Anda di halaman 1dari 6

MOTIF HUBUNGAN FRIEND WITH BENEFIT PADA KALANGAN

MAHASISWA

E-mail : agnesrampi123@gmail.com

Agnes Ramti
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Abstrak
Friends with Benefits atau yang dikenal dengan sebutan FWB merupakan
suatu istilah yang biasa digunakan untuk menyebutkan adanya hubungan yang
bersifat seksual tanpa suatu ikatan.  Mahasiswa yang biasanya sudah berumur 18
tahun, sudah masuk dalam kategori orang dewasa dan mereka sudah memasuki
tahap perkembangan yakni tahap dewasa awal. Pada tahap masa dewasa awal ini,
mahasiswa tersebut sudah mulai mengenal dan tertarik dengan lawan jenisnya,
dapat berpikir dengan berbagai sudut pandang, dan bertanggung jawab atas
segala tindakan yang telah dilakukan. Jadi Friends with Benefit ini terjadi ketika
terdapat dua orang sahabat yang dimana merupakan lawan jenis antara laki-laki
dan perempuan yang dimana mereka saling memiliki kepercayaan satu sama lain
untuk melakukan aktivitas seksual tanpa takut akan menyakiti perasaan satu sama
lain.. Terdapat 5 motif hubungan Friends with Benefit yang diantaranya adalah
pelampiasan seks, keinginan menjalin Friends with Benefit, menghindari
hubungan serius, menjalin pertemanan, dan menginginkan hubungan yang simpel.

Kata kunci : Motif hubungan Friend with Benefit pada kalangan Mahasiswa

Abstract

Friends with Benefit, also known as FWB is a term commonly used to


describe a sexual relationship without anything. Students, who are usually 18
years old, have entered into adults and they have entered a developmental stage,
namely the early adult stage. At this stage of early adulthood, the student begins
to recognize and be attracted to the opposite sex, can think from various
perspectives, and is already responsible for all actions that have been taken. So
Friends with Benefit occurs when there are two friends who are the opposite sex
between a man and a woman where they have mutual trust in each other to carry
out sexual activities without fear of each other's feelings. There are 5 motives for
the relationship between Friends and Benefit which include sexual indulgence, the
desire to make friends with Benefit, avoiding serious relationships, making
friends, and wanting a simple relationship.

Keywords: Friend with Benefit relationship’s motive among students.

A. PENDAHULUAN
Mahasiswa merupakan bibit-bibit ataupun tunas muda Bangsa dan
Negara. Mereka merupakan salah satu harapan Bangsa yang dimana harus
dapat menunjukkan kemampuan atau prestasi yang dimilikinya baik di bidang
akademik maupun di dalam lingkup masyarakat sekitar. Sebagai seseorang
yang terpelajar tentunya membawa stigma sendiri di dalam masyarakat yang
dimana mahasiswa tersebut harus dapat memberikan contoh ataupun teladan
yang baik di dalam masyarakat.
Mahasiswa yang tujuan awalnya adalah belajar untuk meraih ilmu
sebagai salah satu jalan dalam meniti karir untuk masa depan, kini telah
banyak menyimpang dari tujuan awalnya sehingga banyak perilaku
menyimpang yang terjadi di kehidupan mahasiswa. Kehidupan sehari-sehari
yang dijalankan mahasiswa yakni menuntut ilmu di perguruan tinggi,
kemudian mereka memiliki waktu kosong di luar jam kuliah yang bisa diisi
dengan apa saja yang mereka kehendaki. Kontak sosial dan komunikasi sosial
yang terjadi di kehidupan
Mahasiswa yaitu mencakup hubungan antar mahasiswa perempuan
dengan sesama jenis, mahasiswa laki-laki dengan sesama jenis, dan antara
mahasiswa perempuan dengan mahasiswa laki-laki. Hubungan ini akan
semakin intens apabila mereka melakukan kontak sosial dan komunikasi
sosial setiap hari. Hal inilah yang menyebabkan adanya ketertarikan bagi
mahasiswa, khususnya pada lawan jenis mereka masing-masing.
Ketertarikan yang disebabkan kontak sosial dan komunikasi sosial yang
intens terhadap lawan jenis bisa membuat suatu hubungan baru. Terkadang
hubungan baru tersebut akan berujung dengan hubungan tinggal satu rumah
atau kos, tanpa ikatan pernikahan yang sah atau hanya sekedar hubungan
friends with benefit.

