Tugas Kelompok 2
Tugas Kelompok 2
Group 2 :
Yunita Christiana
Janu Nugraha R
Yuyun Zahriatul U
Content
Emotional
Demands (a)
Emotion Rule
Dissonance (b)
Work Engagement
Personal Resources:
Self Efficacy & Optimism
Landasan Teori
• Schaufeli, Salanova, Gonzlez-Rom, &Bakker (2002)
• Holman et al (2008)
Emotion rule dissonance adalah konflik emosi yang terjadi
dalam diri seseorang, yakni antara emosi alami yang benar-
benar dirasakan dengan emosi yang diminta ditampilkan
selama interaksi di tempat kerja
Key note :
Interaksi kerja dapat menimbulkan emosi negatif sedangkan karyawan
diminta menampilkan eskpresi positif emotion rule dissonance dapat
merusak kesejahteraan karyawan (well-being) -- Moris & Feldman,1996
Landasan Teori
Author Deskripsi
Bakker & Demerouti Hubungan negatif antara tuntutan emosi dan
(2007) employee well-being dapat dijelaskan dalam
proses gangguan kesehatan dari model JDR
Hobfoll, Johnson, Ennis, Personal resources adalah aspek positif dalam diri
&Jackson seseorang yang merujuk kepada kemampuan
(2003) untuk mengendalikan dan berdampak sukses pada
lingkungan kerja
Scheier, Carver, &Bridges, Self efficacy adalah kemampuan untuk
(1994) mencurahkan seluruh upaya untuk mencapai
tujuan kerja, dan persisten dalam menghadapi
kesulitan
PARTICIPANT
STRONGLY NEGATIVE
SELF-EFFICACY
ED dan ERD dan
WE
SELF-EFFICACY
STRONGLY POSITIVE
Interpretasi
• Buffering Effect
Hubungan antara ED/ERD dan work engagement menghasilkan N E G AT I F K U AT saat
SELF EFFICACY RENDAH
• Boosting Effect
Self Efficacy mempengaruhi work engagement, ketika karyawan dihadapkan pada situasi
ED/ERD yang tinggi
• Self Efficacy karyawan jika tidak dirangsang oleh situasi yang menantang dalam pekerjaan
untuk jangka waktu yang lama, kemungkinan akan terjadi bosan dan berujung pada
disengaged (Bakker & Demerouti, 2007)
• Penelitian yang sekarang memperlihatkan bahwa, ED dan ERD menjadi tantangan untuk
karyawan yang memiliki self efficacy.
• Karyawan menggunakan kemampuan dalam dirinya (self-efficacy) untuk mengontrol
lingkungan dan menjadi engaged.
Interpretasi
• Optimisme tidak berpengaruh terhadap peningkatan work engagement. Karyawan yang optimis
mungkin berpikir bahwa kondisi yang menyulitkan di tempat kerja akan terselesaikan tanpa perlu
• Potensi motivasional pada self-efficacy diperkuat ketika mendapatkan ED seiring waktu, sehingga
• Individu yang resilien akan jauh lebih mampu untuk mengendalikan tuntutan situasi emosional di
• Kedepannya perlu dilakukan study terkait resilien sebagai personal resources yang dapat
• Pelatihan yang berhubungan dengan “menumbuhkan self efficacy” akan membantu karyawan
menangani situasi kerja yang menuntut adanya interaksi dengan pelanggan seperti Customer
*NB: penelitian tidak membuat kasus yang kuat mengenai apa yang
dihadapi oleh employee secara emosional situasi yang dibebankan di
tempat kerja, mengingat aspek sikap tidak selalu mengarah pada
kesesuaian perilaku(belum tercakup personal resources)
Buffering dan Boosting