4. Dilebur dalam Pramuka tahun 1961, dengan Kepres no. 238 tahun 1961.
5. Dibangkitkan kembali oleh PP Muhammadiyah sebagai Ortom pada tanggal 18 November 1999 dalam era
reformasi.
Nasional, artinya diperuntukkan bagi bangsa Indonesia, bergerak di bumi Indonesia dalam rangka mencerfdaskan
bangsa.
Islami, sebagai salah satu dari organisasi otonom Muhammadiyah, yang mengemban misi dan visi persyarikatan.
Tidak terkait dan berorientasi kepada partai politik atau golongan tertentu.
2. Undang-undang
Undang-undang Pandu Athfal
Undang-undang Pandu Pengenal/Penghela/Penuntun
Sinar Matahari sebanyak dua belas yang di dalamnya terdapat inisial HW bermakna bahwa setiap pandu HW
diharapkan mampu memancarkan sinar pribadi muslim sehari penuh kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Kuncup melati dengan daun mahkota berwarna putih bermakna suci, berjumlah lima helai bermakna rukun Islam.
Daun kelopak berjumlah enam helai (tampak tiga) bermakna rukun Iman, dan dua helai daun bermakna dua kalimat
syahadat.
Ukuran bendera resmi sama untuk seluruh tingkat dan satuan, yaitu 90 cm x 135 cm.
Bendera Suku Penghela, Pasukan Pengenal dan Rumpun Athfal, serta bendera Regu Pengenal dan Kuntum Athfal
disesuaikan dengan ciri khas dan kebanggaan masing-masing. Ketentuan lebih rinci dijelaskan dalam Surat Ketetapan
dari Kwartir Pusat dan dalam Buku Peraturan Dasar.
Mencirikan jati diri organisasi dan belum digunakan oleh organisasi lain
.
4. Tata Tertib Pakaian Seragam HW
Pemakaian seragam baku pada saat yg ditentukan harus utuh selengkapnya. Cara pemakaiannya harus tertib sesuai
dengan norma dan ketentuan yang berlaku. Saat pemakaian seragam ditentukan sbb.:
Upacara resmi dan pertemuan kepanduan HW
Upacara kenegaraan, untuk mewakili HW
5. Dilarang pemakaian seragam untuk kepentingan parta, golongan, famili, kelompok dan perorangan.
Menimbulkan kebanggaan
Menandakan tingkatan
Menjadi kenang-kenangan.
Simbul-simbulnya bermakna
Hymne dan Mars, seta penggunaannya dijelaskan dalam Buku Peraturan Dasar.