Anda di halaman 1dari 12

JEMBATAN WHEATSTONE ( BRIDGE WHEATSTONE)

A. Pendahuluan
1. Tujuan
• Dapat mengetahui jembatan wheatstone
• Dapat mengetahui nilai hambatan sebuah rangkaian metode
jembatan wheatstone

2. Landasan Teori
i. Jembatan Wheatstone
Jembatan wheatstone adalah susunan komponen komponen
elektronika yang berupa resistor dan catu daya seperti tampak
pada gambar berikut

Hasil kali antara hambatan hambatan berhadapan yang satu


akan sama dengan hasil kai hambatan hambatan berhadapan
lainnya jika beda potensial antara c dan d bernilai nol. Persamaan
R1 . R3 = R2 . R4 dapat diturunkan dengan menerapkan Hukum
Kirchoff dalam rangkaian tersebut.
Hukum dasar rangkaian listrik yang berhubungan dengan
Jembatan Wheatstone:

1|Politeknik Negeri Jakarta


1. Hukum Ohm
Hukum Ohm menyatakan: “Jika suatu arus listrik
melalui suatu penghantar, maka kekuatan arus
tersebut adalah sebanding-lurus dengan tegangan
listrik yang terdapat diantara kedua ujung penghantar
tadi”. Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm,
seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan
dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The
GalvanicCircuit Investigated Mathematically pada tahun
1827. Secara matematis, hukum Ohm ini dituliskan
V = I.R atau I= V/R
Dimana
I : arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar
(Ampere)V : tegangan listrik yang terdapat pada kedua
ujung penghantar (Volt)
R : hambatan listrik yang terdapat pada suatu penghantar
(Ohm)

2. Hukum Kirchoff I
Di pertengahan abad 19, Gustav Robert Kichoff (1824-
1887) menemukan carauntuk menentukan arus listrik
pada rangkaian bercabang yang kemudian
dikenaldengan hukum Kirchoff.Hukum Kirchoff
berbunyi:“ Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik
percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang
keluar dari titik percabangan.”

I masuk = I keluar

3. Hukum Kirchoff II
Hukum Kirchoff II berbunyi:“ Dalam rangkaian
tertutup, jumlah aljabar GGL (E) dan jumlah
penurunan potensial sama dengan nol.”
Maksud dari jumlah penurunan potensial sama
dengan nol adalah tidak adanya energilistrik yang hilang
dalam rangkaian tersebut atau dalam arti semua energi
bisadigunakan atau diserap.Rangkaian Jembatan
Wheatstone adalah susunan dari 4 buah hambatan,
yangmana dua dari hambatan tersebut adalah hambatan
variabel dan hambatan yang belumdiketahui besarnya
yang disusun secara seri satu sama lain dan pada 2 titik
diagonalnya dipasang sebuah galvanometer dan pada 2
titik diagonal lainnya diberikansumber tegangan.

2|Politeknik Negeri Jakarta


Dengan mengatur sedemikian rupa besar hambatan
variabelsehingga arus yang mengalir pada Galvanometer
= 0, dalam keadaan ini jembatandisebut seimbang,
sehingga sesuai dengan hukum Ohm berlaku persamaan

