Anda di halaman 1dari 23

PENILAIAN AKHIR SEMESTER HIZBUL WATHAN

X MIPA 8
Aulia Khansa Sabrina Ramadani Hartono Rosita 22227
Nafisa Annafi 22439
Nailah Ramadhani Alfathinah 22443
Organisasi HW
Kepanduan Hizbul Wathan (disingkat HW) adalah salah satu organisasi otonom
Persyarikatan Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang pendidikan kepanduan putra
maupun putri, merupakan gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah
Islam dan bersumberkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Organisasi ini didirikan dengan tujuan
untuk mewujudkan masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah dengan jalan
menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam lewat jalur pendidikan kepanduan.

Pencapaian maksud dan tujuan HW dilakukan dengan upaya-upaya sebagai berikut:

1. Melalui jalur kepanduan ingin meningkatkan pendidikan angkatan muda putra


ataupun putri menurut ajaran Islam.
2. Mendidik angkatan muda putra dan putri agar menjadi manusia muslim yang
berakhlak mulia, berbudi luhur sehat jasmani dan rohani.
3. Mendidik angkatan muda putra dan putrid menjadi generasi yang taat beragama,
berorganisasi, cerdas dan trampil.
4. Mendidik generasi muda putra dan putri gemar beramal, amar makruf nahi munkar
dan berlomba dalam kebajikan.
5. Meningkatkan dan memajukan pendidikan dan pengajaran, kebudayaan serta
memperluas ilmu pengetahuan sesuai dengan ajaran agama Islam.
6. Membentuk karakter dan kepribadian sehingga diharapkan menjadi kader pimpinan
dan pelangsung amal usaha Muhammadiyah.
7. Memantapkan persatuan dan kesatuan serta penanaman rasa demokrasi serta
ukhuwah sehingga berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
8. Melaksanakan kegiatan lain yang sesuai dengan tujuan organisasi.

Susunan organisasi Hizbut Wathan dibuat secara berjenjang dari tingkat Kwartir Pusat,
Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah/Kota, dan Kwartir Cabang. Kwartir Pusat adalah kesatuan
wilayah-wilayah dalam ruang lingkup nasional. Kwartir Wilayah adalah kesatuan kwartir-
kwartir daerah dalam satu propinsi. Kwartir Daerah/Kota adalah kesatuan kesatuan kwartir-
kwartir Cabang dalam satu daerah/kota. Sedangkan Kwartir Cabang adatah kesatuan
golongan-golongan (tempat pelatihan).
Organisasi HW SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta

Hizbul Wathan merupakan salah satu organisasi otonom dalam Muhammadiyah yang
bergerak dalam bidang kepanduan. Oleh karena itu Hizbul Wathan menjadi salah satu
kegiatan ekstrakurikuler wajib yang diikuti oleh siswa-siswi di SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta. Kegiatan Hizbul Wathan wajib dilaksanakan oleh Pandu HW Penghela Kelas X
yang pelaksanaannya dilakukan setiap hari Rabu.

Daftar Program Tahunan Hizbul Wathan:

 HW WAJIB
 Dilaksanakan sebanyak satu kali dalam seminggu, tepatnya di hari rabu.
 TARUNA MELATI
 Uji kompetensi yang dilakukan setiap akhir semester, yaitu dengan mengulang
materi yang sudah diajarkan di kelas
 PETUAH
 Kegiatan perkemahan wajib di akhir tahun pembelajaran. Dilaksanakan selama
tiga hari yakni Jumat – Ahad

Daftar Kegiatan Tambahan Hizbul Wathan:

 DRUMBAND: Pasukan Drumband SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dibawahi oleh


Divisi Drumband Dewan Kerabat Penghela HW. Dalam pelaksanaannya, divisi ini
pernah mengisi di berbagai acara seperti pawai milad HW, milad Muhammadiyah
dan sebagainya.
 KEGIATAN OUTDOOR: Kegiatan ini macam ragamnya, mulai dari bakti sosial,
pelatihan bela negara, kemah gabungan dengan Kepanduan Pramuka, atau kegiatan
lepas lainnya seperti pengembara.
Atribut HW
Atribut adalah tanda-tanda yang dikenakan/dipakai oleh anggota Pandu HW untuk
menunjukkan jabatan, jenjang, tingkat kecakapan, satuan, dan daerah.

