara variabel-1 dengan variabel-2 sangatlah kecil Atau tidak ada
hubungan. Scatter plot juga bisa digunakan untuk melihat penyebaran data. Apakah
data menyebar ataukah mengumpul pada suatu area.

Gambar 8 Data Menyebar dan Mengumpul pada Satu Area

Langkah-langkah pembentukan scatter plot yaitu:


1) Kumpulkan pasangan data x dan y
2) Tentukan nilai maksimum dan minimum untuk kedua variabel x dan y
3) Tetapkan skala pada sumbu datar x dan sumbu vertikal y
4) Buatlah plot datanya.

Berikut adalah pembuatan scatter plot dari Tabel X di bawah ini: Data Kadar
Nikotin dan Gas Karbon Monoksida yang dihasilkan oleh 15 merek rokok.
Tabel 6 Data Kadar Nikotin pada Rokok

Maka, bentuk scatter plot yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Gambar 9 Scatter Plot dari Tabel 6


e. Histogram dan Poligon Frekuensi
Histogram adalah suatu grafik batang yang menampilkan daftar distribusi frekuensi
dalam bentuk grafik yang dibangun oleh persegi panjang dengan lebar yang sama
dan berimpit. Tiap tampilan batang menunjukkan proporsi frekuensi pada masing-
masing deret kategori yang berdampingan dengan interval yang tidak saling
tumpang tindih.

Dari sebuah histogram kita dapat membuat poligon frekuensi, poligon ini diperoleh
dengan cara menarik sebuah garis yang merupakan garis patah-patah yang
menghubungkan setiap titik tengah bagian atas persegi panjang histogram.

Langkah-langkah dalam membuat histogram dan poligon yaitu:


1) Buatlah sumbu horizontal dan sumbu vertikal yang saling berpotongan.
2) Untuk membentuk histogram, gambarkan batang kelas-kelas interval sesuai
dengan frekuensi pada sumbu horizontal dan sumbu vertikal.
3) Untuk membuat garis poligon, tentukan titik tengah tiap kelas dan hubungkan
nilai titik tengah sesuai dengan nilai frekuensinya

Contoh di bawah ini akan dibentuk histogram dan poligon dari Tabel 2.7 yang
merupakan distribusi frekuensi nilai ujian mahasiswa sebagai berikut:

Tabel 7 Tabel Nilai Ujian Mahasiswa

Histogram yang terbentuk adalah sebagai berikut:


Gambar 10 Grafik Histogram dari Nilai Ujian Mahasiswa

Poligon yang terbentuk adalah sebagai berikut:

Gambar 11 Grafik Poligon dari Nilai Ujian Mahasiswa


f. Ogive
Ogive merupakan grafik yang menyajikan nilai kumulatif. Sumbu horizontal
merupakan nilai data, sedangkan sumbu vertikal adalah dapat berupa frekuensi
kumulatif, frekuensi relatif kumulatif, atau persen frekuensi kumulatif. Frekuensi
yang digunakan (salah satu di atas) masing-masing kelas digambarkan sebagai titik.
Setiap titik dihubungkan oleh garis lurus. Berikut adalah contoh grafik ogive positif:

Gambar 12 Contoh Grafik Ogive

g. Kartogram
Grafik peta, untuk melihat atau menunjukkan lokasi suatu wilayah beserta atribut
atau karakteristiknya. Grafik ini sangat penting apabila Anda tertarik pada analisis
data spasial. Seperti pada contoh di Gambar 13, yang menunjukkan lokasi 23
kecamatan di Kabupaten Bekasi. Sementara itu, degradasi warna menunjukkan
karakteristik persentase kontribusi Produk Domestik Regional Bruto setiap
kecamatan pada 2010.

Gambar 13 Contoh Grafik Kartogram


DAFTAR PUSTAKA
Hek, Kim. 2021. Pengantar Statistika. Jakarta: Yayasan Kita Menulis. Dapat diakses melalui:
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=YIBSEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA2&dq=
penyajian+data+statistika&ots=Gzatco5XT0&sig=FAl8GqiqITM1ZrHCF9tlmpdPtTE&redir
_esc=y#v=onepage&q&f=true pada 22 Februari 2022 pukul 19.30 WIB
Setiawan, H. 2014. Biostatistika Pengolahan Data dan Penyajian Data dalam Statistik.
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Dapat diakses melalui:
https://adoc.pub/statistika-1-menerapkan-aturan-konsep-statistika-dalam-pemec.html pada 22
Februari 2022 pukul 20.00 WIB
Widjanarko Otok, Dr. Bambang & Ratnaningsih, Dewi Juliah. 2010. MODUL 1 Konsep Dasar
dalam Pengumpulan dan Penyajian Data. Diakses melalui: https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-
content/uploads/pdfmk/SATS4213-M1.pdf pada 22 Februari 2022 pukul 19.12

Anda mungkin juga menyukai