B. PEMBAHASAN
Pada saat ini, fenomena Friends with benefit berawal dari dunia maya.
Terdapat banyak mahasiswa yang mengalami pemasukan ekonomi yang
minim atau dalam istilah lainnya ‘kurang uang jajan’, sedangkan banyaknya
tuntutan mulai dari pergaulan ataupun kebutuhan mereka sehari-hari. Maka
dari itu, mereka lebih memilih jalan satu-satunya untuk mencari uang melalui
cara yang mudah tetapi merusak moralitas dirinya sebagai seseorang yang
terpelajar. Interaksi friends with benefits ini tanpa adanya status karena
kedua pasangan tidak memiliki keberanian untuk melangkah lebih jauh ke
tahap hubungan serius atau belum adanya rasa keinginan untuk menjalin
hubungan yang serius. Karena tidak adanya komitmen dan status, maka dari
itu friends with benefits identik dengan hubungan yang hanya terlibat pada
keuntungan masing-masing. Dalam interaksi yang terjalin di friends with
benefits pasangan bukanlah merupakan suami istri ataupun berpacaran.
Sehingga tidak ada jaminan kelanggengan dalam pertemanan tersebut.
Pertemanan ini bisa saja putus ditengah jalan tanpa adanya status yang jelas.
Terdapat 5 motif dari adanya perilaku Friends with Benefits ini.
Diantaranya adalah :
1. Pelampiasan Seks.
Dalam status sebagai mahasiswa yang memiliki gender yang
berbeda antara laki-laki dan perempuan, mereka pasti memiliki hasrat
seks ketika mereka sedang berada di kos sendirian dan merasa lelah
sehingga muncullah hasrat seks tersebut dari dalam diri mereka dan ketika
mereka memiliki kebingungan dengan siapa mereka akan melakukan
hubungan seks tersebut, mereka akan berusaha untuk mendapatkan
seseorang yang hanya dimanfaatkannya melalui aplikasi seperti tantan,
tinder,michat, dsb.
2. Keinginan menjalin Friends with Benefit.
Hubungan “teman” yang sangat dekat tanpa melibatkan
expectation satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, perjalinan yang
dibangun dari sisi internal seseorang tersebut yang dimana didalamnya
meliputi suka duka, diskusi intelektual, atau hanya sekedar main bersama
saja.
3. Menghindari hubungan serius.
Memiliki posisi sebagai seseorang yang terpelajar, pastilah
Mahasiswa banyak memikirkan segala hal apapun itu mulai dari tugas
yang menumpuk, orangtua, ekonomi, dan termasuk hubungan dengan
lawan jenisnya. Kebanyakan mahasiswa lebih memilih hanya dianggap
sebagai teman saja dan menaruh harapan yang dimana mereka bisa
bersama-sama terus melakukan hubungan seksual tanpa adanya hubungan
yang serius atau dengan kata lain “sah pacaran”.
4. Menjalin pertemanan.
Terkadang terdapat karakter manusia yang biasanya disebut dengan
‘modus’, entah itu pria ataupun wanita. Mereka melakukan interaksi
Friends with Benefit yang awal mulanya hanya modus untuk bisa saling
kenal satu sama lain, dibuat nyaman lalu dimanfaatkan sebagai pasangan
seksnya untuk memuaskan hasrat seksnya.
5. Menginginkan hubungan yang simpel.
Hal ini dapat diartikan sebagai terdapat 2 orang antara laki-laki dan
perempuan yang dimana ketika mereka sedang bersama dalam waktu dan
tempat yang sama, mereka hanya ingin melakukan hubungan seks saja
tanpa adanya basa-basi atau apapun itu.
Dari ke-5 motif tersebut, terdapat fenomena yang khas dari Friends
with Benefit. Friends with Benefit ini bersifat “Hidden” yang dimana
jarang dibahas ataupun jangan dilaporkan. Ketika terdapat pasangan yang
ditanya biasanya hanya menjawab “Ia hanya seorang teman, tidak lebih
kok”. Maka dari itu, Friends with Benefits sesungguhnya sebuah payung
yang mengayomi suatu aktivitas seksual. Dari hal ini, maka status suatu
hubungan itu tidak lah penting karna yang terpenting adalah “Benefit”
dari hubungan tersebut. Faktor yang mempengaruhi terjadinya hubungan
Friends with Benefit ini pula selain dari hubungan pacaran yang sifatnya
konvensional atau membosankan yang dimana itu dikarenakan sifat
bawaan individu yang secara naluriah mempunyai instinct seksual dan
persahabatan.

C. SARAN DAN PENUTUP


Kepada teman-teman yang melakukan hubungan ataupun interaksi
yg sifatnya FWB khususnya sebagai seorang mahasiswa, kita harus dapat
menjaga diri kita dari hal-hal yang menyimpang, entah itu karena
kebutuhan seks ataupun apapun itu, janganlah sampai merusak moral yang
ada di dalam diri kita masing-masing. Seharusnya, kita sekarang bisa harus
merefleksikan mengenai pergaulan yang terjadi dilingkungan sekitar kita.
Kita sangat wajib mempertanyakan dulu arti “Komitmen” sebelum kita
menawarkannya kepada orang yang kita inginkan. Sebelum akhirnya
hubungan itu menjadi Expired dan merusak diri kita sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Sjam, Ratnasari Ramadhani (2021). (Friends With Benefits Phenomenon Among


Students In Makassar City). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik. Universitas Hasanuddin. Makasar

Anda mungkin juga menyukai