Atribut Hizbul Wathan:

1. Atribut Umum
Yaitu tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota yang telah dilantik,
seperti tutup kepala, duk (kacu atau setangan leher), tanda pelantikan (berupa
simbol HW berwarna hijau untuk golongan Penghela (SMK, MA sederajat) di pasang
tengah saku kiri.

2. Atribut Satuan
Yaitu tanda yang dapat menunjukkan satuan / kwartir tertentu, tempat seorang
anggota Pandu bergabung.

3. Atribut Jabatan
Yaitu tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggung jawab seorang anggota Pandu
HW kesatuannya.

4. Atribut Kecakapan
Yaitu tanda yang menunjukkan kecakapan, keterampilan yang dimiliki oleh seorang
anggota Pandu HW. Atribut ini terbagi 2 (dua) yaitu Tanda Kenaikan Tingkat untuk
anggota kepanduan HW yang telah menyelesaikan Syarat Kenaikan Tingkat dan
Tanda Kecakapan Pandu untuk anggota kepanduan HW yang telah memenuhi
Syarat Kecakapan Pandu.

5. Atribut Penghargaan
Yaitu tanda yang menunjukkan jasa, penghargaan serta kegiatan yang pernah diikuti
oleh seorang anggota kepanduan HW.

Fungsi Atribut Hizbul Wathan:

1. Alat untuk mengenal Pandu, satuan, tingkat kecakapan, jabatan, tempat dan
wilayahnya.
2. Tanda pengakuan dan pengesahan atas keanggotaan, tingkat kecakapan serta
pemberian tanggung jawab atas jabatan di embannya.
3. Tanda penghargaan kepada seseorang atas prestasi yang bersangkutan agar selalu
menjaga dan memelihara nama baik pribadi dan organisasinya.
Pengenalan Sebutan Nama
Tahun 1918 adalah saat Gerakan Hizbul wathan melangkahkan langkahnya yang pertama
dengan nama Padvinder Muhammadiyah. Untuk pengawasan Gerakan padvinder
Muhammadiyah ini diserahkan kepada Muhammadiyah bagian sekolahan.Oleh
Muhammadiyah bagian sekolahan tersebut dibentuklah pengurus. Untuk memajukan
gerakan tersebut, direncanakan akan mengadakan studi ke JPO Solo.

Sepulang Pengurus Padvinder Muhammadiyah dari kunjungan ke JPO Solo. Pengurus


Padvinder mengadakan pertemuan di rumah Bp. H. Hilal Kauman, dan RH. Hadjid
mengajukan nama yang dianggap cocok pada waktu itu yaitu Hizbul Wathan, yang berarti
Pembela Tanah Air. Hal ini mengingat adanya pergolakan-pergolakan di luar negeri maupun
di dalam negeri yaitu masa berjuang melawan penjajah Belanda.

Nama Hizbul Wathan berasal dari nama kesatuan tentara Mesir yang sedang berperang
membela tanah airnya. Dengan kata sepakat nama Hizbul Wathan dipakai mengganti nama
“Padvinder Muhammadiyah“ pada tahun 1920.
Lambang, Simbol, dan Bendera HW

LAMBANG HW

• Lambang HW adalah lingkaran matahari bersinar utama dua belas dan di tengahnya
tertulis inisial HW.
• Sinar utama matahari bermakna bahwa setiap pandu HW diharapkan mampu
memancarkan sinar pribadi muslim sehari penuh kepada masyarakat, bangsa, dan
negara.

SIMBOL HW

• Simbol HW sebagai jati diri adalah sekuntum bunga melati yang dengan pita di
bawahnya yang bertuliskan “fastabiqul khairat” dengan huruf arab yang bermakna
berlomba-lombalah dalam berbuat kebajikan.
• Kuncup bunga melati dengan daun mahkota berwarna putih bermakna suci,
berjumlah lima helai bermakna rukun islam.
• Daun kelopak berjumlah enam bermakna rukun iman.
• Dua lembar daun bermakna dua kalimat syahadat, ditopang oleh selembar pita
berbentuk mulut tersenyum, artinya pandu ini selalu riang gembira.

