Anda di halaman 1dari 7

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM

ISMAIL RAJI AL-FARUQI


z
KELOMPOK 12 :

1. KIFAH MAJID ISMAIL 23020210068


2. ZIDNA IBAADUR RAHMANI 23020210074
▪ BIOGRAFI ISMAIL RAJI AL-FARUQI

Ismail Raji Al-Faruqi yang lebih


terkenal dengan nama Al-Faruqi lahir
di daerah Jaffa, Palestina pada
tanggal 1 Januari 1921.

Riwayat Pendidikan

Al-Faruqi mulai pendidikan dasarnya di College des ferese,


Libanon, yang menggunakan bahasa Prancis sebagai bahasa
pengantarnya sejak 1926 hingga 1936. Pendidikan tinggi ia
tempuh di American University Beirut. Faruqi melanjutkan
studinya di Indiana University sampai meraih gelar Master dalam
bidang filsafat, tahun 1949. Dua tahun kemudian ia meraih gelar
master kedua dalam bidang yang sama dari Universitas Harvard.
lalu tahun 1952 Al-Faruqi meraih gelar Ph.D dari Universitas
Wafat Indian
Al-Faruqi mengabdikan ilmunya di kampus
hingga akhir hayatnya pada 27 Mei 1986 di
Philadelphia.
Karya-karya Monumental

a) Al Tawhid: Its Implication for Thought and Life (1982) yang berisi 13
chapter.
b) Islamization of Knowledge: General Principles and Workplan.
c) Cristian Ethics, Trioluge of Abraham Faiths
d) The life of Muhammad
e) Particularisme in the old Testament and Contemperary in Judaism (th
1963)
f) The Culture Atlas of Islam yang digarap bersama istrinya, Lamya’.
g) The Great Asian Religion (1969)

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC-ND


Pemikiran Ismail Raji Al- Faruqi
mengenai Islam

1) Aspek Kelembagaan

Persoalan mendasar pada aspek kelembagaan ini menyangkut bentuk lembaga


yang diinginkan atau diharapkan pascaislamisasi. Dalam deskripsi yang lebih tegas
Islamisasi dalam aspek kelembagaan dimaksud adalah menyatukan dua sysyem
pendidikan, yakni pendidikan Islam (agama) dan sekuler (umum). Artinya melakukan
modernisasi bagi lembaga pendidikan agama dan Islamisasi pendidikan sekuler.
Adanya lembaga pendidikan modern (Barat sekuler), dipandang sebagai kamuflase
yang mengatas namakan Islam, dan menjadika Islam sebagai symbol.
Mengantisipasi keadaan ini perlu didirikannya pendidikan-pendidikan Islam yang
baru sebagai tandingan.
2) Aspek Kurikulum

Universitas harus memiliki kurikulum inti, karena kurikulum inilah yang menunjukkan
esensi universitas. Pengkajian kurikulum ini tidak dapat diserahkan pada satu tim
saja, namun membutuhkan ahli-ahli dibidangnya, perbincangan ini harus dimulai
sejak awal Islamisasi. Dalam hal ini kurikulum yang telah dikembangkan di barat
tidak boleh diabaikan.

3) Aspek Pendidik

Dalam hal ini para pendidik ditempatkan pada posisi sepatutnya, artinya kompetensi
yang professional yang mereka meliki dihargai sebgaimana mestinya. Bagi Al-faruqi
tidak selayaknya para pendidik mengajar dengan prinsip keikhlasan, pendidik harus
diberiakan honor sesuai dengan keahliannya. Disamping itu tidak selayaknya pendidik
tamu dihargai lebih tinggi dibanding dengan pendidik milik sendiri.
Pro Kontra Pemikiran Ismail Raji Al-Faruqi

Konsep Islamisasi pengetahuan Al-Faruqi bertujuan menanamkan nilai spirit Islam pada
disiplin ilmu Barat. Sardar mengkritik perspektif ini, menurutnya disiplin ilmu Barat dibentuk
oleh persepsi-persepsi, konsep-konsep, ideologi, bahasa, dan paradigma masyarakat
“Barat”. Maka, Sardar melihat program Islamisasi al-Faruqi telah keliru, Sardar khawatir
program tersebut justru berdampak pada westernisasi Islam. Kritik Sardar yang lain adalah
terkait prinsip-prinsip yang digunakan al-Faruqi sebagai landasan epistemologis gagasan
Islamisasi pengetahuan. Al-Faruqi meyakini gagasan tentang “kesatuan kebenaran dan ilmu
pengetahuan”.
SEKIAN
TERIMAKASIH….

Anda mungkin juga menyukai