R1 X R2 = R3 X Rx

Persamaan tersebut bila dijabarkan akan menjadi sebagai


berikut:
R1 X R2 = R3 X Rx
𝑹𝟐
Rx = X R1
𝑹𝟑

Bila nilai R 1 dan R 3 diganti dengan panjang kawat L 1 dan


L 2 maka rumus di atas dapatditulis sebagai berikut:
𝑳𝟏
RX = X R2
𝑳𝟐

• Konsep Jembatan Wheatstone


Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang digunakan untuk
mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan
menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan, satu kaki yang
mencakup komponen diketahui kerjanya mirip dengan aslinya
potensiometer. Jembatan Wheatstone adalah suatu proses menentukan nilai
hambatan listrik yang presisi/tepat menggunakan rangkaian Jembatan
Wheatstone dan melakukan perbandingan antara besar hambatan yang telah
diketahui dengan besar hambatan yang belum diketahui yang tentunya
dalam keadaan Jembatan disebut seimbang yaitu Galvanometer
menunjukkan pada angka nol. Rangkaian Jembatan Wheatstone tersebut
memiliki susunan dari 4 buah hambatan yang mana 2 dari hambatan tersebut
adalah hambatan variable dan hambatan yang belum diketahui besarnya
yang disusun secara seri satu sama lain dan pada 2 titik diagonalnya
dipasang sebuah Galvanometer dan pada 2 titik diagonal lainnya diberikan
sumber tegangan. Galvanometer adalah alat yang digunakan untuk
mendeteksi dan pengukuran arus. Kebanyakan alat ini kerjanya tergantung
pada momen yang berlaku pada kumparan di dalam magnet.
R1, R2, dan R3 merupakan hambatan yang sudah diketahui,
sedangkan R4 adalah hambatan yang akan dicari besarnya. Dengan
mengatur sedemikian rupa besar hambatan variable sehingga arus yang
mengalir pada Galvanometer sama dengan nol, dalam keadaan ini jembatan
tersebut disebut seimbang sehingga sesuai dengan hukum Ohm. Rangkaian
Jembatan Wheatstone juga dapat disederhanakan dengan menggunakan
kawat geser apabila besarnya hambatan bergantung pada panjang
penghantar.

3|Politeknik Negeri Jakarta


Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling umum digunakan
untuk pengukuran tahanan yang teliti dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω.
Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3, dimana tahanan
tersebut merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat
diatur. (Lister, 1993).

• Aplikasi Jembatan Wheatstone


Salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada
benda uji berupa beton atau baja. Dalam percobaan kita gunakan strain
gauge, yaitu semacam pita yang terdiri dari rangkaian listrik untuk
mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan hambatan penghantar
di dalam strain gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat pada benda uji
sehingga deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi pada strain
gauge. Seperti kita ketahui, jika suatu material ditarik atau ditekan, maka
terjadi perubahan dimensi dari material tersebut sesuai dengan sifat2
elastisitas benda. Perubahan dimensi pada penghantar akan menyebabkan
perubahan hambatan listrik, ingat persamaan R = ρ.L/A. Perubahan
hambatan ini sedemikian kecilnya, sehingga untuk mendapatkan hasil
eksaknya harus dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Wheatstone.
Rangkaian listrik beserta jembatan Wheatstonenya sudah ada di dalam
strain gauge.

• Kelebihan Jembatan Wheatstone


Dapat mengukur perubahan hambatan yang sangat kecil pada penghantar.
Contoh aplikasi : strain gauge, yang digunakan untuk mengukur regangan
material (baja atau beton) didasarkan pada perubahan kecil penghantar yang
berdeformasi akibat gaya eksperimen. Perubahan kecil dimensi penampang
dihitung dari peribahan hambatan pada rangkaian jembatan wheatstone
yang dihubungkan sensor ke alat pencatat data logger untuk setiap
transducer.

• Kesalahan Pada Jembatan Wheatston


Jembatan Wheatstone dipakai secara luas pada pengukuran presisi
tahanan dari sekitar 1Ω sampai rangkuman mega ohm rendah. Sumber
kesalahan utama terletak pada kesalahan batas dari ketiga tahanan yang
diketahui. Kesalahan-kesalahan lain bisa mencakup:
1. Sensitivitas detektor nol yang tidak cukup
2. Perubahan tahanan lengan-lengan jembatan karena efek
pemanasan arus melalui tahanan-tahanan tersebut. Efek pemanasan (I2R)
dari arus-arus lengan jembatan dapat mengubah tahanan yang diukur.
Kenaikan temperatur bukan hanya mempengaruhi tahanan selama
pegukuran yang sebenarnya, tetapi arus yang berlebihan dapat
mengakibatkan perubahan yang permanen bagi nilai tahanan. Hal ini tidak

4|Politeknik Negeri Jakarta


boleh terjadi, karena pengukuran-pengukuran selanjutnya akan menjadi
salah karena itu disipasi daya dalam lengan-lengan jembatan harus dihitung
sebelumnya sehingga arus dapat dibatasi pada nilai yang aman.
3. GGL termal dalam rangkaian jembatan atau rangkaian
galvanometer dapat juga mengakibatkan masalah sewaktu mengukur
tahanan-tahanan rendah. Untuk mencegah ggl termal, kadang-kadang
galvanometer yang lebih sensitif dilengkapi dengan sistem kumparan
tembaga dari sistem suspensi tembaga yakni untuk mencegah pemilikan
logam-logam yang tidak sama yang saling kontak satu sama lain dan untuk
mencegah terjadinya ggl termal.
4. Kesalahan-kesalahan karena tahanan kawat sambung dan kontak-
kontak luar memegang peranan dalam pengukuran nilai-nilai tahanan yang
sangat rendah.
Untuk menentukan apakah galvanometer mempunyai sensitivitas
yang diperlukan untuk mendeteksi kondisi setimbang atau tidak, arus
galvanometer perlu ditentukan. Galvanometer-galvanometer yang berbeda
bukan hanya memerlukan arus satu per satuan defleksi yang berbeda
(sensivitas arus), tetapi juga dapat mempunyai tahanan dalam yang berbeda.
Adalah tidak mungkin mengatakan tanpa menghitung sebelumnya,
galvanometer mana yang akan membuat rangkaian jembatan lebih sensitif
terhadap suatu kondisi tidak setimbang. Sensitivitas ini dapat ditentukan
dengan memecahkan “persoalan” rangkaian jembatan pada
ketidaksetimbangan yang kecil. Pendekatan ini didekati dengan mengubah
jembatan Wheatstone menjadi rangkaian Thevenin.