BENDERA HW
 Bendera HW berbentuk empat persegi panjang dengan perbandingan 2 : 3.Di
dalamnya berisi enam garis hijau yang bermakna rukun iman dan lima garis kuning
yang bermakna rukun islam.
 Di sudut sebelah kiri atas terdapat lambang HW berwarna putih di atas dasar persegi
panjang hijau, dengan ukuran lebar dan panjangnya masing-masing sepertiga lebar
dan sepertiga panjang bendera.
Ukuran bendera HW sama untuk seluruh kwartir dan qabilah, yaitu 148,5 x 99 cm.
 Warna kuning berarti waskita/waspada. Pandu HW sebagai kader Muhammadiyah
dan kader bangsa indonesia wajib memiliki sifat waspada terhadap gejala zaman,
tetap siap siaga, dan bisa memberika pencerahan umat.
warna hijau berarti teduh. Pandu HW wajib menjadi tempat yang teduh sehingga
orang yang memandang hatinya langsung nyaman dan tenang.
Warna putih memiliki makna suci dan ikhlas. Pandu HW dalam bergerak
mengembangkan organisasi harus mempunya sifat ikhlas dan suci. Tidak memiliki
pamrih apapun kecuali hanya mengharapkan ridha Allah semata.
Mars dan Tepuk HW

MARS HW

 Mars Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) pertama kali diciptakan oleh H.
Siradj Dahlan pada tahun 1929, dan syair oleh H. M. Yunus Anis.
 Pada tahun 1961 rearrangement oleh M. Mursyid, versi tahun 1961 oleh Moh.
Diponegoro.
 HW dibangkitkan kembali oleh Peryarikatan Muhammadiyah pada tahun 1999; dan
pada tahun 2000 Mars HW disempurnakan oleh H. M. Affandi.
 Dan sejak disempurnakan sampai dengan sekarang, Mars HW terus digunakan oleh
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan di seluruh Indonesia

LIRIK MARS HW

Hizbul Wathan Muhammadiyah,


Tetap pesat berkembang,
Di seluruh Indonesia,
Bukan disini sahaja,
Memegang amanahnya,
Menjunjung agama,
Teguh hati sebagai baja,
Menjalankan kewajiban dengan sopan serta perwira,
Sama-sama fakir dan kaya,
Punya haluan sedkit bicara banyak bekerja.

TEPUK HW

Formasi tepuk HW dengan pola 3 – 3 – 2 – 2 – 1


Kemudian dilanjutkan dengan pola 1 – H; 1 – W; 1 – YES!
Sejarah HW
A. Menjelang Kelahiran (1905 – 1918)

 1905: Sarekat Islam berdiri dan menjadi tonggak sejarah Kebangkitan


Nasional, disusul Budi Utomo tahun 1908.
 1914: Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) mendirikan
Nederlandsche Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) di Hindia Belanda.
 1916: Sri Pakualam Mangkunegara VII di Surakarta mendirikan kepanduan
dengan nama Javaansche Padvinders Organisatie (JPO).
 6 Juni 1918 M / 26 Sya’ban 1336 H: K.H. Ahmad Dahlan menghendaki putra
Muhammadiyah dididik seperti NIPV & JPO, untuk mengabdi/ menghamba
kepada Allah.
 Dikumpulan guru untuk menggerakkan pemuda Muhammadiyah.
 Latihan bagi guru lalu dibentuk untuk dewasa dan anak – anak.
 Nama Padvinders Muhammadiyah mulai dipakai dan diresmikan.
 Seragam yang digunakan yaitu kemeja warna khaki, celana warna biru tua,
dan kacu (duk) merah berbintik hitam (dhele kecer).
 1920: Padvinders Muhammadiyah berganti nama menjadi Hizbul Wathan
(Pembela Tanah Air).

