Anda di halaman 1dari 4

ARTRITIS GOUT

Pasien Ny. S, 63 tahun datang ke Puskesmas diantar oleh anaknya untuk berobat karena sering terasa
pegal dan nyeri pada jarijari tangan serta lutut kanan. Nyeri sendi dirasakan hilang timbul dan
menghilang dengan sendirinya. Nyeri dirasakan berdenyut-denyut, skala 4 (NRS 0-10). Biasanya
nyeri akan dirasakan bertambah setelah sebelumnya pasien mengkonsumsi sayur-sayur berwarna
hijau tua seperti daun singkong. Nyeri juga dirasakan bertambah apabila cuaca sedang dingin, terasa
seperti kesemutan. Nyeri dirasakan hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu dan semakin memberat
sejak 1 minggu sebelum ke puskesmas. Sebelumnya 1 bulan yang lalu pasien mengeluhkan nyeri
sendi di jari-jari (ibu jari dan jari telunjuk) kaki kanan dan lutut kanan sampai susah untuk berjalan.
Pasien juga mengatakan sebelumnya nyeri terjadi hilang timbul pada sendi lain, tetapi tidak pernah
disertai bengkak ataupun kemerahan. Pasien mengaku pernah diperiksa asam urat dan hasilnya
tinggi. Pasien masih dapat bekerja dan tidak mengonsumsi obat-obatan untuk mengurangi
keluhannya. Riwayat merokok aktif maupun pasif disangkal oleh pasien. Riwayat memiliki penyakit
kencing manis dan hipertensi tidak pernah dialami pasien. Riwayat penyakit keluarga yang pernah
dialami tidak diketahui oleh pasien. Pasien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang
menderita keluhan berupa bengkak dan nyeri sendi yang serupa seperti pasien. Pasien biasanya
makan 2-3 kali sehari. Makanan yang dimakan cukup bervariasi. Namum pasien suka mengkonsumsi
makanan yang berlemak, seperti daging dan kuning telur, jeroan, melinjo, dan makanan bersantan.
Pasien tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol ataupun jamuan, dan pasien jarang berolahraga.
Dalam kegiatan sehari-hari pasien hanya di rumah saja, setiap pagi pasien berjualan nasi uduk di
rumahnya untuk mengisi kekosongan agar tidak menganggur. Semua kegiatan rumah tangga
dikerjakannya bersama dengan anak dan cucu yang

Keadaaan umum: tampak sakit ringan; suhu: 36 C; tekanan darah: 130/80 mmHg; frek. nadi: 94
x/menit; frek. nafas: 20 x/menit; berat badan: 58 kg; tinggi badan: 155 cm; status gizi: overweight
(IMT : 24,1). Status generalis : kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, paru, jantung, abdomen
semua dalam batas normal. Status lokalis : Regio genu dextra/sinistra → L (look): Deformitas (-/-),
warna dalam batas normal F (feel): Warm (+/+), bony tenderness (-/-), nyeri tekan +/+ M (move):
Krepitasi (-/-), ROM baik/baik (ekstensi 90 tidak terbatas)

Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium


• Asam urat : 7,39 mg/dl
• Kolesterol : 165,2 mg/dl
Diagnosa medis : Artritis Gout
FRAKTUR
Ny. H (41 tahun) dibawa ke IGD setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien seorang pengendara
sepeda motor mengalami kecelakaan lalu lintas, tertabrak sepeda motor lain dari arah samping kiri
kemudian pasien jatuh ke kanan dan menabrak pembatas jalan. Saat kejadian penderita dalam
kondisi sadar, tanpa disertai tanda cidera kepala.
Hasil pemeriksaan TTV didapatkan : TD :120/70 mmHg, Pernapasan :20x/I, Nadi :82 x/i Suhu :36,8
ºC . Pada status lokalis cruris kanan, inspeksi terdapat swelling dan deformitas tetapi tidak tampak
jejas maupun vulnus apertum. Pada palpasi terdapat nyeri tekan dan krepitasi. Pasien tidak mampu
melakukan knee fleksi, dan ROM terbatas.
Pemeriksaan x-ray dan CT Scan genu kanan ditemukan tampak gambaran fraktur kominutif.
X-ray Genu AP/Lateral

CT- Scan Genu Kanan


Setelah 3 hari dirawat pasien menjalani operasi open reduction Internal fixation (ORIF) humerus dan
tibia. Hasil pengkajian post-op didapatkan pasien mengatakan nyeri menusuk dan panas di bagian
kaki yang menjalani operasi dan lamanya menetap sepanjang hari. Kaki klien tampak dibalut dengan
tensocrepe dan verban. Dari observasi pasien tanpak meringis dan menahan nyeri, pasien tanpak
merasakan nyeri di bagian kaki sebelah kanan yang menjalani operasi dengan skala nyeri 6, lamanya
nyeri ±5 menit, keadaan verban tampak kering. Klien beraktifitas dibantu keluarga. Klien tampak
terpasang infus RL dengan 20 tetes/menit.

X-Ray Genu AP/Lat : Post Orif H +1

Saat ini pasien mendapatkan therapy :


Infus RL 500cc 20 tetes/menit
Injeksi Cefriaxson 2x1 gram /12 Jam
Injeksi Ranitidine 2x1 gram /12 Jam
DISLOKASI

Ny. A (36 tahun) dibawa keluarga ke IGD RSUP. Dr. M.Djamil. Pasien datang sadar mengeluh nyeri
pada siku kanannya setelah kecelakaan sepeda motor 6 jam SMRS. Riwayat tidak sadar (-), mual (-),
muntah (-), nyeri pada perut (-). sesak (-). Pasien sebelumnya mengendarai sepeda motor dan
terpeleset terjatuh kearah kanan, dan dikatakan siku membentur aspal. Setelah kejadian tersebut,
siku kanan pasien menjadi sulit digerakan, terasa nyeri, dan bentuk siku menjadi tidak simetris.
Pasien masih bisa merasakan seluruh jari dan lengan, masih bisa menggerakan lengan, tangan dan
jari namun terbatas karena nyeri. Nyeri dirasakan berdenyut-denyut, skala 5 (NRS 0-10), durasi < 10
menit, dirasakan saat pasien menggerakan tangan kanan.

Sebelumnya pasien ke RSUD dan di lakukan pemeriksaan radiologi dan diberikan penghilang nyeri.

Dari pemeriksaan fisik Regio elbow Dextra didapatkan Look: Bengkak (+), Deformitas (+) angulation
(+) Feel: Nyeri (+). Pada siku, A. Radialis (+) teraba, CRT < 2”, sensasi normal SaO2 98,%,
Hypoesthesia (-) Move :ROM aktif elbow terbatas karena nyeri. Di RSUD pasien dilakukan foto elbow
AP/Lat.

X-Ray AP/ Lateral View

Pasien didiagnosa dengan Posterior Dislocation of Right Elbow Joint diberikan penghilang nyeri dan
pasien memutuskan untuk pulang paksa, 6 jam setelah pulang pasien mengeluh nyeri dan datang ke
RSUP Dr. M.Djamil , di RSUP pasien dilakukan tindakan Closed Reduction + Immobilization with
Backslab, observasi 2 jam dan pulangkan untuk kontrol ke poliklinik Bedah Ortopedi.

Anda mungkin juga menyukai