ii. Galvanometer

Galvanometer adalah alat ukur listrik komponen putar untuk


mengukur kuat arus dalam orde µA. Galvanometer juga
merupakan salah satu alat ukur yang biasanya yang digunakan
untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang
relative kecil. Galvanometer bekerja berdasarkan gaya Lorentz,
gaya dimana gerak akan menyimpang searah dengan gaya

5|Politeknik Negeri Jakarta


Lorentz yang mempengaruhinya. Arah gaya Lorentz pada
muatan yang bergerak dapat ditentukan dengan kaidah tangan
kanan dan gaya Lorentz akibat dari arus listrik I dalam suatu
medan magnet B.
· Ibu jari menunjukkan arah gaya Lorentz
· Jari telunjuk menunjukkan arah gaya Lorentz
· Jari tengah menunjukkan arah arus
Untuk muatan positif arah gerak dan dibawah kumparan, sisi
kumparan yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan
mengalami gaya Lorentz yang sama besar, tetapi berlawanan
arah. Yang menyebabkan kumparan akan terputus yaitu
kumparan ditahan oleh kedua pegas spiral. Sehinggan kumparan
akan berputar dengan sudut tertentu. Putaran dari kumparan akan
diteruskan oleh sebuah jarum untuk menunjukkan pada skala
tertentu. Angka yang ditunjukkan oleh skala menyebabkan arus
listrik yang di ukur.

1. Gaya Lorentz pada kawah konduktor.

F= B I L
Dengan :
F= gaya Lorentz (Ṋ)
B = induksi magnet (I)
I = kuat arus (A)
L= Panjang (m)
Ө= sudut apit terkecil I dengan B

2. Gaya Lorentz pada dua keping sejajar (kawat induktor)


a) Arus searah maka tarik menarik
b) Arah arus berlawanan maka tolak menolak

• Sensitifitas galvanometer
Untuk menyatakan sensitifitas galvanometer, umumnya dipakai
3 definisi, yaitu sensitifitas arus(current sensitivitas), sensitifitas
tegangan (voltage sensitivitas), dan sensitivitas mega ohm (mega
ohm sensitivitas).
a) Sensitifas arus (current sensitivitas)
Sensitifitas arus didefinisikan sebagai pembanding
penyimpangan galvanometer terhadap arus yang menghasilkan
defleksi tersebut biasanya arus dinyatakan dalam mikro amper
dan defleksinya dalam milimeter. Bagi galvanometer yang
setelannya tidak dikalibrasi dalam multimeter.

6|Politeknik Negeri Jakarta


b) Sensitifitas tegangan (voltage current)
Dideefinisikan sebagai pembanding diferensi galvanometer
terhadaptegangan yang dihasilkan.

c) Sensitivitas mega ohm (mega ohm sensitivtas)


Sensitivitas mega ohm dideefinisikan sebagai tahanan (mega
ohm) yang dihubungkan secara seri dengan galvanometer agar
menghasilkan defleksi sebesar satu bagian skala bila
menghasilkan defleksi sebesar satu bagian skala bila tegangan
IV dimasukkan kedalam rangkaian tersebut(william,1994:60-
61).