B. Kiprah HW (1918 – 1942)


 30 Januari 1921: Pasukan Genderang HW mengantar Sultan Hamengku
Buwono VII boyongan ke Istana Ambarrukmo.
 HW juga turut serta menyemarakkan penobatan Sultan Hamengku Buwono
VII.
 13 Maret 1921: HW mengantar Bapak Fachrudin berangkat haji sampai
Stasiun Tugu.
 3 April 1926: NIPV menyelenggarakan konverensi padvinders di rumah H
Dahlan (HW) di Yogyakarta.
 Disampaikan konsep NIPV
 HW menolak bergabung dengan NIPV, sehingga Belanda melarang
penggunaan kata padvinder atau padvinderij.
 H. Agus Salim memperkenalkan istilah pandu dan kepanduan untuk
mengganti istilah padvinder dan padvinderij.
 Istilah pandu atau kepanduan disampaikan pada Kongres SIAP (Sarekat
Islam Afdeeling Pandu) di Banyumas tahun 1928.

C. Peleburan & kebangkitan #1 (1942 – 1950)

 HW dapat aktif mengikuti pawai ulang tahun Tenno Heika Hirohito.


 Karena kondisi Jepang vs Sekutu memanas, semua partai, organisasi
pemuda (termasuk HW) dibekukan.
 Sebagai gantinya, pemuda Indonesia dimasukkan dalam Seinendan, Heiho,
Keibodan, serta PETA.
 Muncul keinginan untuk membangkitkan kepanduan masing-masing pada
akhir September 1945.
 Seluruh kepanduan membentuk federasi Bernama “Pandu Rakyat Indonesia”
pada akhir Desember 1945.
 Pada Desember 1948 terjadi Agresi Militer Belanda II, kegiatan kepanduan
terhenti di daerah yang diduduki Belanda.
 Jend. Soedirman berwasiat kepada Muhammadiyah untuk membangkitkan
Kembali HW.
 Apel Kebangkitan HW di dalam kompleks Masjid Agung Kauman Yogyakarta
(29 Januari 1950).
 Disusul kebangkitan Pandu Hizbul Islam, Pandu Al-Wathoni, Pandu SIAP,
Pandu Islam, Pandu Anshor, Pandu Al-Irsyad, Pandu Nasyiatul Aisyiyah, dan
lainnya.
 Tahun 1960, pandu HW menyelenggarakan suatu Kursus Pemimpin di
Kaliurang dengan nama Jaya Melati Satu.

D. Peleburan & kebangkitan #2 (1961 – 1999)

 Tahun 1961 semua organisasi kepanduan harus meleburkan diri ke dalam


Gerakan Pramuka, termasuk HW.
 8 Juni 1961: Majelis HW menyatakan bersedia meleburkan diri ke dalam
Gerakan Pramuka secara resmi.
 Sejak peleburan, beberapa anggota HW tidak bersedia.
 Tahun 1996 diadakan Reuni Nasional 1 di Yogyakarta dan muncul ide untuk
membangkitkan HW Kembali.
 PP Muhammadiyah menyetujui permohonan Pimpinan HW Wreda untuk
membangkitkan kembali HW pada 18 November 1998.
 Keputusan Tanwir Muhammadiyah di Semarang tahun 1998, memutuskan
kebangkitan kembali Kepanduan HW dan nama IRM kembali ke IPM.
 Mei 1998 terjadi huru-hara reformasi, maka kebangkitan HW tertunda 1
tahun.
 Kepanduan HW secara resmi bangki Kembali pada tahun 1999.

E. HW Masa Kini (1999 – sekarang)


 Ruang pengabdian yang berupa Majelis tidak lagi mencukupi untuk
mengelola wilayah pendidikan di luar sekolah dan di luar rumah.
 Kebangkitan HW sebagai organisasi otonom (ortom) dalam Muhammadiyah.
 Tanggung jawab HW berupa
o Pendidikan di rumah usai sekolah tidak terlaksana dengan baik.
o Umumnya, lembaga pendidikan formal hanya melaksanakan transfer of
knowledge.
 Sikap dan peran Pandu HW masa kini (6 poin):
o Bekerja dengan sungguh-sungguh menetapi Janji Pandu HW.
o Pandu adalah Gerakan.
o Sedikit bicara banyak bekerja.
o Pandu tidak boleh memusuhi pemerintah ketika melihat kelemahan.
o Perkuat pembangunan Qabilah dan Dewan Kerabat Penghela.
o Hizbul Wathan bukan musuh Pramuka, tapi “teman sejawat.”

Azas & Tujuan Gerakan HW


Gerakan Hizbul Wathan berazaskan Islam.
Tujuan Gerakan Hizbul Wathan
1) Mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anak, remaja dan pemuda melalui
pendidikan dan latihan Kepanduan, supaya menjadi orang Islam yang berarti,
bertaqwa kepada Allah, berbudi pekerti luhur, berbadan sehat dan tangkas, hingga
berguna bagi diri sendiri, Persyarikatan dan masyarakat.

2) Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam, sehingga terwujud masyarakat


Kepanduan yang Islami.
Janji Pandu dan Undang-Undang Pandu HW

Janji Pandu HW:

Satu, Setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah, Undang-Undang, dan tanah air
Dua, Menolong siapa saja semampu saya
Tiga, Setia menaati Undang-undang Pandu Hizbul Wathan

Undang-undang Pandu HW merupakan ketentuan moral/akhlak untuk dijadikan kebiasaan


diri dalam bersikap dan berperilaku sebagai warga masyarakat yang berakhlak mulia.

Undang-Undang Pandu HW:

Satu, Pandu Hizbul Wathan itu, dapat dipercaya


Dua, Pandu Hizbul Wathan itu, setia dan teguh hati
Tiga, Pandu Hizbul Wathan itu, siap menolong dan wajib berjasa
Empat, Pandu Hizbul Wathan itu, suka perdamaian dan persaudaraan
Lima, Pandu Hizbul Wathan itu, sopan santun dan perwira
Enam, Pandu Hizbul Wathan itu, menyayangi semua makhluk
Tujuh, Pandu Hizbul Wathan itu, melaksanakan perintah tanpa membantah
Delapan, Pandu Hizbul Wathan itu, sabar dan pemaaf
Sembilan, Pandu Hizbul Wathan itu, teliti dan hemat
Sepuluh, Pandu Hizbul Wathan itu, sucai dalam hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan

- Janji diucapkan secara sukarela oleh calon anggota ketika akan dilantik menjadi anggota
dan merupakan komitmen awal untuk mengikatkan diri dalam menetapi dan menepati janji
tersebut.
- Pengucapan janji selalu diawali dengan basmalah, disambung dengan dua kalimah
syahadat beserta artinya. Pengucapan kode kehormatan selain pada saat pelantikan, juga
pada saat latihan dan kegiatan lain yang diatur dalam pedoman / petunjuk pelaksanaan.
Materi Ular
Habitat Ular: Arboreal, Terrestrial, Aquatik, Semi Aqutik, dan Gurun

Jenis- jenis Ular:

1. Coelognathus radiatus (Ular sapi)


2. Coeleognathus flavolineatus (Ular Kopi)
3. Ptyas korros (Ular koros/Ular jali)
4. Dendrelaphis pictus (Ular Tali)
5. Boiga cynodon (Ular Kucing)
6. Ahaetulla prasina (Ular Pucuk)
7. Calloselasma rhodostoma (Ular Tanah)
8. Rhabdpis subminiatus atau (Ular Picung)
9. Trimeresurus albolabris
10. Tropidolaemus wagleri
11. Bungarus candidus (Weling)
12. Bungarus fasciatus (Welang)
13. Naja sputatrix
14. Ophiophagus hannah

Untuk menghindari masuknya ular ke rumah dapat dilakukan dengan:

- Gunakan pembersih lantai dengan aroma yg menyengat

- Menjaga kebersihan perkarangan rumah.

- Jangan tinggalkan sampah bekas makanan di rumah

- Jangan Menumpuk daun-daun kering atau bebatuan/material.

Mitos Tentang Ular

● Katanya ular harus dipenggal kepalanya kalau tidak nanti bisa hidup lagi
● Kalau ular mati nanti dia bawak teman-temannya
● Garam ditaburkan di sekitar tenda agar ular tidak bisa masuk ke dalam tenda
● Mengusir ular menggunakan cuka dapur
Peranan Ular Bagi Ekosistem

● Pengendali hama ular = sahabat para petani


● Jejaring makanan ular = memangsa dan dimangsa

Materi P3K
A. Pengertian
Tindakan pertolongan yang diberikan secepat dan setepat mungkin kepada orang
yang mengalami kecelakaan yang sifatnya sementara.