• Galvanometer balistik
Untuk mengukur listrik magnet digunakan galvanometer
balistik, dimana galvanometer ini bekerja menggunakan prinsip
dirancang dan dirancang.
Khusus unutk pemakaian 20-30 sekon dengan kumparan tinggi
pada penggunaan balistik ini menerima suatu impuls arus sesaat,
mengakibatkan kumparan berayun kesatu sisi dan kemudian
berhenti dalam gerakan terisolasi.
Jika impuls arus belangsung singkat, maka defleksi mula-
mula dari positif berhenti berbanding lurus dengan kuantitas
pengosongan muatan listrik melalui kumparan. Nilai relatif
impuls yang di ukur dengan atau dalam difraksi sudut mula-mula
yang diukur dalam defleksi sudut mula-mula yang diukur dalam
defleksi sudut mula-mula dan komponen adalah:
Q=K
Q= muatan listrik
K= Kepekaan galvanometer
Harga kepekaan galvanometer ini dipengaruhi oleh redaman
dan besarnya diperoleh secara ekaparimental melalui
pemeriksaan kalibrasi pada kondisi pemakaian yang nyata.
Untuk mengkalibrasi galvanometer digunakan beberapa metode
yaitu:
a. Metode kompasiter
b. Metode selenoida
c. Metode indektansi bersama (halliday,1985:725-727)

• Induksi elektromagnetik
Terjadi induksi elektromagnetik ketika kutub utara magnet
digerakkan memasuki komponen, jarum galvanometer akan
menyimpang ke salah satu arah dan jarum akan segera kembali
ketika magnet tersebut didiamkan sejenak didalam kumparan

7|Politeknik Negeri Jakarta


ketika magnet batang dikeluarkan maka jarum galvanometer
akan menyimpang dengan arah yang berlawanan.
Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi perubahan
jumlah garis gaya memotong kumparan (galvanometer
menyimpang atau ada arus yang mengalir) ketika magnet diam
sejenak maka jarum galvanometer akan kembali ke nol (tidak
ada arus yang mengalir). Ketika magnet dikeluarkan, jari
pengurungan garis gaya magnetik yang memotong kumparan
(galvanometer menyimpang dengan arah berlawanan). Jadi
akibat perubahan gravis gaya magnetik yang memotong
kumparan, maka kedua ujung kumparan timbul beda potensial.
Arus listrik yang memotong kumpyaran disebut arus induksi
(Wahyudinanto.2014).
Ketika kita mengubah fluks megnet yang melalui kumparan
dengan lilitan N, ggl induksi muncul setiap lilitan dalam
kumparan adalah jumlah dari masing-masing ggl induksi
(halliday,2010:259).
Jika dalm suatu ruang terdapat medan magnet garis gaya
yang menembus permukaan dengan luas tertentu bisa berbeda
tergantung pada kuat medan magnet dan sudut antara medan
magnet dengan vektor permukaan (mihrajuddin,2006:244).
Menurut fatimah(2014), dalam penelitiannya pada
percobaan virtual reaksi reakto-reaktor yang mempengaruhi
besar ggl yang dilakukan dengan menggeseruntuk mengalihkan
air yang berdampak pada terjadinya penggeseran pada magnet.
Kemudian mmengalir kekuatan magnet dan kemudian besar arus
induksi akan terlihat pada penyimpangan jarum galvanometer.

B. Rangkaian Percobaan
1. Daftar Alat
• Inatrumen
Power Supply 0-30V/3A

8|Politeknik Negeri Jakarta


Multimeter non elektronik

Multimeter digital ( sebagai pengganti galvanometer)

• Komponen
Satu buah resistor 5kΩ ≈ 4k7Ω

9|Politeknik Negeri Jakarta


dua buah resistor 10kΩ

Decade resistor

Protoboard

Banana crocodile merah banana crocodile hitam

10 | P o l i t e k n i k N e g e r i J a k a r t a
2. Gambar Rangkaian

C. Langkah Kerja
1. Merakit rangkaian percobaan
• Seting power supply 12V
• Siapkan protoboard dan rangkaian resistor seperti gambar
rangkaian berikut :

• Siapkan multimeter digital ( multimeter digital digunakan sebagai


pengganti galvanometer ).
• Ubah Rv dengan resistor 10kΩ dan decade resistor dengan nilai
1kΩ, 5kΩ, 10kΩ, 15kΩ dan 20kΩ.
• Sambungkan dengan menggukan crocodile cable 1 meter merah
dan hitam supaya terjadi aliran arus listrik.
• Saat mengganti dengan decade resistor, ubah rangkaian menjadi
seperti gambar.

11 | P o l i t e k n i k N e g e r i J a k a r t a
2. Isi hasil percobaan pada table hasil pengukuran
3. Ulangi percobaan untuk nilai resistor dan decade resistor lainnya.

12 | P o l i t e k n i k N e g e r i J a k a r t a

Anda mungkin juga menyukai