B. Tujuan
 Menyelamatkan jiwa atau mencegah kematian.
 Mencegah cacat yang lebih berat.
 Mencegah infeksi.
 Mempertahankan daya korban sampai datangnya pertolongan lebih lanjut.
 Mengurangi rasa sakit serta rasa takut.

C. Prinsip Dasar
 Jangan panik
 Amati sekitar
 Evaluasi

D. Hal yang Harus di Cek


 Jalan Napas
 Pernapasan
 Peredaran darah

E. Macam-macam P3K di berbagai situasi


1. Pingsan
 Hilangnya kesadaran sementara karena berbagai sebab.

 Gejala
 Penderita menyahut jika dipanggil.
 Penderita terbaring dengan tidak bergerak.
 Pernafasan ada dan denyut nadi terasa lambat.
 Pandangan berkunang-kunang.
 Telinga berdenging.
 Nafas tidak teratur.
 Muka pucat.
 Lemas dan keringat dingin.
 Pertolongan
 Baringkan korban di tempat sejuk dan jauh dari kerumunan.
 Jauhkan dari sinar matahari langsung.
 Kendorkan pakaian korban.
 Benarkan postur korban.
 Jangan berikan makanan atau minuman kepada korban.
 Jangan ditinggal.
 Hindarkan korban dari bencana selanjutnya.
 Evakuasi korban secepat mungkin apabila memungkinkan.

2. Mimisan
 Pendarahan yang terjadi di hidung yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah.

 Gejala
 Adanya darah yang keluar dari hidung.
 Dapat menyebabkan kesulitan bernapas.
 Kadang disertai pusing.

 Pertolongan
 Tenangkan dan bawa korban ke tempat yang aman dan sejuk.
 Tundukan kepala korban.
 Tekan cuping hidung.
 Masukkan tisu di lubang hidung.
 Minta korban bernafas melalui mulut.
 Panggil paramedis dan evakuasi korban.

3. Kram kaki
 Kontraksi yang berlebihan dari otot yang memanjang biasanya
disebabkan karena kelelahan pada otot.

 Gejalanya
 Terasa nyeri dan tegang.
 Kadang bengkak pada area kram.

 Pertolongan yang harus dilakukan yaitu


 Lepas alas kaki korban.
 Dudukan posisi korban.
 Angkat tungkai korban hingga lurus dengan lutut.
 Lakukan peregangan dengan menahan jari jari ke atas.
 Pijat area kram dengan hati-hati.
 Lakukan kompres dengan air hangat.
 Berikan air minum pada korban.
 Hubungi rumah sakit jika nyeri tidak kunjung hilang.

4. Keseleo
 Cedera berupa peregangan dan atau robekan pada otot.

 Gejala dari keseleo adalah


 Nyeri, bengkak, atau memar di area cedera.
 Tidak mampu untuk berjalan atau menanggung berat.
 Pada area cedera kadang terasa mati rasa.

 Pertolongan yang harus dilakukan yaitu


 Istirahatkan bagian tubuh yang keseleo.
 Kompres dengan air es.
 Jangan pijit area yang cedera.
 Posisikan area yang keseleo lebih tinggi dari jantung.

5. Gigitan Hewan
 Gigitan atau sengatan hewan terbagi menjadi dua jenis yaitu yang
beracun dan tidak beracun.

 Gejala
 Ada bekas gigitan.
 Biasanya ada rasa gatal atau nyeri.
 Jika gigitan hewan beracun, terdapat gejala seperti sesak nafas,
bercak merah, dan lainnya.

 Pertolongan
 Cuci bekas gigitan dengan air mengalir.
 Lakukan pembidaian.
 Apabila terdapat racun, lakukan pertolongan pertama layaknya
pertolongan pertama pada gigitan ular.
 Evakuasi korban secepat mungkin setelah memastikan sumber
gigitan.

6. Keracunan
 Penyakit yang terjadi jika sesuatu yang kita makan terdapat racun.

 Gejala
 Terasa terbakar pada selaput lendir mulut, kerongkongan, dan
lambung.
 Terjadinya lepuhan pada selaput lendir yang menyebabkan sesak
nafas.

 Pertolongan
 Bantu korban untuk muntah sebelum 4 jam terjadi keracunan.
 Bersihkan mulut penderita.
 Berikan air putih.
 Apabila korban pingsan segera panggil tenaga medis.

7. Luka
 Kerusakan kontinuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ
tubuh lain.

 Efek
 Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ.
 Respon stress simpatis.
 Perdarahan serta pembekuan darah.
 Kontaminasi bakteri, dan kematian sel.
a. Luka tertutup
 Cedera yang disebabkan oleh benda tumpul dan tidak ada
pendarahan terbuka.

 Luka tertutup dibagi menjadi dua yaitu Kontusio dan


Hematoma, atau memar.

o Lebam atau memar adalah perdarahan yang terjadi di


lapisan bawah kulit yang menyebabkan beberapa
pembuluh darah pecah di bawah permukaan kulit.

o Perubahan warna memar yaitu biru-ungu, hijau pujat, lalu


kuning-coklat.

o Pertolongan
 Istirahatkan area memar.
 Kompres dengan air es.
 Hindari melakukan pijitan.
 Angkat bagian yang memar lebih tinggi dari jantung.
 Setelah 24 jam kompres dengan air hangat.
 Jika memar tidak kunjung mereda segera hubungi
tenaga medis.

b. Luka terbuka
 Tingkat keparahan luka
 Superficial (luka ringan)
 Partial thickness
 Full-thickness
 Deep and complicated

o Luka lecet (luka ringan).


 Penanganan
 Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
 Bersihkan luka dengan air mengalir.
 Tutup area abrasi dengan kasa steril.

o Luka robek (merobek hingga jaringan kulit dalam).


 Pertolongan
 Cuci tangan bersih dan gunakan kasa steril.
 Hentikan pendarahan dengan menekan lembut
area luka.
 Bersihkan area luka dengan rivanol, tutup area
luka untuk mencegah infeksi.

o Luka tusuk
 Pertolongan
 Jangan cabut benda jika ada benda yang tertancap
di area cedera.
 Cuci luka dengan air mengalir (jika sudah tidak ada
benda yang menancap).
 Oleskan antiseptik dan balut luka.
 Jangan membalut terlalu kencang.

c. Luka Bakar
 Terjadi karena sengat panas berlebih, siraman air panas, uap
panas, bahan kimia, listrik, radiasi, atau kontak langsung
dengan api.

o Luka bakar derajat satu (kerusakan area luar saja).


 Ciri
 Kulit kemerahan.
 Radang atau bengkak.
 Nyeri yang bisa ditahan.

 Pertolongan
 Lepaskan semua kain dan aksesoris yang
menempel di area luka.
 Alirkan air dingin pada area luka selama 20
menit.
 Keringkan area luka.
 Oleskan gel lidah buaya pada area luka.
 Tutup luka dengan perban atau kasa.
 Apabila rasa sakit tidak tertahankan, minum obat
anti nyeri.

o Luka bakar derajat dua (partial thickness atau full-


thickness)
 Penanganan
 Bawa ke klinik terdekat.
 Ciri
 Muncul lepuhan.
 Kulit jadi lebih sensitive.
 Timbul bercak putih di area luka.

o Luka bakar derajat tiga (deep and complicated)


 Ciri
 Adanya area yang hangus.
 Mati rasa di area luka.
 Nyeri di area sekitarnya.
 Kulit kasar terkelupas serta penebalan kulit.

8. Mabuk Perjalanan
 Ketidakseimbangan antara otak dan indra penglihatan.

 Pencegahan
 Pastikan tubuh dalam kondisi prima.
 Pilih tempat duduk yang mengalami kecil goncangan.
 Minum obat sebelum berangkat.

 Penanganannya
 Siapkan kresek atau wadah muntah.
 Kompres kening dengan air dingin
 Minum minuman yang hangat.
 Pandang sebuah objek tertentu di garis horizon.

9. Dehidrasi
 Kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang
didapatkan.

 Gejala
 Mulut terasa kering.
 Urine berwarna pekat.
 feses sukar keluar.
 Elastisitas kulit berkurang.
 Jantung berdebar terus-terusan.
 Rawan terkena keram otot dan kejang.
 Tubuh terasa lemas.
 Penanganan
 Mengganti cairan yang hilang dari tubuh.

10. Penyakit Masyarakat


 Penyakit umum yang biasa terjadi di kalangan masyarakat.

a. Diare
 Feses penderita menjadi encer.

b. Demam
 Peningkatan suhu tubuh hingga lebih dari 38oC.

c. Konstipasi
 Feses menjadi sangat keras hingga sulit dikeluarkan.

F. Kasus Umum
1. Fisura (retak pada tulang)
 Melukai jaringan tanpa menyebabkan patahan.

 Gejala
 Nyeri disertai dengan bengkak.
 Ketidakmampuan tulang untuk memikul beban berat.

 Penanganan
 Pengistirahatan area cedera secara maksimal.
 Konsumsi makanan tinggi serat dan kalsium.

2. Fraktura
 Berdasarkan sifat patahan
o Terbuka
 Disertai dengan luka di permukaan kulit daerah tulang yang patah.

o Tertutup
 Tidak menimbulkan luka pada kulit di sekitar lokasi patah tulang.
o Partial
 Tulang yang patah tidak seutuhnya atau hanya parsial.

o Total (fraktur lengkap)


 Tulang yang patah terjadi seutuhnya, hingga menyebabkan tulang
terpisah atau terbagi menjadi dua atau lebih.

o Displaced fracture
 Tulang yang patah bergeser dan ujung-ujung patahan tulang tersebut
menjadi tidak sejajar.

o Nondisplaced fracture
 Tulang yang patah tidak bergeser atau tetap berada di dalam posisi
yang sejajar.

 Berdasarkan pola patahan


o Transversal
 Patahan tulang berbentuk melintang atau garis horizontal.

o Oblik
 Patah tulang yang memiliki pola patahan miring atau diagonal.

o Spiral
 Tulang yang patah telah terpelintir atau berputar dari titiknya.

o Kominutif
 Tulang pecah menjadi tiga bagian atau lebih dan tidak lagi sejajar.

o Linear/Longitudinal
 Fraktur yang sejajar dengan panjang tulang.

o Greenstick
 Tulang yang patah hanya di satu sisi, sehingga tulang dapat menekuk.

o Tous/Bruckle
 Tulang yang patah hanya terjadi di satu sisi, tetapi patahan tersebut
tidak sampai terlepas.

 Penanganan
 Pada fraktur terbuka, bersihkan darah dengan antiseptic atau air.
 Apabila terlihat tulang, jangan disentuh.
 Lepas pakaian yang menghalangi.
 Letakkan bidai di atas dan di bawah area patahan.

3. Hipotermia
 Terjadi ketika panas yang dihasilkan tubuh tidak sebanyak panas yang
hilang.
 Penyebab
 Terlalu lama di tempat dingin.
 Mengenakan pakaian yang tipis saat cuaca dingin.
 Terlalu lama menggunakan pakaian basah.
 Terlalu lama di dalam air.

 Penanganan
 Mencari denyut nadi dan pernapasan.
 Pindahkan korban ke tempat hangat.
 Berikan korban minuman hangat.

 Tingkat Hipotermia
o Tingkat 1 (daerah dingin yang tidak familiar)
 Penanganan
 Menebalkan pakaian dan minum minuman hangat.

o Tingkat 2 (mulai menggigil)


 Penanganan
 Berganti baju.
 Menggosok kedua tangan.

o Tingkat 3 (menggigil dan kerap mati rasa)


 Penanganan
 Berganti baju.
 Menghangatkan metode skin-to-skin.

4. Obat
 Luka terbuka
 Iodine
 Bola kapas steril
 Kassa steril
 Perban
 Plester
 Gunting
 Pinset
 Antiseptik
 Sarung tangan
 Alkohol pembersih
 Salep
 Antibiotik

 Luka Bakar
 Petroleum Jelly
 Aloe Vera Gel

 Penyakit umum
 Oralt
 Obat pencahar
 Obat asam lambung
 Obat alergi
 Obat penghilang rasa sakit
 Obat pilek
 Obat batuk
 Obat flu
 Masker
 Hand sanitizer
 Obat tetes mata
 Teromometer

Anda mungkin juga menyukai